Tuesday, August 30, 2016

TODAY, 31 Agustus: Instan vs Proses

Instan vs Proses

Kita berada pada generasi yang sangat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instan.
Lapar? Ambil saja mie instan.
Ingin minum kopi? Tak usah repot: sudah ada kopi instan 3 in 1 yang tinggal seduh.
Segala sesuatu bergerak cepat dan dinamis di dunia yang kita tinggali ini, sehingga terkadang: kita tidak lagi memiliki kesabaran untuk menjalani sebuah proses.
Entah apa saja yang tengah kita tekuni atau kita alami, terkadang memang kita harus melewati prosesnya.
Tidak ada jalan pintas, tidak ada istilah instan.
Semua harus dihadapi, suka atau tidak.

Beberapa hari lalu, sekolah anak kami kedatangan perenang nasional Singapura Tao Li dalam rangka meramaikan acara 'Youth Olympics' di sekolahnya. 
Nah, di situ Tao Li berkisah kalau setiap pagi dia harus bangun pukul 5 pagi untuk kemudian langsung berlatih di kolam renang sekitar 5 jam. 
Setelah itu, dia harus belajar di sekolah.
Berganti-ganti: latihan renang, belajar pelajaran di sekolah, itu yang selalu dia lakukan.
Untuk sukses, memang tidak ada jalan pintas. 
Harus giat berlatih dan menjalani semua prosesnya.

Sebagaimana kehidupan kita di dalam Allah, kita pun ingin segala sesuatu dimudahkan, dilancarkan...
Kita terkadang lupa bahwa proses itu harus kita lewati...
Membutuhkan ketekunan untuk menggapai janji-Nya di hidup kita.
Jangan menyerah hanya karena satu-dua persoalan yang kelihatannya sangat berat.
Mungkin Tuhan inginkan kita menjadi tangguh setelah melewati segala proses yang kurang mengenakkan serta mengharuskan kita keluar dari 'comfort zone' ini.
Bersama Dia, kita pasti bisa melewati ini semua!
In God, impossible is nothing!
Di dalam Tuhan, tiada yang mustahil!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab kamu memerlukan ketekunan,  supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
--- Ibrani 10:36

TODAY, 30 Agustus: Beautiful in His Time

TODAY, 30 Agustus

Beautiful in His Time

To every thing there is a season, and a time to every purpose under the heaven.
--- Ecclesiastes 3:1

Mungkin pesan dari Alkitab ini sudah begitu kita hafal.
Sudah begitu sering kita dengar.
Bahwa:
Untuk segala sesuatu ada masanya,  untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
--- Pengkhotbah 3:11 

Untuk segala sesuatu di dunia ini ada waktunya.

Ada waktu bersedih, ada waktunya pula untuk tertawa.
Ada waktu saat sukses menyapa, ada pula waktunya kita harus mengalami kegagalan sedemikian rupa.
Yes, that's life.
Segala sesuatu silih berganti di dunia ini- tidak ada yang abadi.

Ketika keadaan tengah baik, mungkin kita sangat senang menerimanya...
Kita bersyukur, bersukacita...
Tetapi: ketika keadaan sangat jauh dari harapan...
Segala usaha seolah sia-sia, sampai kita merasa begitu kecewa...
Bahkan putus asa...
Masihkah kita bisa mengerti: bahwa ini juga hanyalah sementara?
Bagian kita hanyalah dengan sabar menerima kenyataan saat ini...
Sembari terus berusaha memberikan yang terbaik...
Keep fighting, never give up!
Keep on believing in faith that no matter how bad the current situation might be...
Everything will be beautiful in His Time!
If we just only believe and keep holding on to the Lord!
(Terus berjuang, jangan menyerah!
Terus percaya di dalam iman bahwa tidak peduli berapa buruknya keadaan saat ini...
Semua akan indah pada waktu-Nya...
Bagian kita hanyalah percaya dan terus berpegang kepada-Nya!)
(-fon-)/Fonny Jodikin

Monday, August 29, 2016

TODAY, 29 Agustus: God of All Seasons

God of All Seasons

Musim berganti, waktu berlalu.
Satu hal yang kupegang di hidupku...
Segala sesuatu sangat mungkin berubah di kehidupan ini...
Bahkan dalam hitungan detik saja...
Namun kesetiaan-Mu tetap ada...
Dari masa ke masa...
Dari waktu ke waktu...
Dari generasi ke generasi...

Kejadian hidup pun silih berganti...
Terkadang penuh keceriaan..
Terkadang dipenuhi tetesan air mata...
Hanya Engkau yang tetap ada...
Mengiringi setiap langkah ke mana pun kami berjalan...
Bersama-Mu kami dapatkan kekuatan...

Tuhan saat ini kami bersyukur atas kesetiaan-Mu...
Allah dari segala musim di kehidupan kami..
God of all seasons of our lives...
Kami serahkan hari ini dan esok nanti...
Hanya ke dalam tangan kasih-Mu!
(-fon-)/Fonny Jodikin


Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah,  Allah yang setia,  yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya  terhadap orang yang kasih kepada-Nya  dan berpegang pada perintah-Nya,  sampai kepada beribu-ribu keturunan.
--- Ulangan 7:9


Sunday, August 28, 2016

TODAY, 28 Agustus: I Will Praise You With All My Heart

TODAY, 28 Agustus: 

I Will Praise You With All My Heart

I will praise You, Lord...
With all my heart...
With all my soul...
With all of my beings...
For the things that You've done in my life.
I just wanna say Thank You, Lord!
From the very bottom of my heart....

Even though, Lord...
Some of the roads that I need to travel...
Seems so long and winding...
And full of uncertainties...
But, I know Lord...
And let me keep the faith in You...
That You're not going to leave me alone.

I will praise You, Lord...
With all my heart...
With all my soul...
With all of my beings...
I will glorify Your Name forever!
I wanna stay faithful to You like You always do.
(-fon-)/Fonny Jodikin

I will praise you, Lord my God, with all my heart; I will glorify your name forever.

--- Psalm 86: 12

Aku Ingin Memuji-Mu Segenap Hatiku

Aku ingin memuji-Mu, Tuhan...
Dengan segenap hatiku...
Dengan segenap jiwaku...
Dengan segenap keberadaanku...
Untuk segala hal yang telah Kaulakukan di hidupku...
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih, Tuhan!
Dari lubuk hatiku yang terdalam...

Meskipun, ya Tuhanku...
Jalan-jalan yang harus kutempuh...
Terkadang rasanya begitu panjang dan berliku...
Dan sungguh penuh ketidakpastian...
Tetapi aku tahu, Tuhan...
Dan biarlah tetap kupegang imanku di dalam-Mu...
Bahwa Engkau takkan pernah meninggalkan aku sendirian...

Aku ingin memuji-Mu, Tuhan...
Dengan segenap hatiku...
Dengan segenap jiwaku...
Dengan segenap keberadaanku...
Aku mau memuji kebesaran-Mu selama-lamanya!
Kuingin tetap setia kepada-Mu sebagaimana Engkau selalu setia kepada kami: umat-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Aku bersyukur kepada-Mu dengan sepenuh hatiku, ya TUHAN Allahku; aku mau memuji kebesaran-Mu selama-lamanya.
---- Mazmur 86:12




Friday, August 26, 2016

TODAY, 27 Agustus : Penting

Penting

Semalam saat doa sebelum dimulainya latihan Pujian Penyembahan di satu komunitas di Singapura, saya sangat merasakan kebesaran Allah.
Hadirat-Nya memenuhiku...
Aku sungguh merasa kecil dan sungguh kerdil di hadapan-Nya.
Dia yang begitu kuat kuasanya mau peduli padaku, padamu, pada kita anak-anak-Nya.
How great is our God!
Ada sedikit rasa sesal bahwa aku terkadang masih begitu mudah 'complain' atas hal-hal yang kurang menyenangkan di hidupku..
Padahal Tuhan sungguh peduli padaku.
Ada harap dan janji untuk tetap setia kepada-Nya, sebagaimana Dia sudah terlebih dahulu setia kepada kita.

Pengalaman itu mengingatkanku pada ayat Yohanes 3:30 sebagai berikut:
Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Ayat ini berbunyi seperti ini dalam Bahasa Indonesia sehari-hari:
Dialah yang harus makin penting, dan saya makin kurang penting.
--- Yohanes 3:30 (BIS)

Bicara soal besar-kecil, penting-kurang penting...
Membuat saya berpikir juga: kita sering merasa penting, ketika kurang dianggap penting, ada penyesalan (baca: kesal atau bahkan sakit hati) di ujung sana.
Namun, Dia yang Maha Penting dan Maha Dahsyat itu mau peduli kepada kita.
Untuk itu pulalah, betapa pentingnya bagi kita untuk tidak melulu merasa paling penting, paling hebat...
Hanya Tuhan yang paling dahsyat!
Biar Dia makin penting di dalam hidup kita...!
Ia makin besar dan keakuan diri kita makin mengecil.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin


TODAY, 26 Agustus: Kekuatan Baru dari Allah

Kekuatan Baru dari Allah

One day in your life...
Yah, suatu hari di hidupmu...
Pernahkah kamu merasa begitu lelah, letih, lesu, dan sungguh rasanya kehilangan semangat yang mungkin dulu pernah begitu menggebu-gebu?
Seolah api yang dulu menyala-nyala, memudar hanya dalam waktu yang sebegitu singkatnya.
Mungkin kita sendiri bertanya-tanya: " Koq bisa, ya?"

Dengan tidak memungkiri bahwa itu sangat mungkin terjadi dan pernah juga menimpa diri saya sendiri...
Mari dengan jujur mengakui kalau kita tengah 'nggak mood', lagi 'be te', lagi kurang semangat, atau apa pun istilahnya itu...
Mari dengan rendah hati mengakui di hadapan Allah di dalam doa-doa kita...
Lalu mencari cara untuk kembali lagi kepada-Nya...
Mungkin kita perlu sedikit refreshing, mungkin kita perlu menikmati udara segar: pegunungan, laut, melihat keindahan alam ciptaan-Nya...
Mungkin kita juga perlu retret atau rekoleksi untuk mendekat kepada-Nya...
Selalu ada cara, jika kita sungguh berniat untuk itu.
Mungkin hanya lewat sebuah lagu rohani,  mungkin lewat sebuah tulisan sederhana yang membangun via ponsel kita.
Tuhan selalu punya cara, jika kita terbuka kepada-Nya...

Semoga kekuatan baru dari Allah memenuhi setiap hati yang merindukan percikan kasih-Nya.
Semoga Dia memampukan kita untuk terbang tinggi seperti burung rajawali.
Yesuslah andalan kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Tetapi orang yang mengandalkan TUHAN, akan mendapat kekuatan baru. Mereka seperti burung rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lelah, mereka berjalan dan tidak menjadi lesu.
--- Yesaya 40:31

Thursday, August 25, 2016

TODAY, 25 Agustus: Matahari dan Perisaiku

Matahari dan Perisaiku 

Matahari mengintip malu-malu dari balik awan...
Terangnya terkadang benderang, terkadang sedikit suram.
Hari yang mendung yang pernah kulalui, membutuhkan setidaknya sinar-Mu, ya Allah...
Yang perlahan hadir dan menerangi hatiku...
Memasuki lorong-lorong hati terdalam, yang aku sendiri pun pernah merasa ragu dan takut untuk membukanya.

Kehadiran-Mu di hidupku memberi setidaknya warna...
Aku takkan bilang bahwa hidupku selalu ceria...
Tidak!
Namun, di tengah kesuraman pun, aku berusaha berpegang di dalam iman...
Meyakini bahwa Engkau ada di sana, sinar-Mu takkan pernah padam apalagi pudar..
Jika ada yang harus diperbaiki adalah diriku...
Ketika aku tak mengerti rancangan-Mu...
Ketika aku terlalu memaksakan kehendakku...

Kusyukuri hadir-Mu...
Engkau adalah matahari dan perisaiku...
Kasih dan kemuliaan-Mu meliputiku...
Biarlah aku berdiam menikmati semuanya itu...
Untuk kemudian membagikannya kepada orang-orang di sekitarku.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab TUHAN Allah adalah matahari  dan perisai;  kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan  kebaikan  dari orang yang hidup tidak bercela. 
--- Mazmur 84:11

Tuesday, August 23, 2016

TODAY, 24 Agustus : Ini Aku Bejana-Mu

Ini Aku Bejana-Mu


Hanya Kepada-Mu

kubawa seluruh kehidupanku
sebagai persembahan
yang hidup
dan yang berkenan
Kepada-Mu

Karna kasihMu Kau memilihku
Kini ku datang Kepada-Mu
Penuhi panggilan-Mu

Reff:
Ini aku bejana-Mu
Bentuklah sesuai Kehendak-Mu
Tuk Genap Firman-Mu
oh Yesusku
Jadikanku
alat yang indah di mata-Mu
Bejana yang
Sempurna seperti-Mu
(lirik lagu Bejana-Mu by Bobby One Way)

Mungkin sebagian dari kita kenal lagu Bejana-Mu ini...
Terdengar indah, penuh penyerahan diri: membawa seluruh kehidupan kita kepada Allah.
Dan yang terkeren donggg pastinya:
Ini aku bejana-Mu, bentuklah sesuai kehendak-Mu.

Lagu ini mudah dinyanyikan, tetapi pada kenyataannya sungguh tidak mudah dilaksanakan.
Butuh tantangan tersendiri yaitu mengalahkan keakuan diri, kedagingan manusiawi kita, dan butuh proses yang tidak gampang untuk bisa menjadi 'alat yang indah di mata-Mu.'

Menyerahkan kehendak diri butuh latihan rohani terus-menerus.
Selalu berkomunikasi kepada Allah, apa yang merupakan kehendak-Nya.
Mungkin itu berarti: memupus mimpi-mimpi yang sudah pernah kita buat dengan indahnya, harus meningalkan zona nyaman kita, harus memilih sahabat yang bisa membawa kita semakin dekat kepada-Nya dan bukan sebaliknya...
Dan seterusnya, dan sebagainya...

Memerlukan transformasi radikal untuk mengikut Yesus...
Hal yang semakin tidak mudah di tengah zaman modern yang maunya serba instan seperti sekarang ini.
Berusaha untuk tidak mengeluh jika proses pembentukan itu menyakitkan, namun untuk jadi indah tentunya tidak bisa santai-santai saja.
Tetap percaya, tetap berserah, tetap memberikan yang terbaik...
Mari berseru dengan keyakinan iman yang kuat di dalam-Nya.
"Ini aku, Bejana-Mu. Bentuklah sesuai kehendak-Mu!"
(-fon-)/Fonny Jodikin

Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah?  Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya:  "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?
--- Roma 9:20

TODAY, 23 Agustus 2016: Mengendalikan Rasa Iri

TODAY, 23 Agustus 2016

Mengendalikan Rasa Iri

Every now and then, pasti kita pernah mengalami rasa iri hati.
Mari dengan jujur mengakui...
Pastinya rasa itu pernah singgah.
Adalah yang wajar sebetulnya, asal kita tidak 'overreacted' atau 'lebay'  keterlaluan.

Sedang duduk-duduk di tempat tidur karena kurang enak badan...
Lihat-lihat medsos semisal Facebook dan Instagram, ada teman yang lagi jalan-jalan ke tempat idaman kita.
Rasa iri muncul tanpa diundang...
Hati dan mulut berseru, "Wah, enak amat!"

Itu hanya salah satu kemungkinan dari banyak kemungkinan yang terjadi karena kemudahan berbagi informasi...
Tanpa kita sadari, kita terpengaruh arus materialisme duniawi...
Yang membuat kata 'bahagia' dikondisikan dengan persyaratan tertentu.
Saya akan bahagia jika punya pacar, menikah, punya anak, sekolah atau kuliah di luar negeri, bisa jalan-jalan mewah ke luar negeri setiap tahunnya, bisa memakai mobil atau tas dengan merek tertentu, dsb, dst...
Daftar ini bisa bertambah panjang dengan segera, bukan?
Lalu, apakah jika kita melakukan 'impian' kita kemudian kita jadi salah?
Saya kira, semua itu berpulang kembali ke hati kita masing-masing...
Apakah ada syukur dan damai sejahtera di dalamnya?

Betapa mengerikan jika kita tidak mampu mengendalikan rasa iri hati...
Tak jarang kita baca, sampai tindakan kriminal bisa terjadi karena rasa iri yang tak terkendali...
Jika tak bisa dikendalikan, iri hati tentunya bisa jadi duri dalam diri...
Untuk itulah Alkitab mengingatkan: di mana ada iri hati dan mementingkan diri, di situ akan ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Maka, Sahabatku...
Mari kita memacu diri untuk lebih baik, sekaligus mengendalikan iri hati dengan cara yang positif.
Jika orang lain lebih baik, kita pun bisa berjuang untuk jadi yang terbaik yang kita bisa...
Be the best that we can be in Him!
Jalan orang beda-beda, tak perlu harus sama persis tentunya....
Tuhan tahu yang terbaik bagi setiap umat-Nya.
Semoga hati kita dipenuhi syukur dan damai sukacita karena Tuhan sudah begitu baik dengan seluruh berkat-Nya di hidup kita...
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 
--- Yakobus 3:16

Sunday, August 21, 2016

TODAY, 22 Agustus: Ketika Harus Kalah...

Ketika Harus Kalah...

Kemarin sore saya menyaksikan acara Sing China (yang mirip-mirip dengan acara The Voice) yang memasuki babak 'The Battle' dari group Coach Wang Feng. 
Beberapa penyanyi yang 'diadu', benar-benar penyanyi yang kuat dan berkualitas secara perorangan.
Namun, ketika dilombakan berdua dan Coach harus memilih satu untuk jadi pemenangnya, menjadi hal yang sulit juga.
Kita selalu mengelu-elukan pemenang, namun bagi mereka yang kalah: apakah hidup berhenti di titik itu saja???

Kalah dan menang adalah hal biasa dalam hidup ini. Malah, boleh dibilang, pengalaman ‘kalah’ memberikan banyak pelajaran penting dalam hidup. Bahwa tak perlu bersombong diri, karena diriku ini bukan yang terhebat. Masih ada, bahkan banyak yang lebih hebat. Terutama yang Maha Hebat yaitu Sang Pencipta, Tuhan sendiri. Tak perlu merasa minder dengan kekalahan, kalau mungkin ambillah pelajaran di baliknya. Kalah, tak harus berarti akhir dari segalanya. Tak jarang, kekalahan itu malah merupakan awal dari sesuatu yang baru-yang sama sekali berbeda dengan apa yang pernah kita pikirkan dan rencanakan sebelumnya. Terkadang Tuhan seolah bisa begitu saja membelokkan hidup kita. Tentu saja itu merupakan upaya-Nya untuk masuk rencana-Nya yang lebih indah ketimbang apa yang pernah kita pikirkan dengan keterbatasan otak kita sebagai manusia. (Ketika Harus Kalah - Catatan lamaku dari tahun 2011 di blog Chapters of Life)

Pengalaman menghadapi kekalahan dengan bijak, tidak akan membawa kita ke arah putus asa.
Atau merasa diri sia-sia...
Mari memandangnya sebagai suatu rencana Allah, bahwa Dia punya sesuatu yang berbeda dengan pikiran manusiawi kita.
Rencana-Nya tak terselami, namun yang pasti Dia tahu yang terbaik bagi kita!

Ketika harus kalah, salah, atau gagal...
Tetap berdoa, terus berusaha bahkan lebih giat dari sebelumnya...
Terus mencari sesuatu keunikan di diri, satu atau dua talenta yang dititipkan-Nya pada kita...
Pasti: sesuai waktu-Nya, Dia akan bukakan jalan-Nya bagi kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin

TUHAN, betapa banyaknya karya-Mu bagi kami, ya TUHAN Allahku, Engkau tak ada taranya! Banyaklah rencana-Mu yang menakjubkan bagi kami, tak mungkin diceritakan semuanya
--- Mazmur 40:5

TODAY, 21 Agustus: Lautan Kasih-Nya

TODAY, 21 Agustus

Lautan Kasih-Nya 

Mungkin hati kita pernah merasa sedih, saat orang yang kita kira bisa kita andalkan karena dia adalah pengikut Kristus, ternyata sangat jauh dari apa yang kita harapkan.
Beberapa dari mereka hanya pandai berkata-kata, namun di belakang: menusuk kita.
Beberapa dari mereka sangat paham ayat-ayat Alkitab dan firman Tuhan, tetapi sangat kejam terhadap anak-anak yang adalah titipan-Nya.
Dan sebagainya, dan seterusnya...
Mungkin kita pernah mengalami rasa kecewa yang mendalam karena hal-hal tersebut...

Namun, malam ini...
Mari tidak menunjuk ke siapa-siapa...
Tidak ada orang yang tanpa cacat cela...
Kita semua manusia, yang pastinya pernah berbuat salah...
Mari kita evaluasi diri kita sendiri, diri kita masing-masing...
Apakah aku sudah lebih baik dari hari kemarin di dalam hal mengasihi sesamaku?
Dimulai dari orang terdekatku?
Apakah perjuangan yang harus kulewati setiap hari ini membawaku menuju ke jalan-Mu?

Jalan yang mungkin begitu sempit, yang di homili hari ini disebut sebagai 'narrow path' karena memang mengikut Yesus bukanlah perkara gampang.
Butuh kesesuaian antara tindakan, pikiran, dan perkataan...

Mari berproses lebih baik ke arah itu...
Tanpa menunjuk atau menghakimi orang lain.
Dengan hanya menyerahkan segala rasa kecewa di masa lalu kepada Tuhan...
Semoga kita dipenuhi kasih di dalam melayani keluarga kita, sahabat-sahabat kita, orang yang dekat di hati kita dengan kasih-Nya.
Semoga lautan kasih-Nya melimpah di dalam hati kita dan mampu kita sebarkan kepada sekeliling kita.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa  manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. 13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat  dan aku mengetahui segala rahasia  dan memiliki seluruh pengetahuan;  dan sekalipun aku memiliki iman  yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku,  bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
--- 1 Korintus 13:1-3

Friday, August 19, 2016

TODAY, 20 Agustus : Yesus Andalanku

TODAY, 20 Agustus : 

Yesus Andalanku

Ketika hariku mengecewakan...
Orang-orang yang seharusnya memberikan kasih dan dukungan...
Mengucapkan kata-kata yang tak pernah terbayangkan...
Kudatang kepada Yesus, sumber segala pengharapan...

Ketika aku merasakan kejatuhan...
Diterpa kegagalan demi kegagalan...
Aku datang kepada-Nya...
Satu-satunya yang kuandalkan...

Sumber kekuatan...
Sumber pengharapan...
Sumber kedamaian...


Hanya dengan mengandalkan diri-Nya, kutemukan sukacita...
Meskipun dalam kenyataan yang pahit sekalipun...
Pasti kutemukan damai sejahtera...
(-fon-)/Fonny Jodikin

Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera  dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus  kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.
--- Roma 15:13

TODAY, 19 Agustus: Taatilah Orang Tua

TODAY, 19 Agustus

Taatilah Orang Tua

Siapa yang punya relasi yang sempurna dengan ayah atau ibu Anda?
Ibu yang baik hati, mau sungguh mengasihi anak-anaknya, sabar, dan selalu meluangkan waktu untuk mereka.
Ayah yang kebapakan, penuh perhatian, bekerja keras, dan menempatkan keluarga sebagai yang terpenting di hidup mereka.
Ayah dan Ibu yang sungguh perhatian akan keimanan anak-anaknya dan dengan setia mengajarkan anak-anaknya soal kasih, pengampunan, dan jalan menuju kebaikan di dalam Dia?
Jika Anda berada pada keluarga yang demikian, betapa beruntungnya Anda!
Namun jika tidak, seperti yang banyak saya dengar- juga termasuk yang saya alami sendiri: orang tua kita tidak sempurna.
Dengan menjalani peranan sebagai Ibu, membuat saya semakin sadar bahwa saya amat jauh dari gambaran ideal seorang Ibu, meskipun tentunya saya berusaha keras di tiap harinya...

Pikiran-pikiran ini timbul saat saya berada di Supermarket, saat melihat seorang Kakek tua yang berjalan tertatih-tatih, mengangkat belanjaannya sendirian.
Suatu kondisi yang cukup biasa terlihat di Singapura, mengingat bahwa memang pembantu atau pengasuh orang tua cukup mahal gaji bulanannya, sehingga tidak semua orang mampu.
Juga saat mengantri shuttle bus di SGH/Singapore General Hospital kemarin, banyak orang tua yang berobat dan naik shuttle bus. 
Berjalan tertatih juga, masuk bus yang agak kecil sepertinya menjadi perjuangan tersendiri pula bagi mereka.

Sekarang mungkin kita masih muda, namun suatu saat kita pun akan beranjak tua seiring berjalannya waktu.
Banyak pertanyaan yang penuh tantangan untuk dijawab semisal:
Apakah kita bisa mengasihi mereka, meskipun mereka orang yang sulit?
Meskipun mereka tukang marah-marah, keras kepala,  dan maunya menang sendiri?
Namun tentunya bukan kebetulan, ketika Tuhan memilih mereka sebagai orang tua kita.
Dengan kasih Allah saja, kita dimampukan untuk mengampuni dan mengasihi.
Sebagaimana kita pun mohon ampun atas kesalahan yang telah kita perbuat.
Semoga setidaknya sebelum kita menyesal, kita bisa membuat suatu perbedaan dengan hidup berdamai dengan orang tua kita.
Selagi kesempatan masih ada...
Kasih Tuhan akan memampukan jika kita merasa tidak sanggup.
Serahkanlah kepada-Nya!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Anak-anak! Sebagai pengikut Kristus, taatilah orang tuamu karena itulah yang patut dilakukan.
--- Efesus 6:1

Thursday, August 18, 2016

TODAY, 18 Agustus : Hendaklah Kita Mendengar...

Hendaklah Kita Mendengar...

Di SGH (Singapore General Hospital - Rumah Sakit Umum Singapura) siang ini saat saya berobat karena masalah di hidung, saya melihat seorang anak lelaki kecil memakai alat bantu pendengaran.
Dia  sepertinya akan kontrol ke dokternya dan kami berada di departemen yang sama yaitu ENT (Ear, Nose, and Throat- THT/Telinga- Hidung -Tengorokan).
Saya memperhatikan anak yang kira-kira berusia 6-7 tahun itu...
Dia dengan sabar dibimbing oleh ibunya menuju ke ruang dokternya.

Di sekitar kita, pasti kita pernah menemukan mereka yang kurang pendengarannya.
Entah karena usia yang lanjut atau karena faktor lainnya seperti yang dialami oleh anak kecil itu.
Betapa inginnya mereka punya pendengaran sempurna seperti yang kita miliki...
Namun, ironisnya...
Kita yang diberi pendengaran yang sempurna secara fisik, terkadang tidak mempergunakannya secara maksimal...
Saat kita seolah mendengar, tetapi sibuk dengan handphone kita.
Saat kita seolah mendengar, tetapi kita padahal memikirkan hal lainnya.  
Sulit memang untuk fokus kepada seseorang yang memang seharusnya kita dengarkan...
Begitu pula saat berdoa, saat kita juga hendaknya mendengar suara-Nya...
Dan bukan hanya 'nyerocos' belaka...

Alkitab mengingatkan, siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar...
Adakah kita sudah memberikan perhatian penuh untuk mendengarkan Dia?
Adakah kita mau memperhatikan orang-orang terkasih di sekitar kita?
Anak-anak kita, saudara-saudara kita, suami atau istri kita, sahabat-sahabat terkasih kita, dan
mereka yang dekat di hati kita...
Hendaklah kita mendengar...
Bukalah telinga dan dengarkanlah...
(-fon-)/Fonny Jodikin

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
--- Matius 11:15

Tuesday, August 16, 2016

TODAY, 17 Agustus: Betapa Menakjubkan Karya-Mu!

 Betapa Menakjubkan Karya-Mu!

How numerous, O Lord, my God, you have made your wondrous deeds! And in your plans for us there is none to equal you.
Should I wish to declare or tell them, too many are they to recount.
(Psalm 40:6)- The American New Bible - The New Catholic Translation.

Pagi ini saya terbangun dengan kata-kata ini: God of Wonders.
Allah yang ajaib, yang menakjubkan, yang mengerjakan banyak rencana yang ajaib di hidupku, hidupmu, hidup kita semua.
Meskipun banyak kali rencana-Nya tidak sama dengan apa yang ada di pikiran kita, namun pastinya itu yang terbaik bagi kita...

Ya, Tuhan... 
Kami bersyukur atas segala karya-Mu yang ada di hidup kami...
Banyak kali kami tidak mampu mensyukuri dikarenakan kami belum mengerti bahwa Engkau begitu peduli pada kami...
Tuhan, inilah hidup kami..
Hari ini kami persembahkan segala yang ada di hati kami...
Kesedihan, beban berat, tetesan air mata, kegembiraan, sukacita, dan gelak tawa bahagia...
Apapun yang tengah kami alami, semoga Engkau berkenan masuk dan meraja di hati kami...
Bertakhtahlah dalam hidup kami...
Kami memuji, meninggikan Engkau seumur hidup kami...
Hidup ini di tangan-Mu, pakailah kami seturut kehendak-Mu.

Puji syukur atas karya-Mu yang tiada taranya...
Betapa menakjubkan Engkau ya Allah di hidup kami.
Terima kasih...
(-fon-)/Fonny Jodikin

TUHAN, betapa banyaknya karya-Mu bagi kami, ya TUHAN Allahku, Engkau tak ada taranya! Banyaklah rencana-Mu yang menakjubkan bagi kami, tak mungkin diceritakan semuanya.
--- Mazmur 40:6

TODAY, 16 Agustus: Teguh di dalam Tuhan

Teguh di dalam Tuhan

Pernahkah kita merasa di puncak kehidupan kita?
Saat begitu banyak hal berjalan lancar dan semesta seolah begitu mendukung kita, sehingga kita merasa bahwa kita sungguh hebat dan mampu melakukan segalanya?
Saat merasa "Ini lho, GUE!"
Seolah segalanya tentang aku dan aku saja, karena aku begitu tangguh...

Namun, seiring berjalannya waktu...
Kita melihat kejadian-kejadian di hidup kita, maupun di sekitar kita...
Banyak kali: rencana tak seindah kenyataan...
Problem datang silih berganti tanpa kita siap sedia menghadapinya...
Sakit-penyakit juga pernah menyerang, bahkan membawa pergi orang-orang terkasih pulang ke rumah Bapa...
Kemudian barulah kita menyadari bahwa kita ini takkan mampu tanpa sesosok pribadi yang bisa menopang, melindungi, sekaligus juga adalah Sumber Kekuatan kita.

Alkitab mengingatkan kita untuk tidak menjadi sombong:
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri,  hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! 
--- 1 Korintus 10:12
Sering kali kita menyangka kita berdiri teguh, padahal kita berada pada kehebatan semu dan kekaguman dunia yang semua mendasarkan diri pada hal-hal yang sementara belaka.

Penting untuk menyadari, bahwa Dialah sumber segala keteguhan kita...
Beriman kepada-Nya...
Tetap percaya Dia menyertai kita...
Meskipun rancangan-Nya berbeda dengan rencana kita...
Meskipun ada banyak hal yang mungkin terjadi di hidup kita...
Tetap teguh di dalam Dia...
Dia selalu beserta kita...
Sekarang dan selama-lamanya!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. 
--- 1 Korintus 1:8

Monday, August 15, 2016

TODAY, 15 Agustus: Hidup Bagi Allah

Hidup Bagi Allah

Bukannya kupunya masa lalu yang sempurna...
Justru sampai hari ini masih begitu banyak cacat dan cela...
Namun, bukan berarti aku tak bisa mempersembahkan hidupku kepada-Nya...

Bukannya aku serba bisa...
Namun, dari apa yang Dia titipkan kepadaku...
Selalu kuusahakan untuk berbagi bagi sesama...

Bukannya aku tak pernah berderai air mata...
Namun, dengan memandang kehidupan ini di dalam Dia...
Kutemukan sukacita tak terkira...

Inilah hidup yang kujalani...
Hidup bagi Allah...
Melampaui dosa di masa silam...
Melampaui kekecewaan ataupun sakit hati yang pernah mencekam...
Tetap percaya bahwa Tuhan akan berikan kekuatan...
Untuk melangkah di dalam setiap detik kehidupan...

Hidup ini adalah anugerah-Mu...
Sudah sepantasnya aku hidup hanya untuk memuliakan nama-Mu!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa ,  tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
--- Roma 6:11

Sunday, August 14, 2016

TODAY, 14 Agustus: Tuhan Menopang Tangan Kita

Tuhan Menopang Tangan Kita

Sore hari di kolam renang tempat anak kami kursus renang...

Seorang ayah berada di belakang anak perempuannya yang kira-kira berusia 2-3 tahun.
Anak itu terjatuh, lalu diangkat lagi oleh ayahnya.
Anak itu berjalan satu langkah lagi, lalu ayahnya kembali memegang tangannya seraya berucap dalam Bahasa Mandarin, " Licin, ya?"
Dua kali jatuh, dua kali pula dia diangkat oleh ayahnya...

Malam ini saya membayangkan, jika kita yang adalah umat-Nya, anak-anak-Nya terjatuh...
Pastinya Tuhan akan mengangkat tangan kita...
Seandainya kita terjatuh, tentunya tidak akan sampai tergeletak...
Sebab Tuhan selalu menopang tangan kita...

Terkadang kita yang pernah mengalami kegagalan, merasa sangat takut untuk memulai lagi.
Karena gagal itu rasanya menyakitkan.
Karena kekecewaan itu mungkin masih bermukim di hati kita...
Karena malulah kalau gagal lagi, jatuh lagi...
Namun...
Jatuh adalah hal yang biasa...
Yang penting bagaimana kita bangkit lagi...
Jika kita rasa itu tidak mungkin, marilah menimba kekuatan kepada Yang Sejati...
Belajar dari pengalaman kejatuhan itu, lalu berusaha bangkit lagi...
Meski tertatih, meski terseok...
Jangan menyerah!
Tuhan ada bersama kita...
Dan Dia siap sedia menopang kita...
Selalu dan selamanya...
(-fon-)/ Fonny Jodikin

TUHAN menetapkan  langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan  kepada-Nya; 37:24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak,  sebab TUHAN menopang  tangannya.
--- Mazmur 37:23-24