Sunday, April 17, 2016

TODAY, 15 April: Mengendalikan Ketergantungan Pada Barang Dunia

Mengendalikan Ketergantungan Pada Barang Dunia

Di bidang ekonomi, hormat kepada martabat manusia menuntut kebajikan penguasaan diri, supaya mengendalikan ketergantungan kepada barang-barang dunia ini: kebajikan keadilan, supaya menjamin hak-hak sesama dan memberi kepadanya apa yang menjadi haknya; dan solidaritas sesuai dengan kaidah emas dan sikap suka memberi dari Tuhan, karena "Ia, sekalipun Ia kaya, telah menjadi miskin karena kamu, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (2 Kor 8:9).
(KGK- Katekismus Gereja Katolik 2407)

Barang-barang dunia...
Segala yang ada di bumi ini ada masa kadaluarsanya...
Satu saat, saat harus kembali pada-Nya, takkan bisa kita bawa.
Percakapan dengan seorang pengemudi taksi kembali membawa saya pada perenungan mendalam.
Beliau berkata," Kita datang ke dunia dengan tangan kosong, satu saat kita harus pergi dengan tangan kosong pula." ( We came to this world empty handed, one day we need to go empty handed as well.)

Tak perlu terlalu berbangga dengan apa yang ada, apa yang bisa kita beli, apa yang kita pakai...
Jika memang itu berupa barang-barang mewah, barang-barang dunia...
Hendaknya kita dengan bijak mengendalikan ketergantungan atas itu semua.
Kembali kepada hal-hal yang lebih penting yaitu menyadari bahwa itu semua hanyalah anugerah-Nya.
Tak perlu mengumbar secara berlebihan...
Kita semua jauh dari kaya... 
Tuhan Yesus yang kaya itu membuat diri-Nya menjadi miskin bagi kita semua.
Jangan sampai kita terlena dan menganggap kehebatan kita semata yang menjadikan kita berpunya pada hari ini.
Ingatlah Tuhan, terus berbagi dalam kasih, melakukan yang terbaik yang kita bisa dengan segala yang dikaruniakan-Nya bagi kita.
(-fon-)

Sebab kalian mengetahui betul bahwa kita sangat dikasihi oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Ia kaya, tetapi Ia membuat diri-Nya menjadi miskin untuk kepentinganmu, supaya dengan kemiskinan-Nya itu, kalian menjadi kaya.
--- 2 Kor 8:9 ( Edisi BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari)

No comments: