TODAY, 2 April 2022
Ketika Diam Tak Selamanya
Emas….
Aku diam
seribu bahasa, sehingga merugikan diriku sendiri. Dan penderitaanku terasa
semakin berat.
--- Mazmur 39:3
(BIS/Bahasa Indoneisa Sehari-hari)
Kita pernah
mendengar perkataan bahwa diam itu emas.
Tetapi, ada
kalanya: memendam segala sesuatunya sendirian, tidak selalu berujung baik.
Seperti yang
dialami Pemazmur di Bab 39 ini….
Ketika diam
seribu bahasa, dia merasa merugikan dirinya sendiri.
Dan bukan itu
saja, penderitaannya terasa semakin berat.
Terkadang diam
itu memang dibutuhkan.
Tetapi di saat tertentu, ketika kita sungguh berbeban berat….
Memendam
perasaan terus-terusan, juga bukan solusinya.
Kita sungguh
butuh sosok yang bisa kita andalkan
sebagai pendengar setia kita.
Dan juga
syukur-syukur bisa membawa kita kepada solusi yang baik bagi masalah kita.
Yang pasti
kita mengandalkan Tuhan dan ‘curhat’ dengan DIA.
Lalu, orang
yang mumpuni alias menguasai hal-hal dengan pengertian yang lebih baik dari
kita.
Misalnya:
seorang pembimbing rohani (Romo, Pastor, Bruder, Suster, atau siapa saja yang
memang punya kemampuan untuk itu), sahabat karib kita, dan sebagainya.
Dan kita
yakini, mereka bisa dipercaya.
Karena ada
kasus pertemanan yang kemudian hancur karena gosip yang tidak benar.
Atau
membocorkan rahasia yang seharusnya disimpan rapi.
Memang, tidak
semua orang sanggup menjadi pendengar yang baik dan yang sanggup menuntun kita
ke jalan-Nya.
Maka dari itu,
hendaknya kita berhati-hati dalam memilih pendengar curhatan kita.
Ketika butuh
pertolongan, carilah yang sanggup membantu.
Mungkin
termasuk mereka yang professional, semisal kita perlu bantuan hukum carilah
mereka yang mengerti.
Kita butuh nasihat
finansial, carilah mereka yang memang mampu di bidangnya.
Dan selalu
iringi dengan doa….
Biar Tuhan
membukakan jalan dan mempertemukan kita dengan mereka.
Ketika diam
tak selamanya emas….
Semoga kita
cukup bijaksana dalam menelaah hal ini.
Kesusahan yang
terus dipendam, tidak selalu baik.
Karena satu
saat ia meledak, efeknya bisa cukup fatal.
Semoga kita dimampukan
untuk melewati segalanya.
Di dalam
Tuhan, kita percaya ada pintu dan jendela baru yang dibukakan.
Selama kita
dengan tekun dan sungguh mencari wajah-Nya.
Amin.
(-fon-)/Fonny
Jodikin
No comments:
Post a Comment