Tuesday, November 28, 2017

TODAY, 29 November: Bersama-sama Memuliakan Nama-Nya

TODAY, 29 November: 

Bersama-sama Memuliakan Nama-Nya

Apa tujuan hidup kita?
Jika hanya harta, takhta, jabatan, kepandaian, semua hal yang berbau duniawi...

Ah rasanya, itu semua sungguh terbatas...
Kita tak lagi bisa menikmati, sesaat kita sudah mencapainya.
Yang ada mungkin rasa kosong dan hampa belaka.

Jika hidup di dalam rancangan-Nya...
Dalam seluruh kepenuhan di dalam Dia...
Akan kita dapati hidup ini lebih berarti...
Agungkanlah Tuhan bersama-sama...
Ya, mari bersama-sama memuliakan nama-Nya...

Biar segala pujian kita, hanya kepada Yang Ilahi saja...
Semoga hidup kita menyenangkan hati-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Agungkanlah TUHAN bersamaku, mari bersama-sama memuliakan nama-Nya.
--- Mazmur 34:3

TODAY, 28 November: Kesal


TODAY, 28 November: 

Kesal

Pada satu saat, kita pasti pernah dilanda kekesalan yang luar biasa.
Kita marah.
Kita merasa hati kita seperti tertusuk, seperti yang diungkapkan oleh Kitab Mazmur:
Ketika aku merasa kesal dan hatiku seperti tertusuk
--- Mazmur 73:21 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Pada saat itu, apa yang akan kita lakukan?
Marah?
Mengamuk?
Atau diam?
Menangis?
Atau mungkin juga berdoa?
Mungkin pula ada yang mencari solusi lewat mendengarkan musik dan sebagainya...


Rasa kesal pasti pernah menyerang.
Tergantung bagaimana kita mengatasinya.

Bagaimana pula pengendalian diri kita.
Yang terbaik tentunya membawa segala rasa, termasuk kekesalan kita kepada-Nya.
Kita percaya bahwa ini semua hanya sementara.
Bagaimana kita mengendalikan perasaan kita adalah yang terpenting.
Perasaan bukan segala-galanya.
Dia tidak akan bertakhtah selama-lamanya.
Jika kita tak mengizinkannya.
Selamat mengendalikan diri dalam tuntunan Roh Kudus-Nya.
Semoga setiap hari kita secara berproses akan lebih baik lagi dalam hal ini.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sunday, November 26, 2017

TODAY, 27 November: Mata Tuhan Tertuju Pada Orang Benar

TODAY, 27 November: 

Mata Tuhan Tertuju Pada Orang Benar

Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar...
Dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong...
Ya, mata Tuhan tertuju kepada orang benar...
Jika demikian, mengapa kita takut menyuarakan kebenaran?
Banyak dari kita seringnya diam.

Mau mencari amannya saja.
Kita takut kalau bicara jujur, mungkin akibatnya fatal.
Kita bisa kehilangan pekerjaan, mungkin yang terburuk: diasingkan atau bahkan dipenjara.
Tetapi kita yakini: mata-Nya tertuju kepada orang-orang benar...
Telinga-Nya pun mendengar setiap teriakan minta tolong...
Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat...

Jauhkan diri kami dari kejahatan, ya Allah...
Biarlah kami memilih jalan-Mu, meskipun itu berliku...
Semoga kami tetap setia menjadi pengikut-Mu...
Semoga Engkau menolong kami tetap berada pada jalur kebenaran-Mu...
Jangan sampai kami terhilang dan tersesat tak tentu arah...
Semoga mata kami pun senantiasa tertuju pada-Mu.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.
--- 1 Petrus 3:12

TODAY, 26 November: Mencari Perdamaian

TODAY, 26 November: 

Mencari Perdamaian

Sebagian dari diri saya adalah utopis.
Salah satu arti kata utopis menurut KBBI adalah: orang yang memimpikan suatu tata masyarakat dan tata politik yang hanya bagus dalam gambaran, tetapi sulit untuk diwujudkan.
Betapa indahnya jika dunia ini hidup rukun dan damai...
Tak ada perang, tak ada kejahatan...

Tak ada duka, tak ada derita, tak ada air mata...
Tak ada fitnah, tak ada iri dan dengki...
Yang ada hanyalah sukacita dan bahagia...

Namun, saya pun menyadari bahwa utopia itu hampir tidak mungkin.
Tetapi saya pribadi takkan berhenti berharap dan terus menyuarakan perdamaian...
Meskipun dunia mengecewakan...
Meskipun begitu banyak melihat bahwa dendam tak berkesudahan...

Benci pun bersarang, bahkan di dalam keluarga dekat sendiri...

Sebegitu sulitnya kah berdamai?
Entahlah...
Harus kuakui, itu tidak mudah...
Kita tidak selalu bisa...
Namun, mari tetap berusaha...
Alkitab mengingatkan: siapa yang mencintai kehidupan...
Dan mau melihat hari-hari baik...
Ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat...
Bagaimana dengan kita, maukah kita belajar mengendalikan lidah dan perkataan kita?

Jauhilah yang jahat, lakukanlah yang baik...
Hendaknya kita mencari perdamaian...
Dan bukan itu saja: berusaha mendapatkannya.

Semoga kita dapatkan damai itu...
Mulai dari dalam diri kita masing-masing...
Karena jika kita tak sanggup berdamai dengan diri sendiri, apa kita masih mampu berdamai dengan orang lain?
Ketika penghakiman atas diri begitu kuat, apakah masih bisa kita mengasihi orang lain?
Mari mencari damai dan menemukannya.

Dalam diri. Dalam sesama kita. Dalam Tuhan, Sang Damai Sejati.
Semoga.
(-fon-)/Fonny Jodikin

"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 3:11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
--- 1 Petrus 3:10-11

TODAY, 25 November: Dalam Naungan Sayap-Mu...

TODAY, 25 November: 

Dalam Naungan Sayap-Mu...

Hari ini ketika berselancar hendak mencari ayat tentang kasih setia Allah, mataku terpaku pada ayat ini...
Aku selalu suka akan kata-kata: dalam naungan sayap-Mu.
Sungguh luar biasa kita semua berada dalam naungan sayap-Nya...
Anak-anak manusia berlindung kepada Allah...
Sungguh betapa berharganya kasih setia-Nya...


Setiap hari, kita menjalani kehidupan...
Berbagai perjuangan harus kita lakukan hari lepas hari...

Hari ini mungkin berhasil...
Esok lusa, kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi...
Namun, dengan mengandalkan Tuhan di dalam setiap situasi...
Semoga kita senantiasa dikuatkan...
Menjalani semuanya dengan sukacita...
Berusaha tulus ikhlas menerima keadaan yang tidak bisa kita ubah...
Meskipun itu bukanlah perkara mudah...

Dalam naungan sayap-Mu, kami rasakan sukacita baru...
Dalam naungan kasih-Mu, ada kelegaan dan damai yang menyentuh kalbu.
Terima kasih oh Tuhanku.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
--- Mazmur 36:8

Friday, November 24, 2017

TODAY, 24 November: Kaya Dalam Segala Hal

TODAY, 24 November: 

Kaya Dalam Segala Hal

Apa yang terjadi ketika kita berhadapan dengan orang yang kaya secara materi?
Mungkin kita sungkan, salting alias salah tingkah, mencoba menampilkan kesan yang baik, dan sebagainya.

'Kan dia orang kaya...
Demikian pula jika kita berhadapan dengan orang yang 'kaya pengetahuannya', semisal dosen, profesor, ataupun mereka yang kita anggap pandai di dunia ini...
Kita menjadi minder, mengagumi, salah tingkah, dan sebagainya...

Tidak mudah untuk bersikap biasa.
Padahal mereka juga manusia, sama seperti kita.
Bagi kita, penting untuk terus menyadari...
Jika kita dikaruniai kekayaan atau pengetahuan...
Marilah tetap ingat, Sang Sumber Segalanya...
Dialah yang menjadikan kita kaya dalam segala hal...
Itu bukanlah dari kekuatan kita...
Bukanlah dari kehebatan kita...
Melainkan hanya dari kebaikan Tuhan semata...

Jadi?
Tak perlu sombong...

Juga tak perlu minder ketika berhadapan dengan mereka yang dikaruniai lebih...
Tokh setiap orang harus mempertanggungjawabkan apa yang diberikan-Nya kepada setiap kita...
Senantiasa memberikan yang terbaik bagi kemuliaan Allah...
Semoga kita tetap menyadari, bahwa jika ada kebaikan dalam diri...
Tuhanlah yang menjadikan kita semua dipenuhi karunia dan bakat tersebut.
Syukur kepada Allah semata...
Jangan jadikan kami orang-orang yang tinggi hati, Tuhan...
Biarlah kami rendah hati dan tetap beriman kepada-Mu.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya  dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan.
--- 1 Korintus 1:5

Thursday, November 23, 2017

TODAY, 23 November: Keselamatan Dari-Mu...

 TODAY, 23 November: 

Keselamatan Dari-Mu...

Dunia menawarkan banyak jalan yang konon adalah jalan keselamatan...
Mungkin kita pernah mencoba menjalani jalan-jalan tersebut...
Namun ternyata akhirnya mengecewakan.
Ternyata itu bukanlah jalan yang kita harapkan...
Tak jarang jalan tersebut malah mencelakakan atau membuat kita tersesat...
Kita menjadi bingung: harus pilih yang mana, harus melangkah di jalur mana?

Keselamatan yang sejati hanyalah dari-Mu saja, Tuhan...
Tuntunlah kami hari lepas hari untuk terus menuju kepada jalan-Mu.
Jangan biarkan kami berlari menjauh...
Bawalah kami mendekat kepada-Mu.
Dalam setiap proses dan pengalaman kehidupan, semoga itu membawa kami terus menuju-Mu...

Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya Tuhan...
Aku menanti-nantikan Engkau...
Ya, kami senantiasa membutuhkan perlindungan-Mu.
Bawalah kami senantiasa menuju jalan keselamatan-Mu.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Aku menanti-nantikan keselamatan  yang dari pada-Mu, ya TUHAN.
--- Kejadian 49:18

Wednesday, November 22, 2017

TODAY, 22 November: Gajah Mati Meninggalkan Gading

TODAY, 22 November: 

Gajah Mati Meninggalkan Gading

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.
(seorang manusia terutama diingat jasa-jasanya atau kesalahan-kesalahannya. Perbuatannya ini, baik maupun buruk akan tetap dikenal meskipun seseorang sudah tiada lagi.) - Wikiquote

Kemarin, komunitas penulis yang saya ikuti mendapatkan kabar duka yang cukup mengejutkan. Salah seorang anggotanya berpulang untuk selamanya secara mendadak.
Yang mengharukan adalah solidaritas para anggotanya yang merasa tersentuh oleh kebaikan hati Si Penulis. Dalam keterlibatannya pada proyek penulisan bersama, banyak pribadi yang bersentuhan dengan beliau, merasa beliau adalah pribadi yang baik dan tulus.
Berbondong-bondong semua memberikan perhatian kepada beliau, memberi penghormatan terakhir.

Mungkin begitulah kehidupan manusia yang fana ini.
Hari ini masih tertawa dengan ceria, esok lusa kita tak tahu lagi akan bagaimana.
Namun selama kita masih diberi kesempatan untuk hidup, semoga kita mempergunakan sebesar-besarnya demi kemuliaan Allah dan kebaikan semata.
Seperti kata pepatah, " Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.
Semoga kita terus memperjuangkan kebaikan semasa hidup, sehingga layak dikenang oleh orang-orang di sekitar kita.
Dan kita bisa pulang ke rumah-Nya dengan tenang karena telah menyelesaikan pertandingan kehidupan kita di dunia.
Selamat jalan, Mas Penulis! 
Saya meyakini bahwa adalah berharga di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Semoga berpulang dalam damai Tuhan.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Berharga di mata  TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
--- Mazmur 116:15

Tuesday, November 21, 2017

TODAY, 21 November: Banyak Rencana

TODAY, 21 November: 

Banyak Rencana

Banyak rencana yang ada di kepala...
Banyak rencana yang sudah dirancang rapi-jali dan teliti ...
Banyak keinginan yang dipanjatkan dalam doa...
Namun, keputusan Tuhanlah yang terlaksana...

Manusia bisa membuat rencana sehebat apa pun...
Manusia bisa memimpikan segala sesuatunya...
Tetapi yang terbaik, sungguh melaksanakan kehendak-Nya...

Bukan hanya apa yang dianggap baik di pikiran kita...

Tuhan Mahatahu...
Tuhan Maha melihat...
Dia mengetahui segala sesuatunya...
Marilah kita berpegang di dalam iman kita kepada-Nya...

Banyak rencana yang ada di hati...
Kami persembahkan kepada Yang Ilahi...
*jadilah kepadaku menurut perkataan-Mu*
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.
--- Amsal 19:21

Monday, November 20, 2017

TODAY, 20 November: Hati Yang Bijak...

 TODAY, 20 November: 

Hati Yang Bijak...

Selamat malam, Bapa...
Di malam ini, kami membawa hati kami kepada-Mu....
Hati yang mungkin sempat hancur...
Hati yang terluka...
Dan mungkin juga hati yang sedang dipenuhi sukacita...
Hati yang bahagia...

Pengalaman hidup menjadikan kami seperti hari ini...
Namun, Tuhan...
Kami memohon agar Engkau mengaruniakan kami hati yang bijaksana...
Hati yang penuh kasih...
Kasih yang bersumber dari-Mu saja...
Jangan sampai kami menjadi pribadi yang keras hati maupun tinggi hati...
Juga bukan yang menyetir suara hati kami sehingga kami menjadi 'buta' dalam nurani...

Kami ini umat-Mu...
Yang merindukan hati kami dipenuhi sukacita dari-Mu...
Semoga Engkau senantiasa membimbing kami...
Menjadi pribadi-pribadi yang mau peduli...
Di tengah dunia yang semakin mementingkan diri sendiri...
Dan semakin 'kering' dari kasih sejati.

Inilah doa kami...
Dengarkanlah doa kami, ya Tuhan...
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita.
--- Amsal 23:15

Sunday, November 19, 2017

TODAY, 19 November: Kemurahan Hati Allah

TODAY, 19 November: 

Kemurahan Hati Allah

Kita terkadang melupakan kelapangan hati Allah...
Kesabaran-Nya...
Kebaikan hati-Nya...
Kemurahan hati Allah sesungguhnya tetap ada...
Bahkan kemurahan itu berlimpah-limpah di hidup kita...
Pengampunan-Nya tanpa batas...
Meskipun kita melakukan kesalahan yang sama...
Meskipun kita mengulangi lagi, itu dan itu saja...
Dia tetap mengampuni kita...
Yang Dia rindukan adalah pertobatan setulus hati kita...
Berbalik dari jalan yang keliru, menuju kepada jalan kebenaran-Nya...

Kita tak lepas dari dosa...
Itu sudah pasti...
Tetapi jangan sampai pula kita menyia-nyiakan kebaikan Allah...
Dan mempergunakan kebebasan kita seenaknya sendiri.

Semoga kita senantiasa menyadari bahwa Allah sungguh murah hati...
Dan tetap berupaya memberikan yang terbaik bagi Dia yang sudah teramat baik di hidup ini bagi kita semua.

(-fon-)/Fonny Jodikin

Atau kalian pandang enteng kemurahan Allah dan kelapangan hati serta kesabaran-Nya yang begitu besar? Pasti kalian tahu bahwa Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya karena Ia mau supaya kalian bertobat dari dosa-dosamu.
--- Roma 2:4 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-Hari)

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya  dan kelapangan hati-Nya?  Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
--- Roma 2:4 

Saturday, November 18, 2017

TODAY, 18 November: Jalan Kehidupan


TODAY, 18 November: 

Jalan Kehidupan

Pada suatu titik di kehidupan, kita mungkin dihadapkan pada persimpangan jalan.
Saat itu mungkin kita mengalami kebingungan: harus pilih jalan yang mana?
Jika hidup hanya untuk hidup belaka, mungkin salah-salah jalan, keliru belok dan sebagainya, tidaklah mengapa...
Tetapi jika kita hidup dan memilih untuk mengikut jalan kebenaran Allah, tentunya kita tidak bisa asal-asalan.

Jalan yang hendaknya kita pilih adalah jalan yang menuju hidup.
Jalan kehidupan.
Jangan sampai kita memilih jalan yang sesat, tanpa sepengetahuan kita...
Terus berdiam di situ, malah bertambah 'nyasar' tak tentu arah.

Semakin menjauh dari jalan kehidupan-Nya...

Memang tidak selalu mudah dalam memilih...
Tetapi, mari meyakini bahwa Tuhan memberikan dukungan dan bimbingan-Nya...
Melalui damainya suara hati saat melangkah...
Melalui Roh Kudus yang bekerja di dalam diri...
Melalui Tuhan yang bekerja melalui sesama di sekitar kita...

Mari mohon kepekaan dari-Nya, agar kita mengikut jalan kehidupan Allah.
Semoga kita senantiasa dikuatkan dalam menjalani semuanya bersama Allah.
Mengikut jalan kehidupan yang membawa kita kepada kebenaran di dalam Dia.
Sepenuh sukacita dan dalam naungan damai sejahtera dari-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat, tanpa diketahuinya.
--- Amsal 5:6

Ia tidak tetap pada jalan yang menuju hidup; tanpa diketahuinya ia telah menyimpang dari jalan itu.
--- Amsal 5:6 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Friday, November 17, 2017

TODAY, 17 November: Hatiku Percaya

TODAY, 17 November: 

HATIKU PERCAYA 

Saat ku tak melihat jalan-Mu
Saat ku tak mengerti rencana-Mu
Namun tetap kupegang janji-Mu
Pengharapanku hanya pada-Mu

Reff :
Hatiku percaya, hatiku percaya
Hatiku percaya, s'lalu ku percaya

(Oleh Edward Chen)

Lirik lagu di atas, terkadang menggambarkan keadaan kita dalam hidup ini.
Ada kalanya kita tak mengerti rencana-Nya...
Namun kita tetap memilih berpegang pada janji-Nya...
Tetap berharap hanya kepada-Nya...

Ya, hatiku percaya kepada Allah!

Karena Dia membawa sukacita...
Pengharapan di dalam Dia, takkan dikecewakan-Nya...
Hatiku percaya kepada-Mu, Tuhan...
Meskipun kenyataan tak seindah impian...
Aku meyakini, rancangan-Mu pasti yang terbaik bagi kami semua.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. 
--- Mazmur 33:21

Wednesday, November 15, 2017

TODAY, 16 November: Hidup Itu Adalah Berkat

TODAY, 16 November: 

Hidup Itu Adalah Berkat

Membaca Ayub Bab 7 ini, saya berhadapan dengan judul perikop yang menyentak dan biasa kita hadapi hari lepas hari.
Hidup itu berat.
Kita semua tahu, pada satu masa Ayub mengalami pergumulan yang sangat berat dan saat itu pasti Dia pun pernah merasakan bahwa sungguh keras hidup yang harus dia jalani.
Ada bulan-bulan yang sia-sia...
Ada malam-malam penuh kesusahan...
Ada helaan nafas yang rasanya sesak...
Ada air mata yang membanjiri bantal kepala...

Ya, pasti kita pernah mengalaminya...
"Bukankah manusia harus bergumul di bumi,  dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? 7:2Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,  7:3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku  malam-malam penuh kesusahan. 
--- Ayub 7:1-3

Dengan skala yang berbeda, pasti kita pernah berpikir bahwa hidup itu berat.
Sebagaimana kita bisa melihat dengan kacamata yang berbeda, hidup memang berat, tetapi kita diberi kekuatan untuk menjalaninya.
Bersama Allah, kita akan dapatkan kekuatan baru untuk melangkah.
Sehingga tak lagi ada alasan untuk bermegah, karena menyadari Dialah sumber kekuatan kita.

Hidup akan terasa berat, jika kita memilih untuk menganggap bahwa memang hidup itu sungguh suatu beban.
Tetapi jika kita melihat hidup itu adalah berkat...
Hanya menambahkan satu huruf, akan terjadi perbedaan.
BERAT versus BERKAT.
Berkat dari Allah yang bisa kita lihat dengan kacamata iman, membawa kita pada apresiasi akan kebaikan-Nya dan pada hidup itu sendiri yang adalah anugerah-Nya.
Bagaimana pun beratnya hidup, pasti ada berkat yang bisa kita lihat dalam keseharian hidup kita.
Semoga kita memilih melihat berkat dari Allah, ketimbang melihat hidup sebagai beban yang tiada habisnya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

TODAY, 15 November: Pedih

TODAY, 15 November: 

Pedih

Hidup dan siklus kehidupan, pada suatu saat akan membawa kita pada rasa pedih.
Suatu kesedihan yang tak terperi...
Suatu kepahitan.
Sebuah luka yang menganga lebar...
Yang tanpa pernah kita sadari telah meninggalkan bekas yang teramat dalam.

Ya, memang itu pernah terjadi...
Seperti Ayub yang mengalami cobaan bertubi-tubi...
Dia pun merasakan kepedihan dan juga kepahitan...
Yang tak dapat lagi dia pendam...

Sebab itu aku tak dapat tinggal diam! Rasa pedih dan pahitku tak dapat kupendam. Aku harus membuka mulutku, dan mencurahkan isi hatiku.
--- Ayub 7:11

Seperti Ayub, mungkin kita harus mencurahkan isi hati.
Jika tidak, kepedihan yang disimpan sendiri, juga bisa mengakibatkan banyak tekanan pada jiwa.
Namun saat mencurahkan isi hati ini, tentunya harus berhati-hati...
Tak jarang, orang yang kita kira 'aman' untuk menampung curhat kita, ternyata kemudian malah berbalik menyebarkan gosip tentang kita.

Curhat dengan orang yang terpercaya, tentunya akan membawa kelegaan tersendiri.
Perasaan dimengerti, kita butuh didengarkan...
Dan dalam doa, ungkapkan semua keluh kesah kita kepada Allah.
Allah yang selalu mengerti dan mau mendengarkan...
Meskipun mungkin di tengah seluruh badai kehidupan kita mempertanyakan kepedulian dan kasih-Nya pada kita...
Tetapi sesungguhnya, Dia memahami setiap kepedihan yang kita rasakan.

