TODAY, 30 April:
Takkan Sia-sia...
Ketika kita sudah berjuang untuk hidup di dalam Dia...
Ketika semua upaya sudah kita lakukan, namun seolah sia-sia...
Kita diperlakukan tidak adil...
Kita dituduh yang bukan-bukan...
Kita dikhianati orang terdekat...
Kita difitnah dan sebagainya...
Jangan pernah menyerah...
Karena pada akhirnya setiap usaha kita takkan sia-sia...
Selama kita berpegang pada firman-Nya...
Firman dalam kehidupan kita...
Setiap hari, tanpa kita sadari adalah sebuah perlombaan...
Yang nantinya akan membawa kita ke garis 'FINISH'.
Tidak percuma kita berlomba dan bersusah-susah...
Tuhan melihat semuanya...
Dan ini yang akan menjadi pertanggungjawaban kita nantinya...
Tetap melakukan bagian kita...
Entah sekecil apa pun, meski nampaknya tak berarti...
Tetap bekerja demi kemuliaan Tuhan...
Setia dalam perkara kecil dan jika dipercayakan perkara yang lebih besar, tetap rendah hati seturut kehendak-Nya...
Jangan berhenti!
Karena takkan ada usaha yang sia-sia...
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
--- Filipi 2:14-16
Monday, April 30, 2018
Sunday, April 29, 2018
TODAY, 29 April: Tidak Beraib, Tidak Bernoda
TODAY, 29 April:
Tidak Beraib, Tidak Bernoda
Sebagai Ibu, kalau melihat pakaian seragam anak yang berwarna putih terkena noda membandel, pastinya langsung pusing tujuh keliling.
Bukan, saya bukan tengah mengiklankan detergen penghilang noda...
Tapi ketika membaca soal tidak beraib, tidak bernoda...
Kepikiran hal tersebut saja hehehe...
Anyway, mungkin kita punya salah...
Mungkin kita banyak dosa...
Tetapi, sebagai pengikut Kristus...
Mari kita tetap berjuang untuk tetap hidup kudus...
Di tengah angkatan yang bengkok hatinya...
Dan yang sesat ini kata Alkitab...
Kita tetap bisa memancarkan cahaya...
Dengan terang yang berasal dari Allah Bapa saja...
Kita mampu bersinar...
Tetap menjaga kekudusan...
Sehingga tetap bisa tak bernoda...
(Berusaha dan berjuang untuk itu...)...
Dan Allah melihat segala usaha dan upaya kita...
Semoga kita tetap melangkah dalam terang dan jalan-Nya...
Bersama Allah melintasi segala peristiwa dalam perjalanan hidup ini...
Tuhan setia, sekarang dan selamanya...
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
--- Filipi 2:14-16
Saturday, April 28, 2018
TODAY, 28 April: Tidak Bersungut-sungut
TODAY, 28 April:
Tidak Bersungut-sungut
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut...
Saya ulangi sekali lagi: tidak bersungut-sungut...
Tidak menggerutu...
Ah, susah kaliii...
Karena 'complain' sudah menjadi kebiasaan...
Terkadang menjadi sesuatu yang keluar dari mulut kita sehari-hari...
Mau melakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut?
Nanti duliu...
Saat membaca ketiga ayat ini, rasanya begitu banyak kata penting yang bisa diambil dan digarisbawahi...
Begitu banyak pesan baik yang bisa diikuti...
Mungkin edisi besok dan lusa, saya akan masih membahas 3 ayat dari Filipi 2 ini...
Kali ini mari kembali ke fokus kita...
Tidak mengeluh...
Meskipun keadaan tidak mudah...
Meskipun kenyataan mengecewakan...
Meskipun sahabat kemudian menjadi 'pren makan pren' alias teman makan teman...
Meskipun rekan kerja yang seolah baik, kemudian menusuk dari belakang...
Sulit memang...
Yang penting, kita berusaha...
Jangan menyerah...
Karena kita berlomba untuk menyelesaikan pertandingan yang Tuhan sediakan...
Setiap hari berusaha untuk lebih baik lagi dalam hal ini...
Memperkecil keluhan...
Memperbesar kaca mata syukur dalam melihat segala sesuatunya...
Karena pasti ada tujuan Allah yang menjadikan ini semua terjadi di hidup kita...
Tak ada yang kebetulan...
Tuhan tahu segala sesuatunya, dari awal hingga akhir...
So, jangan bersungut-sungut...
Karena kita tak pernah tahu, apa yang Tuhan sediakan bagi kita...
Di ujung sana, mungkin pelangi indah warna-warni menanti...
Amin...
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
--- Filipi 2:14-16
Tidak Bersungut-sungut
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut...
Saya ulangi sekali lagi: tidak bersungut-sungut...
Tidak menggerutu...
Ah, susah kaliii...
Karena 'complain' sudah menjadi kebiasaan...
Terkadang menjadi sesuatu yang keluar dari mulut kita sehari-hari...
Mau melakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut?
Nanti duliu...
Saat membaca ketiga ayat ini, rasanya begitu banyak kata penting yang bisa diambil dan digarisbawahi...
Begitu banyak pesan baik yang bisa diikuti...
Mungkin edisi besok dan lusa, saya akan masih membahas 3 ayat dari Filipi 2 ini...
Kali ini mari kembali ke fokus kita...
Tidak mengeluh...
Meskipun keadaan tidak mudah...
Meskipun kenyataan mengecewakan...
Meskipun sahabat kemudian menjadi 'pren makan pren' alias teman makan teman...
Meskipun rekan kerja yang seolah baik, kemudian menusuk dari belakang...
Sulit memang...
Yang penting, kita berusaha...
Jangan menyerah...
Karena kita berlomba untuk menyelesaikan pertandingan yang Tuhan sediakan...
Setiap hari berusaha untuk lebih baik lagi dalam hal ini...
Memperkecil keluhan...
Memperbesar kaca mata syukur dalam melihat segala sesuatunya...
Karena pasti ada tujuan Allah yang menjadikan ini semua terjadi di hidup kita...
Tak ada yang kebetulan...
Tuhan tahu segala sesuatunya, dari awal hingga akhir...
So, jangan bersungut-sungut...
Karena kita tak pernah tahu, apa yang Tuhan sediakan bagi kita...
Di ujung sana, mungkin pelangi indah warna-warni menanti...
Amin...
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 2:16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.
--- Filipi 2:14-16
TODAY, 27 April: Tentram Dalam Lindungan-Nya
TODAY, 27 April:
Tentram Dalam Lindungan-Nya
Hujan deras.
Dari rumah, saya mengeluarkan payung karena harus menjemput anak kami.
Payung ada macam-macam...
Dan di tengah cuaca hujan deras ini, saya memilih sebuah payung yang kokoh.
Yang seolah tak tergoyahkan, meskipun hujan deras sekali pun.
Tentunya payung tetap tak bisa menahan segala cuaca yang ada...
Tetapi setidaknya, payung yang kokoh hari itu membawa saya kepada rasa aman.
Tentram berada di bawah payung itu.
Dan sambil berjalan perlahan, saya menembusi hujan sore itu dengan hati yang damai.
Kitab Amsal mengingatkan bahwa dalam takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar.
Takut di sini berarti takwa...
Ya, dalam ketakwaan kepada Allah ada ketentraman yang besar dan luar biasa...
Ada perlindungan bagi anak-anak-Nya yang bernaung dalam kasih-Nya...
Di bawah payung...
Ada pencerahan baru lagi hari itu...
Sebuah ketentraman, sebuah kesejukan, sebuah kedamaian...
Yang hanya datang dari Allah Bapa!
Terima kasih memenuhi sudut-sudut hati...
Ya, syukur kepada-Mu, Allahku!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
Tentram Dalam Lindungan-Nya
Hujan deras.
Dari rumah, saya mengeluarkan payung karena harus menjemput anak kami.
Payung ada macam-macam...
Dan di tengah cuaca hujan deras ini, saya memilih sebuah payung yang kokoh.
Yang seolah tak tergoyahkan, meskipun hujan deras sekali pun.
Tentunya payung tetap tak bisa menahan segala cuaca yang ada...
Tetapi setidaknya, payung yang kokoh hari itu membawa saya kepada rasa aman.
Tentram berada di bawah payung itu.
Dan sambil berjalan perlahan, saya menembusi hujan sore itu dengan hati yang damai.
Kitab Amsal mengingatkan bahwa dalam takut akan Tuhan ada ketentraman yang besar.
Takut di sini berarti takwa...
Ya, dalam ketakwaan kepada Allah ada ketentraman yang besar dan luar biasa...
Ada perlindungan bagi anak-anak-Nya yang bernaung dalam kasih-Nya...
Di bawah payung...
Ada pencerahan baru lagi hari itu...
Sebuah ketentraman, sebuah kesejukan, sebuah kedamaian...
Yang hanya datang dari Allah Bapa!
Terima kasih memenuhi sudut-sudut hati...
Ya, syukur kepada-Mu, Allahku!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
--- Amsal 14:26
Orang yang takwa kepada TUHAN menjadi tentram, dan keluarganya akan mempunyai perlindungan.
--- Amsal 14:26 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Thursday, April 26, 2018
TODAY, 26 April: Futuristis
TODAY, 26 April:
Futuristis
Kita sering mendengar kata futuristik.
Hari ini, ketika saya mencari artinya, malah situs KBBI online (Kamus Besar Bahasa Indonesia) online membawa saya ke kata futuristis yang rupanya lebih baku atau setidaknya sama artinya dengan kata futuristik. Kata ini memiliki arti:
1. terarah, tertuju ke masa depan
2. berkenaan dengan futur, futurisme, atau futurologi;
3. modern sekali
Lalu, kita pun teringat akan film-film yang membawa kita ke masa depan.
Film-film dengan mesin waktu yang membawa kita ke 20-30 atau bahkan 100 tahun ke depan.
Kita menjadi penasaran dan tertantang juga...
Seperti apa sih kehidupan di masa depan?
Apa yang masih atau apa yang sudah tidak umum lagi pada masa itu?
Dan seterusnya, dan sebagainya...
Kita pun punya rasa ingin tahu yang besar akan masa depan kita...
Kita terkadang mencari orang pintar, mencari orang yang bisa membaca masa depan...
Entah itu via sosial media, melalui 'game', melalui kartu tarot, melalui ramalan bintang atau zodiak, mungkin juga ramalan shio...
Kita ingin tahu.
Ketika masa depan kita diramal baik, kita bahagia...
Sebaliknya, ketika ramalannya kurang baik, kita menjadi khawatir...
Sebetulnya, setelah menjadi pengikut Kristus, mari berpegang teguh hanya kepada Allah...
Kita tak lagi harus percaya akan ramalan-ramalan itu...
Karena kita tahu, Allah yang merancang semuanya bagi kita...
Rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera yang terbaik bagi kita.
Mungkin berbeda dengan pikiran ataupun rencana kita...
Tetapi marilah meyakini bahwa Dia menyediakan hari depan yang penuh harapan di dalam kita...
Our future is safe in His Mighty Hands...
Masa depan kita aman di dalam tangan penuh kuasa milik-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
--- Yeremia 29:11
Futuristis
Kita sering mendengar kata futuristik.
Hari ini, ketika saya mencari artinya, malah situs KBBI online (Kamus Besar Bahasa Indonesia) online membawa saya ke kata futuristis yang rupanya lebih baku atau setidaknya sama artinya dengan kata futuristik. Kata ini memiliki arti:
1. terarah, tertuju ke masa depan
2. berkenaan dengan futur, futurisme, atau futurologi;
3. modern sekali
Lalu, kita pun teringat akan film-film yang membawa kita ke masa depan.
Film-film dengan mesin waktu yang membawa kita ke 20-30 atau bahkan 100 tahun ke depan.
Kita menjadi penasaran dan tertantang juga...
Seperti apa sih kehidupan di masa depan?
Apa yang masih atau apa yang sudah tidak umum lagi pada masa itu?
Dan seterusnya, dan sebagainya...
Kita pun punya rasa ingin tahu yang besar akan masa depan kita...
Kita terkadang mencari orang pintar, mencari orang yang bisa membaca masa depan...
Entah itu via sosial media, melalui 'game', melalui kartu tarot, melalui ramalan bintang atau zodiak, mungkin juga ramalan shio...
Kita ingin tahu.
Ketika masa depan kita diramal baik, kita bahagia...
Sebaliknya, ketika ramalannya kurang baik, kita menjadi khawatir...
Sebetulnya, setelah menjadi pengikut Kristus, mari berpegang teguh hanya kepada Allah...
Kita tak lagi harus percaya akan ramalan-ramalan itu...
Karena kita tahu, Allah yang merancang semuanya bagi kita...
Rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera yang terbaik bagi kita.
Mungkin berbeda dengan pikiran ataupun rencana kita...
Tetapi marilah meyakini bahwa Dia menyediakan hari depan yang penuh harapan di dalam kita...
Our future is safe in His Mighty Hands...
Masa depan kita aman di dalam tangan penuh kuasa milik-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
--- Yeremia 29:11
Wednesday, April 25, 2018
TODAY, 25 April: Bijak Hati
TODAY, 25 April:
Bijak Hati
Tidak mudah memang untuk mendapatkan hati yang bijak...
Yang bersumberkan kepada hikmat sejati yang berasal dari Allah saja...
Banyak kali, kita terlalu terpaku pada kepentingan diri sendiri...
Sehingga keputusan-keputusan yang kita ambil cenderung berpihak kepada 'saya' dan 'saya' lagi...
Tidak selalu bisa atau mau mengindahkan kepentingan umum atau orang-orang di sekitar kita...
Tidak selalu mudah menerima ketika kita dinasihati...
Ada kalanya kita merasa kurang dimengerti karena kita sendirilah yang mengalami...
Bukan kamu, bukan dia, bukan pula mereka...
Tidak selalu kita bisa dengan terbuka menerima masukan-masukan yang disampaikan...
Meskipun dengan niatan baik, tetapi agaknya kita mungkin merasa mereka tidak paham apa yang tengah terjadi...
Tetapi bukan berarti kita tidak bisa terbuka terhadap hal-hal yang baik...
Jika kita dinasihati, mungkin ada baiknya didengarkan dengan saksama...
Mungkin ada satu-dua hal yang bisa kita terapkan di hidup kita...
Namun tak perlu juga jiplak sepenuhnya...
Kalau tak cocok dengan prinsip hidup, tak cocok dengan jalan yang kita ambil di dalam Tuhan...
Ya, tidak harus ikut arus dunia...
Sampai kapan pun, kita tetap belajar...
Untuk rendah hati, karena kita cenderung keras kepala, sombong, dan mau menang sendiri...
Kita belajar untuk menjadi bijak hati...
Meskipun memang ada keinginan-keinginan yang menyeruak, minta dipenuhi...
Namun semoga kita tetap memilih kebijaksanaan...
Mohon Tuhan membimbing kita agar beroleh hati yang bijak...
Dengan tuntunan hikmat yang dari atas saja, semoga kita bisa melangkahkan kaki lebih baik lagi...
Hari lepas hari...
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.
--- Amsal 10:8
Orang yang pandai, suka menerima nasihat; orang yang bicaranya bodoh akan sesat.
--- Amsal 10:8 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Bijak Hati
Tidak mudah memang untuk mendapatkan hati yang bijak...
Yang bersumberkan kepada hikmat sejati yang berasal dari Allah saja...
Banyak kali, kita terlalu terpaku pada kepentingan diri sendiri...
Sehingga keputusan-keputusan yang kita ambil cenderung berpihak kepada 'saya' dan 'saya' lagi...
Tidak selalu bisa atau mau mengindahkan kepentingan umum atau orang-orang di sekitar kita...
Tidak selalu mudah menerima ketika kita dinasihati...
Ada kalanya kita merasa kurang dimengerti karena kita sendirilah yang mengalami...
Bukan kamu, bukan dia, bukan pula mereka...
Tidak selalu kita bisa dengan terbuka menerima masukan-masukan yang disampaikan...
Meskipun dengan niatan baik, tetapi agaknya kita mungkin merasa mereka tidak paham apa yang tengah terjadi...
Tetapi bukan berarti kita tidak bisa terbuka terhadap hal-hal yang baik...
Jika kita dinasihati, mungkin ada baiknya didengarkan dengan saksama...
Mungkin ada satu-dua hal yang bisa kita terapkan di hidup kita...
Namun tak perlu juga jiplak sepenuhnya...
Kalau tak cocok dengan prinsip hidup, tak cocok dengan jalan yang kita ambil di dalam Tuhan...
Ya, tidak harus ikut arus dunia...
Sampai kapan pun, kita tetap belajar...
Untuk rendah hati, karena kita cenderung keras kepala, sombong, dan mau menang sendiri...
Kita belajar untuk menjadi bijak hati...
Meskipun memang ada keinginan-keinginan yang menyeruak, minta dipenuhi...
Namun semoga kita tetap memilih kebijaksanaan...
Mohon Tuhan membimbing kita agar beroleh hati yang bijak...
Dengan tuntunan hikmat yang dari atas saja, semoga kita bisa melangkahkan kaki lebih baik lagi...
Hari lepas hari...
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.
--- Amsal 10:8
Orang yang pandai, suka menerima nasihat; orang yang bicaranya bodoh akan sesat.
--- Amsal 10:8 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Tuesday, April 24, 2018
TODAY, 24 April: Campur Tangan Tuhan
TODAY, 24 April:
Campur Tangan Tuhan
Orang beriman mampu melihat sekecil apa pun campur tangan Tuhan dalam hidupnya, seperti isyarat-isyarat dan seribu satu cara Tuhan dalam menolong umat-Nya. (DR. Josep Susanto PR/ Romo Josep Susanto PR dalam bukunya: Ketika Salib Terasa Berat, Kisah ke-17: Ketika Tuhan Seolah Diam)
Ketika membaca buku Romo Josep ini, terasa sekali kata-katanya yang kuat.
Banyak kali, tulisannya mampu menguatkan, meneguhkan....
Memberikan perasaan senasib sepenanggungan...
Ya, kita tidak sendirian dalam perjuangan iman!
Sebagai orang beriman, mari terus melihat kebaikan Tuhan...
Sekecil apa pun campur tangan Tuhan dalam hidup ini...
Ada isyarat, pertanda, e-mail, pesan di WhatsApp group...
Adalah seribu satu cara Tuhan dalam menolong umat-Nya...
Asal kita cukup jeli dan mau buka hati...
Dan...
Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia...
Kita memang belum bisa melihat rencana sempurna-Nya...
Namun, Dia memegang puzzle sempurna kehidupan kita...
Mari tetap percaya...
Mari tetap beriman...
Percayalah bahwa campur tangan Allah di hidup kita adalah hal yang terbaik sebagai umat-Nya!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
--- Roma 8:28
Campur Tangan Tuhan
Orang beriman mampu melihat sekecil apa pun campur tangan Tuhan dalam hidupnya, seperti isyarat-isyarat dan seribu satu cara Tuhan dalam menolong umat-Nya. (DR. Josep Susanto PR/ Romo Josep Susanto PR dalam bukunya: Ketika Salib Terasa Berat, Kisah ke-17: Ketika Tuhan Seolah Diam)
Ketika membaca buku Romo Josep ini, terasa sekali kata-katanya yang kuat.
Banyak kali, tulisannya mampu menguatkan, meneguhkan....
Memberikan perasaan senasib sepenanggungan...
Ya, kita tidak sendirian dalam perjuangan iman!
Sebagai orang beriman, mari terus melihat kebaikan Tuhan...
Sekecil apa pun campur tangan Tuhan dalam hidup ini...
Ada isyarat, pertanda, e-mail, pesan di WhatsApp group...
Adalah seribu satu cara Tuhan dalam menolong umat-Nya...
Asal kita cukup jeli dan mau buka hati...
Dan...
Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia...
Kita memang belum bisa melihat rencana sempurna-Nya...
Namun, Dia memegang puzzle sempurna kehidupan kita...
Mari tetap percaya...
Mari tetap beriman...
Percayalah bahwa campur tangan Allah di hidup kita adalah hal yang terbaik sebagai umat-Nya!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
--- Roma 8:28
Sunday, April 22, 2018
TODAY, 23 April : Kasih Setia-Mu Menyokong Aku
TODAY, 23 April :
Kasih Setia-Mu Menyokong Aku
Bukan hanya sekali...
Ketika aku berpikir kakiku goyang...
Ketika aku berpikir aku akan jatuh...
Bahkan ketika aku sungguh terjatuh...
Kasih-Mu Tuhan, membuat aku berdiri kukuh...
Bukan hanya setahun...
Tetapi bertahun-tahun...
Aku merasakan perlindungan-Mu...
Engkau membantuku melewati hari lepas hari...
Yang kupikir bakal sulit kulalui...
Adalah baik jika tidak hanya mengandalkan pikiran...
Ataupun dihantui kekhawatiran...
Karena kupercayai kasih setia-Mu menyokong aku...
Engkau selalu ada bagi kami, umat-Mu...
Yesus, Engkau Andalanku!
Dan ketika...
Ada kesulitan yang menghampiri...
Ada badai yang kembali datang tanpa diundang...
Kuyakin akan lewati ini semua bersama-Mu...
Karena:
kasih setia-Mu menyokong aku.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang, " maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.
--- Mazmur 94:18
Waktu aku berpikir bahwa aku akan jatuh, kasih-Mu, TUHAN, membuat aku berdiri kukuh.
--- Mazmur 94:18 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Kasih Setia-Mu Menyokong Aku
Bukan hanya sekali...
Ketika aku berpikir kakiku goyang...
Ketika aku berpikir aku akan jatuh...
Bahkan ketika aku sungguh terjatuh...
Kasih-Mu Tuhan, membuat aku berdiri kukuh...
Bukan hanya setahun...
Tetapi bertahun-tahun...
Aku merasakan perlindungan-Mu...
Engkau membantuku melewati hari lepas hari...
Yang kupikir bakal sulit kulalui...
Adalah baik jika tidak hanya mengandalkan pikiran...
Ataupun dihantui kekhawatiran...
Karena kupercayai kasih setia-Mu menyokong aku...
Engkau selalu ada bagi kami, umat-Mu...
Yesus, Engkau Andalanku!
Dan ketika...
Ada kesulitan yang menghampiri...
Ada badai yang kembali datang tanpa diundang...
Kuyakin akan lewati ini semua bersama-Mu...
Karena:
kasih setia-Mu menyokong aku.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Ketika aku berpikir: "Kakiku goyang, " maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.
--- Mazmur 94:18
Waktu aku berpikir bahwa aku akan jatuh, kasih-Mu, TUHAN, membuat aku berdiri kukuh.
--- Mazmur 94:18 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
TODAY, 22 April: Takkan Ditinggalkan
TODAY, 22 April:
Takkan Ditinggalkan
Sewaktu kecil, saya pernah dibawa ke pusat keramaian semacam taman bermain di Jakarta.
Dan saya kehilangan keluarga saya.
Saya pun menangis dan mencari Mama saya.
Saat itu, saya dibawa ke pusat informasi dan kemudian diumumkan melalui microphone...
Mama kemudian mendapatkan saya kembali di pusat informasi itu.
Sungguh senang hatiku!
Saya pun pernah mendengar dan melihat kejadian bahwa ada beberapa orang yang semasa kecil tidak diurusi oleh orangtuanya...
Yang mungkin kehadirannya tak pernah diharapkan di dunia ini...
Perasaan ditinggalkan, dicampakkan, diabaikan sering kali terasa...
Ditambah lagi perasaan tak berarti...
Tak ada gunanya kehadiran di dunia ini...
Perasaan-perasaan itu memang pasti pernah terjadi...
Bahkan pada mereka yang bahagia hidupnya...
Pada suatu ketika, pernah pula merasakan bahwa sungguh sendirian...
Sungguh sepi...
Sungguh tak dimengerti...
Saat-saat seperti itu...
Saat keluarga ataupun sahabat dekat tak lagi mengerti...
Kita hanya punya Tuhan...
Tuhan takkan membuang umat-Nya..
Kita yang adalah milik-Nya takkan ditinggalkan-Nya...
Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya.
--- Mazmur 94:14
Takkan Ditinggalkan
Sewaktu kecil, saya pernah dibawa ke pusat keramaian semacam taman bermain di Jakarta.
Dan saya kehilangan keluarga saya.
Saya pun menangis dan mencari Mama saya.
Saat itu, saya dibawa ke pusat informasi dan kemudian diumumkan melalui microphone...
Mama kemudian mendapatkan saya kembali di pusat informasi itu.
Sungguh senang hatiku!
Saya pun pernah mendengar dan melihat kejadian bahwa ada beberapa orang yang semasa kecil tidak diurusi oleh orangtuanya...
Yang mungkin kehadirannya tak pernah diharapkan di dunia ini...
Perasaan ditinggalkan, dicampakkan, diabaikan sering kali terasa...
Ditambah lagi perasaan tak berarti...
Tak ada gunanya kehadiran di dunia ini...
Perasaan-perasaan itu memang pasti pernah terjadi...
Bahkan pada mereka yang bahagia hidupnya...
Pada suatu ketika, pernah pula merasakan bahwa sungguh sendirian...
Sungguh sepi...
Sungguh tak dimengerti...
Saat-saat seperti itu...
Saat keluarga ataupun sahabat dekat tak lagi mengerti...
Kita hanya punya Tuhan...
Tuhan takkan membuang umat-Nya..
Kita yang adalah milik-Nya takkan ditinggalkan-Nya...
Ya, Tuhan takkan meninggalkan umat-Nya...
Semoga kita tetap menyadari bahwa setiap kita punya tujuan saat hadir di dunia ini...
Tuhan sudah merancang dengan sempurna, rencana hidup kita...
Takkan ditinggalkan-Nya begitu saja...
Dia selalu bersama-sama dengan kita dan akan terus menyertai...
Sekarang hingga akhir nanti...
Dan ketika rasa sepi kembali melanda...
Marilah mencari wajah-Nya...
Dia tetap setia menemani kita...
Dalam setiap musim kehidupan kita.
Dalam setiap musim kehidupan kita.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya.
--- Mazmur 94:14
Sebab TUHAN tak akan meninggalkan umat-Nya; Ia tak akan mengabaikan milik pusaka-Nya.
--- Mazmur 94:14 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Friday, April 20, 2018
TODAY, 21 April: Setajam Pedang, Sekejam Panah
TODAY, 21 April:
Setajam Pedang, Sekejam Panah
Mereka membuat lidah mereka setajam pedang, dan melontarkan kata-kata kejam seperti panah.
--- Mazmur 64:4 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Pernah bertemu dengan orang yang lidahnya setajam pedang?
Dan melontarkan kata-kata sekejam panah?
Setiap yang mendengarnya cenderung sakit hati...
Biasanya orang seperti ini tidak sadar, bahwa perkataanya menyakitkan...
Mungkin dia sendiri berasal dari keluarga yang demikian adanya...
Yang jarang melontarkan pujian atau kata-kata yang positif...
Mungkin. Ya, mungkin...
Namun setiap kali, saya selalu cenderung begini:
mari kita menelaah dan meneliti diri kita masing-masing...
Perkataan kita mencerminkan diri kita...
Lalu, bagaimana kita memilih kata-kata kita?
Apakah kita pun berlidah pedang dan kejam kata-katanya?
Apakah kita sering menyakiti hati orang-orang terdekat dengan perkataan kita...
Masih ada pintu maaf bagi diri...
Mari memulai hari ini dengan lebih baik lagi...
Memilih kata-kata dengan penuh kasih...
Semoga kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam berkomunikasi hari lepas hari...
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sembunyikanlah aku terhadap persepakatan orang jahat, terhadap kerusuhan orang-orang yang melakukan kejahatan, 64:3 (64-4) yang menajamkan lidahnya seperti pedang, yang membidikkan kata yang pahit seperti panah, 64:4 (64-5) untuk menembak orang yang tulus hati dari tempat yang tersembunyi; sekonyong-konyong mereka menembak dia dengan tidak takut-takut.
--- Mazmur 64:2-5
Setajam Pedang, Sekejam Panah
Mereka membuat lidah mereka setajam pedang, dan melontarkan kata-kata kejam seperti panah.
--- Mazmur 64:4 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Pernah bertemu dengan orang yang lidahnya setajam pedang?
Dan melontarkan kata-kata sekejam panah?
Setiap yang mendengarnya cenderung sakit hati...
Biasanya orang seperti ini tidak sadar, bahwa perkataanya menyakitkan...
Mungkin dia sendiri berasal dari keluarga yang demikian adanya...
Yang jarang melontarkan pujian atau kata-kata yang positif...
Mungkin. Ya, mungkin...
Namun setiap kali, saya selalu cenderung begini:
mari kita menelaah dan meneliti diri kita masing-masing...
Perkataan kita mencerminkan diri kita...
Lalu, bagaimana kita memilih kata-kata kita?
Apakah kita pun berlidah pedang dan kejam kata-katanya?
Apakah kita sering menyakiti hati orang-orang terdekat dengan perkataan kita...
Masih ada pintu maaf bagi diri...
Mari memulai hari ini dengan lebih baik lagi...
Memilih kata-kata dengan penuh kasih...
Semoga kita menjadi orang yang lebih bijaksana dalam berkomunikasi hari lepas hari...
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sembunyikanlah aku terhadap persepakatan orang jahat, terhadap kerusuhan orang-orang yang melakukan kejahatan, 64:3 (64-4) yang menajamkan lidahnya seperti pedang, yang membidikkan kata yang pahit seperti panah, 64:4 (64-5) untuk menembak orang yang tulus hati dari tempat yang tersembunyi; sekonyong-konyong mereka menembak dia dengan tidak takut-takut.
--- Mazmur 64:2-5
TODAY, 20 April : Iri Hati Bagai Penyakit Yang Mematikan
TODAY, 20 April :
Iri Hati Bagai Penyakit Yang Mematikan
Sering kita menoleh ke sekitar...
Jika kita merasa cantik, rupanya masih ada atau bahkan banyak yang lebih cantik...
Jika kita merasa pintar, masih banyak yang lebih pintar...
Jika kita merasa punya kedudukan, banyak lagi yang lebih tinggi dari kita...
Jika kita merasa kaya dan makmur hidupnya, ternyata itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan orang-orang yang terbilang paling kaya di Indonesia atau di dunia...
Lalu, seketika mungkin kita merasa minder.
Merasa hidup ini tak berarti...
Hanya karena kita membandingkan kelebihan orang lain dengan kekurangan di diri...
Kitab Amsal mengingatkan bahwa:
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
--- Amsal 14:30
Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan.
--- Amsal 14:30 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Betapa hati yang tenang membuat kita damai.
Dan ini bisa menjadikan jiwa kita sehat...
Sementara jika kita dililit oleh iri hati...
Itu bagai penyakit yang mematikan...
Tak puas hati, bisa jadi duri dalam hati...
Tiap hari menancapkan kukunya dan tak mau pergi...
Jika bukan kita yang pegang kendali, siapa lagi?
Mari bersih-bersih hati...
Lepaskan dari rasa iri hati yang berlebih...
Tuhan memberi sesuai kebutuhan dan setiap orang sudah ada jatahnya...
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang penuh syukur...
Yang mampu melihat kasih-Nya bahkan di hal-hal terkecil sekali pun.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Iri Hati Bagai Penyakit Yang Mematikan
Sering kita menoleh ke sekitar...
Jika kita merasa cantik, rupanya masih ada atau bahkan banyak yang lebih cantik...
Jika kita merasa pintar, masih banyak yang lebih pintar...
Jika kita merasa punya kedudukan, banyak lagi yang lebih tinggi dari kita...
Jika kita merasa kaya dan makmur hidupnya, ternyata itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan orang-orang yang terbilang paling kaya di Indonesia atau di dunia...
Lalu, seketika mungkin kita merasa minder.
Merasa hidup ini tak berarti...
Hanya karena kita membandingkan kelebihan orang lain dengan kekurangan di diri...
Kitab Amsal mengingatkan bahwa:
Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
--- Amsal 14:30
Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan.
--- Amsal 14:30 (BIS/ Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Betapa hati yang tenang membuat kita damai.
Dan ini bisa menjadikan jiwa kita sehat...
Sementara jika kita dililit oleh iri hati...
Itu bagai penyakit yang mematikan...
Tak puas hati, bisa jadi duri dalam hati...
Tiap hari menancapkan kukunya dan tak mau pergi...
Jika bukan kita yang pegang kendali, siapa lagi?
Mari bersih-bersih hati...
Lepaskan dari rasa iri hati yang berlebih...
Tuhan memberi sesuai kebutuhan dan setiap orang sudah ada jatahnya...
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang penuh syukur...
Yang mampu melihat kasih-Nya bahkan di hal-hal terkecil sekali pun.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Wednesday, April 18, 2018
TODAY, 19 April: Tiada Yang Mustahil Untuk-Mu
TODAY, 19 April:
Tiada Yang Mustahil Untuk-Mu
Saya ingat ketika saya tinggal di Jakarta dan jadi anak kos hampir
sepuluh tahun lamanya.
Saya boleh dibilang
tidak bisa memasak.
Hanya memasak air
dan mie instan saja…
Dengan alasan dan
juga pertimbangan praktis, saya memilih untuk pesan atau beli di luar.
Masak untuk diri
sendiri kesannya merepotkan bagi saya di waktu itu.
Saya lebih memilih
menghabiskan waktu untuk hal-hal lainnya ketimbang menghabiskan waktu berjam-jam
di dapur.
Waktu berlalu…
Semenjak menjadi
seorang Ibu, saya pun tak lagi bisa menghindar masuk dapur.
Terlebih ketika
suami dipindahtugaskan ke Negeri Singa, kami tidak punya asisten rumah tangga.
Memang sering
kedatangan Mama dan Mama mertua, tetapi mau tidak mau, saya harus turun tangan
ke dapur.
Dan selama 11 tahun
saya tidak bekerja di kantor seperti waktu di Jakarta, membuat saya mau tidak
mau banyak melakukan uji coba di dapur.
Beberapa sukses, banyak juga yang gagal.
Beberapa sukses, banyak juga yang gagal.
Anak-anak kami minta
dibuatkan kue ulang tahun.
Itulah awalnya,
sehingga kemudian saya belajar membuat kue dari ‘blog’, website, group memasak,
YouTube dan sebagainya…
Dan di tahun-tahun
belakangan ini, saya bersyukur karena bisa memenuhi permintaan anak-anak kami…
Juga bersyukur,
bahwa Tuhan menambahkan ‘memasak’ dan ‘membuat kue’ ke dalam daftar hal-hal
yang akhirnya bisa saya lakukan.
Melihat ke belakang dan melakukan kilas balik…
Saya mensyukuri
semuanya itu.
Sesungguhnya: tiada yang mustahil bagi Allah!
Sesungguhnya: tiada yang mustahil bagi Allah!
Dia memberikan
peluang bagi kita untuk berubah, untuk menjadi pribadi yang lebih baik…
Melalui proses yang
mungkin tidak mudah dan berliku…
Tetapi harapan itu ada, hanya terkadang kita yang menutup pintu baginya….
Tetapi harapan itu ada, hanya terkadang kita yang menutup pintu baginya….
Tahun lalu, kali pertama saya mengarang lagu rohani…
Tidak menang, tetapi
saya senang…
Ini lagu pertama
yang saya buat demi kemuliaan Tuhan…
Apa yang menurut
Anda terlalu sulit dalam hidup ini?
Jika ada niatan yang
kuat dalam hati…
Tiada yang mustahil
bagi Dia…
Tiada yang mustahil
untuk-Mu, Tuhan!
(-fon-)/ Fonny
Jodikin
Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah
menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan
lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu
apapun yang mustahil untuk-Mu!
--- Yeremia 32:17
Tuesday, April 17, 2018
TODAY, 18 April : Kebenaran Menurut Versi Siapa?
TODAY, 18 April:
Kebenaran
Menurut Versi Siapa?
Setiap orang memiliki prinsip sendiri-sendiri.
Tak jarang, prinsip yang begitu kokoh menjadikan orang itu terlalu percaya diri.
Tak jarang, prinsip yang begitu kokoh menjadikan orang itu terlalu percaya diri.
Ada kalanya kebenaran yang dianutnya, dijadikan satu-satunya
sumber keyakinannya.
Aku benar dan orang lain salah…
Jika setiap orang punya versi kebenaran menurut mereka
masing-masing…
Pasti akan ada benturan antara apa yang diyakini seorang dan
apa yang diyakini oleh orang lainnya.
Efek buruk dari terlampau percaya diri adalah: orang yang
selalu merasa dirinya paling benar…
Dan orang lain yang tidak mengikuti dirinya atau tidak sepaham dengan dia, dianggapnya betul-betul salah.
Dan orang lain yang tidak mengikuti dirinya atau tidak sepaham dengan dia, dianggapnya betul-betul salah.
Jika begini adanya, betapa memusingkan keadaan nantinya?
Setiap orang meyakini kebenaran yang dianutnya, untuk kemudian
mencari-cari pembenaran diri, meskipun dia salah.
Misalnya: tindakan korupsi untuk membantu anggota keluarga
yang sakit, seolah merupakan tindakan mulia karena bertujuan membantu.
Tujuannya baik, tetapi tindakannya TIDAK.
Karena korupsi tetaplah mengambil uang atau bagian yang bukan
haknya.
Untuk itulah di dalam hidup ini, hendaknya kita punya Sumber
Kebenaran Sejati…
Bukan hanya merasa diri paling benar…
Karena nyatanya: kita hanya manusia dan sering kali berbuat
salah.
Hendaknya kita senantiasa mencari kebenaran Allah…
Tak perlu mendirikan kebenaran sendiri…
Hanya Allah sajalah Sang Sumber Kebenaran…
Dialah Jalan, Kebenaran, dan Hidup!
Marilah mengikuti jalan-Nya senantiasa!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh
karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka
tidak takluk
kepada kebenaran
Allah.
--- Roma 10:3
Monday, April 16, 2018
TODAY, 17 April: Elifas Menegur Ayub
Elifas Menegur
Ayub
Maka berbicaralah Elifas,
orang Teman
4:2 "Kesalkah
engkau, bila orang mencoba berbicara kepadamu? Tetapi siapakah dapat tetap
menutup
mulutnya? 4:3 Sesungguhnya,
engkau telah mengajar banyak
orang, dan tangan
yang lemah telah engkau kuatkan; 4:4 orang yang jatuh
telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut
yang lemas telah kaukokohkan; 4:5 tetapi sekarang,
dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal,
dirimu terkena,
dan engkau terkejut.
--- Ayub 4:1-5
Hari ini, mari berandai-andai membayangkan apa yang terjadi
pada Ayub.
Dulunya dia telah mengajar banyak orang.Tangan mereka yang lemah, telah dikuatkan olehnya.
Jadi, Ayub ini semacam motivator…
Yang membangunkan orang-orang yang terjatuh dengan kata-katanya…
Juga mereka yang lututnya lemas, telah dikokohkan olehnya.
Sekarang…
Ayub sendiri yang tertimpa…
Dan dia sendiri kesal, dirinya terkena…
Dia terkejut…Sang Motivator pun tak bisa lari dari kenyataan…
Saat harus menghadapi hari-hari kelam…
Namun, pada akhirnya Ayub pun bangkit lagi…
Meskipun harus menjalani semuanya dengan susah payah.
Satu hal yang pasti, imannya kembali seperti semula…
Dan, Allah melihat semuanya…
Memang selalu mudah untuk berbicara…Apalagi jika bukan kita yang tertimpa masalah…
Tetapi Sahabat, mari tetap berpegang teguh kepada Allah…
Apa pun yang terjadi, jangan sampai kita menjauh dari-Nya…
Masalah-masalah ini hanyalah sementara saja…
Yang kekal adalah DIA..
Tuhan sendiri…
Semoga di hari ini…
Apa pun yang kita alami…Kita, meskipun pernah kesal atau terkejut dengan kenyataan yang ada…
Tetap kembali bersujud di bawah kaki-Nya.
Tetap percaya bahwa Tuhan akan membantu kita melewati ini semua.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Subscribe to:
Posts (Atom)