Keteguhan Gunung Batu
Tidak selalu kita bisa tegar di dalam kehidupan ini.
Terutama jika kita dihadapkan pada persoalan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Di masa-masa itu biasanya kita sendiri terguncang, sehingga tidak mudah untuk menerima kenyataan pahit yang terjadi.
Sebut saja usaha yang makmur, tiba-tiba gulung tikar dalam hitungan minggu atau bulan...
Atau kehilangan pekerjaan karena PHK.
Mungkin juga, salah satu yang terberat, adalah kehilangan orang yang dikasihi.
Banyak permasalahan yang terjadi tanpa bisa diprediksi.
Jika hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, rasanya kita takkan mungkin bisa berjalan penuh kedamaian di dalam kehidupan ini.
Tuhan Allah saja yang mampu menolong kita.
Memberikan keteguhan hati seperti keteguhan gunung batu.
Kekuatan yang bersandar kepada kekuatan sejati-Nya akan menumbuhkan semangat hidup karena kita tetap beriman dan berpengharapan di dalam Dia yang mengasihi kita.
(-fon-)
Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.
--- Yesaya 50:7
Thursday, April 28, 2016
TODAY, 28 April: Sungguh Indah Ciptaan-Nya
Sungguh Indah Ciptaan-Nya
Hari ini saya bertugas sebagai Parent Volunteer bagi anak kami Lala yang mengadakan kunjungan ke luar sekolah. Kali ini, sekolah taman kanak-kanaknya memilihkan S.E.A Aquarium di kawasan Resort World Sentosa. Kami melihat begitu banyak binatang laut-besar dan kecil- yang sangat menarik dan berwarna-warni.
Lala dan teman-temannya sangat bersemangat, termasuk saya pribadi yang walaupun pernah mengunjungi tempat wisata ini, namun tetap kagum akan indahnya hewan-hewan laut ini.
Setiap hari, di setiap kejadian kecil atau besar, kita diingatkan akan kebaikan-Nya.
Akan kebesaran-Nya.
Akan luar biasanya Dia di hidup kita.
Sungguh indah ciptaan-Nya...
Semua baik, semua baik, semua baik dalam pandangan-Nya.
(-fon-)
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
--- Kejadian 1:20-21
Hari ini saya bertugas sebagai Parent Volunteer bagi anak kami Lala yang mengadakan kunjungan ke luar sekolah. Kali ini, sekolah taman kanak-kanaknya memilihkan S.E.A Aquarium di kawasan Resort World Sentosa. Kami melihat begitu banyak binatang laut-besar dan kecil- yang sangat menarik dan berwarna-warni.
Lala dan teman-temannya sangat bersemangat, termasuk saya pribadi yang walaupun pernah mengunjungi tempat wisata ini, namun tetap kagum akan indahnya hewan-hewan laut ini.
Setiap hari, di setiap kejadian kecil atau besar, kita diingatkan akan kebaikan-Nya.
Akan kebesaran-Nya.
Akan luar biasanya Dia di hidup kita.
Sungguh indah ciptaan-Nya...
Semua baik, semua baik, semua baik dalam pandangan-Nya.
(-fon-)
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
--- Kejadian 1:20-21
Wednesday, April 27, 2016
TODAY, 27 April: Perubahan Hati
Perubahan Hati
Kita maunya happy-happy. Senang-senang saja.
Tak ada yang ingin kesedihan menyapa.
Tetapi, bayangkan jika kehidupan kita senantiasa mulus melulu dan riang gembira selalu.
Kita mungkin merasa selalu di atas angin dan gampang melupakan Sang Pencipta.
Kesedihan di mata kita bukan selalu buruk di mata-Nya.
Sebab kesedihan itu jika menghasilkan perubahan hati yang mendatangkan keselamatan, justru akan baik bagi manusia...
Dan itu bukanlah sesuatu yang harus disesali.
Ketika kesedihan atau hal-hal yang kurang mengenakkan terjadi, mari memohon kepada-Nya agar itu semua tidak melemahkan iman kita.
Walaupun tidak mudah, mari berjuang sungguh untuk tetap melihat secercah terang-Nya meskipun di tengah kegelapan yang sangat mencekam.
Percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Juru selamat kita, yang akan menghantar kita kepada keselamatan.
Tak ada masalah yang terlalu besar yang melebihi kesanggupan kita untuk memikulnya.
Semoga damai sejahtera dan sukacita menyertai kita, meskipun hidup kita sepertinya tengah mengalami hal-hal yang kurang mengenakkan.
Selalu percaya, bahwa ini adalah baik dalam pandangan-Nya.
Dia adalah Sang Maha Tahu yang mengerti segalanya.
(-fon-)
Sebab kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yang mendatangkan keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian.
--- 2 Korintus 7:10
Kita maunya happy-happy. Senang-senang saja.
Tak ada yang ingin kesedihan menyapa.
Tetapi, bayangkan jika kehidupan kita senantiasa mulus melulu dan riang gembira selalu.
Kita mungkin merasa selalu di atas angin dan gampang melupakan Sang Pencipta.
Kesedihan di mata kita bukan selalu buruk di mata-Nya.
Sebab kesedihan itu jika menghasilkan perubahan hati yang mendatangkan keselamatan, justru akan baik bagi manusia...
Dan itu bukanlah sesuatu yang harus disesali.
Ketika kesedihan atau hal-hal yang kurang mengenakkan terjadi, mari memohon kepada-Nya agar itu semua tidak melemahkan iman kita.
Walaupun tidak mudah, mari berjuang sungguh untuk tetap melihat secercah terang-Nya meskipun di tengah kegelapan yang sangat mencekam.
Percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Juru selamat kita, yang akan menghantar kita kepada keselamatan.
Tak ada masalah yang terlalu besar yang melebihi kesanggupan kita untuk memikulnya.
Semoga damai sejahtera dan sukacita menyertai kita, meskipun hidup kita sepertinya tengah mengalami hal-hal yang kurang mengenakkan.
Selalu percaya, bahwa ini adalah baik dalam pandangan-Nya.
Dia adalah Sang Maha Tahu yang mengerti segalanya.
(-fon-)
Sebab kesedihan seperti itu menghasilkan perubahan hati yang mendatangkan keselamatan. Dan orang tidak akan menyesal atas hal itu. Sebaliknya, kesedihan yang hanya sejalan dengan kehendak manusia menghasilkan kematian.
--- 2 Korintus 7:10
Monday, April 25, 2016
TODAY, 26 April: Berdoa Tak Kunjung Putus
Berdoa Tak Kunjung Putus
"Tetaplah berdoa" (1 Tes 5:17). "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Ef 5:20). "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus" (Ef 6:18). "Kita tidak diwajibkan untuk tetap bekerja, berjaga-jaga, dan berpuasa. Tetapi adalah satu hukum bagi kita, supaya berdoa dengan tidak putus-putusnya" (Evagrius, cap. pract. 49). Semangat yang tidak kenal lelah ini hanya dapat berasal dari cinta. Perjuangan doa melawan kelambanan dan kemalasan kita adalah perjuangan untuk mendapatkan cinta yang rendah hati, penuh kepercayaan dan ketabahan. Cinta ini membuka hati kita untuk tiga kepastian iman yang gemilang dan menghidupkan: (KGK 2742)
Terkadang kita berdoa jika hanya punya permohonan saja.
Atau kita berdoa saat berhadapan dengan kesulitan hidup.
Jarang atau tidak semua orang berdoa ketika keadaan baik-baik saja atau ketika kesuksesan menyapa.
Semangat untuk berdoa tanpa kenal lelah, berdoa tak kunjung putus ini hanya dapat berasal dari cinta.
Betapa pentingnya untuk berjuang melawan kemalasan diri dan tetap mencintai Allah sebagaimana Dia terlebih dahulu mengasihi kita.
Semoga kita senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mengasihi-Nya dan berdoa tanpa kenal lelah.
Amin!
(-fon-)
Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus...
--- Efesus 6:18
"Tetaplah berdoa" (1 Tes 5:17). "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" (Ef 5:20). "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus" (Ef 6:18). "Kita tidak diwajibkan untuk tetap bekerja, berjaga-jaga, dan berpuasa. Tetapi adalah satu hukum bagi kita, supaya berdoa dengan tidak putus-putusnya" (Evagrius, cap. pract. 49). Semangat yang tidak kenal lelah ini hanya dapat berasal dari cinta. Perjuangan doa melawan kelambanan dan kemalasan kita adalah perjuangan untuk mendapatkan cinta yang rendah hati, penuh kepercayaan dan ketabahan. Cinta ini membuka hati kita untuk tiga kepastian iman yang gemilang dan menghidupkan: (KGK 2742)
Terkadang kita berdoa jika hanya punya permohonan saja.
Atau kita berdoa saat berhadapan dengan kesulitan hidup.
Jarang atau tidak semua orang berdoa ketika keadaan baik-baik saja atau ketika kesuksesan menyapa.
Semangat untuk berdoa tanpa kenal lelah, berdoa tak kunjung putus ini hanya dapat berasal dari cinta.
Betapa pentingnya untuk berjuang melawan kemalasan diri dan tetap mencintai Allah sebagaimana Dia terlebih dahulu mengasihi kita.
Semoga kita senantiasa berupaya semaksimal mungkin untuk mengasihi-Nya dan berdoa tanpa kenal lelah.
Amin!
(-fon-)
Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus...
--- Efesus 6:18
TODAY, 25 April: Mendekat Pada-Mu
Mendekat Pada-Mu
Namun "hubungan kehidupan yang mesra dengan Allah ini" (GS 19,1) dapat dilupakan oleh manusia, disalah-artikan, malahan ditolak dengan tegas. Sikap yang demikian itu dapat mempunyai sebab yang berbeda-beda Bdk. GS 19-21.: protes terhadap kejahatan di dunia, ketidakpahaman religius atau sikap tidak peduli, kesusahan duniawi dan kekayaan Bdk. Mat 13:22., contoh hidup yang buruk dari para beriman, aliran berpikir yang bermusuhan dengan agama, dan akhirnya kesombongan manusia berdosa untuk menyembunyikan diri karena takut akan Tuhan Bdk. Kej 3:8-10. dan melarikan diri dari Tuhan yang memanggil Bdk. Yun 1:3.. (KGK no. 29)
Tetapi Yunus malah berangkat ke arah lain untuk menjauhi TUHAN. Ia pergi ke Yopa, dan kebetulan menemukan kapal yang hendak bertolak ke Spanyol. Setelah membayar ongkos perjalanannya, ia naik kapal, lalu berlayar bersama awak kapal ke Spanyol, untuk menjauhi TUHAN.
--- Yunus 1:3
Jika kita pernah satu-dua-tiga kali menjauhi-Nya...
Mari sekarang kita telaah lagi: hal-hal apakah yang membuat kita menjauhi-Nya?
Apakah karena kekecewaan? Kesalah-pahaman terhadap Dia? Ketidakpahaman religius yang kita pendam?
Mari atasi permasalahan-permasalahan itu dan mendekat lagi pada-Nya..
Biarkan hari-hari kami di hidup ini, senantiasa menjadi momen berharga karena kami bersandar kepada-Mu.
(-fon-)
Namun "hubungan kehidupan yang mesra dengan Allah ini" (GS 19,1) dapat dilupakan oleh manusia, disalah-artikan, malahan ditolak dengan tegas. Sikap yang demikian itu dapat mempunyai sebab yang berbeda-beda Bdk. GS 19-21.: protes terhadap kejahatan di dunia, ketidakpahaman religius atau sikap tidak peduli, kesusahan duniawi dan kekayaan Bdk. Mat 13:22., contoh hidup yang buruk dari para beriman, aliran berpikir yang bermusuhan dengan agama, dan akhirnya kesombongan manusia berdosa untuk menyembunyikan diri karena takut akan Tuhan Bdk. Kej 3:8-10. dan melarikan diri dari Tuhan yang memanggil Bdk. Yun 1:3.. (KGK no. 29)
Mungkin ketika kita telusuri atau melakukan kilas balik atas kehidupan kita, ada masa-masanya relasi kita sungguh mesra dengan Allah.
Namun, ada pula kalanya, kita tak lagi bisa mendekat-apa pun alasannya sebagian disebutkan di Katekismus Gereja Katolik no.29 di atas.
Seperti Yunus dalam ayat ini, dia pun bukannya menuruti perintah-Nya, malahan berangkat ke arah lain untuk menjauhi Tuhan.
Tetapi Yunus malah berangkat ke arah lain untuk menjauhi TUHAN. Ia pergi ke Yopa, dan kebetulan menemukan kapal yang hendak bertolak ke Spanyol. Setelah membayar ongkos perjalanannya, ia naik kapal, lalu berlayar bersama awak kapal ke Spanyol, untuk menjauhi TUHAN.
--- Yunus 1:3
Jika kita pernah satu-dua-tiga kali menjauhi-Nya...
Mari sekarang kita telaah lagi: hal-hal apakah yang membuat kita menjauhi-Nya?
Apakah karena kekecewaan? Kesalah-pahaman terhadap Dia? Ketidakpahaman religius yang kita pendam?
Mari atasi permasalahan-permasalahan itu dan mendekat lagi pada-Nya..
Biarkan hari-hari kami di hidup ini, senantiasa menjadi momen berharga karena kami bersandar kepada-Mu.
(-fon-)
TODAY, 24 April: Going Beyond Just the Wedding Day
Going Beyond Just the Wedding Day
Going Beyond Just The Wedding Day
Marriage has a missionary dimension, said Pope Francis. In choosing to love in good times and in bad times, married couples will become the instrument of God’s blessing and love. Reflecting this, Kenyan Bishops, speaking at the Synod on the Family in October 2015, observed that “Many people concentrate on their wedding day and forget the life-long commitment they are about to enter into. The Sacrament is not a single moment, but is a reality that permanently influences the whole of married life. (Friar Clifford Augustine, OFM- Parish Priest St. Mary of the Angels-Singapore)
Membaca tulisan Father Clifford di Buletin Gereja di Hari Minggu ini membawa saya kembali kepada perenungan...
Saat mempersiapkan hari H pernikahan, tentunya begitu banyak yang harus dikerjakan.
Seluruh perhatian terserap kepada hal-hal -besar ataupun kecil- di hari itu saja.
Padahal, kehidupan pernikahan sesudahnya adalah jauh lebih penting daripada pesta sehari.
Tak ada pesta yang tak usai, sepanjang apa pun pesta itu, harus berakhir juga...
Kehidupan pernikahan sesudahnya sering kali jauh dari hiruk-pikuk atau gegap gempita...
Terkadang harus berhadapan dengan kekecewaan karena ekspektasi yang tinggi terhadap pasangan hidup kita di awal pernikahan tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kita semua dipanggil untuk mencinta sebagaimana yang terlihat di Katekismus Gereja Katolik no 1604 sbb:
Going Beyond Just The Wedding Day
Marriage has a missionary dimension, said Pope Francis. In choosing to love in good times and in bad times, married couples will become the instrument of God’s blessing and love. Reflecting this, Kenyan Bishops, speaking at the Synod on the Family in October 2015, observed that “Many people concentrate on their wedding day and forget the life-long commitment they are about to enter into. The Sacrament is not a single moment, but is a reality that permanently influences the whole of married life. (Friar Clifford Augustine, OFM- Parish Priest St. Mary of the Angels-Singapore)
Membaca tulisan Father Clifford di Buletin Gereja di Hari Minggu ini membawa saya kembali kepada perenungan...
Saat mempersiapkan hari H pernikahan, tentunya begitu banyak yang harus dikerjakan.
Seluruh perhatian terserap kepada hal-hal -besar ataupun kecil- di hari itu saja.
Padahal, kehidupan pernikahan sesudahnya adalah jauh lebih penting daripada pesta sehari.
Tak ada pesta yang tak usai, sepanjang apa pun pesta itu, harus berakhir juga...
Kehidupan pernikahan sesudahnya sering kali jauh dari hiruk-pikuk atau gegap gempita...
Terkadang harus berhadapan dengan kekecewaan karena ekspektasi yang tinggi terhadap pasangan hidup kita di awal pernikahan tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kita semua dipanggil untuk mencinta sebagaimana yang terlihat di Katekismus Gereja Katolik no 1604 sbb:
Tuhan yang telah menciptakan manusia karena cinta, juga memanggil dia untuk mencinta, satu panggilan kodrati dan mendasar setiap manusia. Manusia telah diciptakan menurut citra Allah, Bdk. Kej 1:27. yang sendiri adalah cinta. Bdk. 1 Yoh 4:8.16. Oleh karena Allah telah menciptakannya sebagai pria dan wanita, maka cinta di antara mereka menjadi gambar dari cinta yang tak tergoyangkan dan absolut, yang dengannya Allah mencintai manusia. Cinta ini di mata Pencipta adalah baik, malahan sangat baik Bdk. Kej 1:31.. Cinta Perkawinan diberkati oleh Allah dan ditentukan supaya menjadi subur dan terlaksana dalam karya bersama demi tanggung jawab untuk ciptaan: "Allah memberkati mereka dan berkata kepada mereka: Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi" (Kej 1:28)--- KGK no. 1604 Melalui lembaga pernikahan, suami dan istri saling memilih untuk setia... Tetap setia di tengah kondisi dunia yang kacau dan semakin menjauh dari nilai-nilai penting pernikahan... Namun, sebagaimana Allah adalah kasih, mari kita hidup di dalam Dia dan dikuasai oleh kasih-Nya... Dengan persatuan itu, semoga kita bisa hidup di dalam sukacita bersama pasangan dan anak-anak yang Tuhan karuniakan kepada kita. Semoga kita pun tetap memegang nilai-nilai luhur pernikahan itu dan tetap setia sampai akhir nanti. (-fon-) Kita sendiri tahu dan percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu kasih. Orang yang hidupnya dikuasai oleh kasih, orang itu bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan dia. --- 1 Yohanes 4:16 | 355 |
TODAY, 23 April: Waktu
Waktu
Sering kali saya sejenak terdiam saat memandangi papan besar di stasiun-stasiun MRT di sini.
Di papan itu tertera tanggal hari ini. Misalkan 23 April 2016, pukul 14.55.
Di hati saya selalu ada lanjutannya....
Apa yang saya sudah lakukan selama ini?
Bagaimana kehidupan yang saya jalani?
Apakah berkenan di hadapan Allah?
Bukan hanya kesenangan dan kegembiraan belaka, namun juga ada kisah sedih yang sempat menyapa...
Namun, itu semua menjadikan hari-hari yang kita jalani semakin berarti karena kita senantiasa memetik pelajaran di dalamnya.
Yang terpenting juga sebagai pengikut Kristus, kita senantiasa tetap berjaga-jaga dan waspada...
Sebab kita tak pernah tahu kapan waktu-Nya akan tiba bagi kita...
Senantiasa memberikan yang terbaik, sehingga kapan pun waktu itu tiba, kita sudah berusaha semaksimal mungkin di dalam memperjuangkan iman kita.
Semoga kita tetap waspada, tetap beriman, dan tetap berpengharapan di dalam Dia.
(-fon-)
Jadi kalian harus berjaga-jaga dan waspada, sebab kalian tidak tahu kapan waktunya.
--- Markus 13:33
Sering kali saya sejenak terdiam saat memandangi papan besar di stasiun-stasiun MRT di sini.
Di papan itu tertera tanggal hari ini. Misalkan 23 April 2016, pukul 14.55.
Di hati saya selalu ada lanjutannya....
Apa yang saya sudah lakukan selama ini?
Bagaimana kehidupan yang saya jalani?
Apakah berkenan di hadapan Allah?
Bukan hanya kesenangan dan kegembiraan belaka, namun juga ada kisah sedih yang sempat menyapa...
Namun, itu semua menjadikan hari-hari yang kita jalani semakin berarti karena kita senantiasa memetik pelajaran di dalamnya.
Yang terpenting juga sebagai pengikut Kristus, kita senantiasa tetap berjaga-jaga dan waspada...
Sebab kita tak pernah tahu kapan waktu-Nya akan tiba bagi kita...
Senantiasa memberikan yang terbaik, sehingga kapan pun waktu itu tiba, kita sudah berusaha semaksimal mungkin di dalam memperjuangkan iman kita.
Semoga kita tetap waspada, tetap beriman, dan tetap berpengharapan di dalam Dia.
(-fon-)
Jadi kalian harus berjaga-jaga dan waspada, sebab kalian tidak tahu kapan waktunya.
--- Markus 13:33
Thursday, April 21, 2016
TODAY, 22 April: Melimpah dengan Syukur
Melimpah dengan Syukur
Awalnya mungkin Anda merasa biasa saja.
Tidak ada syukur yang berlebihan, tidak juga ada keluhan yang keterlaluan.
Namun, setelah membanding-bandingkan diri Anda dengan teman-teman seangkatan....
Dengan teman-teman sekantor atau dengan anggota keluarga...
Rasa iri dan ketidakpuasan itu timbul dan berakar semakin kuat...
Rasa syukur yang mungkin pernah ada, langsung tergantikan dengan mengasihani diri sendiri.
Hidup seolah memuakkan dan mungkin memalukan.
Karena Anda (juga mungkin: Saya) tidak mampu hidup sebagaimana layaknya orang lain yang kita anggap lebih dibandingkan dengan kita.
Sesekali, lihatlah ke bawah...
Betapa banyak orang yang masih menderita, kekurangan makanan, tak punya rumah, tak mampu membayar uang sekolah...
Betapa jika kita bisa memenuhi kebutuhan dasar itu sendiri sudah merupakan suatu anugerah...
Mari hidup dan berakar di dalam Dia, serta terus dibangun di atas Dia...
Tetap teguh di dalam iman...
Dan tetap dipenuhi dengan rasa syukur yang melimpah...
Butuh kemampuan dan kemauan yang kuat untuk tetap bersyukur dan melihat kasih serta kebaikan-Nya, meskipun keadaan tengah kurang berpihak kepada kita.
Yang kita kira sesuatu yang menguntungkan, belum tentu berujung kepada keselamatan.
Semoga kita dimampukan untuk melihat dengan kaca mata syukur terhadap apa pun yang terjadi di dalam hidup ini.
Ya, semoga!
(-fon-)
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
--- Kolose 2:7
Awalnya mungkin Anda merasa biasa saja.
Tidak ada syukur yang berlebihan, tidak juga ada keluhan yang keterlaluan.
Namun, setelah membanding-bandingkan diri Anda dengan teman-teman seangkatan....
Dengan teman-teman sekantor atau dengan anggota keluarga...
Rasa iri dan ketidakpuasan itu timbul dan berakar semakin kuat...
Rasa syukur yang mungkin pernah ada, langsung tergantikan dengan mengasihani diri sendiri.
Hidup seolah memuakkan dan mungkin memalukan.
Karena Anda (juga mungkin: Saya) tidak mampu hidup sebagaimana layaknya orang lain yang kita anggap lebih dibandingkan dengan kita.
Sesekali, lihatlah ke bawah...
Betapa banyak orang yang masih menderita, kekurangan makanan, tak punya rumah, tak mampu membayar uang sekolah...
Betapa jika kita bisa memenuhi kebutuhan dasar itu sendiri sudah merupakan suatu anugerah...
Mari hidup dan berakar di dalam Dia, serta terus dibangun di atas Dia...
Tetap teguh di dalam iman...
Dan tetap dipenuhi dengan rasa syukur yang melimpah...
Butuh kemampuan dan kemauan yang kuat untuk tetap bersyukur dan melihat kasih serta kebaikan-Nya, meskipun keadaan tengah kurang berpihak kepada kita.
Yang kita kira sesuatu yang menguntungkan, belum tentu berujung kepada keselamatan.
Semoga kita dimampukan untuk melihat dengan kaca mata syukur terhadap apa pun yang terjadi di dalam hidup ini.
Ya, semoga!
(-fon-)
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
--- Kolose 2:7
TODAY, 21 April: Arti Seorang Sahabat
Arti Seorang Sahabat
Pernahkah kita merasa kecewa dengan sahabat kita?
Orang yang sedemikian kita percayai, lalu kemudian menjadi seseorang yang menusuk dari belakang.
Misalnya dengan membocorkan rahasia kita atau bahkan memfitnah kita.
Mungkin kita pernah, ya mengalaminya. Dan itu rasanya sungguh menyakitkan.
Kasus lain yang juga banyak terjadi dan sempat pula saya alami...
Seseorang yang di awalnya nampak baik dan simpatik.
Relasi berlangsung dengan baik dan timbul saling percaya.
Tak lama, Si Sahabat yang sudah kita percayai itu mengalami kesulitan keuangan dan ingin pinjam uang.
Berada antara dilema, tetapi akhirnya memutuskan untuk meminjamkan sejumlah uang.
Setelah itu, Si Sahabat perlahan menjauh bersama hutangnya...
Sebatas itu pula persahabatan itu berakhir, hanya karena uang yang mungkin jumlahnya tidak terlalu besar.
Namun, masalahnya bukan besar kecilnya jumlahnya, melainkan masalah kepercayaan yang sudah kita berikan kepadanya.
Alkitab pada Kitab Amsal menyebutkan bahwa:
Orang miskin tidak disenangi bahkan oleh kawan-kawannya; tetapi orang kaya banyak sahabatnya.
--- Amsal 14:20
Ini merupakan fenomena lain yang kita lihat di pergaulan sehari-hari. Berapa banyak orang melihat berdasarkan status seseorang, terlepas dari kecocokan dan kedekatan yang tercipta.
Seolah uang, seolah derajad, seolah kaya-miskinnya seseorang dijadikan patokan dalam bersahabat.
Ini menjadi tantangan kita untuk menjadi sahabat sejati. Yang tak melulu membandingkan kekayaan, uang, jabatan, atau harta.
Semoga kita bisa menjadi sahabat yang setia, sebagaimana Yesus sendiri adalah setia.
(-fon-)
Pernahkah kita merasa kecewa dengan sahabat kita?
Orang yang sedemikian kita percayai, lalu kemudian menjadi seseorang yang menusuk dari belakang.
Misalnya dengan membocorkan rahasia kita atau bahkan memfitnah kita.
Mungkin kita pernah, ya mengalaminya. Dan itu rasanya sungguh menyakitkan.
Kasus lain yang juga banyak terjadi dan sempat pula saya alami...
Seseorang yang di awalnya nampak baik dan simpatik.
Relasi berlangsung dengan baik dan timbul saling percaya.
Tak lama, Si Sahabat yang sudah kita percayai itu mengalami kesulitan keuangan dan ingin pinjam uang.
Berada antara dilema, tetapi akhirnya memutuskan untuk meminjamkan sejumlah uang.
Setelah itu, Si Sahabat perlahan menjauh bersama hutangnya...
Sebatas itu pula persahabatan itu berakhir, hanya karena uang yang mungkin jumlahnya tidak terlalu besar.
Namun, masalahnya bukan besar kecilnya jumlahnya, melainkan masalah kepercayaan yang sudah kita berikan kepadanya.
Alkitab pada Kitab Amsal menyebutkan bahwa:
Orang miskin tidak disenangi bahkan oleh kawan-kawannya; tetapi orang kaya banyak sahabatnya.
--- Amsal 14:20
Ini merupakan fenomena lain yang kita lihat di pergaulan sehari-hari. Berapa banyak orang melihat berdasarkan status seseorang, terlepas dari kecocokan dan kedekatan yang tercipta.
Seolah uang, seolah derajad, seolah kaya-miskinnya seseorang dijadikan patokan dalam bersahabat.
Ini menjadi tantangan kita untuk menjadi sahabat sejati. Yang tak melulu membandingkan kekayaan, uang, jabatan, atau harta.
Semoga kita bisa menjadi sahabat yang setia, sebagaimana Yesus sendiri adalah setia.
(-fon-)
Tuesday, April 19, 2016
TODAY, 20 April: Kuat di dalam Tuhan
Kuat di dalam Tuhan
Sekitar sebulan yang lalu, ada tiga dari anggota keluarga dari pihak suami saya terkena penyakit kanker.
Ada yang tinggal dengan kami dan berobat di Singapura.
Saya pribadi jujurnya kelelahan dalam mengurusi mereka yang sakit, sambil tetap harus melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus kedua anak kami.
Sempat terkena batuk-pilek, sampai mimisan segala.
Jika memikirkan kondisi tubuh, sungguh saya kelelahan dan hampir saja tidak kuat.
Saya pun sempat ke dokter umum karena batuk-pilek saya sekitar dua minggu dan ditambah mimisan sekitar 3 hari terakhir sebelum ke dokter membuat saya cukup kuatir dengan kondisi tubuh ini.
Jika hanya mengandalkan kekuatan diri, saya sungguh menyadari: bahwa saya tidak akan sanggup.
Namun, di dalam doa-doa yang saya panjatkan, di dalam Misa dan novena yang saya haturkan ke hadirat-Nya, saya merasa dikuatkan...
Sehingga ayat yang memotivasi untuk kuat di dalam Tuhan bukanlah lagi sekadar basa-basi, karena saya sungguh merasakan tuntunan dan bimbingan-Nya..
Menimba kekuatan hari lepas hari di dalam Dia, saya sungguh menyadari: dalam hidup ini kita takkan mampu jalan sendiri tanpa diri-Nya.
Tuhanlah sumber kekuatan sejati...
Jika memang kita dimampukan untuk tegar dan tangguh di dalam hidup, jadilah kuat di dalam kuat kuasa-Nya!
(-fon-)
Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
--- Efesus 6:10
Sekitar sebulan yang lalu, ada tiga dari anggota keluarga dari pihak suami saya terkena penyakit kanker.
Ada yang tinggal dengan kami dan berobat di Singapura.
Saya pribadi jujurnya kelelahan dalam mengurusi mereka yang sakit, sambil tetap harus melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus kedua anak kami.
Sempat terkena batuk-pilek, sampai mimisan segala.
Jika memikirkan kondisi tubuh, sungguh saya kelelahan dan hampir saja tidak kuat.
Saya pun sempat ke dokter umum karena batuk-pilek saya sekitar dua minggu dan ditambah mimisan sekitar 3 hari terakhir sebelum ke dokter membuat saya cukup kuatir dengan kondisi tubuh ini.
Jika hanya mengandalkan kekuatan diri, saya sungguh menyadari: bahwa saya tidak akan sanggup.
Namun, di dalam doa-doa yang saya panjatkan, di dalam Misa dan novena yang saya haturkan ke hadirat-Nya, saya merasa dikuatkan...
Sehingga ayat yang memotivasi untuk kuat di dalam Tuhan bukanlah lagi sekadar basa-basi, karena saya sungguh merasakan tuntunan dan bimbingan-Nya..
Menimba kekuatan hari lepas hari di dalam Dia, saya sungguh menyadari: dalam hidup ini kita takkan mampu jalan sendiri tanpa diri-Nya.
Tuhanlah sumber kekuatan sejati...
Jika memang kita dimampukan untuk tegar dan tangguh di dalam hidup, jadilah kuat di dalam kuat kuasa-Nya!
(-fon-)
Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
--- Efesus 6:10
TODAY, 19 April: Serve With Love
Serve With Love
Tulisan pada instagram Paus Fransiskus yang saya baca pagi ini berbunyi: " Only those who serve with love build peace."
Hanya mereka yang melayani dengan kasih membangun perdamaian.
Terkadang kita terperangkap dalam kata 'melayani' atau 'pelayanan'.
"Ah, saya 'kan pelayanan. Dia 'kan tidak!"
Seolah ada merasa diri lebih hebat, jika sudah terjun ke pelayanan sesama.
Jika memang kita dipilih dan memilih untuk melayani dalam suatu organisasi atau mungkin hanya pada keluarga kita sendiri..
Bagaimana kita melayani itu amat penting juga.
Bukan sekadar melayani, tetapi apakah kita melayani atas dasar kasih?
Karena dengan kasih yang menjadi pondasi, pastinya perdamaian- damai sejahtera akan mengiringi...
Mari mohon kepada Allah untuk menjauhkan kita dari segala arogansi dan kesombongan diri.
Tetap rendah hati, tetap melayani sesama dengan kasih, sehingga menciptakan damai di bumi-damai di hati.
Semoga!
(-fon-)
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
--- Galatia 5:13
Tulisan pada instagram Paus Fransiskus yang saya baca pagi ini berbunyi: " Only those who serve with love build peace."
Hanya mereka yang melayani dengan kasih membangun perdamaian.
Terkadang kita terperangkap dalam kata 'melayani' atau 'pelayanan'.
"Ah, saya 'kan pelayanan. Dia 'kan tidak!"
Seolah ada merasa diri lebih hebat, jika sudah terjun ke pelayanan sesama.
Jika memang kita dipilih dan memilih untuk melayani dalam suatu organisasi atau mungkin hanya pada keluarga kita sendiri..
Bagaimana kita melayani itu amat penting juga.
Bukan sekadar melayani, tetapi apakah kita melayani atas dasar kasih?
Karena dengan kasih yang menjadi pondasi, pastinya perdamaian- damai sejahtera akan mengiringi...
Mari mohon kepada Allah untuk menjauhkan kita dari segala arogansi dan kesombongan diri.
Tetap rendah hati, tetap melayani sesama dengan kasih, sehingga menciptakan damai di bumi-damai di hati.
Semoga!
(-fon-)
Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
--- Galatia 5:13
Sunday, April 17, 2016
TODAY, 18 April: Selidikilah Aku, Ya Allah
Selidikilah Aku, Ya Allah
Selidikilah Aku, ya Allah...
Selamilah hatiku...
Ujilah aku...
Dan ketahuilah pikiranku...
Hanya Engkau yang sungguh mengenal hatiku...
Lebih dari aku mengenal diriku sendiri...
Hanya Engkau yang sungguh mengetahui jalan-jalan di pikiranku...
Hanya Engkau, ya Allahku...
Semoga hatiku terus tertuju pada-Mu...
Semoga seluruh pikiranku Kaukuduskan...
Sebagaimana perkataanku...
Hidupku ini anugerah-Mu, sudah selayaknya segalanya kupersembahkan pada-Mu.
(-fon-)
Selidikilah aku ya Allah, selamilah hatiku, ujilah aku dan ketahuilah pikiranku.
--- Mazmur 139:23
Selidikilah Aku, ya Allah...
Selamilah hatiku...
Ujilah aku...
Dan ketahuilah pikiranku...
Hanya Engkau yang sungguh mengenal hatiku...
Lebih dari aku mengenal diriku sendiri...
Hanya Engkau yang sungguh mengetahui jalan-jalan di pikiranku...
Hanya Engkau, ya Allahku...
Semoga hatiku terus tertuju pada-Mu...
Semoga seluruh pikiranku Kaukuduskan...
Sebagaimana perkataanku...
Hidupku ini anugerah-Mu, sudah selayaknya segalanya kupersembahkan pada-Mu.
(-fon-)
Selidikilah aku ya Allah, selamilah hatiku, ujilah aku dan ketahuilah pikiranku.
--- Mazmur 139:23
TODAY, 17 April : Ecclesia Domestica
Ecclesia Domestica
Dewasa ini, di suatu dunia yang sering kali berada jauh dari iman atau malahan bermusuhan, keluarga-keluarga Kristen itu sangat penting sebagai pusat suatu iman yang hidup dan meyakinkan. Karena itu Konsili Vatikan II menamakan keluarga menurut sebuah ungkapan tua "Ecclesia domestica" [Gereja-rumah tangga] (LG 11). Dalam pangkuan keluarga "hendaknya orang-tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka; orang-tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing, secara istimewa panggilan rohani" (LG 11,2) - (KGK 1656)
Prihatinkah kita dengan dunia yang kita tinggali saat ini?
Seolah yang menjadi tren dan hebat di dunia ini, sangat jauh dari iman bahkan bertolak-belakang dari apa yang kita yakini...
Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN , dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
--- Amsal 3:11-12
Dewasa ini, di suatu dunia yang sering kali berada jauh dari iman atau malahan bermusuhan, keluarga-keluarga Kristen itu sangat penting sebagai pusat suatu iman yang hidup dan meyakinkan. Karena itu Konsili Vatikan II menamakan keluarga menurut sebuah ungkapan tua "Ecclesia domestica" [Gereja-rumah tangga] (LG 11). Dalam pangkuan keluarga "hendaknya orang-tua dengan perkataan maupun teladan menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka; orang-tua wajib memelihara panggilan mereka masing-masing, secara istimewa panggilan rohani" (LG 11,2) - (KGK 1656)
Prihatinkah kita dengan dunia yang kita tinggali saat ini?
Seolah yang menjadi tren dan hebat di dunia ini, sangat jauh dari iman bahkan bertolak-belakang dari apa yang kita yakini...
Gereja sudah terlebih dahulu menyadari hal ini, Konsili Vatikan II sudah menamakan keluarga sebagai Ecclesia Domestica (Gereja-Rumah Tangga).
Betapa pentingnya peranan orangtua, baik dari perkataan maupun teladan untuk menjadi pewarta iman pertama bagi anak-anak mereka.
Mungkin sebagai orangtua, beberapa dari kita merasa tidak sempurna secara iman.
Namun, itu bukan berarti kita tidak memberikan contoh atau teladan kepada anak-anak kita.
Sebanyak apa pun kita bicara, teladan agaknya tetap akan tetap dilihat sekitar kita, terutama anak-anak titipan-Nya.
Semoga kita berusaha untuk terus mewujudkan suatu kondisi yang baik di keluarga kita.
Sehingga Ecclesia Domestica ini bisa berlangsung baik dan diteruskan oleh generasi selanjutnya.
(-fon-)
--- Amsal 3:11-12
TODAY, 16 April: Pekerjaan Sebagai Sarana Pengudusan
Pekerjaan Sebagai Sarana Pengudusan
KGK 2427- Karya manusia adalah tindakan langsung dari manusia yang diciptakan menurut citra Allah. Mereka ini dipanggil, supaya bersama-sama melanjutkan karya penciptaan, kalau mereka menguasai bumi (Bdk. Kej 1:28; GS 34; Centesimus Annus (CA) 31). Dengan demikian pekerjaan adalah satu kewajiban: “Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tes 3:10, Bdk. 1 Tes 4:11). Pekerjaan menghargai anugerah-anugerah dan talenta-talenta yang diterima dari Pencipta. Tetapi ia juga dapat menyelamatkan. Apabila manusia dalam persatuan dengan Yesus, Tukang dari Nasaret dan Yang Tersalib di Golgota, menerima jerih payah pekerjaan (Bdk. Kej 3:14-19), ia boleh dikatakan bekerja bersama dengan Putera Allah dalam karya penebusan-Nya. Ia membuktikan diri sebagai murid Kristus, kalau ia, dalam kegiatannya yang harus ia laksanakan hari demi hari, memikul salibnya (Bdk. Laborem Exercens (LE) 27). Pekerjaan dapat menjadi sarana pengudusan dan dapat meresapi/ menghidupi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus.
Masih dari Katekismus Gereja Katolik (KGK), kali ini no. 2427. Pekerjaan yang kita jalani atau tekuni, dapat menjadi sarana pengudusan. Juga dapat menghidupi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus.
Pekerjaan ataupun panggilan yang kita tekuni menghargai anugerah dan talenta yang kita terima dari Allah sendiri. Yang juga dapat menyelamatkan, saat kita dalam persatuan dengan Yesus Kristus menerima jerih payah atas pekerjaan atau usaha yang kita lakukan...
Semoga di dalam keseharian kita, di dalam apa pun yang kita kerjakan, kita tetap memberikan yang terbaik.
Tetap semangat, tetap berkarya...
Memuliakan Allah sendiri dan menjaga kekudusan di mana pun kita berada.
KGK 2427- Karya manusia adalah tindakan langsung dari manusia yang diciptakan menurut citra Allah. Mereka ini dipanggil, supaya bersama-sama melanjutkan karya penciptaan, kalau mereka menguasai bumi (Bdk. Kej 1:28; GS 34; Centesimus Annus (CA) 31). Dengan demikian pekerjaan adalah satu kewajiban: “Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tes 3:10, Bdk. 1 Tes 4:11). Pekerjaan menghargai anugerah-anugerah dan talenta-talenta yang diterima dari Pencipta. Tetapi ia juga dapat menyelamatkan. Apabila manusia dalam persatuan dengan Yesus, Tukang dari Nasaret dan Yang Tersalib di Golgota, menerima jerih payah pekerjaan (Bdk. Kej 3:14-19), ia boleh dikatakan bekerja bersama dengan Putera Allah dalam karya penebusan-Nya. Ia membuktikan diri sebagai murid Kristus, kalau ia, dalam kegiatannya yang harus ia laksanakan hari demi hari, memikul salibnya (Bdk. Laborem Exercens (LE) 27). Pekerjaan dapat menjadi sarana pengudusan dan dapat meresapi/ menghidupi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus.
Masih dari Katekismus Gereja Katolik (KGK), kali ini no. 2427. Pekerjaan yang kita jalani atau tekuni, dapat menjadi sarana pengudusan. Juga dapat menghidupi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus.
Pekerjaan ataupun panggilan yang kita tekuni menghargai anugerah dan talenta yang kita terima dari Allah sendiri. Yang juga dapat menyelamatkan, saat kita dalam persatuan dengan Yesus Kristus menerima jerih payah atas pekerjaan atau usaha yang kita lakukan...
Semoga di dalam keseharian kita, di dalam apa pun yang kita kerjakan, kita tetap memberikan yang terbaik.
Tetap semangat, tetap berkarya...
Memuliakan Allah sendiri dan menjaga kekudusan di mana pun kita berada.
(-fon-)
Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu
--- 1 Tesalonika 4:11
TODAY, 15 April: Mengendalikan Ketergantungan Pada Barang Dunia
Mengendalikan Ketergantungan Pada Barang Dunia
Di bidang ekonomi, hormat kepada martabat manusia menuntut kebajikan penguasaan diri, supaya mengendalikan ketergantungan kepada barang-barang dunia ini: kebajikan keadilan, supaya menjamin hak-hak sesama dan memberi kepadanya apa yang menjadi haknya; dan solidaritas sesuai dengan kaidah emas dan sikap suka memberi dari Tuhan, karena "Ia, sekalipun Ia kaya, telah menjadi miskin karena kamu, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (2 Kor 8:9).
(KGK- Katekismus Gereja Katolik 2407)
Sebab kalian mengetahui betul bahwa kita sangat dikasihi oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Ia kaya, tetapi Ia membuat diri-Nya menjadi miskin untuk kepentinganmu, supaya dengan kemiskinan-Nya itu, kalian menjadi kaya.
--- 2 Kor 8:9 ( Edisi BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Di bidang ekonomi, hormat kepada martabat manusia menuntut kebajikan penguasaan diri, supaya mengendalikan ketergantungan kepada barang-barang dunia ini: kebajikan keadilan, supaya menjamin hak-hak sesama dan memberi kepadanya apa yang menjadi haknya; dan solidaritas sesuai dengan kaidah emas dan sikap suka memberi dari Tuhan, karena "Ia, sekalipun Ia kaya, telah menjadi miskin karena kamu, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (2 Kor 8:9).
(KGK- Katekismus Gereja Katolik 2407)
Barang-barang dunia...
Segala yang ada di bumi ini ada masa kadaluarsanya...
Satu saat, saat harus kembali pada-Nya, takkan bisa kita bawa.
Percakapan dengan seorang pengemudi taksi kembali membawa saya pada perenungan mendalam.
Beliau berkata," Kita datang ke dunia dengan tangan kosong, satu saat kita harus pergi dengan tangan kosong pula." ( We came to this world empty handed, one day we need to go empty handed as well.)
Tak perlu terlalu berbangga dengan apa yang ada, apa yang bisa kita beli, apa yang kita pakai...
Jika memang itu berupa barang-barang mewah, barang-barang dunia...
Hendaknya kita dengan bijak mengendalikan ketergantungan atas itu semua.
Kembali kepada hal-hal yang lebih penting yaitu menyadari bahwa itu semua hanyalah anugerah-Nya.
Tak perlu mengumbar secara berlebihan...
Kita semua jauh dari kaya...
Tuhan Yesus yang kaya itu membuat diri-Nya menjadi miskin bagi kita semua.
Jangan sampai kita terlena dan menganggap kehebatan kita semata yang menjadikan kita berpunya pada hari ini.
Ingatlah Tuhan, terus berbagi dalam kasih, melakukan yang terbaik yang kita bisa dengan segala yang dikaruniakan-Nya bagi kita.
(-fon-)
Sebab kalian mengetahui betul bahwa kita sangat dikasihi oleh Yesus Kristus Tuhan kita. Ia kaya, tetapi Ia membuat diri-Nya menjadi miskin untuk kepentinganmu, supaya dengan kemiskinan-Nya itu, kalian menjadi kaya.
--- 2 Kor 8:9 ( Edisi BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Thursday, April 14, 2016
TODAY, 14 April: Luar-Dalam
Luar-Dalam
Terlalu sering kita menilai orang berdasarkan tampilan luar belaka...
Apa yang kita lihat, apa yang kita kira adalah gambaran keseluruhan dari seseorang, belum tentu demikian adanya.
Banyak kasus penipuan berawal dari betapa meyakinkannya Sang Penipu itu dari luar, sehingga membuat orang percaya untuk kemudian menyerahkan hartanya.
Mari lebih berhati-hati dalam menilai seseorang...
Jangan sampai kita menghakimi atau 'judging' orang lain dengan sesuka hati.
Dan marilah kita juga melihat ke dalam diri kita masing-masing...
Apakah masih banyak kemunafikan di sana?
Apakah masih banyak hal-hal yang menjauhkan kita dari-Nya?
Daripada sibuk menghakimi orang lain, mari membenahi diri untuk lebih baik lagi...
Hidup sebagai hamba Kristus yang sejati...
Yang memang hidup benar, bukannya yang tampak benar semata!
(-fon-)
Demikian jugalah kamu, di bagian luar kamu sungguh tampak benar di mata orang, tetapi di bagian dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurhakaan.
--- Matius 23:28
Terlalu sering kita menilai orang berdasarkan tampilan luar belaka...
Apa yang kita lihat, apa yang kita kira adalah gambaran keseluruhan dari seseorang, belum tentu demikian adanya.
Banyak kasus penipuan berawal dari betapa meyakinkannya Sang Penipu itu dari luar, sehingga membuat orang percaya untuk kemudian menyerahkan hartanya.
Mari lebih berhati-hati dalam menilai seseorang...
Jangan sampai kita menghakimi atau 'judging' orang lain dengan sesuka hati.
Dan marilah kita juga melihat ke dalam diri kita masing-masing...
Apakah masih banyak kemunafikan di sana?
Apakah masih banyak hal-hal yang menjauhkan kita dari-Nya?
Daripada sibuk menghakimi orang lain, mari membenahi diri untuk lebih baik lagi...
Hidup sebagai hamba Kristus yang sejati...
Yang memang hidup benar, bukannya yang tampak benar semata!
(-fon-)
Demikian jugalah kamu, di bagian luar kamu sungguh tampak benar di mata orang, tetapi di bagian dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurhakaan.
--- Matius 23:28
TODAY, 13 April: Jalan Serta-Mu
Jalan Serta-Mu
Jalan mana yang harus kupilih?
Begitu mungkin pertanyaan yang sering kali timbul saat kita mengalami keraguan untuk memilah dan memilih yang terbaik di hadapan kita.
Begitu mungkin pertanyaan yang sering kali timbul saat kita mengalami keraguan untuk memilah dan memilih yang terbaik di hadapan kita.
Tak selalu apa yang dibilang orang baik, berarti baik.
Tak juga selalu apa yang kita pikir baik, berarti baik...
Yang terpenting adalah memilih jalan-Nya...
Jalan serta Yesus, jalan serta-Mu setiap hari...
Meskipun harus melewati pintu yang sesak dan jalan yang sempit...
Itu tak jadi masalah, itu bukan persoalan...
Asalkan itu adalah jalan yang menuju kepada kehidupan...
Marilah mengikuti-Nya dengan setia...
Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan.
Bersama-Nya kita menuju ke jalan keselamatan!
(-fon-)
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."
--- Matius 7:13-14
Tuesday, April 12, 2016
TODAY, 12 April: Jangan Kuatir
Jangan Kuatir
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
--- Matius 6:25-26
Suatu malam, katakanlah Anda membaca ayat-ayat di atas dan merasakan peneguhan.
Bahwa benar adanya Tuhan mengasihi kita, juga menyediakan yang kita butuhkan...
Sedangkan burung-burung saja Dia pelihara, terlebih lagi diri kita!
Namun, keesokan harinya, saat ada lagi permasalahan berat mendera, kembali kita dilanda keraguan, " Benarkah Tuhan, Engkau sungguh peduli padaku dan segala permasalahan yang kualami? Mengapa seolah masalah ini tidak terselesaikan, malah tambah berat saja?"
Apa yang kita lihat saat ini, belum tentu adalah gambaran keseluruhan dari apa yang terjadi.
Tuhan sudah memegang segala kepingan puzzle kehidupan kita dan Dia memiliki gambaran yang sempurna tetang kehidupan kita di dalam Dia.
Jangan berhenti berharap, meskipun seolah harapan itu sungguh sangat tipis, bahkan hampir hilang!
Berusaha hidup hari lepas hari dengan rasa syukur.
Karena esok hari punya kesusahan sendiri.
Hidup penuh syukur untuk hari ini, dengan iman dan harapan hanya kepada-Nya yang sungguh mengasihi kita!
(-fon-)
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
--- Matius 6:25-26
TODAY, 11 April: Pelita Tubuh
Pelita Tubuh
Mata adalah pelita tubuh.
Ada pepatah yang mengatakan dari mata turun ke hati...
Dari mata pulalah, hati kemudian yang berbicara...
Kami mohon Tuhan, agar Engkau menerangi mata kami secara fisik...
Juga mata hati kami...
Agar setiap yang kami lakukan, hendaknya sesuatu yang baik di dalam pandangan mata-Mu...
Kami memilih mengikuti Engkau dan seluruh kebaikan-Mu daripada apa yang ditawarkan dunia dan dianggap sebagai suatu tren yang hebat...
Betapa pentingnya menjaga mata jasmani dan mata rohani kita...
Agar tetap tajam dan jernih...
Sehingga mampu memilah dan memilih yang mana yang baik seturut kehendak-Nya...
Semoga Tuhan terus membimbing kita untuk menjaga pelita tubuh dan pelita hati kita.
(-fon-)
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
--- Matius 6:22
Sunday, April 10, 2016
TODAY, 10 April: Harta dan Hati
Harta dan Hati
Zaman sekarang, harta seolah memegang peranan yang teramat penting.
Bahkan ada yang bilang adalah segala-galanya!
Dengar harta, memang banyak hal bisa dibeli.
Namun, tidak semuanya...
Namun, tidak semuanya...
Jika memang harta adalah segalanya, mengapa orang-orang yang sungguh banyak hartanya malahan merasa cemas dan kesepian?
Cemas memikirkan hartanya.
Kesepian karena tak punya teman sejati, yang dekat mereka hanya inginkan kemudahan dari hartanya.
Alkitab mengingatkan agar kita tidak terpaku pada harta di bumi.
Melainkan marilah mengumpulkan harta di sorga...
Jangan sampai pula hati kita terkontaminasi akan kekayaan ataupun kuasa, juga harta...
Karena ada tertulis: di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada...
Hmmm, mari kita membuat perbedaan...
Jika dikaruniai harta, marilah kita pergunakan sebesar-besarnya untuk kemuliaan Tuhan...
Bukan hanya untuk kesenangan pribadi, gengsi, ataupun beli barang-barang super mewah.
Mengapa tidak mulai untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan pertolongan?
Bukankah itu akan membuat hidup jadi lebih indah dan lebih berarti?
Harta-sebesar apa pun itu- hanyalah titipan-Nya.
Jika kita memang tengah berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, mari meyakini: dengan sepenuh hati tetap berpegang kepada jalan-jalan-Nya...
Tuhan pasti juga akan bukakan jalan seturut kehendak-Nya, di dalam perencanaan dan waktu-Nya...
Semoga hati kita terus terarah pada-Nya.
Amin.
(-fon-)
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
--- Matius 6:19-21
TODAY, 9 April: Tuhan, Ampunilah...
Tuhan. Ampunilah...
Tiba-tiba saat saya menuliskan renungan ini, saya teringat lagu Tuhan Ampunilah...
Sebagian liriknya adalah sebagai berikut:
Tuhan ampunilah segala dosaku...
Tuhan kasihani hamba-Mu ini...
Saat kita merasa sungguh berdosa atas pelanggaran-pelanggaran yang pernah kita perbuat...
Kita merasa sungguh tidak layak di hadapan-Nya...
Penyesalan pun perlahan memasuki hati dan pikiran kita...
Mohon ampunan kepada Yang Kuasa...
Namun, ketika orang lain melakukan kesalahan kepada kita, bagaimana reaksi kita?
Tak jarang kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus, malahan sulit mengampuni orang yang menyakit hati kita.
Tak jarang kita yang mengaku sebagai pengikut Kristus, malahan sulit mengampuni orang yang menyakit hati kita.
Entah soal besar, entah soal kecil...
Mari terus belajar untuk mengampuni, serta tidak menyimpan sakit hati yang hanya merugikan diri sendiri...
Menyadari bahwa kita tidak sempurna dan senantiasa membutuhkan pengampunan atas dosa-dosa kita...
Mari kita pun terus belajar untuk mengampuni sesama yang bersalah kepada kita.
Mohonkan kasih dan kerahiman Allah untuk membantu kita belajar mengampuni.
Pengampunan dan berdamai dengan sesama serta diri sendiri itu sungguh indah.
(-fon-)
... dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
--- Matius 6:12
TODAY, 8 April: Hal Berdoa
Hal Berdoa
Mungkin kita pernah mengalami pergumulan soal berdoa.
Ada kalanya, doa-doa itu begitu lancar dan begitu gampang kita lafalkan kepada Allah.
Relasi yang terbina baik antara kita dengan Sang Pencipta, kehidupan yang seolah berjalan baik dan kita tak kekurangan sesuatu apa pun.
Relasi yang terbina baik antara kita dengan Sang Pencipta, kehidupan yang seolah berjalan baik dan kita tak kekurangan sesuatu apa pun.
Begitu gampangnya ucapan syukur keluar dari mulut kita melalui doa-doa yang kita panjatkan.
Namun, ada kalanya saat keadaan begitu sulit. Kita hampir kehilangan seluruh kata-kata yang biasa kita ucapkan dengan mudah.
Kita seolah kehilangan semangat pula untuk mencari wajah-Nya atau mendekat pada-Nya.
Keadaan ini bisa berubah hanya dalam hitungan detik.
Betapa labilnya kita, betapa rapuhnya kita.
Untuk itu, betapa pentingnya untuk punya waktu harian yang sudah kita tetapkan untuk berdoa.
Saat kita masuk ke dalam kamar kita, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa kita yang di surga.
Tak perlu terlihat baik atau pamer seperti orang-orang yang munafik (kata Alkitab) yang berdoa di tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang.
Tak perlu itu semua...
Namun, bukan berarti kita tak perlu berdoa!
Justru semakin pelik permasalahan yang kita hadapi, mari mendekat pada-Nya...
Jangan lari dari kasih-Nya...
Saya berdoa agar kita semua semakin dikuatkan dalam hal berdoa dan membina hubungan yang lebih akrab lagi dengan Dia-Allah kita!
(-fon-)
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
--- Matius 6:5-6
TODAY, 7 April: Terlihat Baik
Terlihat Baik
Mungkin kita pernah secara disengaja atau tidak ingin kelihatan baik saat melakukan kewajiban agamadi hadapan orang lain.
Padahal, Alkitab mengingatkan agar kita tak perlu pamer saat melakukan kegiatan keagamaan kita...
Hendaknya kita tetap setia di dalam iman juga tetap mengemban setiap tugas yang diberikan-Nya kepada kita.
Tak lupa, kita tetap menjalankan kewajiban kita semisal Pantang dan Puasa di saat Masa Prapaskah, tanpa perlu mengeluhkan keadaan.
Apalagi memberi tahu orang-orang di sekitar kita bahwa kita tengah melakukan puasa.
Tetap biasa, tak perlu merasa harus selalu terlihat baik.
Yang terpenting bukan apa yang dilihat oleh dunia, melainkan hati kita yang senantiasa tertuju pada Bapa.
Semoga kita senantiasa diingatkan untuk tetap beriman, entah dilihat orang lain atau tidak, yang terpenting relasi kita dengan Sang Pencipta!
(-fon-)
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
--- Matius 6:1
Tuesday, April 5, 2016
TODAY, 6 April: Menghormati Ayah dan Ibu
Menghormati Ayah dan Ibu
Kemarin saya membaca artikel seorang ibu yang membagi warisan kepada anak-anaknya setelah suaminya meninggal.
Lalu, tak lama berselang, Sang Ibu diusir dari rumahnya oleh anak-anaknya.
Masih di minggu ini juga, saya membaca berita bahwa ada anak-anak yang berseteru dengan ibunya soal tanah.
Di bulan-bulan lalu di koran The Straits Times Singapura juga menampilkan berita yang sama, termasuk pertolongan kepada orangtua yang mendapat perlakuan tidak seharusnya dari anak-anaknya...
Kebanyakan urusan rumah atau tanah yang dijual, namun uangnya tak pernah diberikan kepada orangtuanya.
Melainkan dipakai untuk kesenangan pribadi.
Saya berpikir: mengapa tega?
Melakukan tindakan kejahatan semacam itu kepada anggota keluarga sendiri saja rasanya sudah sangat keterlaluan, apalagi terhadap ibu/ayah sendiri.
Apakah kasih sudah sedemikian tipisnya sehingga tak lagi dihargai keberadaannya?
Bagaimana jika itu yang terjadi pada diri kita? Anak yang sudah kita besarkan dengan susah-payah, kemudian melakukan penipuan soal uang kepada kita, lalu menendang kita keluar dari rumah yang merupakan hasil jerih payah kita?
Tidak dapat dipungkiri: pasti ada luka-luka juga antara satu anggota keluarga dengan lainnya.
Banyak perselisihan, sakit hati, kemarahan, atau kekecewaan yang terpendam antara satu dengan lainnya.
Anggota keluarga yang kita temui sehari-hari merupakan peluang terbesar juga untuk saling melukai.
Namun, tiada yang lebih besar dari pengampunan yang bersumber dari Allah.
Mari serahkan segala sakit hati dan kekecewaan di dalam hati kita.
Serta sedapat mungkin menghormati ayah dan ibu kita.
Mengampuni untuk juga minta diampuni...
Karena tidak ada manusia yang bebas dari salah.
Jangan sampai hal-hal negatif itu kemudian menjadi alasan untuk melakukan tindak kejahatan yang tidak bakal bisa dibenarkan dari sisi mana pun.
Saya berdoa agar kehidupan saya dan keluarga, juga Anda dan keluarga Anda, dipulihkan oleh kasih dan pengampunan Tuhan.
Amin.
(-fon-)
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
--- Keluaran 20:12
Kemarin saya membaca artikel seorang ibu yang membagi warisan kepada anak-anaknya setelah suaminya meninggal.
Lalu, tak lama berselang, Sang Ibu diusir dari rumahnya oleh anak-anaknya.
Masih di minggu ini juga, saya membaca berita bahwa ada anak-anak yang berseteru dengan ibunya soal tanah.
Di bulan-bulan lalu di koran The Straits Times Singapura juga menampilkan berita yang sama, termasuk pertolongan kepada orangtua yang mendapat perlakuan tidak seharusnya dari anak-anaknya...
Kebanyakan urusan rumah atau tanah yang dijual, namun uangnya tak pernah diberikan kepada orangtuanya.
Melainkan dipakai untuk kesenangan pribadi.
Saya berpikir: mengapa tega?
Melakukan tindakan kejahatan semacam itu kepada anggota keluarga sendiri saja rasanya sudah sangat keterlaluan, apalagi terhadap ibu/ayah sendiri.
Apakah kasih sudah sedemikian tipisnya sehingga tak lagi dihargai keberadaannya?
Bagaimana jika itu yang terjadi pada diri kita? Anak yang sudah kita besarkan dengan susah-payah, kemudian melakukan penipuan soal uang kepada kita, lalu menendang kita keluar dari rumah yang merupakan hasil jerih payah kita?
Tidak dapat dipungkiri: pasti ada luka-luka juga antara satu anggota keluarga dengan lainnya.
Banyak perselisihan, sakit hati, kemarahan, atau kekecewaan yang terpendam antara satu dengan lainnya.
Anggota keluarga yang kita temui sehari-hari merupakan peluang terbesar juga untuk saling melukai.
Namun, tiada yang lebih besar dari pengampunan yang bersumber dari Allah.
Mari serahkan segala sakit hati dan kekecewaan di dalam hati kita.
Serta sedapat mungkin menghormati ayah dan ibu kita.
Mengampuni untuk juga minta diampuni...
Karena tidak ada manusia yang bebas dari salah.
Jangan sampai hal-hal negatif itu kemudian menjadi alasan untuk melakukan tindak kejahatan yang tidak bakal bisa dibenarkan dari sisi mana pun.
Saya berdoa agar kehidupan saya dan keluarga, juga Anda dan keluarga Anda, dipulihkan oleh kasih dan pengampunan Tuhan.
Amin.
(-fon-)
Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
--- Keluaran 20:12
TODAY, 5 April: Taat
Taat
Beberapa kita hidup taat peraturan dan hukum, karena adanya rasa takut ketika melakukan pelanggaran.
Adanya hukuman yang mengharuskan kita membayar sejumlah denda seperti di Singapura, ketika membuang sampah sembarangan, ketika membawa makanan tertentu di dalam kendaraan umum (seperti durian yang harumnya semerbak), atau membawa hewan peliharaan ke dalam transportasi umum- ada kemungkinan terkena denda ketika terlihat oleh pihak berwajib.
Itu tadi kita membahas ketaatan yang dilatar-belakangi ketakutan.
Namun, bagaimana kehidupan kita sebagai pengikut-Nya yang taat?
Hendaknya kehidupan kita yang taat itu didasari oleh pengertian bahwa Dia terlebih dahulu sudah mengasihi dan setia kepada kita...
Maka, sudah layak dan sepantasnyalah jika kita taat dan setia pula kepada-Nya.
Jangan lagi kita menuruti hawa nafsu yang dulu menguasai kita, saat kita belum mengikuti diri-Nya (belum dibaptis, belum merasakan pembaharuan relasi yang lebih dalam dengan-Nya).
Hidup kudus, sebagaimana DIA sendiri yang kudus dan telah memanggil kita.
Dia dan kekudusan-Nya akan menaungi dan menjagai kita dari kecemaran-kecemaran dunia...
Asalkan kita terus berpegang di dalam iman kita kepada-Nya.
(-fon-)
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, 1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
--- 1 Petrus 1: 14-16
Beberapa kita hidup taat peraturan dan hukum, karena adanya rasa takut ketika melakukan pelanggaran.
Adanya hukuman yang mengharuskan kita membayar sejumlah denda seperti di Singapura, ketika membuang sampah sembarangan, ketika membawa makanan tertentu di dalam kendaraan umum (seperti durian yang harumnya semerbak), atau membawa hewan peliharaan ke dalam transportasi umum- ada kemungkinan terkena denda ketika terlihat oleh pihak berwajib.
Itu tadi kita membahas ketaatan yang dilatar-belakangi ketakutan.
Namun, bagaimana kehidupan kita sebagai pengikut-Nya yang taat?
Hendaknya kehidupan kita yang taat itu didasari oleh pengertian bahwa Dia terlebih dahulu sudah mengasihi dan setia kepada kita...
Maka, sudah layak dan sepantasnyalah jika kita taat dan setia pula kepada-Nya.
Jangan lagi kita menuruti hawa nafsu yang dulu menguasai kita, saat kita belum mengikuti diri-Nya (belum dibaptis, belum merasakan pembaharuan relasi yang lebih dalam dengan-Nya).
Hidup kudus, sebagaimana DIA sendiri yang kudus dan telah memanggil kita.
Dia dan kekudusan-Nya akan menaungi dan menjagai kita dari kecemaran-kecemaran dunia...
Asalkan kita terus berpegang di dalam iman kita kepada-Nya.
(-fon-)
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, 1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
--- 1 Petrus 1: 14-16
Sunday, April 3, 2016
TODAY, 4 April: Selalu Berusaha Berbuat Baik
Selalu Berusaha Berbuat Baik
Ada segepok uang tertinggal di meja sebuah rumah makan.
Uang itu ada di dalam amplop coklat dan jumlahnya cukup besar.
Anda yang baru tiba di meja tersebut, menyadari adanya uang yang tertinggal.
Pilihannya: menyerahkan ke pihak restoran dan orang yang bersangkutan akan mengambilnya atau menyimpannya diam-diam ke dalam tas pribadi?
Dengan pikiran: dikasih ke manajemen restoran juga belum tentu sampai kepada orang yang kehilangan uangnya.
Tetapi kemudian mengambilnya? Padahal itu bukan milik Anda?
Apa pilihan Anda?
Kejadian lain: seorang kasir di sebuah mini market salah memberikan kembalian kepada Anda.
Uang yang Anda berikan Rp. 50.000, tetapi dia mengira uang Anda Rp.100.000,-.
Anda sudah dapat barang, dapat untung juga dari kembalian itu.
Pilihannya: secara jujur Anda beritahu kepada Si Kasir atau Anda pulang dengan barang dan uang lebihnya?
Tidak ada yang tahu. Mungkin hanya Anda, Si Kasir, dan Tuhan.
Tetapi, Si Kasir harus nombok alias mengurangi jatah gajinya hari itu dikarenakan salah-kembalian itu tadi.
Mungkin jumlah itu buat Anda tidak seberapa, tetapi buat Si Kasir mungkin itu jumlah yang cukup besar...
Tegakah kita?
Dari soal kecil sampai soal besar.
Dari soal uang, sampai soal jabatan atau kepercayaan...
Jika dihadapkan pada pilihan-pilihan: masihkah kita mampu berbuat baik?
Berusahalah selalu untuk berbuat baik, seorang kepada yang lain dan kepada semua orang.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)
Jagalah supaya jangan ada yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Berusahalah selalu untuk berbuat baik, seorang kepada yang lain dan kepada semua orang.
--- 1 Tesalonika 5:15
Ada segepok uang tertinggal di meja sebuah rumah makan.
Uang itu ada di dalam amplop coklat dan jumlahnya cukup besar.
Anda yang baru tiba di meja tersebut, menyadari adanya uang yang tertinggal.
Pilihannya: menyerahkan ke pihak restoran dan orang yang bersangkutan akan mengambilnya atau menyimpannya diam-diam ke dalam tas pribadi?
Dengan pikiran: dikasih ke manajemen restoran juga belum tentu sampai kepada orang yang kehilangan uangnya.
Tetapi kemudian mengambilnya? Padahal itu bukan milik Anda?
Apa pilihan Anda?
Kejadian lain: seorang kasir di sebuah mini market salah memberikan kembalian kepada Anda.
Uang yang Anda berikan Rp. 50.000, tetapi dia mengira uang Anda Rp.100.000,-.
Anda sudah dapat barang, dapat untung juga dari kembalian itu.
Pilihannya: secara jujur Anda beritahu kepada Si Kasir atau Anda pulang dengan barang dan uang lebihnya?
Tidak ada yang tahu. Mungkin hanya Anda, Si Kasir, dan Tuhan.
Tetapi, Si Kasir harus nombok alias mengurangi jatah gajinya hari itu dikarenakan salah-kembalian itu tadi.
Mungkin jumlah itu buat Anda tidak seberapa, tetapi buat Si Kasir mungkin itu jumlah yang cukup besar...
Tegakah kita?
Dari soal kecil sampai soal besar.
Dari soal uang, sampai soal jabatan atau kepercayaan...
Jika dihadapkan pada pilihan-pilihan: masihkah kita mampu berbuat baik?
Berusahalah selalu untuk berbuat baik, seorang kepada yang lain dan kepada semua orang.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)
Jagalah supaya jangan ada yang membalas kejahatan dengan kejahatan. Berusahalah selalu untuk berbuat baik, seorang kepada yang lain dan kepada semua orang.
--- 1 Tesalonika 5:15
TODAY, 3 April: Saling Menguatkan
Saling Menguatkan Sebagai sesama pengikut-Nya, marilah kita saling menguatkan... Janganlah kita saling hina atau saling menjatuhkan sebagaimana yang banyak terjadi di dunia... Relasi yang demikian tidak akan membawa damai sejahtera... Jika memang kita bisa hidup berdampingan di dalam kasih-Nya, mengapa tidak? Mengapa harus lempar gosip, mengata-ngatai orang, bahkan melakukan fitnah? Bukankah mulut dan lidah yang adalah karunia-Nya hendaknya juga kita jaga sebaik-baiknya??? Sehingga yang keluar bukanlah hal-hal yang menyakitkan, melainkan hal-hal yang baik dan positif. Hendaklah kita sekalian saling mendorong dan saling menguatkan. Terutama di dalam keimanan kita kepada Allah. Terutama di dalam penyebaran kasih. Dan harapan di dunia yang terkadang begitu dingin dan jauh dari kepedulian terhadap sesama. (-fon-) Sebab itu, hendaklah kalian tetap saling mendorong dan saling menguatkan, sama seperti yang kalian sedang lakukan sekarang ini. --- 1 Tesalonika 5:11 |
TODAY, 2 April : Bertumbuh Ke Arah Dia
Bertumbuh Ke Arah Dia
Sebagai seorang Ibu atau Ayah, tidak ada yang lebih menyenangkan ketika melihat anak-anak yang merupakan karunia Allah, berkembang baik dan bertumbuh sehat.
Setiap hari menjadi penting, saat segala proses pertumbuhan itu terjadi- baik secara mental, spiritual, ataupun fisiknya.
Sama seperti pertumbuhan iman kita di dalam Kristus.
Saat kita bukan lagi anak-anak, semoga kita tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, permainan palsu manusia dalam kelicikan yang menyesatkan.
Betapa sering kita terpaku pada seseorang yang kelihatannya 'rohani', namun ternyata tidak seperti yang kita kira.
Maka dari itu, mari berteguh hati untuk menjauhkan diri dari pengajar-pengajar atau nabi-nabi palsu, yang jalannya tidak membawa kita kepada keselamatan dari Allah.
Hendaknya kita tetap teguh berpegang kepada kebenaran dan jalan kebenaran dari Allah saja...
Semoga di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus Tuhan kita.
Amin.
(-fon-)
...sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
--- Efesus 4:14-15
Subscribe to:
Posts (Atom)