Thursday, May 26, 2016

TODAY, 27 Mei 2016: Adakah Balok di Mata Kita?

Adakah Balok di Mata Kita?

Di satu Komunitas Penulis yang pernah saya ikuti di awal-awal meningkatnya kegemaran saya dalam menulis, kami sungguh saling berlatih dan mengingatkan untuk mempergunakan EYD - Ejaan Yang Disempurnakan dalam Bahasa Indonesia.
Tentunya, kami semua punya latar belakang dan gaya penulisan yang berbeda, namun untuk menulis dengan baik tentunya EYD tidak bisa dianggap remeh.
Dari situ, saya belajar untuk tetap mempertahankan EYD sedapat mungkin, padahal dulunya gaya penulisan saya seringnya mempergunakan banyak bahasa 'gaul' ketimbang EYD.

Lalu, bersama teman-teman Katolik  saya pun sempat tergabung dalam beberapa proyek kepenulisan termasuk Renungan Harian Wanita.
Sesudah aktif menulis renungan, sempat dua tahun saya menjadi Editor di sana. 
Menjadi Editor, sungguh dituntut untuk melihat teks naskah dengan sedetail mungkin. 
Sedapat mungkin melihat 'kekurangan' dari Naskah tersebut dan menjadikannya lebih baik dari sisi bahasa.
Editor dituntut untuk kritis, bukan hanya dalam hal ejaan, namun juga isi secara keseluruhan dari tulisan yang bersangkutan.

Pengalaman 'Editing' ini senantiasa mengingatkan saya: betapa mudahnya melihat selumbar di mata orang lain, sedangkan kita sendiri belum tentu menyadari adanya balok di mata kita.
Hal penghakiman, menjadi hal yang paling mudah saat menunjuk orang lain dengan satu jari tanpa menyadari: 4 jari lainnya tertuju pada diri sendiri.
Di tengah kemudahan berkomunikasi di sosial media, saya pun mendapati betapa mudahnya sekarang ini orang berkomentar negatif dan terkadang menyakitkan hati-meskipun mereka belum saling kenal.

Sebagai pengikut Kristus, mari kita telaah diri kita masing-masing. 
Sebelum menunjukkan kekurangan orang lain- sebelum menghakimi mereka-mari lihat diri kita masing-masing: adakah balok di mata kita?
Semoga secara berproses kita menjadi orang-orang yang bijaksana di dalam Allah dalam hal penghakiman ini.
Bukan perkara mudah, tetapi di dalam Dia selalu ada harapan dan kemungkinan.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.  7:3Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 7:4Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
--- Matius 7:1-5

No comments: