Wednesday, September 7, 2016

TODAY, 7 September: Ketika Materi Bukan Lagi Segalanya...


Ketika Materi Bukan Lagi Segalanya... 

Hartanya bernilai lebih dari USD 28 miliar, namun jam tangan pilihan Li Ka-shing hanyalah Citizen Eco-Drive bertenaga surya harganya "cuma" USD 500 atau sekitar Rp 6 jutaan.   Hal itu terungkap dalam sebuah wawancara antara Li dengan sebuah media baru-baru ini.  

Pria 87 tahun yang juga pria terkaya di Hongkong itu memperlihatkan jam tangan yang ia pakai dan mengatakan jam tangan itu murah, ringkas dan tahan lama.

"Kalau aku memakai jam bernilai ribuan dolar, tentu saja harus selalu berhati-hati. Tetapi jam ini cuma beberapa ratus dolar saja. Aku bisa bermain golf, berenang, bahkan melakukan berbagai olahraga tanpa harus khawatir," tukas Li seperti dilansir dari NextShark tersebut. 

Selain itu, pria yang oleh warga Hongkong didapuk sebagai "Superman"  itu mengatakan, dirinya selalu menambah pengaturan jam yang dipakainya hingga 30 menit supaya tidak terlewat untuk setiap acara.  

Sementara itu, jurnalis wanita wawancara Li, pun turut memperlihatkan  jam tangan  yang dipakainya sebuah Audemars Piguet Royal Oak dengan hiasan berlian yang berharga 30 kali lebih mahal dari jam Li. (Sumber: internet).

Menjadi sesuatu yang menghebohkan ketika seorang yang superkaya secara materi, malah memilih fungsi sebuah jam tangan ketimbang merek atau harganya.
Walaupun harga 6 juta buat jam tangan masih terbilang mahal bagi banyak orang, namun Li yang memiliki daya beli jauh melebihi itu tetap memilih fungsi dan kegunaannya.
Saya yakin perjuangan Li semasa hidupnya sudah melewati apa yang dikatakan di Filipi sebagai berikut:

Saya sudah mengalami hidup serba kekurangan, dan juga hidup dengan berkelebihan. Saya sudah mengenal rahasianya untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga; baik keadaan makmur maupun keadaan miskin, baik keadaan mewah maupun keadaan berkekurangan.
--- Filipi 4:12

Mencukupkan diri dalam segala hal, tak perlu memaksakan diri jika belum mampu.
Jika mampu pun, tidak harus memakai barang-barang supermewah.
Bukankah jika uang itu didedikasikan untuk pelatihan mereka yang miskin dan menderita, bisa membawa perbaikan hidup bagi orang banyak?
Senantiasa menyadari bahwa itu semua adalah karunia-Nya...
Jika hidup berkelimpahan, syukurilah...
Dan alangkah indahnya jika bisa berbagi kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan kita...
Semoga kita dikaruniai hati yang penuh kasih, yang mampu hidup sederhana, meskipun di tengah arus dunia yang mengarah kepada materialisme.
Ya, semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin

No comments: