TODAY, 31 Januari 2018 :
Rendah dan Hina
Beberapa orang sering memandang orang lain rendah dan hina.
Mungkin kita pernah mengalaminya.
Dan mungkin kita tak pernah menyangka...
Orang yang kita kira baik dan kita anggap sebagai teman, ternyata mampu mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan hati.
Kita mungkin pernah direndahkan. Kita pernah dihina.
Kita bisa memilih berkubang di dalam kesedihan...
Tetapi mungkin juga kita ingat bahwa Allah melihat semuanya.
Dia memilih yang diangap rendah, hina, dan malah yang dianggap tidak berarti oleh dunia ini, supaya Allah menghancurkan yang dianggap penting oleh dunia.
Seberapa penting pandangan orang lain terhadap kita?
Jika memang kita menyadari, bahwa yang paling mengenal hati kita adalah Tuhan sendiri...
Semoga kita tidak terlanjur kecil hati, jika kita disalahartikan...
Orang salah paham terhadap kita...
Sehingga mengeluarkan perkataan-perkataan negatif mengenai kita...
Sembari introspeksi diri...
Mari, kita belajar untuk tidak memandang rendah dan hina orang lain...
Karena takkan ada orang yang suka, jika direndahkan ataupun dihina...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Allah memilih yang dianggap rendah, hina, dan malah yang dianggap tidak berarti oleh dunia ini, supaya Allah menghancurkan yang dianggap penting oleh dunia.
--- 1 Korintus 1:28 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Wednesday, January 31, 2018
Monday, January 29, 2018
TODAY, 30 Januari 2018: Januari
TODAY, 30 Januari 2018:
Januari
Tanpa terasa, kita sudah hampir berada di penghujung bulan Januari.
Waktu begitu cepat berlalu.
Padahal seolah baru saja kita melewati Hari Natal dan Tahun Baru.
Januari, mungkin punya kisah tersendiri bagi kita.
Layaknya penyanyi Glen Fredly dalam salah satu hitsnya punya kisah sedih yang berakhir di bulan Januari...
Mungkin kita pun pernah punya kesedihan di bulan ini pada tahun-tahun sebelumnya.
Ada kalanya, mungkin kita punya kisah bahagia dan ceria di Januari...
Apa pun yang terjadi...
Januari akan mengawali setiap tahunnya.
Lalu menyusul bulan-bulan berikutnya...
Lalu genaplah setahun lamanya...
Mari tetap memuji kemuliaan Tuhan sepanjang jalan kehidupan...
Setiap langkah yang kita lalui, mulai Januari, Februari, Maret dan seterusnya...
Semoga tetap berpegang dalam iman kita kepada Allah.
Mempercayakan kehidupan ini sekali lagi ke dalam genggaman tangan-Nya.
Tuhan, bimbinglah langkah kami...
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.
--- Mazmur 138:5
Januari
Tanpa terasa, kita sudah hampir berada di penghujung bulan Januari.
Waktu begitu cepat berlalu.
Padahal seolah baru saja kita melewati Hari Natal dan Tahun Baru.
Januari, mungkin punya kisah tersendiri bagi kita.
Layaknya penyanyi Glen Fredly dalam salah satu hitsnya punya kisah sedih yang berakhir di bulan Januari...
Mungkin kita pun pernah punya kesedihan di bulan ini pada tahun-tahun sebelumnya.
Ada kalanya, mungkin kita punya kisah bahagia dan ceria di Januari...
Apa pun yang terjadi...
Januari akan mengawali setiap tahunnya.
Lalu menyusul bulan-bulan berikutnya...
Lalu genaplah setahun lamanya...
Mari tetap memuji kemuliaan Tuhan sepanjang jalan kehidupan...
Setiap langkah yang kita lalui, mulai Januari, Februari, Maret dan seterusnya...
Semoga tetap berpegang dalam iman kita kepada Allah.
Mempercayakan kehidupan ini sekali lagi ke dalam genggaman tangan-Nya.
Tuhan, bimbinglah langkah kami...
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, sebab besar kemuliaan TUHAN.
--- Mazmur 138:5
TODAY, 29 Januari 2018: Lost Connection
TODAY, 29 Januari 2018:
Lost Connection
Di zaman now (baca: zaman sekarang), orang lebih peduli akan wi-fi, data handphone, ketimbang banyak hal lainnya.
Kita melihat, makin banyak orang sibuk dengan Handphone, bahkan pada saat acara keluarga.
Seharian sudah berada bersama-sama dengan kita, masih rasanya tak cukup juga.
Kita menjadi takut, marah-marah, mungkin mengamuk ketika kita kehilangan koneksi dengan gadget.
Lost connection tidak mudah dihadapi orang pada saat ini.
Bagaimana dengan hubungan kita dengan keluarga?
Bagaimana hubungan kita dengan sesama?
Terakhir : bagaimana hubungan kita dengan Tuhan?
Agaknya, ini menjadi pertanyaan bagi kita semua: apakah kita juga terputus atau kehilangan hubungan kita dengan yang dekat di hati atau mungkin dengan Tuhan?
Kitab Mazmur mengingatkan kita untuk mencari wajah Allah.
Semoga di tengah arus modern saat ini...
Di tengah banyak godaan seputar sosial media dan alat teknologi yang menakjubkan...
Semoga kita tetap punya waktu untuk berdoa...
Untuk curhat dengan Tuhan.
Dan untuk mencari wajah-Nya.
Jangan hanya mencari-Nya ketika perlu atau butuh.
Dia selalu setia, bagaimana dengan kita???
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.
--- Mazmur 27:8
Lost Connection
Di zaman now (baca: zaman sekarang), orang lebih peduli akan wi-fi, data handphone, ketimbang banyak hal lainnya.
Kita melihat, makin banyak orang sibuk dengan Handphone, bahkan pada saat acara keluarga.
Seharian sudah berada bersama-sama dengan kita, masih rasanya tak cukup juga.
Kita menjadi takut, marah-marah, mungkin mengamuk ketika kita kehilangan koneksi dengan gadget.
Lost connection tidak mudah dihadapi orang pada saat ini.
Bagaimana dengan hubungan kita dengan keluarga?
Bagaimana hubungan kita dengan sesama?
Terakhir : bagaimana hubungan kita dengan Tuhan?
Agaknya, ini menjadi pertanyaan bagi kita semua: apakah kita juga terputus atau kehilangan hubungan kita dengan yang dekat di hati atau mungkin dengan Tuhan?
Kitab Mazmur mengingatkan kita untuk mencari wajah Allah.
Semoga di tengah arus modern saat ini...
Di tengah banyak godaan seputar sosial media dan alat teknologi yang menakjubkan...
Semoga kita tetap punya waktu untuk berdoa...
Untuk curhat dengan Tuhan.
Dan untuk mencari wajah-Nya.
Jangan hanya mencari-Nya ketika perlu atau butuh.
Dia selalu setia, bagaimana dengan kita???
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.
--- Mazmur 27:8
Sunday, January 28, 2018
TODAY, 28 Januari 2018: Datang Kepada-Nya
TODAY, 28 Januari 2018:
Datang Kepada-Nya
Ya, anak-anakku, doa adalah sumber segala rahmat, ibu segala kebaikan, cara yang paling efektif dan umum untuk memenuhi kehendak Tuhan agar kita datang kepada-Nya. Kristus bersabda kepada kita: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” (Sebagian Cuplikan dari: Katekese Tentang Doa Oleh St. Yohanes Maria Vianney)
Hari ini, saya teringat akan Santo Yohanes Maria Vianney...
Lalu, saya mencari-cari informasi tentang beliau di Internet...
Bertemu dengan Katekese tentang doanya yang sungguh menggugah hati.
Tentang doa.
Ya, doa adalah sumber segala rahmat...
Ibu dari segala kebaikan...
Cara yang paling efektif untuk memenuhi kehendak Tuhan agar kita datang kepada-Nya.
Malam hari ini, mungkin kita dipenuhi dengan permasalahan...
Kepala rasanya penuh.
Hati rasanya tidak tenang...
Mari dateng kepada-Nya.
Persembahkan segala yang kita rasakan...
Hanya kepada Allah.
Dia peduli. Dia mengerti.
Ketuklah pintu-Nya...
Maka, akan dibukakan jalan-jalan bagi kita...
Mungkin butuh waktu, mungkin tidak langsung seketika...
Semua secara berproses kita jalani...
Percayakan hidup kita sekali lagi ke dalam tangan kasih-Nya.
Mohon agar ditambahkan keimanan kita...
Semoga kita senantiasa mengarahkan hati kita hanya kepada Allah.
Selamat malam. Tuhan memberkati kita semua.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."
--- Matius 7:7
Datang Kepada-Nya
Ya, anak-anakku, doa adalah sumber segala rahmat, ibu segala kebaikan, cara yang paling efektif dan umum untuk memenuhi kehendak Tuhan agar kita datang kepada-Nya. Kristus bersabda kepada kita: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.” (Sebagian Cuplikan dari: Katekese Tentang Doa Oleh St. Yohanes Maria Vianney)
Hari ini, saya teringat akan Santo Yohanes Maria Vianney...
Lalu, saya mencari-cari informasi tentang beliau di Internet...
Bertemu dengan Katekese tentang doanya yang sungguh menggugah hati.
Tentang doa.
Ya, doa adalah sumber segala rahmat...
Ibu dari segala kebaikan...
Cara yang paling efektif untuk memenuhi kehendak Tuhan agar kita datang kepada-Nya.
Malam hari ini, mungkin kita dipenuhi dengan permasalahan...
Kepala rasanya penuh.
Hati rasanya tidak tenang...
Mari dateng kepada-Nya.
Persembahkan segala yang kita rasakan...
Hanya kepada Allah.
Dia peduli. Dia mengerti.
Ketuklah pintu-Nya...
Maka, akan dibukakan jalan-jalan bagi kita...
Mungkin butuh waktu, mungkin tidak langsung seketika...
Semua secara berproses kita jalani...
Percayakan hidup kita sekali lagi ke dalam tangan kasih-Nya.
Mohon agar ditambahkan keimanan kita...
Semoga kita senantiasa mengarahkan hati kita hanya kepada Allah.
Selamat malam. Tuhan memberkati kita semua.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."
--- Matius 7:7
Saturday, January 27, 2018
TODAY, 27 Januari 2018: Kekayaan Bukan Segalanya
TODAY, 27 Januari 2018:
Kekayaan Bukan Segalanya
Uang memang penting.
Tetapi bukan segalanya.
Demikian pula dengan kekayaan...
Tanpa bermaksud untuk negatif, karena jika dipergunakan untuk kebaikan pastinya kekayaan itu adalah baik...
Namun jika hanya mengandalkan kekayaan belaka...
Betapa hidup akan hilang esensinya...
Berganti dengan keserakahan dan mau menang sendiri hanya demi untuk segenggam kekayaan pribadi.
Siapa yang mempercayakan diri kepada kekayaan akan jatuh.
Demikian Kitab Amsal bab 11 mengingatkan kita hari ini...
Semoga kita bisa hidup benar di dalam Yesus...
Jika dikaruniai kelebihan dalam hal finansial...
Jika diberi kepercayaan atas kekayaan di hidup ini...
Semoga kita bisa mempergunakan sebesar-besarnya demi kebaikan dan kemuliaan Allah.
Bukan untuk menjadi sombong atau tinggi hati.
Karena pada akhirnya, kita menyadari bahwa ini semua hanyalah sementara.
Ketika kita harus kembali kepada-Nya, takkan ada yang bisa kita bawa.
Selain kesetiaan kita dan pertanggung jawaban bagaimana kita menjalani hidup kita semasa kita di dunia.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.
--- Amsal 11:28
TODAY, 26 Januari 2018 : Bohong
TODAY, 26 Januari 2018 :
Bohong
Ibu D - panggil dia begitu- maunya terlihat baik di depan semua orang.
Tak jarang beliau berbohong, yang dipikirnya demi kebaikan.
Perlahan tapi pasti, kebohongannya mulai terkuak satu per satu.
Seberapa rapinya sebuah atau banyak kebohongan ditutupi, satu saat akan terbongkar juga...
Orang-orang sekitar Ibu D mulai mengetahui kebohongannya dan tidak lagi respek padanya.
Dia yang awalnya terlihat baik, sekarang malah kelihatannya negatif di mata teman-temannya.
Mungkin kita pernah mendengar kisah serupa.
Atau kita mungkin pernah mengalami hal yang mirip dengan kejadian di hidup kita.
Apa pun yang terjadi, mari sedapat mungkin hidup dalam tuntunan kejujuran.
Tidak selalu mudah, memang.
Namun ketika hanya untuk terlihat baik, lalu kemudian harus menipu orang lain...
Suatu saat akan terbongkar juga...
Semoga kita dijauhkan dari 'bohong' dan kroni-kroninya.
Berusaha hidup benar seturut kehendak-Nya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Orang baik dituntun oleh kejujurannya; orang yang suka bohong dihancurkan oleh kebohongannya.
--- Amsal 11:3 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Bohong
Ibu D - panggil dia begitu- maunya terlihat baik di depan semua orang.
Tak jarang beliau berbohong, yang dipikirnya demi kebaikan.
Perlahan tapi pasti, kebohongannya mulai terkuak satu per satu.
Seberapa rapinya sebuah atau banyak kebohongan ditutupi, satu saat akan terbongkar juga...
Orang-orang sekitar Ibu D mulai mengetahui kebohongannya dan tidak lagi respek padanya.
Dia yang awalnya terlihat baik, sekarang malah kelihatannya negatif di mata teman-temannya.
Mungkin kita pernah mendengar kisah serupa.
Atau kita mungkin pernah mengalami hal yang mirip dengan kejadian di hidup kita.
Apa pun yang terjadi, mari sedapat mungkin hidup dalam tuntunan kejujuran.
Tidak selalu mudah, memang.
Namun ketika hanya untuk terlihat baik, lalu kemudian harus menipu orang lain...
Suatu saat akan terbongkar juga...
Semoga kita dijauhkan dari 'bohong' dan kroni-kroninya.
Berusaha hidup benar seturut kehendak-Nya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Orang baik dituntun oleh kejujurannya; orang yang suka bohong dihancurkan oleh kebohongannya.
--- Amsal 11:3 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Wednesday, January 24, 2018
TODAY, 25 Januari 2018: Siapa Yang Melakukan Semuanya Itu?
TODAY, 25 Januari 2018:
Siapa Yang Melakukan Semuanya Itu?
Tuhan adalah Tuhan yang setia...
Dia ada dari awal permulaan...
Dan tetap akan ada sampai penghabisan...
Tuhanlah Tuhan yang terdahulu...
Dan bagi mereka yang terkemudian...
Alfa dan Omega...
Dahulu, sekarang, dan selama-lamanya...
Tuhan tetap setia...
Ketika kesetiaan manusia begitu mudah luntur...
Janji yang terucap di bibir begitu mudah menguap di udara...
Lalu tinggal janji-janji surga belaka...
Mari mengingat Tuhan dan kasih setia-Nya...
Ketika melihat banyak perselingkuhan...
Dan janji pernikahan yang terkhianati...
Terlepas dari rumitnya permasalahan yang dihadapi...
Mari berdoa untuk jalan keluar bagi banyak pasangan yang tengah memperjuangan pernikahan mereka...
Dengan semakin banyaknya godaan, tak pernah mudah untuk memperjuangkannya...
Namun bersama Tuhan dan melibatkan Dia, selalu dimampukan untuk melewati semuanya...
Apa pun panggilan hidup kita, apa pun peranan kita pada saat ini...
Mari tetap setia.
Sebagaimana Allah tetap setia kepada umat-Nya.
Sekarang dan selama-lamanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Siapakah yang melakukan semuanya itu? Siapakah yang menentukan jalannya sejarah? Aku, TUHAN, Akulah yang pertama, dan tetap ada sampai penghabisan.
--- Yesaya 41:4 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.
--- Yesaya 41:4
Siapa Yang Melakukan Semuanya Itu?
Tuhan adalah Tuhan yang setia...
Dia ada dari awal permulaan...
Dan tetap akan ada sampai penghabisan...
Tuhanlah Tuhan yang terdahulu...
Dan bagi mereka yang terkemudian...
Alfa dan Omega...
Dahulu, sekarang, dan selama-lamanya...
Tuhan tetap setia...
Ketika kesetiaan manusia begitu mudah luntur...
Janji yang terucap di bibir begitu mudah menguap di udara...
Lalu tinggal janji-janji surga belaka...
Mari mengingat Tuhan dan kasih setia-Nya...
Ketika melihat banyak perselingkuhan...
Dan janji pernikahan yang terkhianati...
Terlepas dari rumitnya permasalahan yang dihadapi...
Mari berdoa untuk jalan keluar bagi banyak pasangan yang tengah memperjuangan pernikahan mereka...
Dengan semakin banyaknya godaan, tak pernah mudah untuk memperjuangkannya...
Namun bersama Tuhan dan melibatkan Dia, selalu dimampukan untuk melewati semuanya...
Apa pun panggilan hidup kita, apa pun peranan kita pada saat ini...
Mari tetap setia.
Sebagaimana Allah tetap setia kepada umat-Nya.
Sekarang dan selama-lamanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Siapakah yang melakukan semuanya itu? Siapakah yang menentukan jalannya sejarah? Aku, TUHAN, Akulah yang pertama, dan tetap ada sampai penghabisan.
--- Yesaya 41:4 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.
--- Yesaya 41:4
TODAY, 24 Januari 2018: Menghadapi Tantangan Hidup
TODAY, 24 Januari 2018:
Menghadapi Tantangan Hidup
Hidup tak selalu berjalan mulus.
Banyak kali, kita dihadapkan pada tantangan kehidupan.
Beberapa di antaranya bahkan terasa begitu sulit untuk dilewati.
Tak jarang kita diliputi keraguan, kekhawatiran, dan tak tahu harus bagaimana melewati semuanya ini.
Terkadang waktu jua yang akan menjawab semuanya.
Dengan berjalannya waktu dan kita pun berproses menjalani semuanya...
Kita bisa menoleh ke belakang dengan rasa syukur...
Bahwa lewat perjuangan kita...
Lewat doa dan mungkin tetesan air mata...
Lewat iman kepada Allah...
Kita bisa melewati semuanya...
Tuhan Allah kita akan memegang tangan kita...
Pertanyaannya: maukah kita tetap berpegang kepada-Nya?
Jangan sekali pun melepaskan genggaman tangan kasih-Nya...
Sehingga kita bisa mengatasi segenap ketakutan kita...
Dan menghadapi tantangan hidup bersama Allah, Sang Penolong kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab Aku TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu; kata-Ku, 'Jangan takut, Aku akan menolong engkau.
--- Yesaya 41:13 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Menghadapi Tantangan Hidup
Hidup tak selalu berjalan mulus.
Banyak kali, kita dihadapkan pada tantangan kehidupan.
Beberapa di antaranya bahkan terasa begitu sulit untuk dilewati.
Tak jarang kita diliputi keraguan, kekhawatiran, dan tak tahu harus bagaimana melewati semuanya ini.
Terkadang waktu jua yang akan menjawab semuanya.
Dengan berjalannya waktu dan kita pun berproses menjalani semuanya...
Kita bisa menoleh ke belakang dengan rasa syukur...
Bahwa lewat perjuangan kita...
Lewat doa dan mungkin tetesan air mata...
Lewat iman kepada Allah...
Kita bisa melewati semuanya...
Tuhan Allah kita akan memegang tangan kita...
Pertanyaannya: maukah kita tetap berpegang kepada-Nya?
Jangan sekali pun melepaskan genggaman tangan kasih-Nya...
Sehingga kita bisa mengatasi segenap ketakutan kita...
Dan menghadapi tantangan hidup bersama Allah, Sang Penolong kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab Aku TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu; kata-Ku, 'Jangan takut, Aku akan menolong engkau.
--- Yesaya 41:13 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Tuesday, January 23, 2018
TODAY, 23 Januari 2018: Hati Yang Mampu Mengampuni
TODAY, 23 Januari 2018:
Hati Yang Mampu Mengampuni
There is no better medicine to heal so many wounds than a heart capable of mercy.
(Pope Francis on Twitter - 20 January 2018)
Tiada obat yang lebih baik untuk menyembuhkan begitu banyak luka kecuali sebuah hati yang mampu mengampuni.
(Paus Fransiskus pada akun Twitter-nya tertanggal 20 Januari 2018)
Siapa pun pasti pernah tersakiti.
Dan sejujurnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jika sudah sakit hati, tak semudah ucapan di bibir yang mengatakan, " Saya bisa mengampuni."
Kenyataannya: masa lalu dan sakit hati banyak kali kembali lagi dan menyerang kita.
Dan: kita tak selalu sanggup untuk menghadapinya.
Dengan rendah hati, mari mengakui keterbatasan kita.
Bahwa kita memang sulit mengampuni, masih terkadang ada keinginan balas dendam.
Tetapi, sekali lagi hari ini kita diingatkan oleh Paus Fransiskus...
Tak ada obat yang lebih baik untuk menyembuhkan begitu banyak luka...
Kecuali sebuah hati yang mampu mengampuni...
Pada malam hari ini, kami membawa seluruh sakit hati kami, Tuhan...
Yang mungkin tidak bisa sembuh seketika... Tapi, jauhkanlah kami dari kebencian...
Jika kami belum mampu mengasihi secara sempurna...
Semoga kami tidak membenci apalagi mau berpikir untuk menuntut balas...
Biarlah damai sejahtera-Mu turun atas kami.
Semoga kami Kaupenuhi dengan kasih-Mu...
Berikanlah kami hati yang mau mengampuni sesama yang bersalah kepada kami.
Seperi Tuhan telah mengampuni kami.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
--- Kolose 3:13
Hati Yang Mampu Mengampuni
There is no better medicine to heal so many wounds than a heart capable of mercy.
(Pope Francis on Twitter - 20 January 2018)
Tiada obat yang lebih baik untuk menyembuhkan begitu banyak luka kecuali sebuah hati yang mampu mengampuni.
(Paus Fransiskus pada akun Twitter-nya tertanggal 20 Januari 2018)
Siapa pun pasti pernah tersakiti.
Dan sejujurnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jika sudah sakit hati, tak semudah ucapan di bibir yang mengatakan, " Saya bisa mengampuni."
Kenyataannya: masa lalu dan sakit hati banyak kali kembali lagi dan menyerang kita.
Dan: kita tak selalu sanggup untuk menghadapinya.
Dengan rendah hati, mari mengakui keterbatasan kita.
Bahwa kita memang sulit mengampuni, masih terkadang ada keinginan balas dendam.
Tetapi, sekali lagi hari ini kita diingatkan oleh Paus Fransiskus...
Tak ada obat yang lebih baik untuk menyembuhkan begitu banyak luka...
Kecuali sebuah hati yang mampu mengampuni...
Pada malam hari ini, kami membawa seluruh sakit hati kami, Tuhan...
Yang mungkin tidak bisa sembuh seketika... Tapi, jauhkanlah kami dari kebencian...
Jika kami belum mampu mengasihi secara sempurna...
Semoga kami tidak membenci apalagi mau berpikir untuk menuntut balas...
Biarlah damai sejahtera-Mu turun atas kami.
Semoga kami Kaupenuhi dengan kasih-Mu...
Berikanlah kami hati yang mau mengampuni sesama yang bersalah kepada kami.
Seperi Tuhan telah mengampuni kami.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
--- Kolose 3:13
Monday, January 22, 2018
TODAY, 22 Januari: Aku 'kan Tetap Menulis
TODAY, 22 Januari:
Aku 'kan Tetap Menulis
Bukan karena kuatku...
Bukan karena aku selalu hidup sempurna tanpa cacat cela...
Bukan pula karena aku ingin dikenal...
Bukan karena aku selalu bahagia...
Karena terkadang tulisanku kutuliskan pada saat kelemahanku muncul...
Karena kusadari aku jauh dari sempurna, aku hanya manusia biasa...
Kutahu, tidak mudah selalu konsisten untuk tetap menulis...
Terkadang tulisan itu bersumber dari pembelajaran di sekitarku...
Ataupun pelajaran yang Tuhan berikan kepada diriku pribadi...
Ya, aku hanya ingin mencatat setiap detikku bersama-Nya...
Meskipun ada hari-hari di mana tak ada ide atau aku sendiri tidak dalam keadaan prima...
Terkadang sakit, anak tengah batuk/pilek, atau ada masalah lainnya...
Aku tetap berjalan...
Kuyakini Dia memegang tanganku.
Dia tetap setia...
Jika kita pernah tidak setia, Dia tidak!
Dia selalu memegang janji-Nya, meskipun kita tak percaya akan hal itu...
Tuhan, aku 'kan tetap menulis bagi-Mu...
Aku hanya pensil kecil-Mu yang menuliskan kasih-Mu bagi sekitarku...
Tak hendak aku mencari pujian atau nama besar...
Karena semuanya kukembalikan kepada kemuliaan-Mu.
Setiap hari adalah perwujudan setiaku...
Sebagaimana Engkau sudah sangat setia pada umat-Mu.
Semoga Engkau memberi kekuatan kepadaku untuk tetap setia sampai akhir hayatku.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
--- 2 Timotius 2:13
Aku 'kan Tetap Menulis
Bukan karena kuatku...
Bukan karena aku selalu hidup sempurna tanpa cacat cela...
Bukan pula karena aku ingin dikenal...
Bukan karena aku selalu bahagia...
Karena terkadang tulisanku kutuliskan pada saat kelemahanku muncul...
Karena kusadari aku jauh dari sempurna, aku hanya manusia biasa...
Kutahu, tidak mudah selalu konsisten untuk tetap menulis...
Terkadang tulisan itu bersumber dari pembelajaran di sekitarku...
Ataupun pelajaran yang Tuhan berikan kepada diriku pribadi...
Ya, aku hanya ingin mencatat setiap detikku bersama-Nya...
Meskipun ada hari-hari di mana tak ada ide atau aku sendiri tidak dalam keadaan prima...
Terkadang sakit, anak tengah batuk/pilek, atau ada masalah lainnya...
Aku tetap berjalan...
Kuyakini Dia memegang tanganku.
Dia tetap setia...
Jika kita pernah tidak setia, Dia tidak!
Dia selalu memegang janji-Nya, meskipun kita tak percaya akan hal itu...
Tuhan, aku 'kan tetap menulis bagi-Mu...
Aku hanya pensil kecil-Mu yang menuliskan kasih-Mu bagi sekitarku...
Tak hendak aku mencari pujian atau nama besar...
Karena semuanya kukembalikan kepada kemuliaan-Mu.
Setiap hari adalah perwujudan setiaku...
Sebagaimana Engkau sudah sangat setia pada umat-Mu.
Semoga Engkau memberi kekuatan kepadaku untuk tetap setia sampai akhir hayatku.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.
--- 2 Timotius 2:13
Sunday, January 21, 2018
TODAY, 21 Januari 2018: Dengan Tabah Hati...
TODAY, 21 Januari 2018:
Dengan Tabah Hati...
Dengan tabah hati, hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan.
Mungkin kita bilang itu teori.
Itu gampang saja diucapkan.
Tetapi kenyataannya tidak mudah.
Kita berjuang hari lepas hari untuk hidup baik.
Kita berusaha setiap harinya untuk tetap tegas melawan arus dunia yang tidak benar...
Tetapi tetap harus dalam kondisi mengasihi...
Mungkin kita harus merelakan apa yang kita ingin sungguh-sungguh sepenuh hati...
Dan menyerahkannya kepada Tuhan, karena itu bukanlah yang terbaik bagi kita.
Hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan tidak selalu mudah.
Tidak selalu indah ataupun penuh warna.
Namun itulah jalan keselamatan yang memang harus kita tempuh sebagai pengikut-Nya.
Mari berdoa agar Tuhan memberikan kita ketabahan yang diperlukan untuk menjalani hidup ini bersama Dia.
Agar kita tetap setia dan dalam sukacita mengikuti-Nya sampai akhir hidup kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN.
--- 2 Tawarikh 17:6a
Dengan Tabah Hati...
Dengan tabah hati, hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan.
Mungkin kita bilang itu teori.
Itu gampang saja diucapkan.
Tetapi kenyataannya tidak mudah.
Kita berjuang hari lepas hari untuk hidup baik.
Kita berusaha setiap harinya untuk tetap tegas melawan arus dunia yang tidak benar...
Tetapi tetap harus dalam kondisi mengasihi...
Mungkin kita harus merelakan apa yang kita ingin sungguh-sungguh sepenuh hati...
Dan menyerahkannya kepada Tuhan, karena itu bukanlah yang terbaik bagi kita.
Hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan tidak selalu mudah.
Tidak selalu indah ataupun penuh warna.
Namun itulah jalan keselamatan yang memang harus kita tempuh sebagai pengikut-Nya.
Mari berdoa agar Tuhan memberikan kita ketabahan yang diperlukan untuk menjalani hidup ini bersama Dia.
Agar kita tetap setia dan dalam sukacita mengikuti-Nya sampai akhir hidup kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN.
--- 2 Tawarikh 17:6a
Saturday, January 20, 2018
TODAY, 20 Januari 2018 : Ketika Aku Mengingatmu...
TODAY, 20 Januari 2018 :
Ketika Aku Mengingatmu...
Berita duka cita kembali menyelimuti jagat rock dunia. Kabar mengejutkan kali ini datang dari band rock asal Irlandia, The Cranberries. Sang vokalis dan frontwoman, Dolores O’Riordan meninggal dunia pada usia 46 tahun. Wanita bersuara unik itu ditemukan sudah tak bernyawa di salah satu hotel di London, Inggris pada Senin (15/1) pagi waktu setempat. (sumber: website supermusic.id)
Dolores O'Riordan.
Nama yang mungkin cukup familiar bagi para penggemar musik dari angkatan 90an.
Kelompok musik The Cranberries, mungkin cukup sering mengisi hari-hari para penggemarnya di masa itu.
Dan, ketika dia harus berpulang untuk selamanya ke rumah Bapa?
Ah, rasanya cukup sulit menerima.
Meskipun tidak kenal secara pribadi, tetapi setidaknya ada kenangan yang berarti yang pernah singgah di dalam hati.
Malam ini, saya pun mengingat kembali, mereka yang pernah dekat di hati...
Kemudian mereka berpulang untuk selamanya...
Tidak pernah mudah menerima berita-berita duka semacam ini...
Tetapi...
Inilah kenyataan yang harus dihadapi...
Suka atau tidak, kita harus menerima bahwa hidup ini terbatas waktunya.
Kita tak bisa hidup selamanya...
Saya ingat almarhum Papaku...
Saya ingat Oom dan Tante yang sudah berpulang...
Saya ingat sahabat-sahabat yang saya jumpai di sepanjang perjalanan kehidupan...
Yang pernah dengan begitu baik menyentuh hati saya secara pribadi...
Dan membuat perbedaan di sana...
Mungkin juga pernah ada cekcok yang tak perlu, yang untungnya bisa terselesaikan sebelum mereka harus menginggalkan dunia ini..
Kenangan akan Dolores O'Riordan membawa saya akan setiap memori yang pernah mengisi hati dan pikiranku...
Tidak dalam nada kesedihan atau kepiluan...
Tetapi: aku mengucap syukur kepada Tuhan setiap kali aku mengingat mereka...
Terima kasih Tuhan sudah memperkenankan jalan kami bertemu dalam satu titik kehidupan.
Aku mengingat kalian dengan sukacita.
Dan aku berdoa, semoga kalian tenang di sana...
Selamat jalan, Pa, Oom, Tante, Sahabat, dan setiap orang yang sempat memberi arti di hidupku...
Semoga kalian semua beristirahat dalam kedamaian.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 1:4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.
--- Filipi 1: 3-4
Ketika Aku Mengingatmu...
Berita duka cita kembali menyelimuti jagat rock dunia. Kabar mengejutkan kali ini datang dari band rock asal Irlandia, The Cranberries. Sang vokalis dan frontwoman, Dolores O’Riordan meninggal dunia pada usia 46 tahun. Wanita bersuara unik itu ditemukan sudah tak bernyawa di salah satu hotel di London, Inggris pada Senin (15/1) pagi waktu setempat. (sumber: website supermusic.id)
Dolores O'Riordan.
Nama yang mungkin cukup familiar bagi para penggemar musik dari angkatan 90an.
Kelompok musik The Cranberries, mungkin cukup sering mengisi hari-hari para penggemarnya di masa itu.
Dan, ketika dia harus berpulang untuk selamanya ke rumah Bapa?
Ah, rasanya cukup sulit menerima.
Meskipun tidak kenal secara pribadi, tetapi setidaknya ada kenangan yang berarti yang pernah singgah di dalam hati.
Malam ini, saya pun mengingat kembali, mereka yang pernah dekat di hati...
Kemudian mereka berpulang untuk selamanya...
Tidak pernah mudah menerima berita-berita duka semacam ini...
Tetapi...
Inilah kenyataan yang harus dihadapi...
Suka atau tidak, kita harus menerima bahwa hidup ini terbatas waktunya.
Kita tak bisa hidup selamanya...
Saya ingat almarhum Papaku...
Saya ingat Oom dan Tante yang sudah berpulang...
Saya ingat sahabat-sahabat yang saya jumpai di sepanjang perjalanan kehidupan...
Yang pernah dengan begitu baik menyentuh hati saya secara pribadi...
Dan membuat perbedaan di sana...
Mungkin juga pernah ada cekcok yang tak perlu, yang untungnya bisa terselesaikan sebelum mereka harus menginggalkan dunia ini..
Kenangan akan Dolores O'Riordan membawa saya akan setiap memori yang pernah mengisi hati dan pikiranku...
Tidak dalam nada kesedihan atau kepiluan...
Tetapi: aku mengucap syukur kepada Tuhan setiap kali aku mengingat mereka...
Terima kasih Tuhan sudah memperkenankan jalan kami bertemu dalam satu titik kehidupan.
Aku mengingat kalian dengan sukacita.
Dan aku berdoa, semoga kalian tenang di sana...
Selamat jalan, Pa, Oom, Tante, Sahabat, dan setiap orang yang sempat memberi arti di hidupku...
Semoga kalian semua beristirahat dalam kedamaian.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. 1:4 Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.
--- Filipi 1: 3-4
Thursday, January 18, 2018
TODAY, 19 Januari 2018: Mempersoalkan Banyak Hal...
TODAY, 19 Januari 2018:
Mempersoalkan Banyak Hal...
Kita mempersoalkan banyak hal...
Beberapa hal mungkin memang menjadi persoalan yang tengah kita hadapi...
Beberapa hal mungkin adalah hal-hal yang mendera pikiran dan batin kita, meskipun sesungguhnya itu bukanlah perkara yang seharusnya kita khawatirkan.
Kita menjadi cemas akan banyak hal...
Tentang masa depan...
Tentang anak kita...
Tentang suami/istri kita...
Tentang usaha/bisnis kita...
Tentang karier kita...
Tentang pergaulan kita...
Ah, masih begitu banyak 'tentang-tentang' lainnya...
Alkitab mengingatkan kita kembali untuk tidak mempersoalkan terlalu banyak hal...
Semisal apa yang harus kita makan atau apa yang kita minum...
Atau mengenai hal-hal lainnya.
Alkitab mengingatkan kita untuk tidak dirundung kecemasan.
Melainkan mempersembahkan rasa cemas itu kepada Allah.
Sang Maha yang tahu segalanya.
Ketika pikiran kita mulai mempersoalkan banyak hal...
Ada baiknya kita duduk diam...
Bersimpuh di dalam doa...
Tenangkan diri sembari mengundang hadirnya Dia dalam hidup kita sekali lagi.
Dia pasti bisa menuntun kita melalui ini semua!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
--- Lukas 12:29
Mempersoalkan Banyak Hal...
Kita mempersoalkan banyak hal...
Beberapa hal mungkin memang menjadi persoalan yang tengah kita hadapi...
Beberapa hal mungkin adalah hal-hal yang mendera pikiran dan batin kita, meskipun sesungguhnya itu bukanlah perkara yang seharusnya kita khawatirkan.
Kita menjadi cemas akan banyak hal...
Tentang masa depan...
Tentang anak kita...
Tentang suami/istri kita...
Tentang usaha/bisnis kita...
Tentang karier kita...
Tentang pergaulan kita...
Ah, masih begitu banyak 'tentang-tentang' lainnya...
Alkitab mengingatkan kita kembali untuk tidak mempersoalkan terlalu banyak hal...
Semisal apa yang harus kita makan atau apa yang kita minum...
Atau mengenai hal-hal lainnya.
Alkitab mengingatkan kita untuk tidak dirundung kecemasan.
Melainkan mempersembahkan rasa cemas itu kepada Allah.
Sang Maha yang tahu segalanya.
Ketika pikiran kita mulai mempersoalkan banyak hal...
Ada baiknya kita duduk diam...
Bersimpuh di dalam doa...
Tenangkan diri sembari mengundang hadirnya Dia dalam hidup kita sekali lagi.
Dia pasti bisa menuntun kita melalui ini semua!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.
--- Lukas 12:29
Wednesday, January 17, 2018
TODAY, 18 Januari : Fitnah
TODAY, 18 Januari :
Fitnah
Kata fitnah dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti: perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang. Sekarang ini sepertinya kita sering membaca informasi yang kurang akurat disebarkan begitu saja. Kenyataan ini bertambah mudah seiring berkembangnya media sosial, orang bisa bicara apa saja, untuk menjelekkan orang lain, tanpa diketahui identitas sesungguhnya (karena bisa menggunakan akun-akun palsu untuk menyebarkan fitnah).
Alkitab yang saya baca ayatnya di pagi ini bertajuk, " Siapa yang boleh datang kepada Tuhan?" Mazmur 15 ini mengingatkan kita untuk berlaku adil, mengatakan kebenaran, berlaku tidak tercela. Jangan menyebarkan fitnah dengan lidah kita, tidak berbuat jahat terhadap teman atau mencelakakan orang lain...
Ya, tidak mudah hidup di zaman sekarang ini...
Tetapi kita tak perlu ikut arus dunia...
Hendaknya kita tetap teguh berdiri dalam iman kita terhadap Allah.
Jangan sampai kita tergoyahkan, meskipun mungkin pada suatu saat pernah diliputi keraguan.
Jangan menjadi penyebar fitnah.
Apalagi sesuatu yang kita belum tahu kebenarannya.
Menjaga lidah dalam percakapan.
Menjaga 'jari' dalam media sosial semisal Facebook, WhatsApp dan sebagainya.
Karena saat ini, jari-jari kitalah yang berperan besar.
Untuk itu penting kiranya untuk juga berpikir sebelum berkomentar.
Selamat pagi, Tuhan memberkati kita semua.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya...
--- Mazmur 15:1-3
Fitnah
Kata fitnah dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti: perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang. Sekarang ini sepertinya kita sering membaca informasi yang kurang akurat disebarkan begitu saja. Kenyataan ini bertambah mudah seiring berkembangnya media sosial, orang bisa bicara apa saja, untuk menjelekkan orang lain, tanpa diketahui identitas sesungguhnya (karena bisa menggunakan akun-akun palsu untuk menyebarkan fitnah).
Alkitab yang saya baca ayatnya di pagi ini bertajuk, " Siapa yang boleh datang kepada Tuhan?" Mazmur 15 ini mengingatkan kita untuk berlaku adil, mengatakan kebenaran, berlaku tidak tercela. Jangan menyebarkan fitnah dengan lidah kita, tidak berbuat jahat terhadap teman atau mencelakakan orang lain...
Ya, tidak mudah hidup di zaman sekarang ini...
Tetapi kita tak perlu ikut arus dunia...
Hendaknya kita tetap teguh berdiri dalam iman kita terhadap Allah.
Jangan sampai kita tergoyahkan, meskipun mungkin pada suatu saat pernah diliputi keraguan.
Jangan menjadi penyebar fitnah.
Apalagi sesuatu yang kita belum tahu kebenarannya.
Menjaga lidah dalam percakapan.
Menjaga 'jari' dalam media sosial semisal Facebook, WhatsApp dan sebagainya.
Karena saat ini, jari-jari kitalah yang berperan besar.
Untuk itu penting kiranya untuk juga berpikir sebelum berkomentar.
Selamat pagi, Tuhan memberkati kita semua.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya...
--- Mazmur 15:1-3
Tuesday, January 16, 2018
TODAY, 17 Januari 2018: Ketidakadilan
TODAY, 17 Januari 2018:
Ketidakadilan
Hidup itu tidak adil.
Life is unfair!
Begitulah yang sering kita dengar.
Kita pun sering menjadi saksi mata ketidakadilan yang terjadi.
Mungkin ingin menangis, mungkin ingin menjerit.
Tetapi apa daya...
Keadilan memang terjadi begitu seringnya dalam hidup ini...
Kali lainnya, mungkin kita adalah orang yang tertimpa ketidakadilan itu sendiri.
Sebaik apa pun mengupayakan, tetapi itulah yang terjadi.
Kita marah...
Kita kecewa...
Pada akhirnya, ujung-ujungnya: tak jarang kita menyalahkan Tuhan...
Jika ada ketidakadilan yang kita alami, mari kita telaah sekali lagi...
Mungkin hidup memang tidak adil bagi kita.
Tetapi apakah memang begitu di mata Tuhan?
Kita sering terpaku pada pemahaman kita sendiri.
Keadilan dan ketidakadilan versi diri kita sendiri.
Semoga kita secara berproses tetap mempercayakan hidup ini kepada Sang Hakim yang Adil - Tuhan sendiri.
Dia yang akan menetapkan keadilan-Nya.
Dialah Tuhan, bukan kita.
Semoga kita pun tetap berupaya memperjuangkan keadilan di tempat kita berada.
Jangan henti untuk menyuarakan hal-hal yang sejalan dengan hati nurani kita.
Semoga semakin hari kita pun mau memahami bahwa keadilan Allah berbeda dengan pemikiran manusiawi kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan. 3:17 Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya."
--- Pengkhotbah 3:16-17
Ketidakadilan
Hidup itu tidak adil.
Life is unfair!
Begitulah yang sering kita dengar.
Kita pun sering menjadi saksi mata ketidakadilan yang terjadi.
Mungkin ingin menangis, mungkin ingin menjerit.
Tetapi apa daya...
Keadilan memang terjadi begitu seringnya dalam hidup ini...
Kali lainnya, mungkin kita adalah orang yang tertimpa ketidakadilan itu sendiri.
Sebaik apa pun mengupayakan, tetapi itulah yang terjadi.
Kita marah...
Kita kecewa...
Pada akhirnya, ujung-ujungnya: tak jarang kita menyalahkan Tuhan...
Jika ada ketidakadilan yang kita alami, mari kita telaah sekali lagi...
Mungkin hidup memang tidak adil bagi kita.
Tetapi apakah memang begitu di mata Tuhan?
Kita sering terpaku pada pemahaman kita sendiri.
Keadilan dan ketidakadilan versi diri kita sendiri.
Semoga kita secara berproses tetap mempercayakan hidup ini kepada Sang Hakim yang Adil - Tuhan sendiri.
Dia yang akan menetapkan keadilan-Nya.
Dialah Tuhan, bukan kita.
Semoga kita pun tetap berupaya memperjuangkan keadilan di tempat kita berada.
Jangan henti untuk menyuarakan hal-hal yang sejalan dengan hati nurani kita.
Semoga semakin hari kita pun mau memahami bahwa keadilan Allah berbeda dengan pemikiran manusiawi kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situpun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situpun terdapat ketidakadilan. 3:17 Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya."
--- Pengkhotbah 3:16-17
TODAY, 16 Januari 2018 : Di Balik Setiap Kemalangan...
TODAY, 16 Januari 2018 :
Di Balik Setiap Kemalangan...
Kemarin pagi, saya membaca sebuah berita di sebuah harian Singapura.
Kisahnya mengenai seorang anak kecil yang ketika berusia 15 bulan tersiram minyak panas di dapur ibunya.
Si Anak kemudian harus menjalani serangkaian terapi dengan biaya pengobatan yang sangat tinggi.
Juga Si Anak menderita trauma kejiwaan, takut bertemu orang.
Dibutuhkan banyak usaha dan kesabaran.
Syukurlah Sang Ibu sangat peduli, bahkan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai Manajer Marketing (Pemasaran) dan menjalankan bisnis online untuk mencurahkan waktu lebih banyak bagi buah hatinya.
Kemarin sore.
WhatsApp Group yang saya ikuti dibanjiri oleh begitu banyak berita tentang ambruknya selasar di BEI (Bursa Efek Indonesia), Jakarta.
Korban cukup banyak dan penyelidikan tentang kualitas bangunan harus dilakukan.
Semoga korban cepat pulih dan tidak bertambah banyak lagi.
Hidup tak lepas dari kemalangan.
Sebahagia-bahagianya kita hari ini yang memang patut kita syukuri...
Namun akan ada hari-hari di mana kita melihat dan bahkan mungkin mengalami kemalangan.
Dalam berbagai bentuk, kemalangan kerap singgah di hidup kita.
Mudah untuk menunjuk Tuhan sebagai penyebab semuanya.
Dan lalu meragukan kasih-Nya: jika Engkau baik, ya Tuhan, mengapa kami harus mengalami ini semua???
Tuhan tetap baik.
No matter what.
Tak peduli apa pun yang terjadi, kebaikan-Nya tak perlu lagi kita sangsikan.
Kemalangan itu bisa jadi karena ulah manusia.
Banjir misalnya, mungkin karena kita kurang peduli pada lingkungan.
Mungkin kali lainnya karena keteledoran atau kelalaian manusia sendiri.
Daripada menunjuk dan menyalahkan Tuhan...
Mari meneliti diri kita masing-masing...
Mungkin iman kita yang kurang...
Mohon bantuan Tuhan untuk menambahkan iman kita...
Percaya bahwa di balik setiap kemalangan, tangan-Nya tak kurang panjang untuk membantu kita semua.
Sembari mengambil hikmah dan memetik pelajaran berharga dari setiap kejadian di hidup ini, mari juga berdoa agar kita tetap setia dan beriman kepada-Nya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Langsung ayah itu berteriak, "Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah saya supaya lebih percaya lagi!"
--- Markus 9:24
Di Balik Setiap Kemalangan...
Kemarin pagi, saya membaca sebuah berita di sebuah harian Singapura.
Kisahnya mengenai seorang anak kecil yang ketika berusia 15 bulan tersiram minyak panas di dapur ibunya.
Si Anak kemudian harus menjalani serangkaian terapi dengan biaya pengobatan yang sangat tinggi.
Juga Si Anak menderita trauma kejiwaan, takut bertemu orang.
Dibutuhkan banyak usaha dan kesabaran.
Syukurlah Sang Ibu sangat peduli, bahkan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai Manajer Marketing (Pemasaran) dan menjalankan bisnis online untuk mencurahkan waktu lebih banyak bagi buah hatinya.
Kemarin sore.
WhatsApp Group yang saya ikuti dibanjiri oleh begitu banyak berita tentang ambruknya selasar di BEI (Bursa Efek Indonesia), Jakarta.
Korban cukup banyak dan penyelidikan tentang kualitas bangunan harus dilakukan.
Semoga korban cepat pulih dan tidak bertambah banyak lagi.
Hidup tak lepas dari kemalangan.
Sebahagia-bahagianya kita hari ini yang memang patut kita syukuri...
Namun akan ada hari-hari di mana kita melihat dan bahkan mungkin mengalami kemalangan.
Dalam berbagai bentuk, kemalangan kerap singgah di hidup kita.
Mudah untuk menunjuk Tuhan sebagai penyebab semuanya.
Dan lalu meragukan kasih-Nya: jika Engkau baik, ya Tuhan, mengapa kami harus mengalami ini semua???
Tuhan tetap baik.
No matter what.
Tak peduli apa pun yang terjadi, kebaikan-Nya tak perlu lagi kita sangsikan.
Kemalangan itu bisa jadi karena ulah manusia.
Banjir misalnya, mungkin karena kita kurang peduli pada lingkungan.
Mungkin kali lainnya karena keteledoran atau kelalaian manusia sendiri.
Daripada menunjuk dan menyalahkan Tuhan...
Mari meneliti diri kita masing-masing...
Mungkin iman kita yang kurang...
Mohon bantuan Tuhan untuk menambahkan iman kita...
Percaya bahwa di balik setiap kemalangan, tangan-Nya tak kurang panjang untuk membantu kita semua.
Sembari mengambil hikmah dan memetik pelajaran berharga dari setiap kejadian di hidup ini, mari juga berdoa agar kita tetap setia dan beriman kepada-Nya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Langsung ayah itu berteriak, "Tuhan, saya percaya, tetapi iman saya kurang. Tolonglah saya supaya lebih percaya lagi!"
--- Markus 9:24
Monday, January 15, 2018
TODAY, 15 Januari 2018: Dalam Segala Cuaca...
TODAY, 15 Januari 2018:
Dalam Segala Cuaca...
Singapura dalam beberapa hari terakhir sedang sejuk-sejuknya...
Hujan selama hampir tiga hari, rintik-rintik kecil sepanjang hari.
Suhu udara terendah mencapai 21 derajad Celcius di beberapa tempat di Singapura.
Hal yang sungguh jarang terjadi ini diakibatkan oleh 'Monsoon' yang merupakan fenomena perubahan iklim secara ekstrim yang terjadi akibat adanya perubahan tekanan udara secara ekstrim di kawasan daratan India dan Lautan Hindia. Perubahan tekanan udara ini akan menyebabkan terjadinya angin yang sangat kencang (jet stream effect) dari lautan lepas menuju daratan India.
Banyak kali dalam hidup, kita mendapati perubahan.
Beberapa hal berubah drastis, tanpa pernah kita ketahui akan menjadi begini.
Hidup dan perubahan adalah hal yang pasti.
Bagaimana kita belajar mengatasi segala macam perubahan itu dengan tenang dan kepala dingin...
Juga belajar untuk menerima hal-hal yang tidak bisa kita ubah.
Dari cuaca, sampai kepada permasalahan lain di kehidupan.
Ya, hidup memang tak selalu indah ataupun memberikan kepastian.
Namun yang harus kita ingat...
Dalam segala cuaca, Tuhan ada.
Dalam segala musim, Dia setia.
Dia takkan meninggalkan kita umat-Nya.
Meskipun terkadang kita tak mengerti jalan rencana-Nya...
Tuhan tahu yang terbaik bagi kita.
Semoga dalam segala cuaca, kita pun setia padanya...
Dalam segala permasalahan kehidupan, kita tetap mencari wajah-Nya.
Sebagaimana Dia sudah terlebih dahulu setia pada kita.
Kasih-Nya kekal abadi, kesetiaan-Nya tak tergoyahkan.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab aku tahu kasih-Mu kekal abadi, kesetiaan-Mu teguh seperti langit.
--- Mazmur 89:2 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Sunday, January 14, 2018
TODAY, 14 Januari 2018: The Greatest Showman
TODAY, 14 Januari 2018:
The Greatest Showman
Kemarin malam, kami sekeluarga berkesempatan menyaksikan Film The Greatest Showman.
Film musikal yang dibintangi oleh Hugh Jackman, Zac Efron, Michelle Williams, Zendaya, dan beberapa nama beken lainnya ini cukup berkesan di hati kami sekeluarga.
P.T. Barnum (yang diperankan oleh Hugh Jackman) bertekad untuk membuat perbedaan dengan mengumpulkan sekelompok orang yang dianggap 'aneh' oleh dunia, bahkan beberapa dari mereka dibuang dan dibenci keluarganya...
Untuk kemudian menjadikan mereka sebagai sekelompok orang yang mampu menunjukkan bakatnya dan menjadi sebuah 'show' atau tontonan yang menarik, menggemparkan, dan kemudian menjadi populer.
Begitulah manusia, dari masa ke masa.
Selalu menilai, selalui menghakimi.
Penilaian yang diberikan adalah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dirinya sendiri.
Manusia melihat rupa.
Terkadang memang mengecewakan...
Terutama jika yang melihat rupa dan menghakimi itu adalah orang terdekat, orang terkasih, yang seharusnya menerima kita apa adanya.
Pihak-pihak tersebut ternyata malah membuat komentar-komentar yang menyinggung dan menyakitkan.
Membuat kita terluka dan merasakan kepahitan yang mendalam.
Berbeda dengan penilaian manusia...
Tuhan melihat hati.
DIA tidak menilai seperti manusia menilai...
DIA menerima kita apa adanya.
Di tengah penghakiman dunia, rasanya nyaman jika ada orang yang menerima kita dengan kasih tanpa syarat.
Dan kasih terbesar itu bisa kita dapati pada Sang Maha, yang menilai setiap hati manusia.
The Greatest Showman mengingatkan saya pribadi bahwa jangan terlalu cepat menilai orang lain dan menghakimi mereka.
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Memang tidak mudah, namun mari belajar ke arah itu.
Dan jika penilaian dunia dan orang terdekat kita mengecewakan...
Ingatlah ada Tuhan yang senantiasa menerima kita apa adanya.
Tak perlu ja-im (jaga image) di hadapan-Nya.
Semoga kita selalu berharap kepada-Nya, mengingat setiap kasih-Nya yang tanpa syarat itu selalu tercurah atas kita semua.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tetapi TUHAN berkata kepada Samuel, "Janganlah kau terpikat oleh rupanya yang elok dan tinggi badannya; bukan dia yang Kukehendaki. Aku tidak menilai seperti manusia menilai. Manusia melihat rupa, tetapi Aku melihat hati."
--- 1 Samuel 16:7 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
The Greatest Showman
Kemarin malam, kami sekeluarga berkesempatan menyaksikan Film The Greatest Showman.
Film musikal yang dibintangi oleh Hugh Jackman, Zac Efron, Michelle Williams, Zendaya, dan beberapa nama beken lainnya ini cukup berkesan di hati kami sekeluarga.
P.T. Barnum (yang diperankan oleh Hugh Jackman) bertekad untuk membuat perbedaan dengan mengumpulkan sekelompok orang yang dianggap 'aneh' oleh dunia, bahkan beberapa dari mereka dibuang dan dibenci keluarganya...
Untuk kemudian menjadikan mereka sebagai sekelompok orang yang mampu menunjukkan bakatnya dan menjadi sebuah 'show' atau tontonan yang menarik, menggemparkan, dan kemudian menjadi populer.
Begitulah manusia, dari masa ke masa.
Selalu menilai, selalui menghakimi.
Penilaian yang diberikan adalah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dirinya sendiri.
Manusia melihat rupa.
Terkadang memang mengecewakan...
Terutama jika yang melihat rupa dan menghakimi itu adalah orang terdekat, orang terkasih, yang seharusnya menerima kita apa adanya.
Pihak-pihak tersebut ternyata malah membuat komentar-komentar yang menyinggung dan menyakitkan.
Membuat kita terluka dan merasakan kepahitan yang mendalam.
Berbeda dengan penilaian manusia...
Tuhan melihat hati.
DIA tidak menilai seperti manusia menilai...
DIA menerima kita apa adanya.
Di tengah penghakiman dunia, rasanya nyaman jika ada orang yang menerima kita dengan kasih tanpa syarat.
Dan kasih terbesar itu bisa kita dapati pada Sang Maha, yang menilai setiap hati manusia.
The Greatest Showman mengingatkan saya pribadi bahwa jangan terlalu cepat menilai orang lain dan menghakimi mereka.
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Memang tidak mudah, namun mari belajar ke arah itu.
Dan jika penilaian dunia dan orang terdekat kita mengecewakan...
Ingatlah ada Tuhan yang senantiasa menerima kita apa adanya.
Tak perlu ja-im (jaga image) di hadapan-Nya.
Semoga kita selalu berharap kepada-Nya, mengingat setiap kasih-Nya yang tanpa syarat itu selalu tercurah atas kita semua.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tetapi TUHAN berkata kepada Samuel, "Janganlah kau terpikat oleh rupanya yang elok dan tinggi badannya; bukan dia yang Kukehendaki. Aku tidak menilai seperti manusia menilai. Manusia melihat rupa, tetapi Aku melihat hati."
--- 1 Samuel 16:7 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Saturday, January 13, 2018
TODAY, 13 Januari 2018: Hanya Karena Sebuah Handphone...
TODAY, 13 Januari 2018:
Hanya Karena Sebuah Handphone...
Pagi ini, seorang Sahabat mengirimkan berita yang menyedihkan.
Seorang anak di negeri Cina berusia 9 tahun, meninggal dunia dikarenakan dipukul ibunya selama lima jam berturut-turut.
Ini terjadi hanya karena Si Anak menghilangkan Handphone ibunya saat dia sedang bermain salju.
Berapakah harga sebuah telepon seluler?
Apakah yang tercanggih sekalipun mampu menggantikan nyawa Si Anak?
Apakah waktu mengandung, melahirkan, dan mengurusi Si Anak tidak sebanding dengan harga sebuah handphone???
Banyak tanya yang melintas di kepala saat membaca dan mencerna berita ini.
Kedengarannya ironis, tapi sungguh nyata terjadi.
Saya masih tidak mengerti, walaupun sedikit banyak coba memahami.
Sebagai seorang Ibu yang juga mengurus dan membesarkan anak-anak kami, rasanya sungguh sulit menerima berita semacam ini.
Tetapi, nasi sudah menjadi bubur.
Si Anak sudah berpulang.
Dan tragisnya: di tangan Ibunya sendiri.
Malam ini saya berpikir tentang banyak hal.
Tentang kasih.
Tentang pengampunan.
Yang seolah di awang-awang...
Karena pada kenyataannya hidup seolah begitu kejam, tanpa ampun.
Bahkan terhadap Si Buah Hati sendiri.
Mari Sahabat semua, kita meneliti diri dan hati kita masing-masing...
Jika kita belum mampu mengasihi, setidaknya mohon kepada Tuhan untuk tidak membenci.
Dari situ kita belajar dan memohon kepada Tuhan, Sang Sumber Kasih Sejati untuk memenuhi kita dengan kasih-Nya...
Dan semoga itu tercermin di dalam perilaku kita.
Bukan sekadar teori, bukan sekadar basa-basi.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
--- 1 Yoh 4:11
Hanya Karena Sebuah Handphone...
Pagi ini, seorang Sahabat mengirimkan berita yang menyedihkan.
Seorang anak di negeri Cina berusia 9 tahun, meninggal dunia dikarenakan dipukul ibunya selama lima jam berturut-turut.
Ini terjadi hanya karena Si Anak menghilangkan Handphone ibunya saat dia sedang bermain salju.
Berapakah harga sebuah telepon seluler?
Apakah yang tercanggih sekalipun mampu menggantikan nyawa Si Anak?
Apakah waktu mengandung, melahirkan, dan mengurusi Si Anak tidak sebanding dengan harga sebuah handphone???
Banyak tanya yang melintas di kepala saat membaca dan mencerna berita ini.
Kedengarannya ironis, tapi sungguh nyata terjadi.
Saya masih tidak mengerti, walaupun sedikit banyak coba memahami.
Sebagai seorang Ibu yang juga mengurus dan membesarkan anak-anak kami, rasanya sungguh sulit menerima berita semacam ini.
Tetapi, nasi sudah menjadi bubur.
Si Anak sudah berpulang.
Dan tragisnya: di tangan Ibunya sendiri.
Malam ini saya berpikir tentang banyak hal.
Tentang kasih.
Tentang pengampunan.
Yang seolah di awang-awang...
Karena pada kenyataannya hidup seolah begitu kejam, tanpa ampun.
Bahkan terhadap Si Buah Hati sendiri.
Mari Sahabat semua, kita meneliti diri dan hati kita masing-masing...
Jika kita belum mampu mengasihi, setidaknya mohon kepada Tuhan untuk tidak membenci.
Dari situ kita belajar dan memohon kepada Tuhan, Sang Sumber Kasih Sejati untuk memenuhi kita dengan kasih-Nya...
Dan semoga itu tercermin di dalam perilaku kita.
Bukan sekadar teori, bukan sekadar basa-basi.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
--- 1 Yoh 4:11
Subscribe to:
Posts (Atom)