Friday, September 30, 2016

TODAY, 30 September: Tak Henti Berbuah

TODAY, 30 September

Tak Henti Berbuah

Ayat ini malam ini hadir di pikiran saya, ketika hendak menuliskan renungan harian ini.
Sehari-hari kita biasanya sibuk...
Penuh aktivitas yang tak henti...
Terkadang tanpa disadari kita menjadi sungguh 'kering'.
Lahir dan batin.
Physically and mentally...
Secara fisik dan secara mental...

Jika hanya mengandalkan diri sendiri, rasanya cepat atau lambat akan menjadi demikian...
Jika mengandalkan orang-orang di sekitar kita yang kita kira akan selalu baik dan takkan mengecewakan, agaknya kita harus perlu introspeksi juga: apakah benar orang tersebut tak pernah mengecewakan kita?
Mengandalkan manusia, pastinya pernah kecewa juga..
Lalu: harus mengandalkan siapa?
Mengandalkan Tuhan tentunya...
Pertanyaan berikutnya: apakah dengan mengandalkan Tuhan, ada jaminan untuk tidak kecewa?

Jika kita hendak memaksakan kehendak kita kepada-Nya, pasti kita akan kecewa...
Karena Tuhan tidak bisa kita atur...
Dialah yang menjadikan kita...
Kita ini ciptaan-Nya...
Yang hendaknya kita lakukan tentunya setiap hari mendoakan segenap rencana kita dan membawanya kepada Allah...
Lalu ketika rencana kita tidak terjadi, malah rencana-Nya yang jauh dari pemikiran kita yang terealisasi...
Hendaknya kita percaya bahwa itulah yang terbaik bagi kita...

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan...
Yang menaruh harapannya pada Tuhan...
Seperti pohon di tepi air yang akarnya merambat ke tepi batang air...
Semoga kita senantiasa demikian...
Tak berhenti berbuah karena kita berpegang kepada pokok anggur sejati!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Diberkatilah  orang yang mengandalkan  TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,  dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
--- Yeremia 17:7-8

Teman-teman terkasih, saya pamit sebentar dari TODAY karena ada acara keluarga. Jika Tuhan berkenan, TODAY akan kembali tanggal 4 Oktober nanti. Salam dalam kasih Kristus.

Thursday, September 29, 2016

TODAY, 29 September: Bad Day

TODAY, 29 September

Bad Day

Saya teringat episode-episode American Idol di tahun 2006 (tepatnya Season 5).
Setiap kontestan yang kalah dan tereliminasi- saat mengucapkan pesan-pesannya- kontestan yang harus pulang itu diiringi lagu Bad Day-nya Daniel Powter.
Jika kita menempatkan diri di posisi kontestan yang tereliminasi, tentunya tidak mudah menerima saat impian harus buyar berantakan.
But, that's life. 
Itulah kehidupan...
You've had a bad day...
Anda baru saja mengalami hari yang malang, hari yang kurang 'OK', hari yang mungkin tidak berpihak pada Anda...

Ada hari-hari yang begitu menceriakan, begitu menyukakan...
Saat kesuksesan menyapa, saat promosi jabatan di pekerjaan, saat kelulusan, saat lahirnya anak pertama, dan seterusnya...
Namun, ada hari-hari di mana terasa begitu sulit untuk dilalui...
Saat kesedihan datang tanpa diundang, apa pun alasannya...
Entah itu kegagalan, entah itu kehilangan seseorang yang dekat di hati, entah itu putus hubungan pekerjaan, daftar ini agaknya bisa menjadi cukup panjang pula...
Seburuk apa pun hari yang kita alami, mari terus belajar untuk mengandalkan Tuhan...
Kita percaya pasti akan ada sukacita dan damai sejahtera saat kita berjalan bersama-Nya.
Hendaklah kita kuat di dalam Tuhan, di dalam kuat kuasa-Nya...
Hari ini gagal, besok belum tentu...
Masih terus ada harapan, jika kita berpegang di dalam iman...
Hanya mungkin rancangan-Nya bukanlah seperti yang kita inginkan...
Bahkan terlalu jauh dari apa yang sudah kita rencanakan.
Dan mungkin bagi sebagian kita: itu mengecewakan.

Tetap berharap, tetap berkeyakinan bahwa seburuk apa pun kejadian yang kita alami, ini pun akan berlalu...
Tuhan tahu yang terbaik bagi kita...
Semoga kita tidak mudah putus asa ketika berhadapan dengan problematika kehidupan.
Tuhan senantiasa menyertai...
Serahkanlah segala kekuatiran, kegelisahan, dan kegalauan itu kepada-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan,  di dalam kekuatan kuasa-Nya.
--- Efesus 6:10

Wednesday, September 28, 2016

TODAY, 28 September: Bertambah Usia, Bertambah Bijaksana

TODAY, 28 September

Bertambah Usia, Bertambah Bijaksana

Mari membayangkan kejadian ini bersama...
Ini hari ulang tahun Anda...
Anda sedang meniup lilin kue ulang tahun...
Apa doa dan harapan Anda?
Tentunya selain kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan, dan banyak doa-doa lain yang dipanjatkan...

Mohonkan juga keimanan yang semakin diperteguh...
Juga kedewasaan dan kebijaksanaan seiring dengan pertambahan usia.

Tak jarang kita temui di sekitar kita...
Semakin bertambah usia (baca: tua), bukannya bertambah bijaksana...
Namun semakin sulit dimengerti, semakin menuntut, semakin aneh-aneh...
Mungkin Anda tidak sendirian...
Kasus itu merupakan hal-hal yang sering kita temui bersama di sekitar kita...
Growing older doesn't always mean growing wiser...
Betapa sebetulnya saya merindukan...
Jika saya bertambah usia, moga-moga Tuhan tambahkan kebijaksanaan-Nya...
Sehingga saya lebih mau mengasihi dan mengerti...
Sehingga saya lebih mau peduli...
Daripada menuntut sana-sini...
Ataupun merasa paling benar sendiri...

I want to grow old with YOU, God...
Growing older and wiser...
Growing older gracefully...
Only with You...
(Kuingin menua bersama-Mu, Tuhan...
Bertambah usia dan bertambah bijaksana...
Bertambah tua dengan penuh rahmat...
Hanya bersama-Mu).

Itu doaku, Tuhan...
Agar sampai memutih rambutku, jika itu Kauperkenankan di hidupku...
Engkau tetap menyertaiku.
Sampai akhir hayatku.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin

juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu  kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.
--- Mazmur 71:18

Tuesday, September 27, 2016

TODAY, 27 September : Tenang di Dekat-Mu

TODAY, 27 September 

Tenang di Dekat-Mu

You have made us for yourself, O Lord, and our hearts are restless until they find their rest in you." (St. Augustine of Hippo)

“Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tidak akan tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.”  (catatan St. Agustinus Hippo dalam "The Confessions")

Hati yang kacau.
Galau.
Seolah segala sesuatu tak tentu arahnya...
Bingung untuk menentukan jalan ke mana.

Kekecewaan bertubi-tubi...
Kegagalan yang menghampiri...
Disertai rasa iri bercampur dengki...
Terkadang meraja-lela di hati...

Kudatang kepada-Mu, ya Allahku...
Engkau yang telah menciptakan kami bagi diri-Mu...
Kami tidak akan tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau...
Kami percayai, hati ini hanya akan tenang saat berada di dekat-Mu...

Ya, hanya bersama-Mu...
Kujalani hari-hariku...
Dengan sukacita di dalam kalbu.
Karena hanya Engkau sumber keselamatanku!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Hanya dekat  Allah saja aku tenang,  dari pada-Nyalah keselamatanku.
--- Mazmur 62:2

Monday, September 26, 2016

TODAY, 26 September: Seharusnya...

TODAY, 26 September: 

Seharusnya...

Saya pernah terpaku dengan kata 'seharusnya', untuk kemudian merasa kecewa, jika yang saya harapkan tidak sama dengan kenyataan...
Situasinya biasanya seperti ini:
Seorang yang tinggi gelarnya, sampai S3, seharusnya  mengerti akan relasi antarmanusia.
Seharusnya dia berprilaku sopan terhadap siapa saja yang ditemui, karena sudah terdidik.
Nyatanya: gelar bukanlah jaminan perbuatan seseorang...
Banyak yang sudah bergelar panjang, namun tingkah lakunya sangat kasar terhadap orang di sekitarnya yang dianggap lebih rendah daripada dirinya...
Mengecewakan? Mungkin iya, tetapi ini adalah kenyataan yang pastinya pernah kita alami di hidup kita.

Satu lagi yang cukup banyak terjadi: seseorang yang punya pemahaman yang kita anggap cukup tinggi terhadap Firman Allah.
Kita anggap seharusnya punya kasih yang luar biasa kepada sekitarnya...
Namun lagi-lagi kita berhadapan dengan kekecewaan yang mendalam ketika mengetahui bahwa yang bersangkutan hanya pandai bicara, tanpa menjadi pelaku firman yang selalu digaungkannya.
Lagi-lagi kecewa? Ya sudahlah, hidup memang tak selalu seindah angan yang ada di kepala...

Dengan tidak mengurangi hormat saya dan juga dengan tidak bermaksud menghakimi siapa pun saat menuliskan hal ini...
Mari kita meneliti diri kita masing-masing...
Selidikilah hati kami, Tuhan...
Bagaimanakah kami seharusnya bertingkah laku, bersikap terhadap orang-orang di sekitar kami?
Hendaknya iman dan pemahaman kami akan firman-Mu menjadikan kami orang-orang yang mampu mengasihi dengan lebih baik lagi...
Karena iman-tanpa perbuatan- pada hakekatnya adalah mati...

Ajarilah kami ya, Allah...

Untuk menjadi orang-orang yang mencerminkan Engkau...
Meskipun memang kami masih dalam proses menuju lebih baik setiap hari dan kami ini manusia yang lemah, namun semoga itu tidak kami jadikan itu alasan untuk merendahkan orang yang posisinya lebih rendah dari kami saat ini...
Karena kami sadari bahwa itu semua hanyalah titipan-Mu, suatu saat harus kami kembalikan kepada-Mu...
Tiada alasan untuk sombong atau bermegah diri...
Semua hanya karena kasih karunia-Mu

Setiap hari, siramilah hati kami dengan kasih-Mu, sehingga kami mampu mengasihi orang-orang yang hadir di sekitar kami...
Mereka yang mungkin hanya butuh didengarkan...
Mereka yang mungkin hanya perlu disapa secara ramah tanpa maksud terselubung ...
Mereka yang sedang menghadapi beban berat dan mungkin hanya butuh sebuah senyuman yang tulus dari hati...
Bimbing kami untuk jadi murid-murid-Mu yang menebarkan kasih kepada dunia...
Semoga iman kami disertai dengan perbuatan yang memuliakan nama-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
--- Yakobus 2:17 

Sunday, September 25, 2016

TODAY, 25 September: Your Grace is Enough

TODAY, 25 September

Your Grace is Enough

Gereja St. Mary of the Angels, Misa Minggu malam pukul 19.15...

Ini misa terakhir di Paroki saya, SMOTA (St. Mary of the Angels) di daerah Bukit Batok.
Saya hadir dengan kondisi tubuh yang lelah dan hati yang agak kuatir.
Semalam anak pertama kami yang panggilannya Odri muntah dua kali.
Pukul 11 malam dan pukul 1 pagi.
Dan setelah itu demam mulai menyerang tubuhnya.
Sebagai seorang ibu, walaupun hal ini pasti pernah saya alami, tetapi pastinya bukan perkara gampang berhadapan dengan anak yang tengah sakit.
Setiap kali mengalami, saya mencoba melakukan semua yang terbaik, lalu membawa segalanya ke dalam doa...
Beberapa hari sebelumnya, anak kami kedua yang panggilannya Lala juga sudah terkena batuk-pilek berdahak...
Jadi pada saat yang kurang lebih bersamaan, dua-duanya kurang enak badan...

Kurang tidur, juga lelah, saya hanya memohon kepada Allah saja untuk memberikan saya kekuatan menghadapi ini semua...
Odri berangsur lebih baik di sore hari, karena itulah saya memutuskan untuk Misa malam.
Puji Tuhan, lagu di akhir Misa yaitu lagu penutupnya sungguh memberikan kekuatan tersendiri bagiku.
Your grace is enough
Your grace is enough
Your grace is enough for me

(Your Grace is Enough for Me - Matt Maher)

Ya Tuhan, kasih karunia-Mu cukup bagiku...
Semua yang kualami kupersembahkan ke dalam doaku kepada-Mu...
Kupercaya: kasih-Mu senantiasa cukup bagiku...

Di dalam kelemahanku, kuasa-Mu menjadi sempurna...
Terima kasih karena selalu menaungi dan melindungiku...

Aku pulang dengan hati yang lega...
Dan rasa syukur yang tak terhingga...
Kelegaan itu bertambah saaat kudapati wajah Odri sudah cerah kembali...
Panasnya berangsur turun dan moga-moga sembuh hari ini...
Aku hanya ingin menuliskan kesaksian ini...
Sebagai perwujudan rasa terima kasih yang mendalam kepada Yesusku...
Tak peduli apa pun yang terjadi di dalam hidupku...
Semoga aku tetap mencari wajah-Mu!
(-fon-)/ Fonny Jodikin

But he said to me, "My grace is sufficient for you, for my power is made perfect in weakness." Therefore I will boast all the more gladly about my weaknesses, so that Christ's power may rest on me.
--- 2 Corinthians 12:9

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku  bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah  kuasa-Ku  menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
--- 2 Korintus 12:9

Saturday, September 24, 2016

TODAY, 24 September : Sebatang Korek Api

Sebatang Korek Api

Seorang sahabat memberikan lilin antistres yang saya nyalakan siang ini.
Saya menyalakannya dengan sebatang korek api.
Korek api itu berpijar, menyala sebentar, lalu padam.
Selesai sudah tugasnya menyinari dan menjadi terang...
Meski hanya sebentar saja.

Orang boleh bermimpi dan bercita-cita akan keabadian.
Film Highlander, film lama dari tahun 1986 berkisah tentang jagoannya Connor MacLeod dan kaum Highlander yang tidak bisa mati. 
Immortal. Kecuali pantangannya dilanggar: kepalanya dipenggal.
Pelopor angkatan '45, Pujangga Chairil Anwar juga punya puisi yang benar-benar bagus berjudul 'Aku' yang di akhir puisinya menyatakan keinginannya untuk hidup seribu tahun lagi:
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Seoptimis apa pun kita akan kehidupan, tentunya kita harus juga realistis.
Setiap orang suatu saat pasti harus pulang ke rumah Bapa.
Mau tidak mau, suka tidak suka.
Entah kapan waktunya atau bagaimana caranya.
Itu adalah sesuatu yang pasti.

Masa hidup kami tujuh puluh tahun  dan jika kami kuat, delapan puluh  tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
--- Mazmur 90:10
Kitab Mazmur menuliskan bahwa hidup manusia secara rata-rata bisa sampai tujuh puluh atau delapan puluh tahun jika kuat.
Sementara ada juga di sekitar kita yang meninggal di atas 90 tahun...
Namun, ada juga yang harus menghadap Yang Kuasa di usia sangat muda-belia.
Semua itu hanyalah misteri Ilahi yang kita tak pernah tahu, kecuali pada saat tiba nanti.

Di dalam Budaya Jawa, ada pepatah yang berbunyi :  “Wong urip iku mung mampir ngombe” dapat diartikan orang hidup itu hanyalah istirahat sejenak untuk minum.
Hidup memang singkat, namun dalam singkatnya hidup itu: masihkah kita mampu memberi arti?

Sebatang korek api sudah padam.
Sudah selesai tugasnya menerangi sekitarnya.
Say bersyukur atas refleksi tentang kehidupan yang singgah lewat korek api hari ini.
Kupandangi korek api itu lagi.
Ah, setidaknya dia sudah memberi arti.
Dan bagi kita umat Kristiani: hidup adalah Kristus...
Semua untuk kemuliaan-Nya...
Dan mati adalah keuntungan...
Tak lebih dari sebuah persatuan yang manis dengan Sang Pencipta...
A Sweet reunion with the Almighty.
Mari selama hidup ini masih dikaruniakan-Nya...
Tetaplah berpijar dan membagikan 'terang' itu kepada sekitar kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Karena bagiku hidup adalah Kristus  dan mati adalah keuntungan.
 --- Filipi 1:21 

Thursday, September 22, 2016

TODAY, 23 September: Membanding-bandingkan


TODAY, 23 September

Membanding-bandingkan

Pernahkah Anda membanding-bandingkan?
Membandingkan diri dengan orang lain, membandingkan anak/suami/istri dengan orang lain, dan sebagainya...

Rasanya merupakan sesuatu yang wajar di kehidupan...
Membandingkan terkadang sudah dianggap merupakan sesuatu hal yang biasa...
Namun, jika yang terjadi sebaliknya: jika Anda yang dibanding-bandingkan dan ternyata hasilnya Anda tidak lebih baik dari sahabat Anda, sekitar Anda?
Apakah kemudian Anda tidak merasa frustrasi dan minder?

Mudah memang untuk bicara bahwa tidak apa-apa membandingkan dan dibandingkan...
Tetapi jika itu terjadi pada diri kita, apakah kita sanggup menerimanya?
Sebetulnya jika kita kaji lebih dalam, untuk apa 'sih' dibandingkan dan membandingkan?
Mengapa hal itu sampai terjadi?
Terkadang upaya pembandingan dilakukan agar Si Pembanding mengurangi keraguan di hati terhadap diri sendiri, untuk merasa lebih baik...
Yang dibandingkan juga pencapaian dan nilai-nilai yang diakui oleh masyarakat, semisal kecantikan/ketampanan, kesuksesan, karier, rumah, mobil, gelar, dan sebagainya...
Padahal.... Apakah esensi dari kehidupan itu sendiri?
Apa perbandingan akan membawa damai sejahtera?
Atau malah sebaliknya: makin membawa kekacauan karena iri hati dan dengki kemudian mendominasi?

Almarhum Papa saya pernah memberikan satu pegangan hidup dari Pepatah Cina:
一山还有一山高 (Yi shan hai you yi shan gao)
It means that there is always another higher mountain. The message implies that ‘no matter how good you are, there is always someone better’. 
Satu peribahasa yang merupakan warisan Papa saya yang sungguh berharga, karena mengingatkan saya pribadi untuk tidak sombong...

Karena selalu ada orang lain yang lebih hebat dari kita...
Dan jika sudah menjadi paling hebat, bersyukurlah, karena itu adalah karunia dari Sang Maha - Allah sendiri!
Dan saya kira, jika jadi yang terhebat pun, tidak akan selamanya.
Itu semua hanyalah sementara.

Jika memang diberi banyak kemampuan, talenta, atau kebaikan di hidup ini...
Bersyukurlah! Karena itu semua karena karunia dan kebaikan Allah saja!
Membandingkan diri dengan orang yang jauh lebih ternama, lebih cantik/tampan, lebih jago (ahli) di bidang yang menjadi kelemahan kita, membawa frustrasi yang mendalam...
Tidak perlu membandingkan dengan keterlaluan dengan sekitar kita...
Jika saya membandingkan diri dengan mereka yang ahli menggambar dan melukis, saya akan sangat frustrasi karena itu adalah hal yang tidak bisa saya lakukan dengan baik...
Tetapi saya percaya, Tuhan memberikan kita keunggulan di bidang masing-masing...
Upaya yang terbaik adalah dengan fokus kepada keunggulan/talenta yang Dia percayakan kepada kita dan mengembangkannya sebesar-besarnya bagi kemuliaan-Nya.

Semoga kita menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, tidak sedikit-sedikit membandingkan, merasa kalah, lalu stres...
Perhatikanlah hal-hal yang baik yang ada di diri dan kembangkanlah semaksimal mungkin!
Selamat merenungkan dan mencari kebaikan yang sudah dititipkan-Nya kepada kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Setiap orang harus memeriksa sendiri apakah kelakuannya baik atau tidak. Kalau baik, ia boleh merasa bangga atas hal itu. Tetapi tidak usah ia membandingkannya dengan apa yang dilakukan orang lain.
--- Galatia 6:4 (Edisi Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Wednesday, September 21, 2016

TODAY, 22 September: Setia Sampai Akhir

Setia Sampai Akhir

Kemarin saya membaca berita tentang Angelina Jolie yang menuntut cerai suaminya yang juga ngetop : Brad Pitt.
Pasangan yang dianggap sangat serasi di Hollywood ini, akhirnya juga menempuh jalan perpisahan setelah 12 tahun bersama.

Kemarin siang di acara KKIS di St. Bernadette Church Singapura, Romo Erwin Santoso, MSF, memberikan pengajaran tentang Kerahiman Allah dalam keluarga. Dalam salah satu bagian pengajarannya, Romo Erwin menceritakan tentang kedua orangtuanya yang sudah bersama selama 50 tahun lamanya dalam mahligai perkawinan. Sekarang, kegiatan yang mereka lakukan adalah saling menyemir rambut satu sama lain. 
So sweet
Begitu manis dan indah, tua bersama dalam satu perkawinan Katolik...

Lagi-lagi hari ini, saya akan mengangkat topik pernikahan Katolik...  
Pernikahan Kristiani yang mendasarkan diri pada Allah sebagai pusatnya...
Jujur saja, untuk berjalan bersama dalam suatu wadah perkawinan selama 50 tahun sungguh bukan perkara gampang...
Namun, kisah itu tetap ada...
Tetap terpelihara juga kasih setia pasangan tersebut...
Sehingga janji pernikahan itu bukan melulu janji belaka, melainkan sesuatu yang dipegang dan dijalankan sampai maut memisahkan.

Jangankan Brangelina (Bradd-Angelina), di sekitar kita pun sering kita lihat perpisahan juga akhirnya jadi jalan yang ditempuh...
Namun, bukan berarti kita harus ikut dunia...
Permasalahan di dalam segal hal pasti ada, termasuk di dalam pernikahan yang kemudian menjadi lebih kompleks karena melibatkan dua pribadi plus pihak keluarga masing-masing pihak...

Semoga kita yang dipanggil untuk menikah, tetap memilih untuk setia...
Juga kepada setiap sahabat, apa pun panggilan hidup kita, tetaplah setia..
Karena Allah adalah setia.
Bersumberkan kesetiaan-Nya, semoga kita mampu melangkah dengan iman...
Tetap setia sampai akhir nanti!
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin

TUHAN Pembelamu yang perkasa, karya-Nya sempurna, dan semua jalan-Nya adil. Allahmu setia, tak ada kecurangan pada-Nya, Ia melakukan yang baik dan benar.
--- Ulangan 32:4

TODAY, 21 September: Mempergunakan Waktu dengan Bijaksana

TODAY, 21 September

Mempergunakan Waktu dengan Bijaksana

Beberapa hari yang lalu saya mendengar berita bahwa seorang teman tengah terbaring di ICU.
Dia menderita stroke dan sebelah tubuhnya tidak berfungsi.
Ditambah dengan beberapa komplikasi, sungguh keadaannya tidak mudah...
Entah mengapa, setiap mendengar berita seperti ini...
Selain tentunya mendoakan yang terbaik, terutama kesembuhannya...
Saya lagi-lagi diingatkan bahwa terkadang kita kurang menghargai apa yang ada di kehidupan ini...
Butuh momen-momen tertentu untuk  menyadarkan kita...
Betapa hidup itu singkat dan hanya sekejap waktu saja...

Maka dari itu, penting bagi kita untuk hidup dan mempergunakan waktu dengan arif.
Sedapat mungkin berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan keadaan, berdamai dengan diri sendiri...
Sebuah niat di hati pula: untuk mengurangi 'complain' atau keluhan...
Kita berjuang dengan permasalahan-permasalahan kita, namun teman saya itu berjuang untuk bertahan hidup...
Betapa yang terkadang saya keluhkan begitu sepelenya ketimbang apa yang menjadi perjuangan bagi banyak orang.

Semoga kita senantiasa diingatkan untuk hidup di dalam jalan kebenaran Allah...
Mempergunakan waktu dengan bijaksana...
Karena tidak selamanya kita hidup di dunia ini...
Teruslah memanfaatkan segenap waktu yang ada...
Untuk kebaikan dan kasih kepada sekitar kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,  janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 5:16 dan pergunakanlah waktu  yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.  5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak  Tuhan.
--- Efesus 415-17

Tuesday, September 20, 2016

TODAY, 20 September : Perdonare

TODAY, 20 September : 

Perdonare 

Buku For One More Day karya Mitch Albom yang cukup saya gemari karya-karyanya, membuat suatu kesan yang mendalam di hati saya saat membaca salah satu bagiannya.
Kisah di buku itu adalah mengenai seseorang yang bernama Charles 'Chick' Benetto. Yang dulunya adalah seorang pemain baseball ternama. Dia kemudian hari ingin bunuh diri dikarenakan depresi yang dideritanya. Anak perempuannya menyelenggarakan pesta pernikahan tanpa mengundangnya dan itu membuat dirinya sangat putus asa. Dia tidak mendapat undangan karena dia sering mabuk dan hidup sebagai pecundang. Dari seorang yang ternama, kemudian menjadi seorang 'salesman'. Dia sungguh sangat frustrasi akan hidupnya.

Ada bagian yang cukup menggugah hati ketika saya membacanya:

While they went to his father’s second wife’s place. She was mumbling, “ Perdonare.” Chick asked his mother, what’s the meaning of that word?
These are their dialogues:
“ Mom…” My throat was raw. I had to swallow between words. “ That woman…?” What was she saying?”
She gently lowered my shoulders. “ Forgive.”
“ Forgive her? Dad?”
My head touched the earth. I felt moist blood trickling down my temples.
“ Yourself, ” she said.


(Ketika mereka pergi ke tempa istri kedua ayahnya. Dia berbisik, " Perdonare." Chick bertanya pada ibunya, apa arti perkataan itu?
Ini adalah dialog mereka:
" Ibu..." Tenggorokanku tercekat. Aku harus menelan ludahku di antara perkataanku. " Wanita itu...? Apa yang dia katakan?"
Dia perlahan menurunkan bahuku. " Ampunilah."
"Mengampuni dia? Atau mengampuni ayah?"
Kepalaku menyentuh tanah. Aku merasakan aliran darah mengalir dari keningku.
" Dirimu, " katanya.
(Dari buku For One More Day- Mitch Albom, Salah satu Bab-nya menyebutkan tentang hal ini- Perdonare.)

Jika kita selalu punya ruang maaf untuk sesama...
Seharusnya juga: kita punya ruang maaf bagi diri kita sendiri.
Terkadang, bagi beberapa orang...
Mengampuni diri sendiri sungguh begitu sulitnya...
Tetapi menghukum diri sendiri, juga tak banyak faedahnya...
Selain hanya menghasilkan rasa bersalah yang mendera...
Untuk bergerak maju, kita perlu mengampuni diri kita juga...
Mengasihi diri kita terlebih dahulu, baru kemudian mampu mengasihi sesama...
Kasih Allah memampukan segalanya...
Termasuk mengampuni diri kita sendiri, tak peduli betapa besarnya kesalahan kita di masa lampau.
Perdonare. Forgive ourselves. Ampuni diri kita.
Ampuni sesama kita.
Karena Allah-Sumber Segala Pengampunan dan Kasih pasti memampukan kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin

hormatilah ayah dan ibumu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.
--- Matius 19:19

Monday, September 19, 2016

TODAY, 19 September: Berdamai Dengan Masa Lalu

TODAY, 19 September

Berdamai Dengan Masa Lalu

Belakangan ini sering kita baca dan dengar tentang tagar (hashtag) #berdamai dengan masa lalu.
Terlepas dari ini membicarakan siapa atau soalan apa, hari ini tidak akan saya angkat di sini...
Karena saya kira, esensinya lebih penting dari sekadar gosipnya.

Setiap dari kita punya masa lalu.
Beberapa dari kita punya saat-saat gemilang di masa lalu...
Namun saya kira, banyak dari kita punya masa lalu yang gelap, suram, dan mengecewakan...
Masa lalu sudah berlalu...
Tidak baik juga, jika kita terus menyesalinya...
Yang terbaik dan bijaksana tentunya: mengambil hikmahnya...
Belajar dari kesalahan di masa lalu, untuk kemudian melangkah maju...

Alkitab mengingatkan kita untuk mengarahkan diri kepada apa yang ada di depan kita...
Belajar 'move on' dari masa lalu...
Belajar mengampuni diri sendiri, meskipun itu tidak mudah...
Belajar menerima bahwa itulah proses yang harus kita jalani...
Belajar melihat bahwa di tengah kegagalan atau kekelaman itu pun, Tuhan ada di situ dan Dia sedang menopang kita...
Dia tidak meninggalkan kita sendirian...
Untuk kemudian berlari menggapai tujuan...
Pangilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Belajar bijaksana menyikapi masa lalu kita...
Tetap berharap di dalam iman untuk masa depan yang cerah...
Di dalam Allah, sumber segala harapan kita.
Dia pemegang rancangan sempurna kehidupan kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 3:14 dan berlari-lari  kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan  sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
--- Filipi 3:13-14

Sunday, September 18, 2016

TODAY, 18 September: Mengikuti-Mu

TODAY, 18 September

Mengikuti-Mu

Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu. (Amsal 3:3)

Hari ini ketika membaca ayat dari Amsal 3 ini...
Saya kembali diingatkan agar kita senantiasa menjaga kesetiaan dan kasih kita...
Tetaplah ingat...
Untuk tetap setia kepada Allah dan sesama kita...
No matter what...
Apa pun yang terjadi..
Setia tetap jadi pilihan...

Tidak mudah memang pada praktiknya...
Sementara mungkin: banyak godaan di luar sana...
Tetapi kita bisa tetap memilih...

Untuk tetap mengikut Yesus...
Apa pun yang terjadi di hidup kita...

Mengikuti-Mu...
Sudah menjadi keputusanku..
Semoga aku (baca: kami) tetap setia kepada-Mu...
'Kan kuingat selalu...
Senantiasa kusimpan di hatiku...
Setia pada-Mu sampai akhir hidupku...
Itulah kerinduanku.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Hendaklah engkau tetap percaya dan setia kepada Allah dan sesamamu. Ingatlah itu dan simpanlah di dalam hatimu,
--- Amsal 3:3 (Edisi BIS-Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Friday, September 16, 2016

TODAY, 17 September: Mengendalikan Rasa Takut

TODAY, 17 September

Mengendalikan Rasa Takut

Meet Christine Ha.
Mungkin tidak setiap dari kita tahu siapa Christine.
Namun bagi saya: Christine Ha yang orangtuanya berasal dari Vietnam dan merupakan warga negara Amerika ini adalah seorang yang menumbuhkan inspirasi dan motivasi di hati saya yang terdalam.
Christine adalah peserta MasterChef  USA di tahun 2012.
Bukan hanya sukses menjadi peserta, namun Christine juga berhasil memenangkan lomba itu.
Dia keluar sebagai juara satu.
Jika hanya menang mungkin tidaklah terlalu spesial.
Tetapi Christine Ha adalah satu-satunya pemenang MasterChef yang penglihatannya tidak sempurna. 
Dia buta.

Setiap orang pastinya punya rasa takut...
Siapa yang tidak?
Seberani apa pun seseorang pastinya pernah merasa takut untuk melangkah...

Apalagi ketika kegagalan demi kegagalan menyapa.
Sekarang mari berandai-andai: apakah Christine Ha merasa takut ketika harus memulai?
Saya kira, bila kita berada pada posisinya: pasti sedikit banyak ada kekuatiran...

Namun yang membedakan seorang pemenang dengan pecundang adalah: Christine tidak berhenti atau menyerah karena ketakutannya...
Melainkan dia melangkah maju dan menggapai impiannya.

Apa ketakutan kita?
Entah itu dikarenakan rasa bersalah yang mengganggu...
Atau iman kita yang sebegitu kecilnya sehingga kita mudah ragu...
Serahkanlah semuanya itu kepada Allah...
Tetap bergerak maju...
Do it afraid!
Tetap kerjakanlah bagian kita, biarpun rasa takut itu melanda...
Mengendalikan rasa takut...
Tetap melangkah bersama Allah...
Karena Dia memberikan Roh yang membangkitkan kekuatan...
Bukan roh ketakutan...

Walk with God, no matter what...
In faith, we believe that He will give us strength to overcome our fear.
Keep reaching for our dreams!
(Berjalan bersama Allah, apa pun yang terjadi..
Di dalam iman kita percaya bahwa Dia akan memberikan kekuatan untuk mengatasi rasa takut kita.
Gapailah impian kita!)
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,  melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,  kasih dan ketertiban. 
--- 2 Timotius 1:7

TODAY, 16 September: Firman Allah

TODAY, 16 September

Firman Allah

Tidak semua dari kita menganggap bahwa firman Allah begitu penting dalam hidup kita...
Ada yang beranggapan: jika sudah berdoa, sudah berbuat baik, cukuplah sudah...
Namun: berbuat baik itu menurut siapa? Standar ukuran baik 'kan berbeda-beda...
Baiknya dunia apakah juga baik menurut Allah?

Alkitab mengingatkan kita bahwa:
Segala tulisan yang diilhamkan  Allah  memang bermanfaat untuk mengajar,  untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah  diperlengkapi untuk setiap perbuatan  baik.
--- 2 Timotius 3:16-17

Semoga kita diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Dan hendaknya juga diperkuat dengan membaca firman-Nya yang mengajar, mengingatkan kita ketika kita melakukan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan kita, dan untuk mendidik kita dalam kebenaran.

Santo Hieronimus mengingatkan bahwa Tuhan pun berbicara kepada kita melalui firman-Nya.
"When we pray, we speak to God; but when we read (The Scripture), God speaks to us." (St. Jerome)

Ketika kita berdoa, kita berbicara kepada Allah; tetapi ketika kita membaca (Alkitab/Firman Allah), Tuhan berbicara kepada kita. (Santo Hieronimus).

Mari bergiat untuk membaca dan merenungkan firman-Nya...
Begitu banyak hal yang seolah tersembunyi akan terkuak, ketika kita membuka hati dan membiarkan firman-Nya meresap di dalam diri kita...
Yang terpenting: setelah mempelajari, setelah merenungkan, marilah juga melakukan firman-Nya di dalam hidup kita.
Menjadi pelaku Firman yang menyenangkan hati-Nya!
Semoga.
(-fon-)/Fonny Jodikin


Thursday, September 15, 2016

TODAY, 15 September: Dengarkanlah Dia

Dengarkanlah Dia

People listen to the radio, to television and to gossip thoughout the day, but do we take a bit of time each day to listen to Jesus?
(Pope Francis, 17th March 2014)
Orang-orang mendengar radio, televisi dan gosip sepanjang hari, tetapi: apakah kita punya sedikit waktu setiap harinya untuk mendengarkan Yesus?
(Paus Fransiskus, 17 Maret 2014)

Hari yang sibuk sekali.
Setiap menit dipenuhi oleh kesibukan seputar sosial media dan berita-berita terkini.
Rasanya, jika ketinggalan berita merasa rugi...
Apa kata dunia nanti?

Sementara: waktu begitu cepat berlalu...
Di antara kesibukan dan kebisingan dunia itu...
Mampukah ambil sedikit waktu...
Diam sejenak dan membawa ke dalam doa: segenap rasa yang mengganjal di hatimu?

Pilihannya ada di tangan kita...
Dia senantiasa setia...
Menunggu setiap hati yang terbuka...
Untuk datang kepada-Nya...

Jadikanlah hidup ini berbeda...
Dengan semakin dekat kepada-Nya...
Dialah Allah yang senantiasa peduli pada kita.
Dengarkanlah Dia!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih,  dengarkanlah Dia.
--- Lukas 9:35