Pedih, perih, kubawa berlari menuju kepada Allah Bapa saja.
Hanya Dia yang mengerti segala sesuatunya...
Mari kita mencari wajah-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Tuesday, November 14, 2017

TODAY, 14 November: Seperti Angin

TODAY, 14 November: 

Seperti Angin

Entah mengapa, saya sungguh suka memperhatikan fenomena alam...
Salah satunya adalah angin...
Saat angin berhembus perlahan, membelai rambut panjang gadis belia...
Saat angin kencang diiringi hujan lebat memaksa orang-orang untuk mengeluarkan payung atau berlindung di suatu tempat untuk sementara waktu...
Saat angin topan dan badai datang semisal taifun dan meluluh-lantakkan suatu tempat.
Angin, ya angin...
Dengan berbagai jenis dan variasinya, angin bagi saya cukup menakjubkan...

Mazmur 144 mengangkat sedikitnya kisah tentang angin.
Manusia sama seperti angin...
Harinya seperti bayang-bayang yang lewat...
Ya, demikianlah hidup kita manusia...
Sekadar 'numpang lewat' saja di dunia ini...
Sekelebat saja hidup kita di sini...
Namun, dalam waktu yang singkat itu...
Entah berapa puluh sampai mungkin seratus tahun usia kita...
Mampukah kita memberi arti?
Apakah kehidupan yang kita jalani mampu menyentuh kehidupan orang lain/sesama kita?

Atau...???
Kita hanya hidup hura-hura, tanpa peduli bahwa satu saat ini semua yang hanya sementara saja, akan berakhir juga...?


Semoga hidup kita berarti...
Meskipun kecil. Meskipun hanya sekelebat seperti bayang-bayang lewat.
Meskipun hanya seperti angin...
Tetap percaya bahwa jika Tuhan hadirkan kita di dunia...
Tak ada yang kebetulan.
Dia punya rencana atas kita...
Semoga hidup kita senantiasa berpegang kepada-Nya...
Semoga hidup kita pun menyenangkan hati-Nya.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Manusia sama seperti angin,  hari-harinya seperti bayang-bayang  yang lewat.
--- Mazmur 144:4

Sunday, November 12, 2017

TODAY, 13 November: Sauh Yang Kuat

TODAY, 13 November: 

Sauh Yang Kuat

Jujur saja, saya pribadi pernah merasa dilanda keraguan yang besar.
Saya pun pernah merasa, hidup ini koq begini-begini saja...
Pengharapan? Apa itu?
Mengapa kenyataannya begitu memilukan???


Tetapi, jika kita terus melihat seperti itu, kita melupakan rahmat Allah dalam kehidupan kita.
Pengharapan itu akan selalu ada.
Meskipun saat ini hampir seluruh keadaan hidup kita gelap sekalipun...
Lilin kecil yang bernama pengharapan itu tetap menyala.
Meskipun samar-samar.
Meskipun nyalanya hampir terkalahkan gelapnya ketakutan dan kebimbangan...
Jangan kita menyerah...

Alkitab mengingatkan kita bahwa:
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir
--- Ibrani 6:19

Dalam edisi BIS, berbunyi sebagai berikut:
Harapan kita itu seperti jangkar yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga.
--- Ibrani 6:19 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Jangan kita menyerah...
Terus berpengharapan di dalam Allah...
Iman yang sebesar biji sesawi itu pun mampu memindahkan gunung...
Harapan itu semoga terus kita pupuk...
Sebagai sebuah jangkar yang tertanam sangat dalam...

Sebagai sebuah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita....
Jangan pernah mengecilkan artinya barang sedikit pun...
Karena harapan itu mampu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan...
Terus berjuang dalam segala daya upaya kita...
Dan terus berpengharapan di dalam Dia.

Semoga kita terus mempercayakan hidup ini ke dalam naungan tangan kasih-Nya.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin

TODAY, 12 November: Menunggu Dengan Tenang

TODAY, 12 November: 

Menunggu Dengan Tenang

Mungkin kita sudah berusaha...
Mungkin kita sudah pula berdoa...
Semua yang bisa kita lakukan sebagai manusia, sudah kita kerjakan...
Terkenal dengan istilah, "I'll do my best, let God do the rest."
(Saya akan melakukan yang terbaik, biarkan Tuhan melakukan yang selanjutnya).

Dan ada kalanya memang kita harus menunggu...
Lalu,  bagaimana sikap kita selama menunggu?
Beberapa dari kita menunggu dengan dag-dig-dug...

Beberapa dari kita menunggu dengan H2C (Harap Harap Cemas)...
Banyak dari kita dirundung kekhawatiran yang besar saat menunggu...
Ada kalanya kita menunggu dalam keraguan...
Tidak banyak yang bisa menunggu dengan tenang...
Menunggu di dalam iman...

Ketika kita sudah melakukan segala daya upaya yang bisa dikerjakan oleh bagian manusiawi kita...
Hendaknya sesudah itu, kita mempercayakan kepada Yang Ilahi...
Sang Maha yang tahu segalanya.
Sang Maha yang menciptakan segala sesuatunya di dunia ini.
Percaya.
Dan dengan tenang menunggu waktu-Nya tiba di hidup kita.
Sampai pertolongan-Nya tiba.
Seturut rencana-Nya, sesuai kehendak-Nya.
Semoga kita berusaha sekuat tenaga untuk menunggu dengan tenang...
Penggenapan rencana-Nya dalam hidup kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Jadi, baiklah kita menunggu dengan tenang sampai TUHAN datang memberi pertolongan.
--- Ratapan 3:26(BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)

TODAY, 11 November: Tuhan Adalah Bagianku

TODAY, 11 November: 

Tuhan Adalah Bagianku

"TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
---- Ratapan 3:24

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku...
Kalimat ini menarik perhatianku malam ini...
Tuhan adalah bagianku. Sungguh indah kedengarannya itu...
Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), lebih jelas lagi dituliskan sebagai berikut:
TUHAN adalah hartaku satu-satunya. Karena itu, aku berharap kepada-Nya.
--- Ratapan 3:24 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Tuhan adalah hartaku satu-satunya, karena itu aku berharap kepada-Nya...
Jika kita mampu berada pada kondisi batin yang demikian...
Yang selalu berharap dan mengandalkan Tuhan...
Niscaya, harapan itu tidak akan hilang...
Meskipun kenyataan berkata lain...
Meskipun realita mengecewakan...
Kita berharap hanya kepada-Nya...
Harta terbesar di dalam kehidupan ini...
Bukan rumah gedong, bukan mobil mewah...
Bukan gelar bangsawan, bukan jabatan tinggi...
Tetapi Tuhan: andalan kita sepanjang masa!
(-fon-)/Fonny Jodikin

Friday, November 10, 2017

TODAY, 10 November: Dia Meninggikan Orang Rendah

TODAY, 10 November: 

Dia Meninggikan Orang Rendah

Dia meninggikan orang rendah.
Ya, demikianlah judul Bab Mazmur 113 ini.
Dia menegakkan orang yang hina dari dalam debu...
Dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur...
Untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan...

Terkadang dunia melihat rupa.
Sering kali terjadi demikian.
Kita pun yang terikut arus dunia...
Menjadi mudah menghakimi orang lain...
Hanya karena orang tersebut agaknya tidak selevel dengan kita.

Dunia melihat rupa, tetapi Tuhan melihat hati.
Ia meninggikan orang yang dianggap rendah...
Agar orang-orang yang terlanjur terbiasa dalam kesombongan...
Yang tinggi hati...
Harus belajar untuk lebih rendah hati lagi dan menyadari...
Tanpa Tuhan, dia bukanlah siapa-siapa.


Semoga kita belajar lebih baik lagi dalam hal ini.
Jauhkanlah kesombongan dari dalam diri kami, Tuhan.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Ia menegakkan orang yang hina  dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin  dari lumpur, 113:8 untuk mendudukkan dia  bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya. 
--- Mazmur 113:7-8

Thursday, November 9, 2017

TODAY, 9 November: Naik Pitam

TODAY, 9 November: 

Naik Pitam

Pada satu waktu, mungkin kita pernah marah.
Marah besar luar biasa.
Kita naik pitam.
Kita menjerit. kita berteriak.
Kita memaki, kita menghujat.
Meluapkan emosi negatif  kita sejadi-jadinya.

Lalu, apa yang kemudian terjadi sesudahnya?
Biasanya: penyesalan muncul kemudian...

Dari lubuk hati terdalam: mengapa saya berlaku seperti itu?
Bukankah akan jauh lebih baik, jika saja saya mampu mengendalikan kemarahan itu tadi?

Kemarahan sebetulnya wajar.
Namun bagaimana tingkah laku kita sesudahnya, itu yang menjadi permasalahannya.
Alkitab mengingatkan janganlah lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang yang kurang bijaksana.
Jangan pula kita menyimpan dendam, karena yang tersakiti adalah diri kita sendiri.
Dan jika suatu saat kita naik pitam, semoga kita masih bisa mengendalikannya.
Sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk sesudahnya.
Semoga kita diberi kebijaksanaan dalam mengendalikan kemarahan kita.
Setiap hari, berproses untuk menjadi lebih baik dalam hal ini.
Semoga hidup kita diliputi kasih Tuhan, lebih dalam lagi setiap hari.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Janganlah lekas-lekas marah  dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
--- Pengkhotbah 7:9

Jangan buru-buru naik pitam; hanya orang bodoh menyimpan dendam.
--- Pengkhotbah 7:9 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Wednesday, November 8, 2017

TODAY, 8 November : Dia Memberi Kekuatan

TODAY, 8 November : 

Dia Memberi Kekuatan

Pada suatu hari, di saat aku merasa lelah...
Terkadang ada saatnya pula berada pada kondisi tak berdaya...
Seolah segala daya upaya yang bisa dilakukan oleh manusia...
Tak menunjukkan hasil seperti yang diharapkan...

Lalu apa yang harus kubuat?
Bersimpuh aku di bawah kaki-Mu.
Lagi.
Mencurahkan segala isi hati.
Kuyakin Engkau mampu memberi kekuatan kepada yang lelah...
Meskipun saat aku merasa sangat lelah, aku terkadang lupa...
Ada Allah yang merupakan Sumber Kuatku...
Yang mampu memberikanku kekuatan baru...
Engkau sanggup menambah semangat kepada yang tiada berdaya...
Ya, Engkau Allah kami...
Engkau sanggup melakukan segala sesuatunya...

Dan pada suatu hari, di saat aku menemukan kekuatan baru...
Kusyukuri karya-Mu di hidupku...
Kelelahan demi kelelahan yang sempat membelenggu...
Tiba-tiba saja terkoyakkan oleh semangat baru.
Tuhan, terima kasih atas bantuan-Mu...
Tiada yang mustahil bagi-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Dia memberi kekuatan  kepada yang lelah  dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
--- Yesaya 40:29

Tuesday, November 7, 2017

TODAY, 7 November: Black Widow

TODAY, 7 November: 

Black Widow

Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wanita miliuner Jepang bergelar 'Black Widow' mengakui telah membunuh suami dan tiga orang kekasihnya, dalam sidang pengadilan yang menghebohkan Negeri Sakura. Chisako Kakehi, 70, menjadi terkenal karena dituding membunuh pria-pria yang menjadi pasangannya. Hal itulah yang kemudian membuat dia diberi gelar ‘Black Widow’, laba-laba beracun yang kerap membunuh pasangannya setelah kawin.


Saat ini, melansir Guardian, Kakehi tengah menjalani persidangan atas pembunuhan tiga pria, termasuk seorang suami dan juga percobaan pembunuhan terhadap lelaki lainnya, agar dia bisa mendapatkan keuntungan dari asuransi. Jaksa menduga Kakehi menggunakan racun sianida untuk menghilangkan nyawa keempat pasangannya, dan sukses mengumpulkan ganti rugi asuransi jiwa sebesar satu miliar yen atau setara Rp117 miliar, selama 10 tahun.

Informasi dari CNN Indonesia ini saya dapati bertanggal sekitar bulan Juli yang lalu. Hari ini, saat membaca Channel News Asia online, saya melihat bahwa sudah ada keputusan bagi Chisako Kakehi atas tindakan kriminal yang dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman mati.

Cukup mengerikan agaknya membaca bahwa begitu teganya seorang istri melakukan pembunuhan, hanya demi sejumlah uang asuransi yang memang besar jumlahnya. Ini mengingatkan saya akan pepatah, " Ada uang Abang sayang, tak ada uang, Abang melayang."
Namun agaknya oleh Kakehi- untuk mendapatkan uang- Abang pun harus dilenyapkan.
Dia memilih uang di atas cinta, malah memanfaatkan relasi suami-istri atau sepasang kekasih, demi uang asuransi.

Hal ini mengingatkan saya pada kasih yang abadi.
Bahkan dalam kejadian ini kasih abadi dari manusia, tidak mudah didapat - meskipun itu dari pasangan atau orang terdekat sekali pun.
Berbeda dengan kasih tanpa syarat yang ditawarkan oleh Allah.
Dia adalah kasih. Dia kasih sejati.
Semoga kita hidup di dalam naungan sayap kasih-Nya....
Selama kita bersatu dengan Allah, semoga hidup kita pun dipenuhi kebaikan dari Allah semata.
Jangan sampai kilau harta, takhta, ataupun seluruh keduniawian menghalangi kasih-Nya di dalam hidup kita.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin

Kita sendiri tahu dan percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu kasih. Orang yang hidupnya dikuasai oleh kasih, orang itu bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan dia.
--- 1 Yohanes 4:16 (BIS / Bahasa Indonesia Sehari-hari)