Tuesday, November 3, 2020

TODAY, 3 November 2020: Kata‘Kita’ Pada Kejadian 1:26

 

TODAY, 3 November 2020:

 

Kata ‘Kita’ Pada Kejadian 1:26

 

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia  menurut gambar dan rupa  Kita, supaya mereka berkuasa  atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara  dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

--- Kejadian 1:26

 

Mungkin pernah terbersit pada pikiran, saat kita membaca ayat di atas.

Mengapa kata yang digunakan adalah ‘kita’?

Bukan ‘Saya’? Bukan juga ‘Aku’?

Hal ini terjadi karena saya sedang mengikuti group membaca Alkitab dari awal (Kitab Kejadian).

Dan saat membaca ulang di malam ini, pertanyaan itu muncul kembali.

Saya lalu mencari beberapa referensi:

 

Maka yang paling masuk akal adalah pandangan berikut ini. Adalah suatu fakta, bahwa dalam Kitab Suci, kata Elohim, yaitu kata benda plural/ jamak yang mengacu kepada sebutan Allah, dituliskan sebanyak sekitar 2500 kali, yang diikuti dengan kata kerja maupun kata sifat yang sifatnya singular/ tunggal. Fakta ini mengakibatkan ada banyak ahli Kitab Suci mengatakan bahwa hal ini menunjukkan adanya penggambaran ‘uniplurality’ dalam diri Allah. Hal ini tentu bukan kebetulan ataupun ketidaksengajaan, sebab diulangi sampai ribuan kali. Bahwa dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, artinya belum sepenuhnya dinyatakan, namun dalam Perjanjian Baru, Allah kemudian menyingkapkan maksudnya. Yaitu bahwa penggambaran ini mengacu kepada adanya Tiga Pribadi dalam diri Allah yang Satu, yang kemudian dikenal dengan “Trinitas” atau “Allah Tritunggal”. Pewahyuan ini secara bertahap disingkapkan oleh Kristus Sang Putera Allah, sebagaimana disampaikan oleh para Rasul-Nya. (sumber:Katolisitas)

 

Kesimpulannya, jika ditanya, mengapa Musa menggunakan kata “Kita” dalam Kej 1:26? Maka jawaban yang paling masuk akal adalah, karena Allah memang mewahyukannya demikian kepada Musa. Musa hanya menuliskannya dengan setia, suatu frasa yang mungkin belum sepenuhnya dipahami pada saat itu. Namun Allah sendiri kemudian menyatakan maksudnya dalam Perjanjian Baru. Yaitu setelah Ia sendiri mengutus Yesus Putera-Nya dan Roh Kudus-Nya yang menginspirasikan para penulis Injil dan surat-surat para Rasul lainnya, yang menjelaskan tentang adanya ketiga Pribadi Allah ini dalam ke-esaan Allah. (Katolisitas)

 

Jadi, saat menerima pewahyuan Allah, Musa menerimanya demikian.

Kata ‘kita’ yang dipakai.

Terlepas dari penggunakan kata ‘Elohim’-sebutan Allah yang plural (jamak) dengan diikuti kata kerja maupun kata sifat tunggal….

Bahkan disebutkan sebanyak 2500 kali.

Ini semua pada akhirnya menuju pada penggenapannya di Perjanjian Baru.

Tentang Pribadi Allah yang ‘Tritunggal’ ini.

Pewahyuan yang disingkapkan oleh Kristus, Putera Allah.

Dan disampaikan oleh rasul-rasul-Nya.

 

Semoga Anda berkenan dengan pencerahan yang saya bagikan saat ini.
Selamat malam, Tuhan memberkati.

(-fon-)/Fonny Jodikin

No comments: