Tuesday, June 30, 2015

TODAY, 1 Juli: Rén xīn bù zú shé tūn xiàng

Rén xīn bù zú shé tūn xiàng

Rén xīn bù zú shé tūn xiàng
a man who is never content is like a snake trying to swallow an elephant (Chinese idiom) #rememberingmyDAD

Papa selalu mengingatkan anak-anaknya untuk belajar bersyukur.
Entah mengapa, hari ini kata-kata itu begitu kuat di dalam hati saya.
Meski Papa sudah meninggal di tahun 1993, lebih dari 20 tahun yang lalu, kata-kata itu terngiang-ngiang kembali...
Betapa sulitnya pada masa kini untuk bersyukur.
Terutama jika kiri-kanan menjadi pembanding dan diri sendiri selalu dipenuhi kompetisi yang terkadang tak disadari menjadi kompetisi negatif dan didominasi iri hati...

Hari ini saya diingatkan (lagi).
Bersyukur untuk apa yang ada...
Berusaha segiat yang saya bisa...
Berdoa kepada Yang Kuasa...
Niscaya, kedamaian akan meraja di dada...
Saya bagikan juga untuk sahabat semua...
Semoga kita terus belajar untuk mensyukuri anugerah-Nya...
(-fon-)

TUHAN adalah kekuatanku  dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya.  Aku tertolong sebab itu beria-ria  hatiku, dan dengan nyanyianku  aku bersyukur kepada-Nya. 
--- Mazmur 28:7


TODAY, 30 Juni: Mama

Mama

Minggu-minggu belakangan ini saya tengah disibukkan dengan mengantar Mama saya ke 'Chiropractor' langganan saya di Singapura.
Chiropractor adalah ahli tulang belakang dan Mama saya terkena 'slipped disc', suatu kondisi tulang belakang yang mengakibatkan tertekannya syaraf dan merasakan sakit yang amat sangat.
Mama, di usianya yang ke-73 merupakan gambaran kekuatan seorang wanita sebagaimana yang saya baca dalam ayat-ayat Amsal sebagai berikut:

Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. 31:26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.  31:27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. 31:28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: 31:29Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
--- Amsal 31:25-30

Perlahan tapi pasti, setelah terapi demi terapi, kondisi Mama berangsur membaik.
Memang tidak lagi sesigap atau secepat dulu karena faktor usia, namun sakit yang menderanya perlahan mulai memudar.
Saya bersyukur kepada Allah atas pemulihan dari-Nya.
Juga berdoa untuk segenap Mama, Ibu di dunia ini, semoga Engkau limpahi mereka hati yang terbuka kepada-Mu, takut akan Allah menjadi bekal hidup di dunia ini...
Lindungilah mereka senantiasa dari yang jahat dan semoga mereka bersuka cita di dalam-Mu selalu.
Tuhan, dengarkanlah doa kami.
Amin.
(-fon-)


Monday, June 29, 2015

TODAY, 29 Juni: Gelisah

Gelisah

Pastinya kita semua pernah merasa gelisah...
Resah, tanpa tahu harus bagaimana.
Rasanya semua tak karuan, apa saja sepertinya kurang pas.
Gelisah bisa dihubungkan dengan rasa negatif lainnya.
Semisal khawatir atau takut...
Namun, saat membaca ayat demi ayat dari Mazmur 23 ini, rasa tenang yang kembali mengambil alih...
Menyadari bahwa Tuhanlah Sang Gembala...
Takkan membiarkan kita kekurangan...
Tuhan senantiasa beserta kita...
Dari saat kita masih dalam kandungan...
Sampai kita menjalani perjalanan hidup sampai hari ini...
Tuhan senantiasa menyertai kita...
Dia mengerti segala yang kita butuhkan...
Mari, belajar lebih beriman lagi kepada-Nya...
Serahkan semua rasa kuatir, gelisah, ataupun ketakutan yang ada...
Dialah Raja segala Raja...
Yang mengerti dan peduli akan keresahan kita.
(-fon-)

Mazmur Daud. TUHAN  adalah gembalaku,  takkan kekurangan  aku 23:2 Ia membaringkan aku  di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air  yang tenang; 23:3 Ia menyegarkan jiwaku.  Ia menuntun  aku di jalan yang benar  oleh karena nama-Nya.  23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,  aku tidak takut bahaya,  sebab Engkau besertaku ;  gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 
--- Mazmur 23:1-4

TODAY, 28 Juni: Segenap Hati, Segenap Jiwa

Segenap Hati, Segenap Jiwa

Mudah untuk berucap bahwa saya mengasihi Allah dengan segenap hati.
Baru saja berucap, tak lama, tindakan kita tak lagi menunjukkan hal tersebut...
Sungguh, betapa kita ditantang untuk terus melaksanakan hal ini di dalam kehidupan kita.
Bahwa hal yang kita ingin lakukan, juga terwujud dalam perkataan dan perbuatan.
Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa kita...
Mempersembahkan segala talenta dan anugerah yang dikaruniakan-Nya bagi kita...
Untuk kemudian hidup sepenuh-penuhnya di dalam Dia...
Memperbesar kerajaan-Nya dan membiarkan Allah meraja di hidup kita.
Dengan segenap hati, dengan segenap jiwa...
Kami mau mengikuti-Mu, Yesus.
(-fon-)

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.  22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
--- Matius 33:37-38

TODAY, 27 Juni: Tuhanlah Kekuatanku

Tuhanlah Kekuatanku

Tuhanlah kekuatanku.
Kata-kata itu keluar dari hatiku.
Memenuhi seluruh rongga di dadaku.
Saat menyadari hidup dan kehidupan itu sungguh rapuh adanya...

Manusia lahir, hidup, kemudian menjadi tua.
Renta. Sakit-sakitan.
Kekuatan yang dulu seolah begitu berjaya...
Tahun demi tahun seolah melemah...

Kepada siapakah aku harus bersandar?
Jika bukan hanya kepada Allah...
Pada saat-saat kita merasa tidak lagi sehebat atau sekuat dulu, barulah (kembali) kita sadari...
Hanya Tuhan Sumber kekuatan sejati.
(-fon-)

TUHAN itu kekuatanku  dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. 
--- Mazmur 118:14

Friday, June 26, 2015

TODAY, 26 Juni: Murni Bagi Kristus

Murni Bagi Kristus

Sesudah menjadi murid Kristus, sudah layak dan sepantasnyalah jika kita turut andil dalam memberitakan Kabar Baik kepada sekitar kita.
Setidaknya, perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari hendaknya juga mencerminkan kehidupan kita sebagai pengikut Kristus itu sendiri.
Semoga demikian adanya dan mari terus mengupayakan hal ini...

Yang senantiasa saja ada seperti ayat di Filipi ini, ada yang memberitakan Kristus karena iri hati dan mau bertengkar...
Sementara yang lainnya memberitakan Kristus karena maksud yang murni...
Ketika kita hendak memberitakan-Nya, semoga hati kita tertuju kepada-Nya saja.
Murni, tujuan itu hanyalah bagi Kristus...
Bukan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi...
Bukan untuk pamer pengetahuan, dsb...
Semoga tujuan kita senantiasa dimurnikan, sehingga apa yang kita lakukan sungguh murni bagi Kristus.
Semoga...
(-fon-)

Memang ada beberapa di antara mereka yang memberitakan Kristus karena iri hati dan mau bertengkar, tetapi yang lainnya memberitakan Kristus karena mempunyai maksud yang murni.
--- Filipi 1:15

TODAY, 25 Juni: Take the Step

Take the Step

Sometimes the smallest step in the right direction ends up being the biggest step of your life.
Tip toe if you must, but take the step.
(TOBYMAC#SPEAKLIFE)

Tulisa Toby Mac di atas menjadi terasa tepat sekali, apabila kita pernah mengalami kegagalan dan merasakan keraguan yang besar untuk melangkah lagi.
Akankah ketakutan itu menghantui, ataukah dengan berani kita melangkahkan kaki...
Jinjit pun tak mengapa, yang penting tetap melangkah...

Kita semua memiliki perlombaan yang diwajibkan bagi kita di dunia ini...
Mari memohon bimbingan Tuhan untuk menyelesaikan pertandingan ini dengan baik.
Dan juga bila kita pernah gagal, mohon kekuatan dari-Nya untuk melangkah bersama-Nya.
Memulai kembali dan berusaha segiat mungkin.
Semoga kita senantiasa berharap dalam iman kepada Allah yang senantiasa menaungi kita dalam penyelenggaraan-Nya.
(-fon-)

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun  dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 
--- Ibrani 12:1

Tuesday, June 23, 2015

TODAY, 24 Juni: Kebenaran Allah

Kebenaran Allah

Pernah bertemu dengan orang-orang yang selalu merasa dirinya benar?
Selalu ingin dipuji, diikuti, dianggap terbaik dan tak pernah merasa salah?

Entah mengapa ketika membaca ayat ini, saya diingatkan untuk tetap rendah hati...
Tak ada orang yang sempurna, apalagi selalu benar...
Begitu pentingnya kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan dosa kita di hadapan Allah.
Kebenaran yang sejati hanya mutlak milik Allah saja.
Semoga kita senantiasa diperlengkapi oleh pengertian benar oleh tuntunan Roh Kudus dalam hidup kita...
Tanpa pengertian benar, kesombongan akan merajalela dan menganggap diri yang paling benar saja...
Jauhkanlah kami semua dari kesombongan, ya Tuhan...
Biarlah kami mengikuti-Mu dengan segenap hati.
Amin.
(-fon-)

Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat  untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. 10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk  kepada kebenaran  Allah.
--- Roma 10:2-3

TODAY, 23 Juni: Kisah Maricel Apatan

Kisah Maricel Apatan

Maricel Apatan, 22, stands in the kitchen of the Edsa Shangri-La Hotel in Manila, preparing to decorate a cheesecake. It would seem to be a routine task for a pastry chef, but Maricel is no ordinary chef – she has no hands. Her disability, however, barely slows her down. Using her wrists, Maricel coats the sides of the cake with crushed nuts. Next, she grips a chef’s knife tightly between her hip and left inner elbow and uses her left wrist to delicately slice grapes, kiwi and strawberries in half. In short order, she arranges the fruit on the cake, adds blueberry filling, and sets an elegant chocolate curl on top. 

Saat membaca kisah Maricel Apatan dari 'wall Facebook' sahabat saya, saya langsung merinding.
Sangat inspirasional kisahnya.
Tanpa kedua belah tangannya, Maricel berhasil menjadi 'chef' di Shangri-La Hotel di Manila.
Marice mengalami tragedi yang mengenaskan di tahun 2000, saat sekelompok orang yang memiliki dendam keluarga menghabisi nyawa pamannya dan membuatnya kehilangan kedua tangannya.
Kehabisan uang, Maricel ditolong oleh Uskup Antonio Ledesma yang merupakan saudara jauhnya dalam melunasi biaya Rumah Sakit.

Sambil membaca link/tautan lainnya dalam bahasa Inggris, saya kembali meneteskan air mata haru.
Apa yang dunia pikir merupakan suatu 'kesialan', suatu ketidakberuntungan, suatu tragedi, suatu kecelakaan...
Dalam pimpinan Tuhan menjadi sesuatu yang sangat indah...
Tuhan memberikan kekuatan bagi Maricel untuk bangkit dan menjadi pemenang bersama-Nya.

Bagaimana dengan kita?
Apa masalah yang begitu mengganggu kita?
Yang selalu kita anggap mimpi buruk atau suatu ketidakberuntungan dalam hidup kita?

Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan...
Kisah Maricel kembali meyakinkan saya akan hal itu...
Persoalan mungkin pelik, namun bersama Tuhan, kita pun bisa mengatasinya dan menjadi pemenang pertandingan kehidupan ini.
Semoga kita senantiasa memiliki semangat hidup dan berjuang lebih baik lagi seperti kisah Maricel yang begitu menginspirasi.
(-fon-)

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan  bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil  sesuai dengan rencana  Allah.
--- Roma 8:28

Sunday, June 21, 2015

TODAY, 22 Juni: Memberikan yang Terbaik

Memberikan yang Terbaik

Masih seputaran Misa Mandarin hari Minggu.
Saya tidak mengerti 100% akan segala bacaan yang dibaca.
Namun, ketika seorang Ibu paruh baya menjadi lektris.
Suaranya yang lembut nan merdu menarik perhatian saya.
Dengan nada-nada yang indah, beliau membacakan bacaan kedua hari itu.
Saya terpaku.
Tidak harus mengerti 100% isi dari bacaan itu untuk mengetahui bahwa beliau sudah memberikan yang terbaik dan sepenuh hati sebagai Lektris.

Segala yang kita miliki hanyalah milik Tuhan...
Sehingga, adalah sangat indah kita kita mengembalikan segala kemuliaan itu kepada-Nya...
Ketika Tuhan menganugerahkan talenta yang kuat bagi kita, betapa indahnya jika kita mempergunakannya untuk melayani-Nya dan sesama...
Untuk memuliakan-Nya...
Untuk memperbesar kerajaan-Nya...
Sebagai bentuk pujian dan syukur atas kebaikan-Nya di hidup kita.
(-fon-)

Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan,  kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah  kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya  sebagai kepala. 29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan  berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa  atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.
--- 1 Tawarikh 29:11-12

TODAY, 21 Juni: Hari Ayah

Hari Ayah

Pagi ini ada kesibukan yang berbeda di Gereja St. Mary of the Angels (SMOTA), Bukit Batok-Singapura.
Ketika datang untuk Misa pagi dalam Bahasa Mandarin karena menemani Mama saya yang sedang berkunjung ke sini, ada persiapan untuk 'Father's Day Run.'
Ketika Misa hampir usai, Romo memanggil para ayah untuk maju dan didoakan.
Lalu, setelah itu ada hadiah untuk para ayah berupa kopi dan 'pastry' gratis di kantin gereja.

Hari yang cukup spesial yang dirayakan di banyak negara di dunia hari ini, termasuk Singapura. Father's Day. 
Sementara Mother's Day di sini diperingati di Minggu kedua bulan Mei yang lalu.
Menjadi seorang ayah, bukanlah peranan mudah.
Namun, tentunya peranan ini amatlah berharga.
Semoga para ayah dikuatkan senantiasa untuk berdiri teguh di dalam iman dan tetap kuat di dalam Tuhan.
Mari kita mendoakan para ayah atau yang menjadi figur ayah bagi kita.
Semoga Tuhan senantiasa melindungi mereka.
Amin.
(-fon-)

Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh  dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!
--- 1 Korintus 16:13

Saturday, June 20, 2015

TODAY, 20 Juni: Menanti dengan Sabar

Menanti dengan Sabar

Perjuangan di dalam penantian.
Agaknya dalam satu musim kehidupan, pernah kita alami.
Terkadang ujian kesabaran itu terasa begitu berat.
Dan, tak tahu kapan akan berakhir.

Satu contoh yang baik dari Alkitab adalah tokoh Abraham.
Dikisahkan bagaimana Abraham menanti dengan sabar, sehingga ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Mungkin yang harus kita lakukan adalah berserah...
Setelah berjuang sekuat tenaga dan berdoa...
Waktu Tuhan tidak selalu sama dengan waktu kita...
Mari belajar menanti dengan sabar di dalam iman.
Tetap percaya kepada penyelenggaraan Allah.
(-fon-)

Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan  kepadanya.
--- Ibrani 6:15

Thursday, June 18, 2015

TODAY, 19 Juni: Actions Speak Louder Than Words

Actions Speak Louder Than Words

Jika kita teliti di sekeliling kita, banyak kali kita kecewa dengan janji-janji dan perkataan manis, namun begitu jauh dari tindakan nyata.
Janji tinggal janji, semua seolah hilang begitu saja ketika berbenturan dengan kenyataan yang tidak semudah omongan belaka.

Sekarang, mari kita teliti hati kita...
Mungkin diri kita sendiri pernah banyak bicara, padahal tingkah laku kita jauh dari apa yang kita katakan.
Mari, sahabat-sahabat di dalam Kristus, kita terus menuju ke arah perbaikan diri...
Untuk menyelaraskan our actions with our words-tindakan dengan perkataan kita.
Mari kita mengasihi bukan dengan perkataan atau lidah, terlebih dalam perbuatan dan dalam kebenaran.
Semoga Roh Kudus senantiasa membimbing kita untuk melangkah di jalan Kristus.
(-fon-)

Anak-anakku,  marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. 
--- 1 Yohanes 3:18

TODAY, 18 Juni: Power Off

Power Off

Hari itu handphone saya baterainya tinggal sedikit.
Dan hari itu pula, handphone itu kembali agak panas.
Ini terjadi sekali-sekali.
Saya pun memilih power off, sambil 'charge' handphone saya.
Lalu, saya mulai menulis TODAY dan satu tulisan lain bagi blog saya-Chapters of Life.
Tiba-tiba, hatiku diliputi kedamaian yang luar biasa.
Tulisan mengalir dengan lancar dan terasa kembali kedekatan dengan Allah dalam menyebarkan kebaikan-Nya.

Gadget, handphone, tanpa terasa begitu mendominasi waktu kita.
Waktu berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan agaknya semakin berkurang.
Waktu dengan yang terkasih-keluarga kita pun- dikurang-kurangi dengan notifications tanpa henti dari WA group, BBM group, Facebook, Path, dan selanjutnya.

Hari ini, baterai HP saya tinggal sedikit.
Lalu, saya power off lagi dan kembali menulis tanpa gangguan gadget...
Ketenangan kembali kurasakan.
Dalam doa pun, sungguh baik jika kita matikan HP sebentar, demi menikmati hadirat-Nya...
Merasakan kasih-Nya.
Semoga kita bisa bersyukur setiap waktu dan menyediakan waktu bagi Dia.
Jika kita bisa punya banyak waktu untuk alat-alat komunikasi canggih kita, semoga kita pun mau menyediakan waktu bagi Allah-Sang Pencipta.
(-fon-)

Aku hendak bersyukur kepada TUHAN setiap waktu, dan tak henti-hentinya memuji Dia.
--- Mazmur 34:1

Wednesday, June 17, 2015

TODAY, 17 Juni: Bermegah di dalam Tuhan

Bermegah di dalam Tuhan

Ketika banyak orang berlomba-lomba untuk pamer mulai dari harta benda sampai buku tabungan...
Saya pribadi mulai merenung: buat apa sih, itu semua dilakukan?
Sebanyak-banyaknya uang yang dimiliki saat ini, apakah itu menjadi sedemikian penting?
Bukankah jika uang itu disalurkan kepada yang membutuhkan akan menjadi jauh lebih berarti ketimbang hanya jadi ajang pameran kemewahan belaka...???


Tentunya, hak mutlak ada di tangan setiap orang yang memiliki kemewahan itu.
Mau diapakan milik mereka, tentunya keputusan ada di tangan mereka.
Saya pribadi tetap berusaha mengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya sementara.
Jika itu dikaruniakan kepada kita, hendaknya kita bersyukur dan bukan bermegah.
Kita hendaknya hanya bermegah di dalam Tuhan yang begitu baik di hidup kita.
Bukan malahan masuk ke arena arogansi dan menyombongkan diri.
Semoga kita makin rendah hati, semakin sadar bahwa tanpa Tuhan kita bukan siapa-siapa.
(-fon-)

"Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.
--- 2 Korintus 10:17

Tuesday, June 16, 2015

TODAY, 16 Juni: Kebaikan

Kebaikan

Berita-berita yang kita dengar dan baca membuat diri ini terkadang merasa ngeri.
Kejahatan seolah merajalela.
Kesetiaan menjadi begitu mahal harganya.
Penculikan, pembunuhan, perselingkuhan, seolah menjadi bahan cerita yang tak habis-habis...
Apalagi ditambah dramatisir berita yang berlebihan.
Menjadikan hati terasa semakin tak tenteram.

Lalu, apa kabar 'kebaikan'?
Kebaikan seolah menjadi barang yang langka dan mahal.
Namun, tak jarang berita-berita tentang kebaikan-entah besar maupun kecil masih terdengar.
Dan, itu sungguh membawa kelegaan!

Semoga kita sebagai pengikut Kristus tak henti menyebarkan kebaikan.
Terus melaksanakannya, menjadikan dunia ini semakin berarti dengan langkah-langkah kita di dalam kasih...
Tak soal apakah itu besar ataupun kecil, yang terpenting semoga kita tetap dibimbing Roh Kudus di dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Semoga buah-buah roh memenuhi hidup kita dan menjadi saluran kasih-Nya di dunia ini.
(-fon-) 

Tetapi buah Roh  ialah: kasih,  sukacita, damai sejahtera,  kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23kelemahlembutan, penguasaan diri.  Tidak ada hukum  yang menentang hal-hal itu.
--- Galatia 5:22-23

Monday, June 15, 2015

TODAY, 15 Juni: Hidup adalah Perjuangan

Hidup adalah Perjuangan

Hidup adalah perjuangan.
Setiap pagi, agaknya kita pun harus berjuang melawan rasa kantuk yang masih tersisa, untuk kemudian bangun pagi dan beraktivitas.
Belum lagi, berkendaraan pun menjadi tantangan tersendiri karena kemacetan yang menjadi-jadi...
Meski dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum pun, tak mudah juga untuk mencapai kantor...

Dalam kondisi yang baik sekalipun, hidup itu tetap perjuangan.
Ditambah lagi, ketika keadaan menjadi lebih sulit dan penuh tantangan...
Adanya anggota keluarga yang sakit, yang harus berpulang ke Rumah Bapa terlebih dahulu, tertipu sejumlah uang yang sangat besar sehingga membuat roda ekonomi keluarga tersendat jalannya, dsb...
Membuat perjuangan di hidup ini terasa makin bertambah saja...

Namun, haruskah kita menyerah?
Hidup adalah perjuangan.
Jika kita berjuang sendirian, kita akan merasa begitu kelelahan.
Perjuangan ini akan menjadi indah, ketika kita berjalan bersama sahabat seiman...
Terlebih lagi, perjuangan ini akan menjadi sesuatu yang bernilai ketika kita tahu, kita tak berjalan sendirian...
Allah beserta kita di setiap episode kehidupan...
Berjuang bersama Allah demi memenangkan pertandingan kehidupan yang Dia sudah sediakan bagi kita.
Jangan menyerah apalagi putus asa...
Ketika kegaulauan menerpa, bersandarlah kepada kekuatan sejati, Allah sendiri.
Sehingga pada akhirnya, kita mampu berseru:
Saya sudah mengikuti perlombaan dengan sebaik-baiknya, dan sudah mencapai garis akhir. Saya tetap setia kepada Kristus sampai akhir.
--- 2 Timotius 4:7

(-fon-)


Sunday, June 14, 2015

TODAY, 14 Juni: Sesal

Sesal

Mungkin rasa sesal pernah kita rasakan...
Penyesalan untuk hal-hal yang seharusnya kita lakukan...
Untuk keberanian mengambil keputusan atas kesempatan yang dulu ada misalnya...
Penyesalan untuk hal-hal yang seharusnya kita bisa hindari...
Penyesalan untuk hal-hal yang telah terjadi, di mana kita mengambil tindakan yang keliru...

Rasa sesal tak jarang menghantui kita.
Dia seolah menghukum diri kita...
Namun, yakinilah...
Pada setiap rasa sesal atas kesalahan yang pernah kita perbuat...
Asalkan kita berbalik dari jalan yang keliru dan kembali ke jalan-Nya...
Dia tentunya akan mengampuni kita...

Sesal itu kita akui...
Namun, jangan sampai berkubang di dalamnya...
Allah yang Pengasih dan Penyayang itu punya kasih dan kesabaran yang sempurna...
Untuk menerima kita- yang ingin kembali mengikuti jalan kebenaran-Nya.
(-fon-)

Koyakkanlah hatimu  dan jangan pakaianmu,  berbaliklah  kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang,  panjang sabar dan berlimpah kasih setia,  dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. 
--- Yoel 2:13

TODAY, 13 Juni: Jenuh

Jenuh

Siapa yang tak pernah merasa jenuh?
Pastinya perasaan ini pernah menyerang kita...
Terkadang intensitasnya tak begitu sering, kali lainnya, begitu mengherankan betapa mudahnya kita merasa bosan.


Ada artikel yang saya baca mengingatkan saya bahwa begitu penting untuk mengetahui tujuan kita hidup di dalam Allah.
Dengan demikian, kita akan menjalani hidup ini dengan sepenuh hati karena kita tahu, kita hanya bisa bertumbuh dan berbuah di dalam Dia.
Semoga kita tak menyia-nyiakan waktu yang berharga yang dikaruniakan-Nya pada kita.
Mari mengendalikan rasa jenuh dengan hal-hal yang positif...
Mari menyadari bahwa hari-hari yang kita jalani sudah dikaruniakan-Nya pada kita dan menjadi tugas kita untuk menjalani dengan bijaksana.
(-fon-)

Ajarlah kami menghitung hari-hari  kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
--- Mazmur 90:12

Friday, June 12, 2015

TODAY, 12 Juni: #RIPAngeline

#RIPAngeline

Kita tengah meradang dan berduka, saat mengetahui nasib gadis kecil Angeline yang pertama-tama dikira hilang, lalu kemudian diketemukan telah meninggal di belakang rumahnya.
Sungguh kenyataan yang menghentak, Angeline yang manis harus berpulang dengan cara yang begitu mengenaskan.
Kenyataan hidup memang mengecewakan, kejahatan makin menjadi-jadi bahkan seolah tanpa kendali.
Kegelapan seolah lebih dominan daripada terang dan kebenaran.
Namun, benarkah demikian?
Mari tetap meyakini, meskipun kenyataannya tidak semudah itu...
Bahwa terang Tuhan yang bercahaya di dalam kegelapan itu takkan pernah mampu dikuasai oleh Si Kegelapan itu sendiri.
Pada akhirnya terang Tuhan akan menjadi pemenangnya...

Semoga Angeline beristirahat dalam kedamaian, setidaknya dia tak perlu lagi mengalami kekejian di dunia ini...
Dan, semoga para pelaku kejahatan terhadapnya dapat melalui sistem peradilan yang seharusnya, semoga mereka bisa bertobat dan berbalik dari jalan yang keliru...
(-fon-)

Terang itu bercahaya di dalam kegelapan  dan kegelapan itu tidak menguasainya.
--- Yohanes 1:5

Thursday, June 11, 2015

TODAY, 11 Juni: Memberi dengan Sukacita

Memberi dengan Sukacita

Mungkin saat ini kita punya banyak berkat dari Tuhan...
Mungkin juga saat ini, kita tengah mengalami masa-masa yang cukup sulit yang harus dilalui...
Namun, ketika dihadapkan kepada kata 'memberi', marilah kita melakukannya dengan kerelaan hati, jangan karena keterpaksaan.
Pemberian tidaklah melulu harus berbentuk uang...
Tenaga, perhatian, telinga yang mau mendengarkan curahan hati sahabat, atau membagikan talenta yang Tuhan titipkan...
Bahkan hanya sebuah senyuman, mampu mengubah hari yang muram yang dilalui seseorang dan menjadikannya lebih ceria...

Semoga apapun yang kita berikan, marilah kita berikan dengan sukacita dan sepenuh hati...
Keikhlasan dalam memberi memegang peranan besar untuk tetap bersukacita dengan pemberian kita.
Karena sebetulnya, apapun yang kita miliki berasal dari Allah saja.
Mari berbagi dengan penuh bahagia dan sukacita.
(-fon-)

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,  sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 
--- 2 Korintus 9:7

Wednesday, June 10, 2015

TODAY, 10 Juni: Tuhan Mencukupkan

Tuhan Mencukupkan

Belum lama berselang, ada kesaksian yang indah dari seorang sahabat.
Untuk mengadakan bakti sosial, ada kebutuhan dana yang seolah sulit untuk dipenuhi.
Namun, perlahan tapi pasti...
Jumlah donatur meningkat dan mencapai angka yang pas dengan kebutuhan baksos.
Sahabatku itu menyatakan sukacitanya bahwa Tuhan sungguh memberikan sesuai dengan kebutuhan.
Tuhan yang mencukupkan.

Ketika kita melakukan 'flashback' atas kejadian-kejadian di kehidupan kita...
Kita pasti juga pernah mengalami hal-hal pemenuhan kebutuhan dari Tuhan...
Sesuatu yang seolah mustahil, pada akhirnya bisa tercapai...
Bukan karena kekuatan kita, namun terlebih karena kasih-Nya yang juga bisa kita rasakan dari orang-orang sekitar kita.

Mari berusaha segiat yang kita bisa...
Sambil terus berharap kepada Allah.
Percayakan segalanya ke dalam tangan-Nya...
Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita.
(-fon-)

Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan  pada waktunya.
--- Mazmur 145:15

Monday, June 8, 2015

TODAY, 9 Juni: My Everything

 My Everything

Lagu Glenn Fredly bergema di telinga saya pagi ini.
My Everything. Lagu cinta yang membahana dan begitu romantis.
Jika sedang mabuk kepayang, tentunya menjadi mudah mengucap kata cinta atau kalimat-kalimat yang indah...
Seseorang yang menjadi tumpuan harapan dan pusat perhatian, menjadi tempat pencurahan kasih sebesar-besarnya...
Namun, cinta yang semacam itu, suatu ketika harus menerima kenyataan juga...
Bahwa semua yang seolah menggelora itu akan reda..
Siapkah kita menerima semuanya?

Menjadikan kekasih atau pasangan kita sebagai segalanya, pasti pernah pula mengecewakan kita.
Bagaimana kita menempatkan Tuhan sebagai pusat kehidupan kita?
Bagaimana kita menjadikan Tuhan Sang Pencipta itu sebagai 'our everything'?
Mengingat betapa baiknya Dia, serta betapa setianya Dia di kehidupan kita...

Jika ada satu, dua, tiga rasa kecewa...
Persembahkan juga kepada Dia, komunikasikan itu semua di dalam doa...
Dan semoga sepanjang hidup ini kita bisa berseru, " You're my everything, God!"

Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku,  tidak ada yang baik  bagiku selain Engkau .
---- Mazmur 16:2


Sunday, June 7, 2015

TODAY, 8 Juni: Kesetiaan

Teman-teman terkasih,
TODAY sempat absen untuk beberapa saat lamanya, dikarenakan penulis kembali ke kampung halaman untuk menghadiri pernikahan seorang kerabat.
Terima kasih untuk perhatian dan doanya yang menanyakan mengapa TODAY sempat hilang dari peredaran.
Kesibukan selama bepergian, juga keterbatasan akses internet membuat TODAY tidak memungkinkan untuk hadir.
Hari ini TODAY hadir kembali dan menyapa segenap sahabat semua.
Semoga Tuhan memberkati kita semua dalam setiap langkah.

Salam dalam kasih Kristus,
-fon-


Kesetiaan

Ada rasa yang mengganggu di hati, ketika mendengar adanya orang ketiga dalam sebuah relasi yang bernama perkawinan.
Kesetiaan di zaman sekarang ini seolah merupakan barang langka.
Janji setia di hadapan Allah di altar pun seolah omong kosong belaka yang mendadak menguap entah ke mana.
Kesannya begitu sulit untuk saling setia. Benarkah demikian adanya?

Mungkin problem begitu pelik, mungkin dulu hanya bermodalkan cinta buta yang tak mau melihat kelemahan pasangan yang jelas-jelas terlihat di depan mata, semisal: sering memukul waktu pacaran, pengangguran dan hanya mengandalkan uang dari orangtua yang jelas-jelas sulit untuk mandiri jika berkeluarga nanti, dan sebagainya.
Perkawinan memang hendaknya menjadi lembaga untuk saling menyempurnakan di dalam kasih kepada Allah, namun jangan sampai kita juga dibutakan oleh fakta-fakta yang sudah ada dan mengganggap itu semua tidak ada---atas nama cinta.

Yang menjadi korban, selain kedua belah pihak, adalah anak-anak dari hasil pernikahan tersebut.
Sungguh menyedihkan melihat keluarga yang tercerai-berai dan anak-anak yang trauma di dalam kepedihan luka batin yang mendalam.
Mari, Sahabat di dalam Kristus, sedapat mungkin kita pertahankan rumah tangga kita.
Sayangi suami/istri kita dengan kasih Allah, karena jika hanya mengandalkan kasih manusia, tentunya tidak mungkin...
Mohon bimbingan dan arahan Roh Kudus untuk melindungi setiap langkah kita agar keluarga kita menjadi seperti keluarga kudus Nazaret.
Selingkuh itu hanya akan menyakiti orang-orang yang disayangi terutama anak-anak.
Setialah sebagaimana Allah adalah setia.
Setia dan saling mengasihi di dalamTuhan itu keren!
(-fon-)

Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah,  Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya  terhadap orang yang kasih kepada-Nya  dan berpegang pada perintah-Nya,  sampai kepada beribu-ribu keturunan
--- Ulangan 7:9