Monday, April 25, 2016

TODAY, 24 April: Going Beyond Just the Wedding Day

Going Beyond Just the Wedding Day

Going Beyond Just The Wedding Day 
Marriage has a missionary dimension, said Pope Francis. In choosing to love in good times and in bad times, married couples will become the instrument of God’s blessing and love. Reflecting this, Kenyan Bishops, speaking at the Synod on the Family in October 2015, observed that “Many people concentrate on their wedding day and forget the life-long commitment they are about to enter into. The Sacrament is not a single moment, but is a reality that permanently influences the whole of married life. (Friar Clifford Augustine, OFM- Parish Priest St. Mary of the Angels-Singapore)

Membaca tulisan Father Clifford di Buletin Gereja di Hari Minggu ini membawa saya kembali kepada perenungan...
Saat mempersiapkan hari H pernikahan, tentunya begitu banyak yang harus dikerjakan.

Seluruh perhatian terserap kepada hal-hal -besar ataupun kecil- di hari itu saja.
Padahal, kehidupan pernikahan sesudahnya adalah jauh lebih penting daripada pesta sehari.
Tak ada pesta yang tak usai, sepanjang apa pun pesta itu, harus berakhir juga...
Kehidupan pernikahan sesudahnya sering kali jauh dari hiruk-pikuk atau gegap gempita...
Terkadang harus berhadapan dengan kekecewaan karena ekspektasi yang tinggi terhadap pasangan hidup kita di awal pernikahan tidak sesuai dengan kenyataannya.

Kita semua dipanggil untuk mencinta sebagaimana yang terlihat di Katekismus Gereja Katolik no 1604 sbb:

Tuhan yang telah menciptakan manusia karena cinta, juga memanggil dia untuk mencinta, satu panggilan kodrati dan mendasar setiap manusia. Manusia telah diciptakan menurut citra Allah, Bdk. Kej 1:27. yang sendiri adalah cinta. Bdk. 1 Yoh 4:8.16. Oleh karena Allah telah menciptakannya sebagai pria dan wanita, maka cinta di antara mereka menjadi gambar dari cinta yang tak tergoyangkan dan absolut, yang dengannya Allah mencintai manusia. Cinta ini di mata Pencipta adalah baik, malahan sangat baik Bdk. Kej 1:31.. Cinta Perkawinan diberkati oleh Allah dan ditentukan supaya menjadi subur dan terlaksana dalam karya bersama demi tanggung jawab untuk ciptaan: "Allah memberkati mereka dan berkata kepada mereka: Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi" (Kej 1:28)--- KGK no. 1604

Melalui lembaga pernikahan, suami dan istri saling memilih untuk setia...
Tetap setia di tengah kondisi dunia yang kacau dan semakin menjauh dari nilai-nilai penting pernikahan...
Namun, sebagaimana Allah adalah kasih, mari kita hidup di dalam Dia dan dikuasai oleh kasih-Nya...
Dengan persatuan itu, semoga kita bisa hidup di dalam sukacita bersama pasangan dan anak-anak yang Tuhan karuniakan kepada kita.
Semoga kita pun tetap memegang nilai-nilai luhur pernikahan itu dan tetap setia sampai akhir nanti.
(-fon-)
Kita sendiri tahu dan percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu kasih. Orang yang hidupnya dikuasai oleh kasih, orang itu bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan dia.
--- 1 Yohanes 4:16
355

No comments: