TODAY, 22 Mei:
Suka dan Duka
Hari ini sebuah status Facebook seorang Sahabat yang dulu pernah sekantor di Jakarta, menarik perhatian saya.
Dia tengah merasa berduka, karena baru sebulan lebih ditinggal Ibunya.
Ibunda telah berpulang untuk selamanya.
Dia mengungkapkan bahwa dia begitu rindu untuk menelpon Ibunya...
Saya pun terdiam...
Saya tahu rasanya kehilangan.
Meskipun mungkin dengan porsi yang berbeda karena saya sudah ditinggal Papa saya yang menghadap Bapa di Surga di tahun 1993.
Sungguh tidak mudah menghadapinya.
Kita pikir kita bisa.
Kita pikir kita kuat...
Kali lainnya, saat menatapi bagian dari rumah yang dulu merupakan tempat kesukaan beliau...
Kursi tempat beliau duduk, sofa keluarga saat kami menonton acara televisi bersama, gelas yang selalu dipakainya, dan seterusnya...
Tiba-tiba hati terasa sedih dan mungkin air mata menggenang di pelupuk mata...
Ya, memang tidak mudah memandangi seluruh kenangan itu, tanpa melibatkan sosok Papa di dalamnya.
Karena dia memang pernah ada di sana dan melekat erat di dalam ingatan kami semua -anak-anaknya...
Suka dan duka, itu semua adalah bagian kehidupan...
Di dalam tertawa pun, hati dapat merana...
Kesukaan dapat berakhir kedukaan...
Ini bukan membuat kita selalu harus merasa bersedih...
Melainkan: tetap waspada, tetap menerima...
Berusaha ikhlas, meskipun mungkin tak mudah...
Karena hidup dengan siklusnya semuanya bersifat sementara...
Ketika senang, bersyukurlah...
Ketika tengah kesusahan, carilah wajah Allah...
Itu semua hanyalah sementara...
Karena kita tahu, di dalam suka dan duka...
Di dalam tawa riang dan tetesan air mata...
DIA selalu ada di setiap momen kehidupan kita...
Syukur kami panjatkan hanya kepada-Mu!
Tuhan Allah kami!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.
--- Amsal 14:13
No comments:
Post a Comment