Wednesday, February 28, 2018

TODAY, 28 Februari: Melakukan Kehendak Allah

TODAY, 28 Februari: 

Melakukan Kehendak Allah

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.  Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.  2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging  dan keinginan mata  serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 2:17 Dan dunia ini sedang lenyap  dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
--- 1 Yoh 2: 15-17

Ketika membaca ayat-ayat dari 1 Yohanes 2 di atas, kita mungkin menjadi ragu...
Bukankah kita hidup di dunia?
Jadi, apa mungkin kita yang hidup di dalam dunia ini tidak mengasihi apa yang ada di dalamnya?

Alkitab pun menjelaskan...
Jika kita mengasihi dunia, dalam hal keinginan daging, keinginan mata, serta keangkuhan hidup, itu semua bukanlah berasal dari Bapa...
Ketika kita tidak bisa berkata cukup...
Ketika kita tak mampu bersyukur...
Kita kita sungguh pongah atas sesuatu keberhasilan yang kita capai...
Kita lalu melupakan Bapa, Sang Sumber segala...
Ini tentunya bukan hal yang terpuji sebagai pengikut Kristus...

Dunia mengajarkan, kejar terus, harus sukses...
Karena di situ baru ada bahagia...
Iklan mengatakan beli terus, ganti terus gadget yang Anda miliki...
Supaya ikut tren tiada henti...
Namun, sesudah itu semua...
Sesudah mendapatkannya, apakah kita sudah mencapai  definisi bahagia?
Dunia ini lenyap dengan keinginannya...
Sulit memang, tetapi jika saja kita sudah mengerti esensinya...
Melakukan kehendak Allah adalah kesukacitaan yang luar biasa...
Meskipun itu tidak mudah...
Meskipun harus dianggap aneh oleh dunia...
Tetapi kita tahu, bahwa kita berjalan di dalam terang Ilahi...
Tetap setia karena kita melilhat kekekalan di dalam Dia...
Bukan hanya hal-hal sementara yang ditawarkan oleh dunia semata.

Apa pun yang terjadi, mari melakukan kehendak-Nya dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Tuesday, February 27, 2018

TODAY, 27 Februari: Pertobatan

TODAY, 27 Februari: 

Pertobatan

Langkah pulang kepada Allah yang dinamakan pertobatan dan penyesalan, terdiri dari rasa sedih dan jijik karena dosa yang telah dilakukan serta niat untuk tidak berdosa lagi di waktu datang. Jadi pertobatan mencakup masa lampau dan masa yang akan datang; ia dipupuk oleh harapan akan belas kasihan ilahi. (KGK - Katekismus Gereja Katolik no.1490)

Di Masa Prapaskah ini, pertobatan menjadi kata kunci...
Kita menyesali dosa-dosa kita...
Dan dengan niatan baru untuk memperbaiki diri, kita berusaha untuk lebih baik lagi...
Kita berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari dosa-dosa di masa lalu...
Yang mungkin hanya dari itu ke itu saja...
Sesuatu yang berulang kembali...
Butuh kekuatan hati, keterbukaan diri, untuk kembali kepada Yang Ilahi...
Kita percaya bahwa belas kasih Allah senantiasa menyertai...

"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Demikian kita dengar dari Bacaan Alkitab hari ini...
Inilah dosa-dosaku, Tuhan...
Inilah kelalaian kami...
Sungguh, kami jauh dari sempurna...
Namun kami bertekad untuk memperbaiki diri kami...
Tuhan, bimbinglah kami umat-Mu agar kembali ke jalan-Mu.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

kata-Nya: "Waktunya telah genap;  Kerajaan Allah  sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah  kepada Injil!
--- Markus 1:15

Monday, February 26, 2018

TODAY, 26 Februari: Saat Bersedih Hati...

TODAY, 26 Februari: 

Saat Bersedih Hati...

Tidak mudah memang membayangkan apa yang dialami Hana.
Biasanya hanya orang yang pernah mengalami hal yang mirip-mirip, barulah bisa mengerti perasaan orang lain.
Mari kita berandai-andai, jika kita menjadi Hana seperti dalam ayat berikut ini:
Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar,  karena TUHAN telah menutup kandungannya. 1:7Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. 1:8 Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?
--- 1 Samuel 1:6-8

Sudah mandul, dihina pula oleh madunya.
Begitulah nasib Hana di ayat 6-8 di atas.
Betapa menyakitkan!
Suaminya pun menanyakan, " Mengapa hatimu sedih?"
Kalau zaman now, mungkin begini kira-kira versi Hana:
"Yaelah, Pap... Gitu aja koq masih nanya? Sedih bangetlah hatiku ini..."

Mungkin kita punya kesedihan yang kita tak bisa ceritakan kepada orang lain.
Kita simpan dalam-dalam, dengan maksud memendamnya biar tak lagi keluar ke permukaan.
Kesedihan berkepanjangan bisa berakibat stres dan depresi.
Hidup seolah tak lagi punya warna-warni, semuanya kelam dan hitam.
Paling-paling kelabu yang dilihat mata.
Betapa sedihnya!
Tetapi, kesedihan takkan berlangsung selamanya.
Hana, dalam kesedihannya, mencari Tuhan.
Berdoa kepada-Nya.

Bahkan Tuhan mengabulkan doanya, Hana pun memiliki seorang anak.
Ya! Samuel adalah anaknya.

Kesedihan pasti pernah melanda, tetapi kita jangan lari dari jalan kasih-Nya.
Semoga kita tetap setia kepada-Nya, sebagaimana Hana yang kita baca kisahnya hari ini.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Saturday, February 24, 2018

TODAY, 25 Februari : Takkan Terpisahkan

TODAY, 25 Februari : 

Takkan Terpisahkan

Tak juga maut...
Tak juga hidup...
Tak juga hal-hal yang sekarang...
Tak juga hal-hal yang akan datang...
Mampu memisahkan kita dari kasih Allah...
Yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita...

Tak juga kesuksesan...
Tak juga kegagalan...
Tak juga tangisan...
Ataupun gelak tawa kegembiraan...
Yang mampu merenggut kasih-Nya kepada kita...
Yesus Kristus Tuhan kita...

Namun, kita yang memilih juga pada akhirnya...
Maukah kita tetap setia di tengah seluruh pencobaan?
Maukah kita tetap mengikuti-Nya meskipun jalan yang harus kita lalui itu mungkin terjal dan berliku?

Semoga kita tetap memilih setia...
Takkan terpisahkan diri kita dengan kasih-Nya!
Sekarang dan selama-lamanya...
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah,  yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
--- Roma 8:38-39

TODAY, 24 Februari: Jika Allah Di Pihak Kita...

TODAY, 24 Februari: 

Jika Allah Di Pihak Kita...

Tidak selalu kita ingin mengikuti jalan Tuhan.
Banyak kali, kita punya keinginan sendiri, keyakinan akan keberhasilan kita di hidup ini.
Banyak kali pula, kita dikejutkan dengan hasilnya.
Bahwa kekerasan kepala kita berujung kecewa.
Pada akhirnya, kita pun menyadari bahwa mengikuti jalan-Nya adalah yang terbaik bagi kita.

Jika Allah di pihak kita....
Siapa yang berani melawan kita?
Ini bukanlah kesombongan, melainkan lebih ke arah iman...

Kita mempercayai jika kita mengikuti kehendak-Nya dan Dia merestui jalan kita....
TIDAK ADA YANG MUSTAHIL bagi kita, di dalam DIA...

Mari mendekat kepada Allah.
Dengan sungguh mencari wajah-Nya.
Tidak hanya ketika kita susah, namun ketika senang....
Masihkah kita mau mengingat-Nya?
Semoga ini terus menjadi bahan perenungan bagi kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu?  Jika Allah di pihak kita,  siapakah yang akan melawan kita?
--- Roma 8:31

Thursday, February 22, 2018

TODAY, 23 Februari: Kesombongan Rohani


TODAY, 23 Februari:

Kesombongan Rohani


Mungkin pernah sekali waktu dalam hidup ini kita bertemu dengan seseorang yang awalnya seolah begitu berapi-api menceritakan pengalaman rohaninya.

Tentunya kita menerima dengan baik, sebagai suatu bentuk sharing yang menguatkan.

Namun sesudah berbicara beberapa lama, sharing itu kemudian bergeser.

Seolah membanggakan apa yang sudah dia lakukan.

Seolah mengecilkan keimanan kita.

Lalu kemudian berbangga yang berlebihan atas segala hal yang sudah dia dapatkan dari Allah.

Entah itu talenta, kehidupan doa yang sangat baik, dan sebagainya dan seterusnya.

Belum lagi merendahkan mereka yang berbeda atau mungkin level rohaninya belum dianggap setingkat dengan dia.



Mungkin dia tidak sadar akan hal itu…

Mungkin kali lainnya, kita yang tidak sadar…

Menganggap diri kita lebih baik dari orang lain…

Padahal Alkitab mengingatkan: jangan merasa diri lebih tinggi dari yang sebenarnya.

Juga tak perlu merasa lebih tinggi dari orang lain…

Semua orang punya kelebihan dan kekurangan…

Hendaklah kita rendah hati…

Karena jika ada kebaikan di diri, semua hanya karena anugerah-Nya.

Tak ada yang perlu dibanggakan, atau tinggi hati luar biasa…



Mari kita berdoa agar kita dihindarkan dari kesombongan rohani.

Tuhan, bantulah kami.

(-fon-)/ Fonny Jodikin



Allah sudah memberi anugerah kepada saya. Itu sebabnya saya menasihati Saudara-saudara semuanya: Janganlah merasa diri lebih tinggi dari yang sebenarnya. Hendaknya kalian menilai keadaan dirimu dengan rendah hati; masing-masing menilai dirinya menurut kemampuan yang diberikan Allah kepadanya oleh karena ia percaya kepada Yesus.
--- Roma 12:3 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari

Wednesday, February 21, 2018

TODAY, 22 Februari: Lurus Perbuatannya


TODAY, 22 Februari:


Lurus Perbuatannya


Tidak mudah untuk hidup jujur dan lurus di zaman now (baca: zaman sekarang ini).
Begitu banyak orang pada akhirnya memilih jalan yang kurang baik, hanya demi sesuap nasi dan mungkin: semangkuk berlian.
Kejujuran seolah hanyalah sesuatu yang ada di awang-awang.
Rasanya kurang realistis diperjuangkan, apalagi di dunia yang makin mendewakan materi seperti sekarang ini…


Namun, ada pula orang-orang yang memegang teguh kejujuran di hidupnya.
Mereka memilih tetap jujur, tetap lurus…
Walaupun ada tawaran-tawaran menarik dan sanggat menggoda…
Untuk hidup lebih baik, untuk punya uang lebih banyak, untuk punya rumah lebih bagus, untuk punya jabatan yang lebih tinggi, dan seterusnya dan sebagainya.
Dan sebagai pengikut Kristus, hendaknya kita tetap mempertahankan kejujuran kita…
Manusia tidak bisa melihat seluruhnya, tetapi Allah tidak pernah tidur…
DIA melihat segala sesuatunya.


Semoga kita senantiasa memilih untuk hidup jujur.
Kita yakini, Allah senantiasa memimpin umat-Nya yang hidup benar dan berkenan di hadapan-Nya.
Hari ini dan seterusnya, mari terus hidup di dalam jalan dan terang-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin


Berliku-liku  jalan si penipu, tetapi orang yang jujur lurus perbuatannya.
--- Amsal 21:8


Tuesday, February 20, 2018

TODAY, 21 Februari: Doa Di Dalam Pergumulan

TODAY, 21 Februari: 

Doa Di Dalam Pergumulan

Perikop ini dalam Kitab Mazmur 62 berjudul doa di dalam pergumulan.
Pada suatu ketika di hidup kita...
Pastilah kita pernah mengalami yang namanya pergumulan...
Kita berjuang sekuat tenaga...
Sampai-sampai kehabisan kekuatan untuk melangkah...
Kita mungkin tak lagi tahu harus berbuat apa...
Namun Tuhan akan menguatkan kita...
Pertolongan kita hanya bersumber dari-Nya semata...
Kuatkanlah kami ya, Tuhan...
Saat kami mengalami pencobaan...

Saat harapan yang kami pupuk dan angkat tinggi-tinggi...
Berujung kecewa karena tidak terlaksana...

Ajar kami untuk belajar menerima kenyataan...
Tak peduli seberapa pahitnya itu untuk kami telan...
Karena kami percaya, rencana-Mu adalah yang terbaik bagi kami...
Sebagai manusia, kami takkan mampu mengerti...
Rangkaian kejadian demi kejadian yang kami alami...
Hanya untuk menemukan, bahwa di ujung sana...
Sebuah 'puzzle kehidupan' yang indah sudah menanti...

Tuhan peduli.
Dia mengerti...
Mungkin pada suatu ketika kita pernah berseru:
Kasihanilah aku ya TUHAN, sebab aku kehabisan tenaga, kuatkanlah aku sebab aku kepayahan.
--- Mazmur 62:3 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Kuyakin itu semua hanyalah sementara...
Karena akan ada saatnya, mentari akan bersinar kembali...
Pelangi warna-warni akan menghampiri.
Semoga kami semua dikuatkan untuk menanti tergenapinya rancangan-Mu dalam hidup ini.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

TODAY, 20 Februari: Aku Berterima Kasih

TODAY, 20 Februari: 

Aku Berterima Kasih

Aku berterima kasih, ya Tuhan...
Jika sampai hari ini, masih bisa menjalani kehidupanku...
Itu hanyalah karena anugerah-Mu...

Aku berterima kasih, ya Allah...
Engkaulah kekuatan dan perisaiku...
Di setiap keadaan di hidupku...
Ada kalanya situasi yang kuhadapi sungguh sulit kumengerti...
Namun kutahu, Engkau selalu menopangku...
Engkaulah penolongku...
Hatiku percaya kepada-Mu...

Aku berterima kasih, ya Tuhan...
Untuk setiap detail yang Kauberikan kepadaku...
Dari hal-hal terkecil di hidupku...
Sampai hal-hal terbesar sekalipun...
Itu semua hanyalah karena kebaikan-Mu...
Kasih karunia-Mu kuyakini selalu menyertai...
'Kan kulangkahkan kakiku dalam damai sejahtera-Mu...
Karena kutahu, Engkau selalu besertaku.

Aku berterima kasih, ya Tuhan...
Untuk segala yang terjadi di hidupku.
Engkaulah Tuhan, Allah Yang Maha Tahu.
(-fon-)/Fonny Jodikin

TUHAN adalah kekuatanku  dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya.  Aku tertolong sebab itu beria-ria  hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.
--- Mazmur 28:7

Monday, February 19, 2018

TODAY, 19 Februari: Kerinduan Kepada Allah

TODAY, 19 Februari: 

Kerinduan Kepada Allah

Erna memandangi deretan baju baru di lemarinya...
Juga puluhan pasang sepatu aneka warna di rak sepatunya...
Pandangannya lesu, tak menampakkan semangat.
Padahal, dia seorang yang 'fashionable'.
Yang mampu memadu-padankan pakaian, tas, dan sepatunya.
Dia pikir dia selalu bersemangat dan selalu punya waktu untuk itu semua...
Namun nyatanya, dia tak menemukan kesenangan atas hal itu lagi.
Dia bosan.

Di ranjangnya terdapat tiga kartu undangan ulang tahun kenalannya.
Dia memang termasuk sosialita, jadi dia cukup dikenal dan punya banyak kenalan.
Itu pun dipandanginya dengan lesu.
Dia sungguh kehilangan semangat menghadapi semuanya...
Dia pikir dia akan bahagia kalau punya banyak teman...
Dia pikir dia akan bahagia kalau dikenal di lingkup sosialita...
Dia pikir dia akan terus bersemangat jika terlihat trendy dan selalu ikut mode terbaru alias termutakhir di dunia busana yang dia minati...
Dia pikir...
Ya, dia pikir...

Seperti Erna, mungkin kita punya hal yang kita pikir mampu membahagiakan kita.
Namun nyatanya: setelah kita mendapatkannya, rasa bahagia yang sempat singgah langsung meluap seketika...
Maka benarlah sudah...
Manusia hanya akan menemukan sukacita sejati hanya pada Allah saja...
Dalam pencarian akan Allah, kita akan menemukan damai dan sukacita yang tak mampu dipenuhi oleh apa pun di dunia ini...
Tuhanlah yang mampu mengisi kehampaan hati...
Kekosongan di diri...
Kekeringan di jiwa...
Seperti tanah tandus yang haus akan air, begitulah diri kami Tuhan, haus akan Dikau...
Semoga kita dengan giat mencari wajah-Nya...
Menyadari bahwa segalanya adalah sementara...
Semua juga harus kita kembalikan kepada-Nya, saat kita harus dipanggil pulang ke rumah-Nya.
Tuhan, inilah diri kami dan kerinduan kami...
Kami persembahkan semuanya ke dalam tangan kasih-Mu.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Ya Allah, Engkaulah Allahku, kucari dan kurindukan Engkau. Seperti tanah tandus haus akan air, begitulah aku haus akan Dikau.
--- Mazmur 63:2

Sunday, February 18, 2018

TODAY, 18 Februari: Tekanan Batin

TODAY, 18 Februari: 

Tekanan Batin

Mungkin pada satu saat, kita pernah mengalami apa yang namanya tekanan batin.
Dari pikiran akan suatu atau beberapa persoalan yang cukup membebani, lalu timbullah kekhawatiran.
Pikiran yang menjalar ke mana-mana bisa melemahkan juga.
Sehingga seseorang terkena depresi atau tekanan batin.

Mungkin kelihatannya suatu masalah itu begitu besar.
Seolah tak ada jalan keluar.
Pikiran manusiawi kita yang terbatas ini sudah menyatakan: tak mungkin bisa ada solusi dari permasalahan ini.
Namun...
Marilah kita ingat bahwa kita punya Allah.
Dialah yang mampu membantu kita...
Asalkan hati kita tertuju kepada-Nya.
Kita percaya bahwa Dia selalu punya cara.
Karena Dialah Tuhan...

Mungkin lewat seorang teman...
Mungkin melalui seseorang yang bahkan belum kita kenal sebelumnya...
Jika Dia mau, Dia bisa lakukan semua itu.
Perasaan kita, tekanan batin kita, stress kita...
Mari kita persembahkan kepada-Nya...
Mari pula menjaga pikiran agar tetap jernih.
Kepala dingin. 
Iman yang fokus kepada Allah.
Percaya bahwa Allah akan membukakan jalan bagi kita.
Jika satu jalan tertutup, masih ada jendela yang akan dibukakan-Nya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Terus-menerus hal itu kupikirkan, sehingga batinku tertekan.
--- Ratapan 3:20

Thursday, February 15, 2018

TODAY, 17 Februari: Hanya Dekat Allah Saja, Aku Tenang...

TODAY, 17 Februari: 

Hanya Dekat Allah Saja, Aku Tenang...

Hanya dekat Allah saja, aku tenang...
Dari-Nya saja keselamatan kita...
Hanya dengan mendekat kepada-Nya...
Dengan mencari wajah-Nya...
Kita bisa mendapatkan kedamaian sejati yang tak pernah ditawarkan oleh dunia...

Mungkin jalan yang kita lalui berliku...
Terkadang harus masuk ke dalam jurang yang kelam...
Yang kita tak pernah tahu, akan begini dalam...
Namun...
Mari tetap percaya kepada Tuhan...
Mari tetap mendekat kepada-Nya...
Jalani segala sesuatu yang datang di hidup kita...

Karena Dialah Sang Gembala...
Berjalan bersama-Nya, takkan kita gentar...
Jangan pula goyah dalam keimanan kita...
Hanya dekat Engkau, Tuhan...
Kami damai.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Hanya dekat  Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
--- Mazmur 62:2

TODAY, 16 Februari: Memuji Tuhan Dalam Segala Keadaan

TODAY, 16 Februari: 

Memuji Tuhan Dalam Segala Keadaan

Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Jangan lupakan segala kebaikan-Nya...
Dia yang mengampuni segala kesalahanku....
Dia yang menyembuhkan segala penyakitku...
Dan juga sakit hati yang lama bercokol di dalam diriku...

Ya, Dia sanggup melakukan segala sesuatu!

Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Bahkan pada hari-hari di mana memuji Allah terasa begitu butuh perjuangan...
Namun Tuhan selalu ada dan menemaniku di setiap waktu.
Pujilah Tuhan, ya semoga itu selalu kulakukan di sepanjang hidupku...
Hari ini dan selamanya sampai akhir nanti...
Tetap setia, sebagaimana Engkau selalu setia dari masa ke masa.

(-fon-)/ Fonny Jodikin

Bagi segenap sahabat yang merayakan: Selamat Imlek! Tuhan beserta kita.
(-fon-)

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan  segala penyakitmu.
--- Mazmur 103: 2-3

TODAY, 15 Februari: Orang Yang Mengandalkan Tuhan...

TODAY, 15 Februari: 

Orang Yang Mengandalkan Tuhan...

Malam imlek.
Banyak keluarga yang merayakannya berkumpul dan makan malam bersama.
Namun di tengah kegembiraan itu, ada juga yang kebanjiran...
Ada juga yang harus delay berjam-jam di bandara...
Ada juga yang harus di Rumah Sakit menunggu yang terkasih...
Tidaklah segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.
Di saat orang lain merayakan dengan meriah, mungkin kita kali ini harus gigit jari saja.

Kebahagiaan manusia tidaklah tergantung oleh situasi dan keadaan.
Orang yang sangat miskin dan hampir tidak punya apa-apa, bisa sungguh bahagia dan bersukacita...
Sementara di keluarga lainnya yang kaya-raya, malah sibuk dengan urusan pembagian harta.
Bahagia pun jauh juga.
Kita tidak bisa mengandalkan segala sesuatu yang keduniawian.
Karena pada akhirnya, itu semua takkan mampu memuaskan kita.

Alkitab mengingatkan agar kita mengandalkan Tuhan Allah.
Dengan demikian kita akan berbahagia.

Dipenuhi sukacita, meskipun mungkin keadaan sedang tidak mudah atau tidak berpihak kepada kita.
Mari tetap mengandalkan Tuhan, karena Dia tetap setia selama-lamanya di hidup kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Berbahagialah orang yang mengandalkan TUHAN Allahnya, dan mempunyai Allah Yakub sebagai penolongnya. Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; Ia tetap setia selama-lamanya.
--- Mazmur 146:5-6

Wednesday, February 14, 2018

TODAY, 14 Februari : Berilah Dirimu Didamaikan Dengan Allah

TODAY, 14 Februari : 

Berilah Dirimu Didamaikan Dengan Allah

Rasanya bukan kebetulan jika di tahun ini, Hari Kasih Sayang atau yang lebih dikenal dengan Valentine's Day bertepatan dengan Hari Rabu Abu bagi umat Katolik.
Di tengah seluruh perayaan kasih, kasih yang terbesar adalah kasih Allah yang mengirimkan putera-Nya ke dunia.
Sungguh luar biasa, bukan?

Kasih juga diperlihatkan oleh kemampuan untuk memaafkan.
Untuk mengampuni kesalahan...
Seperti kesalahan kita pun diampuni-Nya...
Tak mudah memang untuk memaafkan sesama, apalagi mereka yang dekat dengan kita dan banyak berinteraksi dengan kita...
Yang kemudian terlanjur sering menyakiti hati kita.
Namun, marilah di Hari Kasih Sayang dan Hari Rabu Abu ini...
Kita berbalik kepada jalan Allah, berbalik kepada Injil...
Kembali bertobat, mohon ampun atas segala dosa kita...
Karena pada akhirnya, kita adalah debu dan akan kembali menjadi debu...
Tak mampu juga untuk menggenggam segala sesuatu terlalu erat...
Mungkin ini saatnya untuk melepaskan kebencian dan dendam secara perlahan tapi pasti...

Hari ini, semoga menjadi hari kasih bagi kita...
Selamat menjalani Masa Prapaskah dengan sukacita...
Semoga damai sejahtera meliputi hati kita...

Karena kita berkeinginan untuk didamaikan dengan Allah, sesama kita, dan juga dengan diri sendiri (yang mungkin sering kita salahkan juga).
Semoga demikian adanya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami;  dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
--- 2 Kor 5:20

Tuesday, February 13, 2018

TODAY, 13 Februari: Kekuatan Kepada Yang Lelah

TODAY, 13 Februari: 

Kekuatan Kepada Yang Lelah

Suatu hari, di kala kelelahan terasa sungguh.
Langkah kaki terasa berat...
Hidup seolah sulit pula untuk dijalani...
Saat hari yang kita lalui, bukanlah hari yang menyenangkan...
Kita cenderung merasa putus asa...
Beban ini sungguh tidak mudah untuk dijalani...

Mungkin yang terlupa...
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah...
Dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya...

Dia selalu ada...
Dia akan menolong kita...
Dialah Sumber Kekuatan kita...

Mari mendekat kepada Tuhan...
Carilah wajah-Nya dengan sungguh...


Dan...
Kan kaudapati kekuatan baru...
Keletihan digantikan oleh sukacita...
Meskipun lelah, namun tetap bisa melewati semua...
Hanya bersama Dia...
Dalam genggaman tangan kasih-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Dia memberi kekuatan  kepada yang lelah  dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
--- Yesaya 40:29

Monday, February 12, 2018

TODAY, 12 Februari: Kusta

TODAY, 12 Februari: 

Kusta

Bacaan dan homili Pastor di hari Minggu kemarin tentang 'kusta' cukup membekas di hatiku.
Kusta, yang merupakan penyakit kulit, bisa juga diandaikan sebagai 'kusta' di diri dan di jiwa kita.
Entah itu berupa kemarahan, dendam, sakit hati, kecanduan akan hal-hal lainnya di masa sekarang ini.
Kita tak bebas dari itu semua.
Salah satu atau dua yang saya sebutkan di atas, pasti pernah juga kita alami...

Apa pun keadaan kita saat ini...
Entah 'kusta' apa yang kita alami saat ini....
Tuhan dapat mentahirkan kita...
Biarkan Tuhan menjamah dan menjadikan kita sembuh...
Seluruh diri kita, mari bawa dan persembahkan kepada-Nya.
Bukalah hati kita, biarkan Tuhan masuk dan meraja...
Bukalah kembali lembaran-lembaran sakit hati...
Dan mari membawa Yesus kepada momen-momen itu...
Dia sanggup menyembuhkan...
Dia mampu memulihkan...
Dia bisa menjadikan kita tahir...
Dialah Tuhan.

Inilah diriku, Tuhan...
Inilah diri kami, ya Allah...
Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan segala 'kusta' kami.
Terima kasih, ya Tuhan...
Terima kasih.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut  di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." 1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." 
--- Markus 1:40-41

Sunday, February 11, 2018

TODAY, 11 Februari: Penuh Kasih

TODAY, 11 Februari 18

Penuh Kasih

Tidak setiap hari kita mampu berkata-kata dengan penuh kasih.
Ada kalanya kita marah, kesal, kecewa dan tak lagi mampu berkata-kata manis pada saat emosi jiwa.
Sesudah kata-kata negatif itu keluar, kemudian kita menyesal.
Terkadang memang, nasi sudah menjadi bubur…
Apa daya ucapan sudah terlontar, tak lagi mampu ditarik kembali.
Hanya rasa sesal yang ada di dada.
Alkitab mengingatkan kita untuk berkata-kata dengan penuh kasih.
Jangan hambar.
Sehingga kita tahu bagaimana harus memberi jawaban kepada setiap orang.
Memang tidak mudah…
Butuh perjuangan dan pengendalian diri…
Serta hati yang terbuka untuk dipenuhi kasih Allah.
Sehingga kita mampu menyalurkan kasih-Nya kepada sesama kita dalam setiap perkataan dan tindakan kita.
Semoga demikian adanya.
Secara berproses, kita menjadi lebih baik dan lebih penuh kasih dalam keseharian kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.
--- Kolose 4:6

TODAY, 10 Februari 2018: Damai Allah Menyertai Kita Semua



TODAY, 10 Februari:

Damai Allah Menyertai Kita Semua

Suatu hari yang suntuk.
Bosan.
Lelah. 
Bercampur gelisah.
Pikiran lalu melayang ke mana-mana…
Di saat itu, kita pun merasa sendiri.
Sepi.
Lalu bertanya-tanya, “ Apakah Allah sungguh ada dan sungguh peduli pada kita?”

Ibarat kurva yang fluktuatif, begitulah perasaan manusia.
Tidak stabil.
Begitu mudah berubah seiring kejadian yang menimpa.
Dalam hal ini kemudian pengendalian diri menjadi penting.
Karena jika dan hanya jika mengandalkan perasaan semata.
Betapa berbahayanya.

Tuhan memberikan damai sejahteranya bagi kita.
Dia dan Roh Kudus-Nya memimpin kita untuk tetap tenang, meskipun badai melanda.
Jangalah gelisah dan gentar, begitu pesan-Nya.
Semoga kita mampu melewati semuanya Bersama Allah.
Damai-Nya selalu beserta kita.
Sekarang dan selama-lamanya.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
--- Yohanes 14:27








Friday, February 9, 2018

TODAY, 9 Februari 2018: Rasa Tawar Hati

TODAY, 9 Februari 2018: 

Rasa Tawar Hati

Tini (bukan nama sebenarnya), merasa tawar hati akhir-akhir ini.
Bermula dari banyaknya permasalahan yang melanda hidupnya.
Ditambah dengan doa-doa yang seolah tak terkabulkan (tidak sesuai dengan keinginan pribadinya)...
Dia lalu merasa putus asa...
Apa-apa tidak ada semangat...
Rasanya malas untuk melakukan segala sesuatunya...

Mungkin kejadian Tini pernah kita baca...
Pernah kita dengar...
Mungkin pula tengah kita alami saat ini...
Ketika membaca KGK no. 2728 ini, membuat saya memikirkan ilustrasi tentang Tini ini...

Akhirnya kita harus berjuang pula melawan apa yang kita alami sebagai kegagalan dalam doa. Termasuk di antaranya: rasa tawar hati, karena kekeringan; rasa sedih, karena tidak bisa memberi segala-galanya kepada Allah, karena kita mempunyai "banyak harta"; rasa kecewa, karena doa kita tidak dikabulkan sesuai dengan kehendak kita sendiri; rasa tersinggung dalam kesombongan yang berkeras hati dalam kemalangan seorang pendosa; dan merasa segan, karena harus menerima doa itu secara cuma-cuma. Bagaimanapun juga terdapat pertanyaan: untuk apa berdoa? Untuk mengatasi halangan-halangan ini, kita harus berjuang supaya rendah hati, percaya, dan tabah. (KGK - Katekismus Gereja Katolik no. 2728)


Pada suatu ketika, rasa tawar hati mungkin pernah menghampiri...
Namun, jangan sampai kita berlarut-larut di dalamnya...
Melainkan, mari membenahi diri sekali lagi...
Seperti ayat di 2 Korintus ini, jangan sampai kita menjadi tawar hati...
Melainkan: mari memperbaharui batin kita...
Untuk semakin baik, semakin mencerminkan kasih Allah...
Introspeksi diri untuk kesalahan yang pernah kita perbuat...
Dan bukannya menyalahkan Tuhan untuk segala sesuatu yang tidak kita dapat...
Tetap percaya, bahwa Allah punya rancangan yang jauh melebihi pikiran manusiawi kita.
Semoga iman kita ditambahkan hari lepas hari.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah  kami dibaharui  dari sehari ke sehari.
--- 2 Korintus 4:16