Melimpah dengan Syukur
Awalnya mungkin Anda merasa biasa saja.
Tidak ada syukur yang berlebihan, tidak juga ada keluhan yang keterlaluan.
Namun, setelah membanding-bandingkan diri Anda dengan teman-teman seangkatan....
Dengan teman-teman sekantor atau dengan anggota keluarga...
Rasa iri dan ketidakpuasan itu timbul dan berakar semakin kuat...
Rasa syukur yang mungkin pernah ada, langsung tergantikan dengan mengasihani diri sendiri.
Hidup seolah memuakkan dan mungkin memalukan.
Karena Anda (juga mungkin: Saya) tidak mampu hidup sebagaimana layaknya orang lain yang kita anggap lebih dibandingkan dengan kita.
Sesekali, lihatlah ke bawah...
Betapa banyak orang yang masih menderita, kekurangan makanan, tak punya rumah, tak mampu membayar uang sekolah...
Betapa jika kita bisa memenuhi kebutuhan dasar itu sendiri sudah merupakan suatu anugerah...
Mari hidup dan berakar di dalam Dia, serta terus dibangun di atas Dia...
Tetap teguh di dalam iman...
Dan tetap dipenuhi dengan rasa syukur yang melimpah...
Butuh kemampuan dan kemauan yang kuat untuk tetap bersyukur dan melihat kasih serta kebaikan-Nya, meskipun keadaan tengah kurang berpihak kepada kita.
Yang kita kira sesuatu yang menguntungkan, belum tentu berujung kepada keselamatan.
Semoga kita dimampukan untuk melihat dengan kaca mata syukur terhadap apa pun yang terjadi di dalam hidup ini.
Ya, semoga!
(-fon-)
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
--- Kolose 2:7
No comments:
Post a Comment