Weekly Thoughts
30 November 2025
Hati Yang Remuk-Redam
Di tanah pembuangan ini hatiku remuk redam, sebab itu aku ingat
kepada TUHAN. Jiwaku hanyut dalam arus kesedihan, aku dilanda banjir kekacauan;
seperti deru air terjun Sungai Yordan dari Gunung Hermon dan Gunung Mizar.
--- Mazmur 42:7 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Membaca Mazmur 42:7 dalam versi BIS hari ini, kudapati kata
remuk- redam.
Dalam keadaan hati yang remuk- redam, Pemazmur ingat kepada Tuhan.
Dia menyadari bahwa keadaan jiwanya sedang dilanda kesedihan dan
banjir kekacauan.
Saat melihat keadaan dunia saat ini, mungkin kita pun berada dalam
kondisi hati yang remuk-redam.
Betapa banyak bencana yang terjadi.
Bahkan Pastor di Gereja St. Alphonsus (Novena Church) pada Misa
Jumat siang saat saya hadir di situ, dia mempertanyakan….
Apakah Natal tahun ini akan menjadi sesuatu yang menggembirakan?
‘Merry Christmas’?
Will their Christmas be merry?
Akankah Natal mereka menjadi suatu yang membahagiakan bagi yang
terkena bencana alam?
Banjir di Sumatera.
Banjir di Hat Yai, Thailand dan beberapa bagian Malaysia yang dekat
dengan daerah bencana di Thailand.
Kebakaran di Hong Kong yang melalap banyak jiwa.
Dan masih ada beberapa kejadian di beberapa tempat di dunia….
Saya termenung dan berpikir juga saat beliau bertanya seperti itu.
Tetapi, sebagaimana Pemazmur juga menemukan jawabannya:
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di
dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan
bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan
Allahku!
--- Mazmur 42:6
Saat jiwa remuk-redam.
Saat kita merasa begitu tertekan dikarenakan banyak permasalahan
dalam kehidupan….
BERHARAPLAH KEPADA ALLAH!
Ya, hanya kepada DIA!
Sebab setiap detik di hidup ini, akan menjadi berbeda….
Ketika kita tetap menaruh harapan.
Hanya kepada-Nya.
Kembali kita sadari kekurangan kita.
Mohon ampun atas segala salah dan dosa.
Apalagi di Masa Adven ini, saat kita menantikan kedatangan-Nya di
dunia.
Mari, jadikan masa-masa ini juga sebagai masa introspeksi.
Bawa semua perasaan: remuk-redam, tertekan, atau kesedihan.
Persembahkan semua kepada DIA yang sangat mengerti dan peduli akan
semua perjuangan kita.
Tuhan sanggup memulihkan.
Maukah kita berbalik kembali ke jalan kebenaran?
Semoga.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin