Wednesday, August 30, 2017

TODAY, 30 Agustus: Tegar Tengkuk

TODAY, 30 Agustus: 

Tegar Tengkuk

Bibir ini mudah berkata bahwa kita mau mengikut Allah dan berseru kepada-Nya...
Tetapi tak jarang, pada kenyataannya kita sesungguhnya menolak kebenaran-kebenaran firman-Nya dan tidak bersedia hidup benar di hadapan-Nya.
Agama yang kita anut, ya begitulah kita menganutnya.
Menurut versi kita, suka-suka gue, dan tidak memberikan tempat yang layak kepada Allah dalam kehidupan kita.

Penjelasan ini saya baca ketika mencari arti kata tegar tengkuk.
Tegar tengkuk ini sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: keras kepala, tidak mau menurut.
Atau jika kita ambil dari Bahasa Sunda kata ini sepadan dengan kata 'keukeuh'.
Juga bisa kita artikan dengan ngotot.
Ada saatnya memang kita harus tegar, tetapi ketika tegar itu menjadi tegar tengkuk, semoga tidak, ya Sahabatku dalam Kristus...
Jangan selalu menganggap diri benar, diri hebat, sehingga tak lagi mau menuruti perintah-Nya...
Di luaran mungkin kelihatannya kita seorang yang sungguh berpegang pada jalan Tuhan, namun kenyataannya? Kita sendiri yang tahu bagaimana sebetulnya diri kita ini.

Mari lembutkan hati untuk mau dibentuk seturut kehendak-Nya.
Tidak mudah memang untuk mempersembahkan hidup dan kehidupan kita ke dalam tangan kasih-Nya.
Tetapi dengan beriman, semoga kita tetap percaya kepada penyelengaraan-Nya.
Jangan menjadi pribadi yang tegar tengkuk, keras kepala, apalagi kepala batu.
Jauhkan itu semua dari kami, ya Tuhan...
Semoga Engkau memberikan kami hati yang baru, yang mau dibentuk seturut rancangan-Mu.
Amin.

(-fon-)/Fonny Jodikin

Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu...
--- Yesaya 48:1

Tuesday, August 29, 2017

TODAY, 29 Agustus: Yang Pasti - Pasti Saja

TODAY, 29 Agustus: 

Yang Pasti - Pasti Saja

Dalam hidup, kita sering kali dihadapkan pada ketidakpastian.
Dan terkadang ketidakpastian itu membuat kita merasa tidak nyaman.
Berada pada keadaan yang terombang-ambing, sungguh tidak mudah untuk dihadapi.
Namun haruslah kita sadari: hidup berisi perubahan yang selalu terjadi.
Perubahan pasti terjadi, lalu bagaimana kita menyikapinya itu yang terpenting.

Yang pasti juga adalah Allah selalu setia.
Dia selalu berada dalam setiap babak kehidupan kita.
Hari ini dan seterusnya, Dia selalu menemani kita.
Lalu apakah kita mau hidup menurut ketetapan-Nya?
Mengikuti aturan-Nya dan selalu setia kepada-Nya?
Hidup sebagai orang benar dan ia pasti hidup.


Mari meraih kehidupan yang dijanjikan-Nya.
Janji itu tak berhenti semasa kehidupan di dunia, namun berlanjut sampai ke keabadian bersama-Nya.
Pilihlah jalan bersama-Nya!
Yang pasti-pasti saja bersama Yesus!
(-fon-)/Fonny Jodikin

hidup menurut ketetapan-Ku  dan tetap mengikuti peraturan-Ku dengan berlaku setia--ialah orang benar,  dan ia pasti hidup,  demikianlah firman Tuhan ALLAH. 
--- Yehezkiel 18:19

Monday, August 28, 2017

TODAY, 28 Agustus: Bertanggung Jawab

TODAY, 28 Agustus: 

Bertanggung Jawab

Kita dikejutkan dengan banyak pemberitaan yang mengacu kepada mudahnya orang bersenang-senang di atas jerih payah orang lain.
Mulai dari kasus penipuan, korupsi, dan terakhir yang tengah heboh di Jakarta: First Travel.
Mungkin enak rasanya, bisa hidup mewah, tetapi jika harus dengan jalur menipu apa iya masih bisa hidup tenang?
Mungkin hati nurani yang didiamkan, lama-lama akan jadi 'kebal' sehingga tak lagi mau tahu soal kebenaran yang selalu disuarakannya.

Jika di dunia ini tidak ada yang tahu kelakuan atau keburukan yang dilakukan seseorang...
Yakinlah Tuhan melihat segalanya.
Pada saat kita harus bertemu muka dengan muka dengan Dia...
Kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita di hadapan-Nya.
Semoga sebagai pengikut Kristus, kita tetap hidup berkenan di mata-Nya...
Jika harus bermewah-mewah, apalagi dengan uang hasil keringat orang lain...
Plus cucuran air mata mereka saat menabungnya, apa kita masih punya hati?

Semoga hidup kita semakin memperlihatkan kasih-Nya.
Mari bertanggung jawab atas segala hal yang Dia titipkan pada kita.
Menyadari itu semua, hanyalah anugerah-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Jadi kita masing-masing harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita kepada Allah.
--- Roma 14:12 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Sunday, August 27, 2017

TODAY, 27 Agustus: Jangan Serakah

TODAY, 27 Agustus: 

Jangan Serakah

Mungkin kita pernah berkomentar akan sekitar kita, " Dia itu serakah banget, deh!"
Baiklah, mari kita teliti juga batin kita masing-masing...
Apakah kita juga sulit untuk mengucap syukur?
Dipenuhi iri dengki terhadap mereka yang sukses?
Serta nyinyir melihat keberhasilan dan kebahagiaan orang lain?

Apakah kita sulit untuk berkata cukup?

Alkitab mengingatkan kita untuk berhati-hati dan waspada...
Jangan sampai kita menjadi serakah...
Hidup manusia, tidaklah tergantung kekayaannya...
Dan pada akhirnya, kekayaan yang kita timbun itu tidak bisa kita bawa ke keabadian.
Sungguh sifatnya hanyalah sementara saja.

Hari ini, jika ada bibit-bibit keserakahan sekecil apa pun di dalam diri...
Mari kita akui dan persembahkan kepada Sang Pencipta...
Menyadari kelemahan kita, mohon pula bimbingan-Nya...
Agar kita tidak terlena terlalu mengejar harta di dunia...
Mencari wajah-Nya, mendekat kepada-Nya...
Itulah yang juga hendaknya kita lakukan...
Jangan serakah, mampu bersyukur, melihat segala kebaikan Tuhan di kehidupan kita.
Tetap berusaha sekuat tenaga, tetapi jangan menjadikan uang sebagai pusat segala-galanya.
Semoga secara perlahan tapi pasti, kita menuju perkembangan yang lebih baik hari lepas hari dalam pengendalian diri kita masing-masing.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Kemudian kepada semua orang yang ada di situ Yesus berkata, "Hati-hatilah dan waspadalah, jangan sampai kalian serakah. Sebab hidup manusia tidak tergantung dari kekayaannya, walaupun hartanya berlimpah-limpah."
--- Lukas 12:15(BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Saturday, August 26, 2017

TODAY, 26 Agustus: Jangan Membandingkan Dengan Orang Lain


TODAY, 26 Agustus: 

Jangan Membandingkan Dengan Orang Lain

Jadi, begini ceritanya...
Anggaplah Anda memulai hari Anda dengan penuh syukur...
Memang itu akhir bulan, uang di tangan sudah tak seberapa, sementara gaji belum masuk juga...
Kepengin makan nasi kuning dan teman-temannya, lalu Anda makan.
Sebelumnya, Anda foto dulu untuk diunggah di sosial media semisal Facebook atau Instagram.
Nasi kuning itu tampak manis dan menggugah selera.
Anda bahagia dengan jempol yang terangkat ataupun tanda suka dari teman-teman Anda.
Ah, syukur itu terasa begitu mudahnya...

Lalu, sambil makan...
Anda berselancar menuju 'wall' atau IG teman-teman Anda...
Ada yang sedang makan Tom Yam di Thailand...
Ada yang sedang makan steak di London...
Ada yang sedang makan seafood di Amerika Serikat ...
Lalu, tiba-tiba Anda merasa sangat kecil dibandingkan dengan itu semua.
Rasa syukur yang tadinya begitu kuat, lalu hilang seketika.
Berganti dengan lagu sedih, bernada mengasihani diri.
Ya, saya cuma mampu makan nasi kuning ini...

Membandingkan ke atas, membuat kita semakin sulit bersyukur.
Mungkin memang rezeki kita hari itu hanya sebatas nasi kuning.
Namun tidakkah kita sadari, banyak yang ingin berganti posisi dengan Anda?
Banyak yang tak bisa makan hari ini...

Banyak yang harus menahan lapar hanya demi susu bayinya yang baru lahir...
Mengapa begitu sulit kita mensyukuri apa yang telah Dia beri?

Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau dan lebih subur.
Untuk itulah, kita hendaknya jangan terlalu banyak membandingkan dengan orang lain.
Bersyukur dengan apa yang ada hari ini...

Lalu jika diberi kemudahan, mari berbagi kepada sesama yang membutuhkan.
Terus berusaha yang terbaik, tanpa harus terus melemahkan diri dengan perbandingan yang tak sehat.
Semoga hidup ini bisa kita jalani dengan lebih baik setiap harinya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Setiap orang harus memeriksa sendiri apakah kelakuannya baik atau tidak. Kalau baik, ia boleh merasa bangga atas hal itu. Tetapi tidak usah ia membandingkannya dengan apa yang dilakukan orang lain.
--- Galatia 6:4

Thursday, August 24, 2017

TODAY, 25 Agustus: Engkau Allah Kami

TODAY, 25 Agustus:

 Engkau Allah Kami

Kerinduan akan Allah sudah terukir dalam hati manusia karena manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Allah tidak henti-hentinya menarik dia kepada diri-Nya. Hanya dalam Allah manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus-menerus:
"Makna paling luhur martabat manusia terletak pada panggilannya untuk memasuki persekutuan dengan Allah. Sudah sejak asal mulanya manusia diundang untuk berwawancara dengan Allah. Sebab manusia hanyalah hidup, karena ia diciptakan oleh Allah dalam cinta kasih-Nya, dan lestari hidup berkat cinta kasih-Nya. Dan manusia tidak sepenuhnya hidup menurut kebenaran, bila ia tidak dengan sukarela mengakui cinta kasih itu, serta menyerahkan diri kepada Penciptanya" (GS 19,1). )--- Katekismus Gereja Katolik (KGK no.27)

Ketika kita berusaha mencari-cari makna bahagia, maka kita pun mulai mencari cara untuk mencapainya.
Banyak cara yang sepertinya membawa kebahagiaan abadi, namun ternyata mengecewakan kita.
Kita tak lagi sanggup untuk mencari bahagia sejati, itu yang mungkin ada di pikiran kita.
Hanya melalui kasih Allah saja, kita akan dimampukan untuk menemukan arti sukacita.
Saat kita hidup dalam kebenaran Ilahi, dengan sukarela mengakui cinta kasih, dan menyerahkan diri kepada penyelenggaraan-Nya.

Sejak lahir, bahkan sebelum kami memulai perjalanan di dunia ini...
Engkaulah Allah kami...
Semoga kami senantiasa dalam persekutuan yang indah bersama-Mu, Tuhan...
Menyadari bahwa tanpa-Mu, hidup ini takkan dipenuhi sukacita...
Bersama-Mu, hari-hari kami akan menjadi lebih berwarna karena kami berjalan di dalam iman dan berkeyakinan bahwa kami takkan Kautinggalkan sendirian.
Engkaulah Allah kami, kini dan selamanya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir,  sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
--- Mazmur 22:11

TODAY, 24 Agustus: Kebenaran Allah

TODAY, 24 Agustus: 

Kebenaran Allah

Mari kita meneliti batin kita masing-masing...
Adakah kita begitu mudah menunjukkan kesalahan orang lain, namun ketika kita yang melakukannya kita berdalih, " Ah, tidak apa-apa. Saya hanya manusia biasa yang tak lepas dari dosa."

Tak jarang, dari sikap seperti itu, nantinya muncul pembenaran diri.
Yang menurut kitab Roma 10: berusaha mendirikan kebenaran mereka sendiri.
Maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

Mari sekali lagi kita mendoakan setiap dari kita untuk hidup selaras dengan kebenaran Allah.
Bukan melulu kebenaran menurut pemikiran kita pribadi.
Apalagi berusaha untuk terus melakukan pembenaran diri.
Kita memang bisa salah, itu manusiawi.
Tetapi janganlah itu dijadikan alasan untuk membenarkan suatu kesalahan.
Tetap menuju dan mengacu kepada kebenaran di dalam Allah.
Kebenaran Ilahi yang mungkin jauh dari keinginan diri pribadi.
Dan memang itu berarti menantang diri, meninggalkan kedagingan, dan hidup menurut kehendak Allah serta bimbingan Roh Kudus-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat  untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. 10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk  kepada kebenaran  Allah.
--- Roma 10:2-3

Tuesday, August 22, 2017

TODAY, 23 Agustus: Ketika Malam Menghampiri...

TODAY, 23 Agustus: 

Ketika Malam Menghampiri...

Ketika malam kembali menghampiri...
Mari duduk di dalam keheningan dengan hati yang tertuju kepada-Nya.
Memuji Tuhan atas perlindungan-Nya sepanjang hari...
Membawa semua kecewa sepanjang hari ini-jika ada- dan mempercayakan sekali lagi hidup ini ke dalam tangan kasih-Nya.
Meski banyak hal yang terjadi tak sesuai rencana, tetaplah berpegang kepada-Nya.
Percaya bahwa rancangan-Nya yang terbaik bagi kita semua.


Suara hati, tetaplah murni...
Ah, terlalu banyak kubaca akhir-akhir ini...
Banyak orang ingin hidup mewah dengan memakai uang orang lain ataupun organisasi tempat mereka bekerja...
Juga banyak hal yang menyimpang dari rel yang seharusnya...
Hanya karena kedagingan meraja-lela...

Mohon bimbing kami, Tuhan...
Agar tak tergoda arus zaman...
Tetap bertekun dan teguh di dalam iman...
Menjaga kekudusan dan kemurnian...

Di malam ini, biarkan kami sujud menyembah-Mu...
Dalam doa dan menyerahkan keberadaan diri kami seutuhnya.
Semoga hidup kami ini memuliakan-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Aku memuji TUHAN yang menasihati aku; di waktu malam pun suara hatiku mengajari aku.
--- Mazmur 16:7

TODAY, 22 Agustus: Ketika Pagi Menyapa...

TODAY, 22 Agustus: 

Ketika Pagi Menyapa...

Beberapa foto motivasi dan doa di WhatsApp masuk pagi ini.
Dari beberapa group mengucapkan selamat pagi.
Dengan penuh harapan, kita menyongsong pagi ini...
Pagi, selalu menawarkan kesegarannya tersendiri.
Bagi beberapa orang, pagi menggambarkan harapan dan syukur kepada Tuhan.
Atas hari baru yang Dia beri...

Namun, ketika tengah dilanda kesesakan, kita tak lagi mampu melihat itu semua...
Harapan itu seolah tak seterang-benderang saat kita tengah bahagia...
Hanya iman yang membawa kita kembali duduk di hadirat-Nya...
Mohon keselamatan dan perlindungan di waktu kesesakan...

Ketika pagi menyapa...
Meskipun rasa hati tengah tak bahagia...
Tetap percaya, semua ini akan berlalu jua...
Harapan tentunya masih ada...
Meskipun saat ini mungkin kita tak mampu melihatnya...
Membawa semua rasa kepada Yang Kuasa...
Engkaulah harapan dan perlindungan sejati bagi kami semua.
Selamat pagi! Semoga kasih-Nya selalu menyertai...
(-fon-)/Fonny Jodikin

TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah  kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!
--- Yesaya 33:2

Ya TUHAN, kasihanilah kami. Engkaulah harapan kami. Lindungilah kami dari hari ke hari dan n kami di waktu kesesakan.
--- Yesaya 33:2 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Monday, August 21, 2017

TODAY, 21 Agustus: Jangan Membalas Dendam

TODAY, 21 Agustus: 

Jangan Membalas Dendam

Pernah disakiti oleh orang lain?
Pasti pernah...

Dan ketika disakiti, apakah kita langsung mengampuni?
Oh, tentu tidak!

Apakah ada keinginan untuk membalas sakit hati ini biar dia pun merasakan yang sama?
Banget!

Apakah pernah diliputi dendam?
Jujurnya: pernah.


Pertanyaan dan jawaban di atas menunjukkan bahwa sangat tidak mudah untuk mengampuni orang lain yang sudah menyakiti hati kita.
Dan terkadang ada keinginan untuk membalas dendam.
Biar dia tahu rasanya sakit yang berkepanjangan ini.
Tetapi: jika kita membalas, artinya kita tidak mempercayakannya kepada Allah.
Kita pikir, kita bisa membalas dengan kekuatan kita...
Tetapi Alkitab mengingatkan bahwa pembalasan adalah hak mutlak milik-Nya!
Dialah yang akan melakukan segala sesuatunya seturut rencana-Nya.
Kita tak perlu membalas, malah seharusnya terus belajar untuk mengampuni.
Walaupun memang sulit, walaupun harus 'nangis bombay' untuk itu...
Namun percayalah bahwa kasih-Nya terlebih besar dari segala sakit hati yang kita rasakan.
Dia sanggup memampukan kita mengampuni sesama kita, meskipun harus kita lalui dengan susah payah.
Maukah kita menyerahkan segala kepingan atau bahkan serpihan hati kita untuk Dia rekatkan kembali?

Jangan membalas dendam.
Jangan menuntut pembalasan.
Sujud di dalam doa, persembahkan segala luka di dada.
Percaya, Tuhan akan bertindak dan itu pasti yang terbaik di mata-Nya.
Mengampuni dan mengasihi lebih sungguh.
Semoga kita belajar untuk semakin baik dalam menampakkan wajah Kristus pada dunia dan lingkungan sekitar kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan,  tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan
--- Roma 12:19

Sunday, August 20, 2017

TODAY, 20 Agustus: Kurang Percaya

TODAY, 20 Agustus: 

Kurang Percaya

Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 
--- Matius 8:23-26

Mari membayangkan keadaan ini di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kita pertama-tama mengikuti Yesus dengan iman yang teguh.
Namun seiring berjalannya waktu, juga mungkin karena banyaknya badai di kehidupan plus segala permasalahannya yang pelik, kita pun kemudian menjadi ragu...
Iman yang dulu begitu kokoh, perlahan-lahan mulai tergerus dan semakin menipis.
Kita pun bisa mengalami ketakutan seperti yang dirasakan murid-murid di dalam perahu:
"Yesus, tolong! Kami binasa."
Lalu, Yesus pun berkata, " Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?"
Sekali Yesus turun tangan, menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh.
Sekali Yesus bertindak, keriuhan seluruh permasalahan dan badai yang kita alami, bisa terselesaikan seketika.
Dialah Tuhan, Dia mampu mengatasi segala perkara.

Ampuni kami Tuhan, jika ada saat-saat di mana kami kurang percaya akan penyelenggaraan-Mu.
Semoga hari ini dan seterusnya, kami kembali mengimani penyelenggaraan Ilahi-Mu.
Bahwa Engkau mampu mengatasi segala perkara.
Tambahkanlah iman kami, ya Tuhan. 
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Saturday, August 19, 2017

TODAY, 19 Agustus: Jaminan Keselamatan

TODAY, 19 Agustus: 

Jaminan Keselamatan

Ketika kita menyadari arti pentingnya kesehatan, lalu kita membeli asuransi kesehatan. 
Menyadari banyak kejadian di sekeliling kita yang tak terduga...
Dalam hitungan hari, bisa jadi keadaan berubah.
Memang kita tak bisa menjamin sehat selamanya.
Untuk itu perlu juga memikirkan biayanya...

Ketika kita menyadari arti pentingnya keamanan...
Kita pun merasa perlu memasang CCTV untuk mengatasi kemalingan dan berbagai kejahatan...
Juga, tenaga pengamanan semisal Satpam pun ditingkatkan.
Shift diperbanyak, asal kita merasa aman...

Untuk hal-hal di atas, kita rela mengeluarkan uang ekstra.
Tak mengapa, asalkan ada jaminan keselamatan bagi kita.
Kini, saya teringat pula: jaminan keselamatan ada pada diri Yesus Tuhan kita.
Dialah jalan, kebenaran, dan kehidupan...
Dialah Sang Juru Selamat...

Dia Sungguh Allah, sungguh manusia...
Maukah kita mengikuti-Nya?
Berjalan dalam kebenaran-Nya?
Percaya bahwa Dia adalah Allah yang menyelamatkan kita semua-umat-Nya?


Dalam diri-Nya ada jaminan keselamatan menuju keabadian.
Mari kita setia mengikuti-Nya sampai akhir nanti.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu  dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan  aku, Engkau kunanti-nantikan  sepanjang hari.
--- Mazmur 25:5

Thursday, August 17, 2017

TODAY, 18 Agustus : Merdeka

TODAY, 18 Agustus :

Merdeka

Kemarin, Bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke-72.
Masih segar dalam ingatan kami yang merantau di Singapura, negeri Singa ini pun merayakan National Day-nya pada tanggal 9 Agustus yang lalu.
Merdeka atau mati.
Slogan-slogan kemerdekaan masih terngiang di telingaku dan memenuhi benakku saat pelajaran di sekolah dulu.
Dan setiap kali, momen peringatan 17 Agustus pun menjadi suatu pertanda, bahwa kemerdekaan ini diperjuangkan dengan susah payah.
Sungguh sudah selayaknya jika kita betul-betul menghargainya dan mempertahankannya sekuat tenaga kita.

Di dalam Kristus, kita pun hendaknya hidup sebagai orang merdeka.
Tetapi, jangan menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk hal-hal yang kurang baik.
Di Alkitab disebutkan: jangan memakai kemerdekaan itu untuk menutupi kejahatan.
Melainkan hidup sebagai Hamba Allah.
Semoga, kita mampu menghargai kemerdekaan dan mempergunakannya sebesar-besarnya demi kemuliaan Allah.
Semoga.
(-fon-)/Fonny Jodikin


Hendaklah kalian hidup sebagai orang merdeka, tetapi janganlah memakai kemerdekaanmu itu untuk menutupi kejahatan, melainkan hiduplah sebagai hamba Allah.
--- 1 Petrus 2:16

TODAY, 17 Agustus: Dengan Tulus Ikhlas

TODAY, 17 Agustus:

Dengan Tulus Ikhlas

Dengan tulus ikhlas, kami datang ke hadirat-Mu...
Membawa semua yang ada pada diri kami...
Yang semuanya adalah anugerah-Mu, Tuhan...

Engkau menyukai orang yang murni hatinya...
Semoga kami mampu mempertahankan ketulusan...
Juga keikhlasan di diri kami...
Semoga semuanya ini menyenangkan hati-Mu...
Sebagai persembahan yang hidup...

Inilah seutuhnya keberadaan diri kami...
Jika ada kalanya kami merasa tinggi hati atas semua...
Biarlah Engkau mengingatkan kami...
Bahwa Engkaulah Penguasa Segala.

Dengan tulus ikhlas, kami bersujud di bawah kaki-Mu.
Menyadari bahwa hidup dan kehidupan yang kami nikmati sampai hari ini...
Hanyalah karena kebaikan-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Aku tahu Engkau menguji hati setiap orang dan Engkau menyukai orang yang murni hatinya. Dengan tulus ikhlas dan senang hati kupersembahkan semuanya ini kepada-Mu. Aku telah menyaksikan bagaimana umat-Mu yang berkumpul di sini membawa persembahan mereka kepada-Mu dengan senang hati
--- 1 Tawarikh 29:17

Tuesday, August 15, 2017

TODAY, 16 Agustus: Hidup Kudus

TODAY, 16 Agustus: 

Hidup Kudus

Melihat keadaan dunia yang makin hari makin parah kebobrokannya, kita pun meragu: mampukah kita tetap mempertahankan kekudusan di dunia ini?
Ataukah kita harus ikut arus dunia, apa yang dianggap 'tidak apa-apa' atau 'biasa' di dunia ini?


Dengan mata yang terarah kepada Tuhan...
Dan hati yang tertuju kepada-Nya...
Semoga di dalam setiap kita ada iman yang meyakini bahwa kekudusan itu tetap harus diperjuangkan.
No matter what. Tak peduli apa pun yang terjadi, menjaga dan mengejar kekudusan tetaplah harus dipertahankan.
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
Begitu bunyi firman Allah..

Semoga kita tetap menjaga dan mempertahankan kekudusan di tengah dunia ini.
Menjadi umat Allah yang memuliakan nama-Nya di setiap tindakan dan perilaku kita sehari-hari.
Bukan hanya untuk terlihat baik, namun memang karena dilandasi kasih Allah dalam setiap nafas kehidupan kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

sebab ada tertulis: Kuduslah kamu , sebab Aku kudus.
--- 1 Petrus 1:16

TODAY, 15 Agustus: Kekuatan Bunda Maria


TODAY, 15 Agustus: 

Kekuatan Bunda Maria

Maka tampaklah suatu tanda  besar  di langit: Seorang perempuan  berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang  di atas kepalanya. 12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.   12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit;  dan lihatlah, seekor naga merah padam  yang besar , berkepala  tujuh dan bertanduk  sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.  12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga  dari bintang-bintang  di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. 12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki , yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi;  tiba-tiba Anaknya itu dirampas  dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. 12:6 Perempuan itu lari  ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari  lamanya.
--- Wahyu 12:1-6

Misa pagi pukul 06.55 waktu Singapura.
Pastor Jason Richard, OFM dari Paroki St. Mary of the Angels Singapura mengungkapkan dalam homilinya pada perayaan Bunda Maria Diangkat ke Surga pagi ini.
Pastor Jason mengatakan: bacaan pertama hari ini, sungguh berbeda dengan gambaran yang muncul tentang Bunda Maria pada umumnya.
Bunda Maria biasanya dikaitkan dengan kelembutan dan keanggunannya. 
Dia memeluk bayi Yesus dan umat Allah yang berdoa melalui perantaraannya.
Tetapi tidak hari ini.
Dalam Kitab Wahyu, kita bisa melihat kekuatan Bunda Maria yang berperang melawan naga yang mengancam keselamatan puteranya.

Saya sedikitnya terkesima.

Berpikir bahwa banyak kali, hidup dan kehidupan membawa kita kepada kondisi yang melemahkan.
Yang tidak sesuai dengan keinginan, yang mengecewakan.
Namun: tidakkah kita sadari bahwa itu semua bisa kita jadikan sebuah sarana untuk memperkuat diri dan keimanan kita kepada Allah dan bukan sebaliknya malah melemahkan kita?
Mari mencontoh Bunda Maria dalam kekuatannya menjaga titipan Allah baginya.

Mungkin seperti itulah kita harus berjuang atas hidup yang dianugerahkan-Nya.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Monday, August 14, 2017

TODAY, 14 Agustus: Kesalahan dan Pelanggaran

TODAY, 14 Agustus: 

Kesalahan dan Pelanggaran

Kita terkadang terpaku pada kesalahan dan pelanggaran orang lain.
Apalagi dengan penyebaran berita yang sangat mudah melalui sosial media belakangan ini, kita main sebar saja, tanpa memedulikan kebenarannya.
Juga tanpa peduli akan perasaan keluarga mereka yang tengah ditimpa kemalangan, sepertinya kita malah -maaf-  berbahagia di atas keperihan yang dialami oleh orang lain.
Walaupun mungkin pada awalnya bermaksud baik, tetapi penyebaran yang keliru bisa berakibat fatal juga.
Maka dari itu: pikir dulu sebelum forward, apalagi berita-berita hoax - yang belum tentu kebenarannya.
Mohon kita diberi kebijaksanaan untuk itu...
Mohon pimpinan Roh Kudus-Nya untuk setiap kita agar kita lebih punya hati dan lebih mengasihi.
Bukan hanya berlabel manusia-manusia rohani, yang penuh kegiatan spiritual, tetapi jauh dari kasih Allah itu sendiri.

Karena jika itu dibalik, jika itu terjadi pada diri kita...
Apakah kita mau juga kesalahan kita diketahui seluruh Indonesia?
Diketahui seluruh dunia?

Tuhan saja mau mengampuni kesalahan dan pelanggaran kita.
Maukah kita belajar juga untuk melakukannya?
Tidak pernah merupakan sesuatu yang mudah, tetapi kita yakini: jika kita punya niat baik, Tuhan pasti akan memberikan kekuatan.

Semoga kita menjadi manusia yang bukan hanya kelihatan spiritual, tetapi sungguh benar di hadapan Allah.
Saya kira, itu yang terpenting.

Jauhkanlah diri kami dari penghakiman atas sesama kami.
Biarlah kasih-Mu meraja di hidup kami...
Selamat malam, Tuhan memberkati.
(-fon-)/Fonny Jodikin

"Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; 4:8 berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.
--- Roma 4:7-8

Sunday, August 13, 2017

TODAY, 13 Agustus: Kepada-Mu Kami Berharap

TODAY, 13 Agustus: 

Kepada-Mu Kami Berharap

Ketika mengalami hal-hal yang kurang mengenakkan di hidup ini...
Ketika hidup menawarkan banyak kepahitan yang mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya...
Kadang kita meragu, apakah mungkin suatu saat kita akan merasakan 'manisnya' kehidupan itu kembali?

Hari ini, ketika bersama kedua puteri kami berada pada sebuah toko kue di kawasan barat Singapura, saya kembali diingatkan...
Ada kemanisan-kemanisan tersembunyi di dalam kehidupan yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Mungkin kita dipenuhi ketakutan dan kekhawatiran, sehingga semuanya itu tertutupi begitu saja...

Maka dari itu, marilah kita berharap hanya kepada Allah...
Kepada-Mu saja, seluruh harapan ini kami satukan...
Engkaulah Sumber segala pengharapan kami...
Kami percaya, dalam pahit-manisnya kehidupan yang kami rasakan...
Rencana-Mu lebih besar daripada perasaan-perasaan kami belaka.
Kepada-Mu kami berharap, sekarang dan selamanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku. 
--- Mazmur 38:16

Friday, August 11, 2017

TODAY, 12 Agustus: Berjalan di Jalan Lurus

TODAY, 12 Agustus: 

Berjalan di Jalan Lurus

Banyak tawaran untuk jadi kaya, terkenal, punya kekuasaan, namun dengan harga yang harus dibayar mahal: lari dari kejujuran.
Banyak orang mengiyakan, menghalalkan segala cara untuk menuju itu semua, namun pada akhirnya berujung kecewa dan putus asa.
Kelihatannya jalan-jalan itu seolah lurus dan baik, namun siapa sangka di akhirnya malah membawa maut?
Alkitab mengingatkan untuk hidup jujur. Orang jujur berjalan di jalan lurus...
Karena Tuhan sudah terlebih dahulu merintis jalan baginya.

Mendoakan setiap pilihan yang muncul.
Tetap berusaha hidup seturut jalan kebenaran-Nya.
Jika banyak keraguan di dalam menentukan pilihan, berdoa lagi...
Semoga kita memilih tawaran yang membawa damai sejahtera...
Bukan hanya karena kelihatan megah.
Semoga.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Orang jujur berjalan di jalan lurus, sebab Engkau, TUHAN, merintis jalan baginya.
--- Yesaya 26:7

TODAY, 11 Agustus : Allah Kita Tetap Selamanya

TODAY, 11 Agustus : 

Allah Kita Tetap Selamanya

Roti yang 'expired' berada di genggamanku.
Masih ada beberapa sisa potongannya, namun sudah tidak lagi segar.
Beberapa bagiannya sudah berubah warna, sudah berjamur.
Roti itu tak lagi bisa dimakan.
Roti ada masa kadaluarsanya.
Tidak selama-lamanya dia abadi dalam kesegarannya seperti semasa keluar dari oven.

Alkitab pun mencatat: rumput menjadi kering, bunga menjadi layu.
Bagaimana dengan hidup kita, manusia?
Kita pun pastinya punya keterbatasan, tidak akan hidup untuk selama-lamanya.
Seperti contoh-contoh di atas, kita pun suatu saat harus kembali ke hadirat-Nya.
Tentunya ini bukan untuk berkecil hati ataupun hilang harapan...
Namun, untuk waspada. Untuk lebih bijaksana mempergunakan seluruh waktu yang ada untuk sebesar-besarnya bagi kemuliaan-Nya.

Rumput menjadi kering.
Bunga menjadi layu.
Roti pun kadaluarsa.
Hidup manusia pun tidak kekal selamanya.
Namun, kita bersyukur karena kita berpegang kepada Allah dan firman-Nya yang teguh.
Sabdanya bertahan untuk selama-lamanya.
Mohon kebijaksanaan dari Allah untuk hidup seturut kehendak-Nya dan mempergunakan setiap detik yang berharga.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu, tetapi sabda Allah kita bertahan selama-lamanya.
--- Yesaya 40:8

Wednesday, August 9, 2017

TODAY, 10 Agustus: Introspeksi Diri

TODAY, 10 Agustus: 

Introspeksi Diri

Kita dengan mudah menuding orang lain: " Dia salah, dia tidak seharusnya demikian, Dia tidak mau mengerti, Dia tidak peduli, Dia pamer, Dia sok, dan sebagainya, dan seterusnya."
Daftar Dia, Dia, Dia ini akan semakin bertambah panjangnya saat kita berhadapan dengan orang yang tidak kita sukai atau pernah menyakiti hati.
Mudah untuk menuding orang lain, padahal ketika kita lihat diri kita sendiri: apakah kita adalah makhluk paling sempurna yang tak pernah berbuat salah?

Alkitab mengingatkan kita untuk mengeluarkan balok di dalam mata kita dulu sebelum kita melihat selumbar di mata orang lain.
Mari, di hari ini dan hari-hari berikutnya, secara berproses kita belajar untuk tidak langsung menghakimi orang lain.
Banyak introspeksi diri, karena kita pun tak sempurna.
Semoga ini menjadi bahan permenungan bagi kita semua.
Selamat pagi, Tuhan memberkati!
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 
--- Matius 7:3

TODAY, 9 Agustus: Hidupku Untuk-Mu

TODAY, 9 Agustus: 

Hidupku Untuk-Mu

Mungkin pada suatu titik, kita akan mempertanyakan: untuk apa kita hidup di dunia ini?
Banyak keraguan menyerang, kita tak lagi mampu bertahan.

Dan itu tanpa kita sadari melemahkan iman.

Padahal saat kita merasa hidup itu lebih hidup...
Saat kita secara pribadi merasakan sentuhan Tuhan untuk pertama kalinya dalam kehidupan kita...
Kita sungguh berapi-api dan dipenuhi semangat yang seolah tak terpatahkan.
Namun bagaimana keadaan kita kini?
Kita sendiri yang mengetahuinya...

Mazmur 37 ini kembali meningatkan kita untuk menyerahkan hidup kita kepada Tuhan.
Dan bukan berhenti pada titik itu saja, melainkan: percayalah kepada-Nya!
Dan kita akan melihat Dia akan memenuhi segala rencana-Nya akan hidup kita...
Dengan demikian, marilah dengan keyakinan kita berseru:
"Inilah hidupku, Tuhan...
Kupersembahkan segalanya untuk-Mu!"
(-fon-)/Fonny Jodikin

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya,  dan Ia akan bertindak.
---- Mazmur 37:7