Saturday, May 21, 2016

TODAY, 21 Mei 2016: Hidup Sederhana

TODAY, 21 Mei 2016
Hidup Sederhana
Di zaman modern seperti sekarang ini, agaknya tidak terlalu mudah untuk hidup seadanya. Hidup sederhana, apa adanya.
Orang seolah berlomba-lomba menampilkan apa yang disebut Pope Francis sebagai: konsumerisme, kesenangan, kelebihan materi, dan kekayaan lewat sosial media.
Seolah jika mereka yang tidak atau kurang 'pamer' menjadi ketinggalan dan seolah 'kurang gaul' dibandingkan yang lainnya.

Meskipun ini Khotbah Pope Francis dari Misa Natal lalu, namun bagi saya apa yang beliau katakan tetap atau bahkan sangat relevan dengan keadaan kita sehari-hari di dunia ini:


Dalam khotbahnya, Paus mengecam apa yang disebutnya kecanduan masyarakat dengan konsumerisme, kesenangan, kelebihan materi, dan kekayaan.  Mencatat kesederhanaan kelahiran bayi Yesus di sebuah kandang, Fransiskus mengatakan, Yesus “menyerukan kepada kita untuk bertindak bijaksana, atau dengan perkataan lain, hidup secara sederhana, berimbang, konsisten, dan mampu membedakan mana yang perlu dan mana yang tidak. (Khotbah Paus Fransiskus pada Misa Natal 24 Desember 2015)
Saya pernah mengalami masa-masa kena PHK (Putus Hubungan Kerja) saat krisis moneter di seluruh dunia yang juga berdampak di Indonesia.
Saya dan teman-teman satu departemen dirumahkan dengan pesangon, namun kondisi krisis membuat kami tak mudah juga mencari pekerjaan.
Selama terkena PHK itu, saya sungguh mengerti apa yang namanya hidup sederhana. 
Harus betul-betul mampu membedakan mana yang perlu dan mana yang tidak.
Tidak lagi hidup semaunya sendiri, namun betul-betul harus mengelola keuangan dengan bijaksana untuk hidup sehari demi sehari untuk kemudian melewati bulan demi bulan.
Puji Tuhan, setelah menganggur selama 4 bulan, saya pun mendapat pekerjaan baru.
Di situ saya sungguh belajar bahwa kita seharusnya berusaha untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan...
Untuk hidup sederhana, tidak sulit. 
Yang mahal adalah gaya hidup.
Dan bagi saya pribadi, kalau memang belum mampu, saya berusaha untuk tidak memaksakan diri sehingga tidak terjadi besar pasak daripada tiang.

Semoga kita terus belajar hidup sederhana, jika memang Tuhan beri kemudahan dan kelimpahan, itulah saatnya juga untuk berbagi kepada sesama yang menderita dan berkekurangan.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)

Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri  dalam segala keadaan.
--- Filipi 4:11

No comments: