Wednesday, June 10, 2020

TODAY, 11 Juni 2020: Ukur-mengukur


TODAY, 11 Juni 2020: 

Ukur-mengukur

 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.  7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

--- Matius 7:1-2


Penjelasan Matius 7:1:
Yesus mengecam kebiasaan mencela kesalahan orang lain sementara mengabaikan kesalahan diri sendiri. Orang percaya harus pertama-tama tunduk kepada standar kebenaran Allah sebelum berusaha untuk meneliti dan mempengaruhi perilaku orang Kristen lain (ayat Mat 7:3-5). --- Sumber: alkitab.sabda.org

Inilah Matius ayat 7:3-5:
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.

Waktu memutuskan untuk menulis renungan harian dan menjadikannya jadwal rutinku, ada terselip sedikit-banyak suatu kekhawatiran juga.
Karena jika aku menuliskan kebenaran-Nya, aku pun akan diukur menurut standar yang lebih tinggi.
Padahal?
Aku adalah manusia biasa yang juga masih banyak dosanya.
Apa aku layak?
Butuh beberapa tahun untuk melangkah dari menuliskan renungan harian seorang Pewarta asal Amerika Serikat, sampai akhirnya kepercayaan pada diri muncul untuk menuliskan renungan harianku sendiri.
Karena aku bertujuan untuk memuliakan Tuhan.
Dan tidak ada maksud lainnya.
Menggurui?
Masih jauh rasanya.
Bukan pula pesimis, tetapi aku merasa tiap kali menuliskan renungan lebih untuk mengingatkan diri sendiri.
Dan jika dirasa itu baik bagi orang lain juga, mengapa tidak berbagi?
Itu saja.

Seperti penjelasan Mat 7:1 di atas, bisa kita lihat:
Yesus mengecam kebiasaan mencari-cari kesalahan orang lain, sementara mengabaikan kesalahan sendiri.
Ini yang aku coba pertahankan.
Semoga aku tidak tutup mata pada kesalahanku sendiri.
Dan tidak perlu juga 'menghabisi' orang lain.
Mencela dan melakukan kritik besar-besaran pada saat dia melakukan kesalahan.
Aku mencoba bicara empat mata, seperti kata Alkitab.
Jika ada yang harus ditegur, tegurlah secara empat mata.
Mungkin jika bentuk di media sosial, itu berarti japri (jalur pribadi) atau DM (Direct Message).
Tidak perlu ditunjukkan pada seluruh dunia.
Bahwa aku benar dan dia salah.

Masih berproses sampai hari ini.
Tidak mudah, sungguh!
Hanya dengan mengandalkan Tuhan, semoga kita semua bisa lebih baik dalam hal ini.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin





No comments: