TODAY, 4 Oktober
Hidup yang Fana
Setelah menghadiri pernikahan adik saya di Indonesia, kami sekeluarga pulang kembali ke Singapura hari Senin kemarin.
Hari ini ada beberapa berita dukacita.
Yang menonjol dan membuat saya meneteskan air mata adalah berpulangnya seorang sahabat semasa kuliah di Fakultas Ekonomi Akuntansi dulu di Jakarta.
Dia terkena stroke dan langsung masuk ICU, umurnya masih terbilang usia produktif.
Dia yang mengumpulkan kami sekelas melalui group WhatsApp.
Dia juga dulu adalah Ketua Kelas kami.
Meskipun waktu kuliah dulu saya tidak terlalu dekat dengan beliau, namun saya merasakan ketulusannya untuk mempersatukan kami kembali setelah sekian lama lulus kuliah dan sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Dari menghadiri suatu pesta penuh kegembiraan dan sukacita...
Lalu berhadapan dengan sebuah kabar duka..
Saya berpikir: itulah hidup.
Semua sementara...
Berganti dalam hitungan hari saja...
Terkadang bahkan bergantinya begitu cepat: hanya dalam hitungan detik...
Jika kita sangat tergantung kepada hidup yang fana ini, saya kira itu cukup berbahaya.
Jadi, harus bagaimana?
Hidup akan senantiasa fana, sementara, dan suatu saat akan berakhir ketika kita harus kembali ke pangkuan-Nya untuk selamanya.
Untuk itulah, mari mengandalkan dan berpegang kepada Tuhan.
Karena DIA adalah gunung batu yang kekal...
Untuk selama-lamanya kasih setianya...
Hari ini saya mengajak Sahabat sekalian untuk kembali mendekat kepada Yang Kekal...
Yang Ilahi..
Allah sendiri...
Apa pun yang tengah kita alami saat ini, satu saat akan berlalu...
Yang terpenting tetap mengandalkan Dia di setiap detik kehidupan kita.
Berjalan bersama-Nya dalam situasi apa pun juga.
Semoga demikian adanya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.
--- Yesaya 26:4
No comments:
Post a Comment