TODAY, 17 September:
Kemarahan dan Kebencian
Saya menghadiri Misa Sabtu sore kemarin seperti biasa di Paroki kami di kawasan Barat Singapura.
Pastor paroki dalam homilinya terus mengingatkan agar kami menyelidiki hati kami masing-masing...
Jika masih ada kemarahan dan kebencian (anger and resentment), hendaknya kita hadapi dan bawa kepada Yesus saja.
Begitu mudah kita memendam amarah yang kemudian berubah menjadi kebencian yang sangat kepada sekitar kita.
Kepada orang-orang yang terdekat, yang paling sering berinteraksi...
Untuk kemudian merasa tersakiti oleh perbuatan-perbuatan mereka yang tidak bersesuaian dengan kita...
Alkitab mengingatkan untuk tidak membawa segala emosi negatif semisal perasaan sakit hati, dendam dan marah itu...
Jangan pula lalu kita lalu berteriak-teriak dan memaki-maki...
Jangan memendam kebencian yang mendalam...
Sebab segalanya itu hanya akan memperburuk keadaan kita pribadi...
Sementara orang yang kita benci, yang kita pendam amarah kita kepadanya...
Mereka malah tidur nyenyak di malam-malam insomnia kita...
Perlu juga kita ingat, bahwa kita pun tidak sempurna.
Sangat mungkin kita menjadi orang yang dibenci oleh orang lain...
Untuk itu, ada baiknya kita introspeksi diri...
Mengusahakan jangan terlalu memendam amarah berlebihan kepada orang lain.
Karena itu terjadi pada kita, apa kita sanggup menerima dengan lapang dada?
Terlepas dari kenyataan bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua pihak...
Mari terus berupaya agar kemarahan dan kebencian tidak mendominasi hidup kita.
Biarlah hidup kita dipenuhi kasih dan kebaikan...
Dan bukan kebencian dan kemarahan....
Semoga.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hilangkanlah segala perasaan sakit hati, dendam dan marah. Jangan lagi berteriak-teriak dan memaki-maki. Jangan lagi ada perasaan benci atau perasaan lain semacam itu.
--- Efesus 4:31
No comments:
Post a Comment