Arti Seorang Sahabat
Pernahkah kita merasa kecewa dengan sahabat kita?
Orang yang sedemikian kita percayai, lalu kemudian menjadi seseorang yang menusuk dari belakang.
Misalnya dengan membocorkan rahasia kita atau bahkan memfitnah kita.
Mungkin kita pernah, ya mengalaminya. Dan itu rasanya sungguh menyakitkan.
Kasus lain yang juga banyak terjadi dan sempat pula saya alami...
Seseorang yang di awalnya nampak baik dan simpatik.
Relasi berlangsung dengan baik dan timbul saling percaya.
Tak lama, Si Sahabat yang sudah kita percayai itu mengalami kesulitan keuangan dan ingin pinjam uang.
Berada antara dilema, tetapi akhirnya memutuskan untuk meminjamkan sejumlah uang.
Setelah itu, Si Sahabat perlahan menjauh bersama hutangnya...
Sebatas itu pula persahabatan itu berakhir, hanya karena uang yang mungkin jumlahnya tidak terlalu besar.
Namun, masalahnya bukan besar kecilnya jumlahnya, melainkan masalah kepercayaan yang sudah kita berikan kepadanya.
Alkitab pada Kitab Amsal menyebutkan bahwa:
Orang miskin tidak disenangi bahkan oleh kawan-kawannya; tetapi orang kaya banyak sahabatnya.
--- Amsal 14:20
Ini merupakan fenomena lain yang kita lihat di pergaulan sehari-hari. Berapa banyak orang melihat berdasarkan status seseorang, terlepas dari kecocokan dan kedekatan yang tercipta.
Seolah uang, seolah derajad, seolah kaya-miskinnya seseorang dijadikan patokan dalam bersahabat.
Ini menjadi tantangan kita untuk menjadi sahabat sejati. Yang tak melulu membandingkan kekayaan, uang, jabatan, atau harta.
Semoga kita bisa menjadi sahabat yang setia, sebagaimana Yesus sendiri adalah setia.
(-fon-)
No comments:
Post a Comment