Sunday, January 29, 2012

TOTD, January 30 – Try Our Best to Forgive

Try Our Best to Forgive

Forgiving does not mean forgetting. When we forgive a person, the memory of the wound might stay with us for a long time, even throughout our lives. Sometimes we carry the memory in our bodies as a visible sign. But forgiveness changes the way we remember. It converts the curse into a blessing. When we forgive our parents for their divorce, our children for their lack of attention, our friends for their unfaithfulness in crisis, our doctors for their ill advice, we no longer have to experience ourselves as the victims of events we had no control over.

Forgiveness allows us to claim our own power and not let these events destroy us; it enables them to become events that deepen the wisdom of our hearts. Forgiveness indeed heals memories. (Henri Nouwen- Healing Our Memories).

I found what Henri Nouwen’s wrote was so true! Forgiving doesn’t mean forgetting. But, the way we look into the wound is different. At least according to Henri, the wound isn’t destroying us any longer. Yes, maybe we’re sad, angry, but we can control it and realized those feelings were there, without making us overreacted. By putting every single feeling and acknowledging them, we then can ask for God’s help to heal us. He’s able. There’s always be hope and a new beginning in the Lord. Let’s try our very best to forgive for our own peace of mind. (-fon-)

Even if they sin against you seven times in a day and seven times come back to you saying ‘I repent,’ you must forgive them.

--- Luke 17:4

Berusaha yang Terbaik untuk Mengampuni

Mengampuni tidak berarti melupakan. Ketika kita mengampuni seseorang, memori luka itu mungkin saja tinggal bersama-sama dengan kita dalam jangka waktu yang panjang, bahkan sepanjang hidup kita. Terkadang kita membawa memori dalam tubuh kita sebagai tanda-tanda yang terlihat. Tetapi pengampunan mengubah cara kita mengingatnya. Pengampunan mengubah kutukan menjadi berkat. Ketika kita mengampuni perceraian orangtua kita, anak-anak kita yang kurang perhatian, ketidaksetiaan sahabat kita di saat kita sungguh butuh pertolongan, dokter kita karena nasihatnya yang kurang bermanfaat, kita tak perlu merasa sebagai korban dari kondisi yang tidak bisa kita kendalikan.

Pengampunan memampukan kita untuk berhak atas kekuatan kita dan tidak membiarkan peristiwa itu menghancurkan kita; pengampunan menjadikan setiap kejadian merupakan hal yang bermanfaat bagi kita untuk lebih bijak. Pengampunan menyembuhkan memori kita. (Henri Nouwen – Healing Our Memories/ Menyembuhkan Memori/Ingatan Kita).

Saya kira apa yang dituliskan Henri Nouwen, sungguh benar adanya. Pengampunan tidak selalu berarti melupakan. Tetapi, bagaimana cara pandang kita terhadap luka tersebut kini tidaklah sama. Setidaknya menurut Henri, luka tersebut tidak lagi memiliki efek merusak diri kita. Ya, kita mungkin sedih, marah, tetapi kita bisa mengendalikannya dan menyadari bahwa perasaan-perasaan tersebut pernah ada, tanpa menjadikan kita bertindak berlebihan. Dengan mengakui setiap perasaan yang pernah ada, kemudian kita bisa mohonkan Tuhan untuk menyembuhkan kita. Dia sanggup. Selalu ada harapan dan awal yang baru di dalam Tuhan. Mari berusaha yang terbaik untuk mengampuni, untuk kedamaian dalam diri. (-fon-)

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.

--- Lukas 17:4

No comments: