Tuesday, August 15, 2017

TODAY, 15 Agustus: Kekuatan Bunda Maria


TODAY, 15 Agustus: 

Kekuatan Bunda Maria

Maka tampaklah suatu tanda  besar  di langit: Seorang perempuan  berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang  di atas kepalanya. 12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.   12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit;  dan lihatlah, seekor naga merah padam  yang besar , berkepala  tujuh dan bertanduk  sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.  12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga  dari bintang-bintang  di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. 12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki , yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi;  tiba-tiba Anaknya itu dirampas  dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. 12:6 Perempuan itu lari  ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari  lamanya.
--- Wahyu 12:1-6

Misa pagi pukul 06.55 waktu Singapura.
Pastor Jason Richard, OFM dari Paroki St. Mary of the Angels Singapura mengungkapkan dalam homilinya pada perayaan Bunda Maria Diangkat ke Surga pagi ini.
Pastor Jason mengatakan: bacaan pertama hari ini, sungguh berbeda dengan gambaran yang muncul tentang Bunda Maria pada umumnya.
Bunda Maria biasanya dikaitkan dengan kelembutan dan keanggunannya. 
Dia memeluk bayi Yesus dan umat Allah yang berdoa melalui perantaraannya.
Tetapi tidak hari ini.
Dalam Kitab Wahyu, kita bisa melihat kekuatan Bunda Maria yang berperang melawan naga yang mengancam keselamatan puteranya.

Saya sedikitnya terkesima.

Berpikir bahwa banyak kali, hidup dan kehidupan membawa kita kepada kondisi yang melemahkan.
Yang tidak sesuai dengan keinginan, yang mengecewakan.
Namun: tidakkah kita sadari bahwa itu semua bisa kita jadikan sebuah sarana untuk memperkuat diri dan keimanan kita kepada Allah dan bukan sebaliknya malah melemahkan kita?
Mari mencontoh Bunda Maria dalam kekuatannya menjaga titipan Allah baginya.

Mungkin seperti itulah kita harus berjuang atas hidup yang dianugerahkan-Nya.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

No comments: