TODAY, 31 Oktober:
Sabar Menanti Waktu Tuhan
Mari berandai-andai dan membayangkan kejadian ini...
Pada sebuah pesta pernikahan teman baik Anda.
Anda yang masih 'jomblo' datang sendirian.
Di pesta itu, setulus hati Anda berbahagia atas kebahagiaan sahabat Anda...
Tetapi, tak juga bisa memungkiri perasaan gelisah (mungkin juga minder dan galau) bahwa Anda juga tengah menantikan seorang pasangan hidup.
Penantian panjang karena usia Anda sudah mendekati angka 30.
Apalagi jika Anda adalah perempuan, di usia itu terkadang sudah dilirik dengan mata menyelidik dari banyak orang diiringi sebuah tanya:
Kapan giliran Anda?
Masing-masing dari kita punya sebuah 'fase' menunggu yang tengah kita jalani.
Entah menunggu kelulusan sekolah, entah menantikan sebuah lowongan kerja, entah menunggu seorang Pacar atau jodoh, entah menunggu hadirnya buah hati (anak-anak) di dalam kehidupan kita, dan seterusnya.
Suatu saat, kita pasti dihadapkan pada fase menunggu ini...
Yang suka atau tidak suka harus kita lalui...
Terkadang masa menunggu itu membuat kita merasa lelah, putus asa, sia-sia, merasa sendiri dan ditinggalkan...
Dan tak jarang kemudian kita mempertanyakan: apakah Allah masih peduli pada kita?
Di masa-masa penantian, terkadang iman menjadi semakin tipis...
Harapan seolah mengempis...
Pergi dan tak tahu lagi ke mana harus mencari...
Padahal Tuhan Allah tak pernah pergi...
Dia selalu ada di sisi...
Saat itulah hendaknya kita mencari wajah-Nya dengan penuh kesungguhan hati...
Meskipun kita belum mengerti...
Mengapa ini semua harus kita lewati...
Yang terpenting, tetap mencari-Nya...
Ungkapkan semua rasa kecewa...
Semoga kita mendapatkan kekuatan baru dari-Nya...
Untuk melangkah lagi dalam genggaman tangan-Nya...
Percaya, segala sesuatu akan indah pada waktu-Nya...
Tetap sabar menunggu penggenapan rencana-Nya...
Tetap menanti-nantikan Dia...
Semoga.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
--- Yesaya 30:18
Monday, October 31, 2016
Saturday, October 29, 2016
TODAY, 30 Oktober: Talking About Comfort Zone...
TODAY, 30 Oktober
Talking About Comfort Zone...
Saya pernah memiliki itu semua ketika saya berada diJakarta .
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi. --- Yosua 1:9
Talking About Comfort Zone...
Kita semua agaknya punya ‘comfort zone’- zona nyaman.
Mungkin itu suatu tempat yang begitu melekat dengan kita.
Mungkin itu pekerjaan kita…
Mungkin itu persahabatan yang begitu dekat dan erat…
Mungkin itu apa saja…
Sesuatu yang membuat kita terbiasa dan nyaman…
Saya pernah memiliki itu semua ketika saya berada di
Saya seolah punya semua yang saya inginkan.
Pekerjaan yang baik, persahabatan yang erat, pelayanan di ladang Tuhan yang sesuai dengan talenta yang dititipkan-Nya…
Pekerjaan yang baik, persahabatan yang erat, pelayanan di ladang Tuhan yang sesuai dengan talenta yang dititipkan-Nya…
Keluarga, kegiatan harian yang menyenangkan di mana saya bisa olahraga secara teratur…
Seolah semuanya sangat menyenangkan dan saya menikmati itu semua…
Namun hidup tidak berhenti di titik itu saja…
Hidup selalu bergerak, dinamis…
Perubahan adalah bagian dari hidup yang tak terhindarkan…
(Bagian dari tulisan lamaku, dua tahun lalu: Meninggalkan Zona Nyaman Bersama Allah)
Changes are parts of life.
Perubahan adalah bagian dari hidup yang mau tidak mau harus kita terima, suka ataupun tidak.
Sebagai seseorang yang berkepribadian melankolis menurut buku Personality Plus karya Florence Littauer, sungguh tidak mudah bagi saya dalam menyikapi perubahan.
Namun itu terus ditempa oleh Tuhan lewat banyak kejadian di hidupku.
Pindah rumah dan pindah negara telah saya lakoni 10 tahun terakhir, sebagai bagian dari rancangan Allah di hidupku.
Saya berusaha keras, walaupun pastinya tidak pernah mudah untuk meninggalkan suatu zona nyaman.
Tetapi untuk melangkah maju, 'being out of the box', saya pun belajar menyambut perubahan hidup sebagai bagian yang tak terelakkan.
Tuhan beserta kita, sekarang dan selama-lamanya.
Dan itu berarti, kita harus berani meninggalkan zona nyaman kita bersama Allah.
Mempercayakan episode kehidupan kita selanjutnya di tangan-Nya...
Kuatkan dan teguhkan hati...
Sebab kasih dan kebaikan Allah senantiasa mengiringi...
(-fon-)/Fonny Jodikin
(Bagian dari tulisan lamaku, dua tahun lalu: Meninggalkan Zona Nyaman Bersama Allah)
Changes are parts of life.
Perubahan adalah bagian dari hidup yang mau tidak mau harus kita terima, suka ataupun tidak.
Sebagai seseorang yang berkepribadian melankolis menurut buku Personality Plus karya Florence Littauer, sungguh tidak mudah bagi saya dalam menyikapi perubahan.
Namun itu terus ditempa oleh Tuhan lewat banyak kejadian di hidupku.
Pindah rumah dan pindah negara telah saya lakoni 10 tahun terakhir, sebagai bagian dari rancangan Allah di hidupku.
Saya berusaha keras, walaupun pastinya tidak pernah mudah untuk meninggalkan suatu zona nyaman.
Tetapi untuk melangkah maju, 'being out of the box', saya pun belajar menyambut perubahan hidup sebagai bagian yang tak terelakkan.
Tuhan beserta kita, sekarang dan selama-lamanya.
Dan itu berarti, kita harus berani meninggalkan zona nyaman kita bersama Allah.
Mempercayakan episode kehidupan kita selanjutnya di tangan-Nya...
Kuatkan dan teguhkan hati...
Sebab kasih dan kebaikan Allah senantiasa mengiringi...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi. --- Yosua 1:9
TODAY, 29 Oktober: Tubuh Kristus dan Anggotanya
TODAY, 29 Oktober
Tubuh Kristus dan Anggotanya
Salah satu group 'a capella' terdepan yang tengah sangat digemari saat ini adalah Pentatonix yang sering disingkat dengan PTX. PTX adalah group a capella asal Arlington- Texas yang terkenal karena musik-musik daur ulang mereka atau yang lebih dikenal sebagai 'cover version' untuk kemudian menciptakan kreasi baru yang terkadang bahkan lebih keren dari penyanyi aslinya.
Pentatonix terdiri dari lima orang yaitu: Avi Kaplan, Scott Hoying, Kirstin Maldonado, Kevin Olusola, dan Mitch Grassi. Kekuatan mereka terutama pada aransemen lagu, harmoni yang indah, vokal yang kuat, bass yang baik, dan kekayaan suara semacam perkusi dan 'beatboxing'.
Mendengar harmonisasi mereka saat menyanyi, saya berpikir, jika kita sungguh-sungguh menyadari bahwa kita adalah bagian dari satu tubuh Kristus dan kita adalah salah satu anggotanya...
Kita masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan orang lainnya.
Pasti ada hal-hal yang menjadi keunggulan, sekaligus kelemahan kita.
Jika kita berpusat kepada keunggulan yang Dia anugerahkan kepada kita, pastinya Tuhan akan perlengkapi kita sepanjang perjalanan...
Dan alangkah indahnya, jika kita sungguh-sungguh berniat membagikan talenta yang Dia titipkan itu kepada sesama untuk memperluas kerajaan-Nya...
Sebagai bagian dari tubuh Kristus yang kita adalah anggota-anggotanya.
Semoga dengan demikian tercipta suatu harmoni yang indah, yang manis didengar oleh-Nya dan terlihat indah juga bagi sesama...
Sebagai perwujudan kesetiaan kita kepada Allah yang sudah terlebih dahulu setia kepada kita dari generasi ke generasi...
Mari memberikan yang terbaik kepada-Nya!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
--- Roma 12:4-5
Tubuh Kristus dan Anggotanya
Salah satu group 'a capella' terdepan yang tengah sangat digemari saat ini adalah Pentatonix yang sering disingkat dengan PTX. PTX adalah group a capella asal Arlington- Texas yang terkenal karena musik-musik daur ulang mereka atau yang lebih dikenal sebagai 'cover version' untuk kemudian menciptakan kreasi baru yang terkadang bahkan lebih keren dari penyanyi aslinya.
Pentatonix terdiri dari lima orang yaitu: Avi Kaplan, Scott Hoying, Kirstin Maldonado, Kevin Olusola, dan Mitch Grassi. Kekuatan mereka terutama pada aransemen lagu, harmoni yang indah, vokal yang kuat, bass yang baik, dan kekayaan suara semacam perkusi dan 'beatboxing'.
Mendengar harmonisasi mereka saat menyanyi, saya berpikir, jika kita sungguh-sungguh menyadari bahwa kita adalah bagian dari satu tubuh Kristus dan kita adalah salah satu anggotanya...
Kita masing-masing memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan orang lainnya.
Pasti ada hal-hal yang menjadi keunggulan, sekaligus kelemahan kita.
Jika kita berpusat kepada keunggulan yang Dia anugerahkan kepada kita, pastinya Tuhan akan perlengkapi kita sepanjang perjalanan...
Dan alangkah indahnya, jika kita sungguh-sungguh berniat membagikan talenta yang Dia titipkan itu kepada sesama untuk memperluas kerajaan-Nya...
Sebagai bagian dari tubuh Kristus yang kita adalah anggota-anggotanya.
Semoga dengan demikian tercipta suatu harmoni yang indah, yang manis didengar oleh-Nya dan terlihat indah juga bagi sesama...
Sebagai perwujudan kesetiaan kita kepada Allah yang sudah terlebih dahulu setia kepada kita dari generasi ke generasi...
Mari memberikan yang terbaik kepada-Nya!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
--- Roma 12:4-5
Friday, October 28, 2016
TODAY, 28 Oktober: Versi Terbaik dari Diri
TODAY, 28 Oktober
Versi Terbaik dari Diri
Satu iklan menarik yang saya lihat hari ini via YouTube sangat memotivasi diri.
Iklan tersebut menampilkan seorang petinju wanita yang selalu didukung oleh ibunya.
Sang Ibu senantiasa menguatkan dirinya.
Dia pun pernah kalah, namun tidak menyerah akan kekalahannya...
Melainkan tetap mencari pembelajaran di dalamnya untuk kemudian melangkah lagi.
Meskipun sulit, meskipun tertatih.
Namun, dia tidak menyerah untuk menjadi 'the best version of herself.'
Dia mengingatkan saya dan kita semua untuk menjadi versi terbaik dari diri kita masing-masing...
Be the best version of ourselves.
Jangan terus membandingkan, karena itu melelahkan.
Meskipun mungkin: persaingan sehat juga dibutuhkan.
Tetapi jangan sampai itu kemudian melemahkan dan mematikan semangat untuk maju.
Versi terbaik dari diri kita masing-masing akan menjadi paripurna hanya di dalam Sang Sumber kebaikan itu sendiri.
Allah yang Mahabaik akan memberikan segala sesuatu seturut kehendak-Nya...
Dan ini terkadang jauh dari rencana kita...
Butuh keikhlasan juga untuk menerima, terus belajar untuk itu- jika ternyata keinginan kita tidak tercapai.
Malah rancangan-Nya sungguh jauh berbeda dengan tujuan kita di awal.
Setiap saat, mari kita tetap mengusahakan untuk memberikan yang terbaik...
Untuk kemudian membiarkan Allah melakukan hal-hal selanjutnya...
(Let's do our best and let God do the rest!)
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab itu, janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai hasilnya.
--- Galatia 6:9
Versi Terbaik dari Diri
Satu iklan menarik yang saya lihat hari ini via YouTube sangat memotivasi diri.
Iklan tersebut menampilkan seorang petinju wanita yang selalu didukung oleh ibunya.
Sang Ibu senantiasa menguatkan dirinya.
Dia pun pernah kalah, namun tidak menyerah akan kekalahannya...
Melainkan tetap mencari pembelajaran di dalamnya untuk kemudian melangkah lagi.
Meskipun sulit, meskipun tertatih.
Namun, dia tidak menyerah untuk menjadi 'the best version of herself.'
Dia mengingatkan saya dan kita semua untuk menjadi versi terbaik dari diri kita masing-masing...
Be the best version of ourselves.
Jangan terus membandingkan, karena itu melelahkan.
Meskipun mungkin: persaingan sehat juga dibutuhkan.
Tetapi jangan sampai itu kemudian melemahkan dan mematikan semangat untuk maju.
Versi terbaik dari diri kita masing-masing akan menjadi paripurna hanya di dalam Sang Sumber kebaikan itu sendiri.
Allah yang Mahabaik akan memberikan segala sesuatu seturut kehendak-Nya...
Dan ini terkadang jauh dari rencana kita...
Butuh keikhlasan juga untuk menerima, terus belajar untuk itu- jika ternyata keinginan kita tidak tercapai.
Malah rancangan-Nya sungguh jauh berbeda dengan tujuan kita di awal.
Setiap saat, mari kita tetap mengusahakan untuk memberikan yang terbaik...
Untuk kemudian membiarkan Allah melakukan hal-hal selanjutnya...
(Let's do our best and let God do the rest!)
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab itu, janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai hasilnya.
--- Galatia 6:9
Thursday, October 27, 2016
TODAY, 27 Oktober : Carousel (Komidi Putar)
TODAY, 27 Oktober :
Carousel (Komidi Putar)
Siang hari.
Bersama anak kami, saya naik 'carousel'.
Komidi putar itu membawa kebahagiaan tersendiri.
Ingat kembali masa kecil dulu.
Ingin membagi kenangan bahagia itu bersama Lala, anak kedua kami.
Bahagia memancar dari matanya.
Langsung saja, saya pun dipenuhi sukacita...
Suatu sukacita yang besar saat melihat orang yang kita kasihi berbahagia...
Naik komidi putar membawa saya ke masa-masa kanak-kanak lagi.
Sebuah masa yang murni, polos, jujur.
Mungkin itulah sebabnya Yesus membiarkan anak-anak datang kepada-Nya...
Dia bahkan memberitahukan murid-murid-Nya untuk tidak menghalang-halangi mereka...
Di komidi putar itu...
Doa kuarahkan kepada-Mu...
Izinkan aku menyambut kerajaan-Mu...
Seperti anak kecil nan lugu...
Semoga niatan hatiku...
Kaurestui selalu...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 18:16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 18:17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
--- Lukas 18:15-17
Carousel (Komidi Putar)
Siang hari.
Bersama anak kami, saya naik 'carousel'.
Komidi putar itu membawa kebahagiaan tersendiri.
Ingat kembali masa kecil dulu.
Ingin membagi kenangan bahagia itu bersama Lala, anak kedua kami.
Bahagia memancar dari matanya.
Langsung saja, saya pun dipenuhi sukacita...
Suatu sukacita yang besar saat melihat orang yang kita kasihi berbahagia...
Naik komidi putar membawa saya ke masa-masa kanak-kanak lagi.
Sebuah masa yang murni, polos, jujur.
Mungkin itulah sebabnya Yesus membiarkan anak-anak datang kepada-Nya...
Dia bahkan memberitahukan murid-murid-Nya untuk tidak menghalang-halangi mereka...
Di komidi putar itu...
Doa kuarahkan kepada-Mu...
Izinkan aku menyambut kerajaan-Mu...
Seperti anak kecil nan lugu...
Semoga niatan hatiku...
Kaurestui selalu...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 18:16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 18:17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
--- Lukas 18:15-17
Wednesday, October 26, 2016
TODAY, 26 Oktober: Tenang Hatiku, Dekat Allahku
TODAY, 26 Oktober
Tenang Hatiku, Dekat Allahku
Di tengah majunya teknologi dewasa ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa terkadang teknologi menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.
Berapa banyak dari kita yang duduk di meja makan bersama keluarga, namun setiap tangan plus jari-jemari kita sibuk dengan handphone masing-masing?
Agaknya ini menjadi pemandangan yang cukup umum dewasa ini.
Potret keluarga modern yang tidak lagi sama seperti tahun-tahun silam, di saat 'gadget' dan teknologi belum canggih seperti sekarang ini.
Begitu pun relasi kita dengan Allah.
Meskipun Allah itu senantiasa dekat dengan umat-Nya, namun pasti ada saja saat-saat kita merasa Dia jauh dan sulit untuk dimengerti...
Ketika perasaan kita membawa kita ke arah itu, saat kita merasa Dia jauh, mari duduk diam..
Mengakui segenap perasaan yang ada...
Tidak memungkirinya....
Bawa rasa itu kepada-Nya...
Ungkapkan sejujurnya...
Butuh waktu untuk kembali dekat kepada-Nya...
Yang terpenting kita tidak menyerah, apalagi hanya ikut perasaan belaka..
Dia hanya sejauh doa...
Dan pada akhirnya mari kita mendekat (lagi) pada-Nya...
Tenang hatiku, dekat Allahku.
Dia dan hanya Dialah sumber sukacita sejatiku!
(-fon-)/Fonny Jodikin
"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku."
(Mazmur 62:2)
Tenang Hatiku, Dekat Allahku
Di tengah majunya teknologi dewasa ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa terkadang teknologi menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.
Berapa banyak dari kita yang duduk di meja makan bersama keluarga, namun setiap tangan plus jari-jemari kita sibuk dengan handphone masing-masing?
Agaknya ini menjadi pemandangan yang cukup umum dewasa ini.
Potret keluarga modern yang tidak lagi sama seperti tahun-tahun silam, di saat 'gadget' dan teknologi belum canggih seperti sekarang ini.
Begitu pun relasi kita dengan Allah.
Meskipun Allah itu senantiasa dekat dengan umat-Nya, namun pasti ada saja saat-saat kita merasa Dia jauh dan sulit untuk dimengerti...
Ketika perasaan kita membawa kita ke arah itu, saat kita merasa Dia jauh, mari duduk diam..
Mengakui segenap perasaan yang ada...
Tidak memungkirinya....
Bawa rasa itu kepada-Nya...
Ungkapkan sejujurnya...
Butuh waktu untuk kembali dekat kepada-Nya...
Yang terpenting kita tidak menyerah, apalagi hanya ikut perasaan belaka..
Dia hanya sejauh doa...
Dan pada akhirnya mari kita mendekat (lagi) pada-Nya...
Tenang hatiku, dekat Allahku.
Dia dan hanya Dialah sumber sukacita sejatiku!
(-fon-)/Fonny Jodikin
"Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku."
(Mazmur 62:2)
Tuesday, October 25, 2016
TODAY, 25 Oktober : Tiada yang Mustahil Bagi Tuhan
TODAY, 25 Oktober
Tiada yang Mustahil Bagi Tuhan
Azariah Tan is sitting by the condo pool of Normanton Park, where his family lives, his fingers often jumping to life in a flurry of movement.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? 18:14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN ? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.
--- Kejadian 18:13-14
Tiada yang Mustahil Bagi Tuhan
Azariah Tan is sitting by the condo pool of Normanton Park, where his family lives, his fingers often jumping to life in a flurry of movement.
In his head, they are navigating the 88 keys of
a grand piano, hitting multiple notes, leaping and vaulting over the plains and
mountains of a black and white geography he knows by heart.
The 25-year-old is a unique pianist, and not
just because of his impeccable credentials.
He has a first-class honours degree in Music
from the Yong Siew Toh Conservatory of Music, and a double masters in Music as
well as a doctorate in Piano Performance from the University of Michigan.
He is also hearing-impaired.In fact, he has only 15 per cent of his hearing
left, and even that is eventually going to disappear. (Source: The Straits Times)
Beberapa hari yang lalu, saya membaca tulisan mengenai Azariah Tan dan cukup terinspirasi.
Berbeda dengan pianis lainnya, Azariah Tan mengalami masalah dengan pendengarannya yang hanya berfungsi 15% saja.
Yang membuat termotivasi adalah Azariah punya dua gelar Master di Musik dan Doktor di bidang Piano dari University of Michigan.
Dia juga pemegang gelar terhormat dari Yong Siew Toh Conservatory of Music di Singapura.
Sering kita merasa bahwa dengan segala kekurangan yang kita miliki, agaknya sulit untuk maju.
Tetapi, tokoh kita kali ini membuat perbedaan.
Sebuah contoh yang sangat baik bagi kita agar tetap berpegang di dalam keimanan kita kepada Allah dan terus melangkah -meskipun itu kelihatannya mustahil di mata manusia.
Alkitab memberikan contoh kisah yang juga baik bagi kita yang sering tidak percaya akan Ke-Mahakuasa-an Allah.
Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Kita sendiri membacanya pada kisah Abraham dan Sara yang sudah tua dan hampir tidak mungkin punya anak.
Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Kita sendiri membacanya pada kisah Abraham dan Sara yang sudah tua dan hampir tidak mungkin punya anak.
Namun pada akhirnya, mereka dikaruniai anak juga...
Mari kita memacu diri di bidang yang menjadi kerinduan kita, di bidang-bidang yang dipercayakan-Nya kepada kita, di peran-peran di kehidupan kita.
Meskipun kita terkadang merasa itu sungguh sulit, bahkan teramat sukar...
Jangan berhenti, karena kita tahu: jika Tuhan berkenan...
Tiada yang mustahil bagi Dia!
(-fon-)/Fonny Jodikin
--- Kejadian 18:13-14
Sunday, October 23, 2016
TODAY, 23 Oktober: Sepotong Rainbow Cake
TODAY, 23 Oktober
Sepotong Rainbow Cake
Kemarin saat menunggu anak kami belajar agama (cathecism class - kelas katekisasi) di kantin paroki kami, mata saya tertuju pada sepotong 'rainbow cake' yang dibawa oleh seseorang ke mejanya.
Meskipun tidak memesan kue berwarna-warni bak pelangi itu, saya koq merasa senang saja melihatnya.
Indah dan memberikan sedikitnya pancaran bahagia bagi sekitarnya.
Saya berpikir, mungkin begitulah hendaknya hidup di dalam Kristus.
Mungkin kontribusi kita tidak besar, hanya kecil saja...
Tetapi, jika kita dengan konsisten melakukan hal-hal kecil sepenuh cinta..
Semoga itulah yang terlihat di sekitar kita...
Teringat sebuah ungkapan bijak dari Santa Teresa:
“Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.”
― Mother Teresa
(Tidak semua dari kita bisa melakukan hal-hal besar. Tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar -Bunda Teresa)
Hendaknya kita setia pada perkara kecil, sehingga suatu saat kita pun menyiapkan diri jika Tuhan menganugerahi kita dengan perkara besar seturut kehendak-Nya.
Sepotong rainbow cake membawa saya ke perenungan yang lebih mendalam hari ini.
Terima kasih, Tuhan untuk inspirasi-Mu yang tak kunjung henti mengalir di hidupku!
(-fon-)/Fonny Jodikin
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
--- Lukas 16:10
Sepotong Rainbow Cake
Kemarin saat menunggu anak kami belajar agama (cathecism class - kelas katekisasi) di kantin paroki kami, mata saya tertuju pada sepotong 'rainbow cake' yang dibawa oleh seseorang ke mejanya.
Meskipun tidak memesan kue berwarna-warni bak pelangi itu, saya koq merasa senang saja melihatnya.
Indah dan memberikan sedikitnya pancaran bahagia bagi sekitarnya.
Saya berpikir, mungkin begitulah hendaknya hidup di dalam Kristus.
Mungkin kontribusi kita tidak besar, hanya kecil saja...
Tetapi, jika kita dengan konsisten melakukan hal-hal kecil sepenuh cinta..
Semoga itulah yang terlihat di sekitar kita...
Teringat sebuah ungkapan bijak dari Santa Teresa:
“Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.”
― Mother Teresa
(Tidak semua dari kita bisa melakukan hal-hal besar. Tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar -Bunda Teresa)
Hendaknya kita setia pada perkara kecil, sehingga suatu saat kita pun menyiapkan diri jika Tuhan menganugerahi kita dengan perkara besar seturut kehendak-Nya.
Sepotong rainbow cake membawa saya ke perenungan yang lebih mendalam hari ini.
Terima kasih, Tuhan untuk inspirasi-Mu yang tak kunjung henti mengalir di hidupku!
(-fon-)/Fonny Jodikin
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
--- Lukas 16:10
Saturday, October 22, 2016
TODAY, 22 Oktober: Tinggal Di Dalam Allah
TODAY, 22 Oktober:
Tinggal Di Dalam Allah
Tidak mudah untuk selalu tinggal di dalam Allah.
Karena sebagai manusia, kita cenderung sombong jika sukses.
Tidak selalu merasa bahwa itu adalah berkat dari Allah.
Banyak dari kita berpikir bahwa kita tidak perlu berdoa...
Karena berdoa atau tidak: sama saja hasilnya.
Biasanya pada saat ada kesulitan di hidup ini, barulah kita mencari wajah-Nya...
Karena merasa kekuatan kita tidak lagi bisa mengatasi persoalan yang ada...
Tetapi, haruskah kita demikian?
Mengapa kita di saat suka-ria tidak juga mendekat kepada-Nya dan berterima kasih atas karunia-Nya?
Hari ini, membaca ayat dari Yohanes 15 ini, saya diingatkan kembali...
Jika dan hanya jika kita tinggal di dalam Allah dan Allah ada di dalam kita, barulah kita akan berbuah.
Dialah pokok anggur dan kitalah ranting-rantingnya.
Di luar DIA, kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Benar Tuhan, tanpa-Mu kami tak akan berbuah maksimal...
Hanya dengan menemukan tujuan hidup kami di dalam-Mu saja...
Kami akan menjalani hari-hari penuh sukacita dan damai sejahtera.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
--- Yohanes 15:4-5
Tinggal Di Dalam Allah
Tidak mudah untuk selalu tinggal di dalam Allah.
Karena sebagai manusia, kita cenderung sombong jika sukses.
Tidak selalu merasa bahwa itu adalah berkat dari Allah.
Banyak dari kita berpikir bahwa kita tidak perlu berdoa...
Karena berdoa atau tidak: sama saja hasilnya.
Biasanya pada saat ada kesulitan di hidup ini, barulah kita mencari wajah-Nya...
Karena merasa kekuatan kita tidak lagi bisa mengatasi persoalan yang ada...
Tetapi, haruskah kita demikian?
Mengapa kita di saat suka-ria tidak juga mendekat kepada-Nya dan berterima kasih atas karunia-Nya?
Hari ini, membaca ayat dari Yohanes 15 ini, saya diingatkan kembali...
Jika dan hanya jika kita tinggal di dalam Allah dan Allah ada di dalam kita, barulah kita akan berbuah.
Dialah pokok anggur dan kitalah ranting-rantingnya.
Di luar DIA, kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Benar Tuhan, tanpa-Mu kami tak akan berbuah maksimal...
Hanya dengan menemukan tujuan hidup kami di dalam-Mu saja...
Kami akan menjalani hari-hari penuh sukacita dan damai sejahtera.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
--- Yohanes 15:4-5
Friday, October 21, 2016
TODAY, 21 Oktober: Kekeringan Rohani
TODAY, 21 Oktober
Kekeringan Rohani
Sebaik apa pun suatu relasi, suatu saat akan mengalami masa 'kering' juga.
Entah itu relasi antara suami dan istri, orang tua dan anak, antarsahabat, antara rekan bisnis atau kolega, dengan tetangga, dan seterusnya -pastinya akan ada masa-masa di mana relasi itu tidak seindah di awal.
Begitu pula relasi kita dengan Allah kita.
Pastinya pernah mengalami apa yang dinamakan kekeringan rohani.
Setelah masa-masa awal mengenal Allah dan segala kebaikan-Nya, akan ada masa di mana kedekatan itu tidak lagi seindah dulu.
Mungkin kecewa atas rekan di pelayanan, yang kita pikir sudah mengenal Kristus, ternyata melakukan hal-hal yang jauh dari kasih-Nya...
Mungkin kecewa atas kehidupan kita yang melenceng jauh dari rencana yang sudah kita buat dan kekecewaan itu begitu memuncak sehingga berujung kepada rasa malas untuk berdoa karena merasa itu sia-sia.
Pengalaman ini sebetulnya wajar, sebagaimana sebuah siklus, sebuah relasi pun demikian adanya.
Bahkan Santo/Santa yang adalah orang Kudus juga mengalaminya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh St. Anselmus sebagai berikut:
Doa di saat Kekeringan Rohani
oleh St. Anselmus
O, Terang yang tertinggi dan tak terhampiri
O, Kebenaran yang penuh dan terberkati
Betapa jauhnya Engkau dari aku
meskipun aku sangat dekat kepada-Mu!
Betapa jauhnya Engkau dari pandanganku
meskipun aku hadir di hadapan-Mu!
Engkau ada di manapun dengan keseluruhan diri-Mu,
namun aku tidak melihat Engkau;
di dalam Engkau aku bergerak dan hidup,
namun aku tak dapat mendekati-Mu.
O Tuhan, biarlah aku mengenal Engkau
dan mengasihi Engkau sehingga aku dapat menemukan sukacita di dalam Engkau;
dan jika aku tidak dapat melakukannya dengan sempurna di kehidupan ini,
biarlah aku sedikitnya membuat sedikit kemajuan setiap hari,
sampai pada akhirnya saat pengetahuan, kasih, dan suka cita
datang kepadaku di dalam seluruh kepenuhannya.
O, Kebenaran yang penuh dan terberkati
Betapa jauhnya Engkau dari aku
meskipun aku sangat dekat kepada-Mu!
Betapa jauhnya Engkau dari pandanganku
meskipun aku hadir di hadapan-Mu!
Engkau ada di manapun dengan keseluruhan diri-Mu,
namun aku tidak melihat Engkau;
di dalam Engkau aku bergerak dan hidup,
namun aku tak dapat mendekati-Mu.
O Tuhan, biarlah aku mengenal Engkau
dan mengasihi Engkau sehingga aku dapat menemukan sukacita di dalam Engkau;
dan jika aku tidak dapat melakukannya dengan sempurna di kehidupan ini,
biarlah aku sedikitnya membuat sedikit kemajuan setiap hari,
sampai pada akhirnya saat pengetahuan, kasih, dan suka cita
datang kepadaku di dalam seluruh kepenuhannya.
Amin.
Penting bagi kita untuk mengakui segenap perasaan kita kepada Allah.
Termasuk di saat-saat kekeringan rohani...
Saat Allah terasa jauh dan sulit dimengerti...
Sehingga suatu saat, ketika semua ini berlalu, kita tetap setia berpegang kepada-Nya.
Kita akan mendapati diri malah semakin dekat kepada-Nya, karena sudah melewati 'badai' ini di dalam Dia.
Penting pula untuk menyadari: kekeringan rohani bukanlah akhir segalanya, yakinilah bahwa sesudah semuanya berlalu, kita akan berada pada level kedekatan yang baru pula dengan Allah.
Semoga kita tetap dapat menemukan sukacita sedikit demi sedikit setiap hari...
Berusaha tetap bersyukur dan mencari hal-hal yang baik hari ini...
Di dalam suasana apa pun, tetap berusaha berpaut kepada Allah.
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Penting bagi kita untuk mengakui segenap perasaan kita kepada Allah.
Termasuk di saat-saat kekeringan rohani...
Saat Allah terasa jauh dan sulit dimengerti...
Sehingga suatu saat, ketika semua ini berlalu, kita tetap setia berpegang kepada-Nya.
Kita akan mendapati diri malah semakin dekat kepada-Nya, karena sudah melewati 'badai' ini di dalam Dia.
Penting pula untuk menyadari: kekeringan rohani bukanlah akhir segalanya, yakinilah bahwa sesudah semuanya berlalu, kita akan berada pada level kedekatan yang baru pula dengan Allah.
Semoga kita tetap dapat menemukan sukacita sedikit demi sedikit setiap hari...
Berusaha tetap bersyukur dan mencari hal-hal yang baik hari ini...
Di dalam suasana apa pun, tetap berusaha berpaut kepada Allah.
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga. Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; 35:7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.
--- Yesaya 35:1,6-7
Thursday, October 20, 2016
TODAY, 20 Oktober: Besar Setia-Mu!
TODAY, 20 Oktober
Besar Setia-Mu!
17 Oktober 2016. Senin pagi.
Sekitar pukul 10.00 pagi, saya dan Odri (nama panggilan anak pertama kami) yang libur sekolah, berencana pergi ke IKEA di daerah Alexandra-Singapura.
Sesampainya di sana, kami makan terlebih dahulu.
Di tempat makan, ada sebuah 'playground' kecil bagi anak-anak.
Odri dengan lancar berkisah, kalau dulu ketika di masih kecil dan kami tinggal di daerah yang tak jauh dari IKEA, dia sering main di playground itu.
Kejadian itu sekitar tahun 2012, saat kami baru pindah kembali ke Singapura.
Saya tersenyum dan dalam hati menyadari bahwa anak-anak kami sudah bertambah besar.
Waktu berganti, musim berlalu, namun kasih-Mu tetap, ya Tuhan!
Syukur kupanjatkan kepada Allah atas semua kesetiaan-Nya di hidupku.
Harus kuakui, hidup tidak selalu mulus dan lancar...
Terkadang ada hambatan dan persoalan yang harus dilalui...
Namun sebagaimana mentari terbit dengan setia setiap pagi, begitulah kasih setia-Nya...
Tak berkesudahan, tak habis-habis rahmat-Nya.
Terima kasih Tuhan untuk semua kebaikan-Mu!
Sungguh Tuhan, besar setia-Mu!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
--- Ratapan 3:22-23
Besar Setia-Mu!
17 Oktober 2016. Senin pagi.
Sekitar pukul 10.00 pagi, saya dan Odri (nama panggilan anak pertama kami) yang libur sekolah, berencana pergi ke IKEA di daerah Alexandra-Singapura.
Sesampainya di sana, kami makan terlebih dahulu.
Di tempat makan, ada sebuah 'playground' kecil bagi anak-anak.
Odri dengan lancar berkisah, kalau dulu ketika di masih kecil dan kami tinggal di daerah yang tak jauh dari IKEA, dia sering main di playground itu.
Kejadian itu sekitar tahun 2012, saat kami baru pindah kembali ke Singapura.
Saya tersenyum dan dalam hati menyadari bahwa anak-anak kami sudah bertambah besar.
Waktu berganti, musim berlalu, namun kasih-Mu tetap, ya Tuhan!
Syukur kupanjatkan kepada Allah atas semua kesetiaan-Nya di hidupku.
Harus kuakui, hidup tidak selalu mulus dan lancar...
Terkadang ada hambatan dan persoalan yang harus dilalui...
Namun sebagaimana mentari terbit dengan setia setiap pagi, begitulah kasih setia-Nya...
Tak berkesudahan, tak habis-habis rahmat-Nya.
Terima kasih Tuhan untuk semua kebaikan-Mu!
Sungguh Tuhan, besar setia-Mu!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 3:23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
--- Ratapan 3:22-23
Tuesday, October 18, 2016
TODAY, 19 Oktober : Harmoni Di Dalam Batinku
TODAY, 19 Oktober :
Harmoni Di Dalam Batinku
Judul TODAY (Thought of the Day) hari ini diambil dari terjemahan sebuah puisi pendek berbahasa Inggris yang tercipta di tahun 2010 saat kami sekeluarga berada di Ho Chi Minh City-Vietnam (Saigon). Lengkapnya sebagai berikut:
Harmony Deep Within Me
when people are too busy,
and the world is so noisy...
I've always longed for a private corner
where I can sit still and make soul-encounter
listening to the harmony
deep within me... (-fon-)
Saigon, 15 Desember 2010
Harmoni Di Dalam Batinku
ketika orang-orang begitu sibuk,
dan dunia begitu bising...
Aku selalu merindukan sebuah 'sudut pribadi'
tempat di mana aku bisa duduk diam dan menemukan jiwaku...
mendengarkan suara yang penuh harmoni...
di dalam batinku... (-fon-)
Saigon, 15 Desember 2010
Menyadari terkadang kita terlalu sibuk dengan bisingnya dunia, mari kita sadari pula bahwa kita membutuhkan 'saat teduh', waktu bersama-sama dengan Tuhan.
Larut dalam keheningan, sujud di dalam doa...
Menemukan kembali suara hati yang jernih dan suci...
Jangan sampai suara hati itu terkontaminasi.
Semoga kita tetap memedulikan hati nurani kita sehingga tetap bisa berpegang di dalam iman, harapan, dan kasih kepada Allah saja.
Selamat pagi, semoga kebaikan dan kasih menaungi kita sepanjang hari, Sahabat!
Tuhan memberkati kita semua...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Berjuanglah dengan berpegang pada kepercayaan yang benar dan dengan hati nurani yang suci. Ada orang-orang yang tidak peduli akan suara hati nuraninya, sehingga hancurlah mereka.
--- 1 Timotius 1:19 (BIS - Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Harmoni Di Dalam Batinku
Judul TODAY (Thought of the Day) hari ini diambil dari terjemahan sebuah puisi pendek berbahasa Inggris yang tercipta di tahun 2010 saat kami sekeluarga berada di Ho Chi Minh City-Vietnam (Saigon). Lengkapnya sebagai berikut:
Harmony Deep Within Me
when people are too busy,
and the world is so noisy...
I've always longed for a private corner
where I can sit still and make soul-encounter
listening to the harmony
deep within me... (-fon-)
Saigon, 15 Desember 2010
Harmoni Di Dalam Batinku
ketika orang-orang begitu sibuk,
dan dunia begitu bising...
Aku selalu merindukan sebuah 'sudut pribadi'
tempat di mana aku bisa duduk diam dan menemukan jiwaku...
mendengarkan suara yang penuh harmoni...
di dalam batinku... (-fon-)
Saigon, 15 Desember 2010
Menyadari terkadang kita terlalu sibuk dengan bisingnya dunia, mari kita sadari pula bahwa kita membutuhkan 'saat teduh', waktu bersama-sama dengan Tuhan.
Larut dalam keheningan, sujud di dalam doa...
Menemukan kembali suara hati yang jernih dan suci...
Jangan sampai suara hati itu terkontaminasi.
Semoga kita tetap memedulikan hati nurani kita sehingga tetap bisa berpegang di dalam iman, harapan, dan kasih kepada Allah saja.
Selamat pagi, semoga kebaikan dan kasih menaungi kita sepanjang hari, Sahabat!
Tuhan memberkati kita semua...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Berjuanglah dengan berpegang pada kepercayaan yang benar dan dengan hati nurani yang suci. Ada orang-orang yang tidak peduli akan suara hati nuraninya, sehingga hancurlah mereka.
--- 1 Timotius 1:19 (BIS - Bahasa Indonesia Sehari-hari)
TODAY, 18 Oktober: Tutur Kata
TODAY, 18 Oktober
Tutur Kata
Misalkan Anda bertemu dengan seseorang yang supercantik atau superganteng.
Anda mengagumi parasnya, keindahan ragawinya...
Namun, setelah berkata-kata: mengapa jadinya 'ilfil' yah? (ilfil- ilang feeling, juga serapan dari Bahasa Inggris ill feel-berarti: perasaan memuakkan).
Karena perkataan yang keluar penuh kesombongan, penuh kebanggaan diri yang berlebihan, mungkin penuh caci-maki...
Sehingga tidak ada 'respect' kepada mereka, malahan semakin minus nilainya.
Malahan ada orang-orang tertentu yang wajahnya biasa-biasa, namun dengan sikap ramah dan tutur-kata yang baik, malah menambah nilai plus kita.
Alkitab mengingatkan kita untuk berbicara dengan bijaksana.
Untuk masa kini, itu juga berarti santun di sosial media.
Sesuatu yang semakin pudar karena dianggap bebas berkomentar, tanpa memikirkan apa yang ditulis, apa yang diucapkan akankah menyinggung orang lainnya?
Padahal, ketika keadaan berbalik, ketika kita yang 'diserang' sedemikian rupa, akankah kita bisa menerima dengan lapang dada?
Semoga kita bisa menjaga sopan-santun kita, menjaga tutur kata kita...
Dengan bijaksana, memilih dan memilah perkataan kita...
Sesuatu yang membangun sekitar kita, bukan yang menjatuhkan.
Jika hari ini kita masih belum mampu, mari berusaha untuk lebih baik lagi...
Semoga niat baik kita mendapat restu Yang Kuasa.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Orang baik berbicara dengan bijaksana, ia selalu lurus dalam tutur katanya.
--- Mazmur 37:30(BIS)
Tutur Kata
Misalkan Anda bertemu dengan seseorang yang supercantik atau superganteng.
Anda mengagumi parasnya, keindahan ragawinya...
Namun, setelah berkata-kata: mengapa jadinya 'ilfil' yah? (ilfil- ilang feeling, juga serapan dari Bahasa Inggris ill feel-berarti: perasaan memuakkan).
Karena perkataan yang keluar penuh kesombongan, penuh kebanggaan diri yang berlebihan, mungkin penuh caci-maki...
Sehingga tidak ada 'respect' kepada mereka, malahan semakin minus nilainya.
Malahan ada orang-orang tertentu yang wajahnya biasa-biasa, namun dengan sikap ramah dan tutur-kata yang baik, malah menambah nilai plus kita.
Alkitab mengingatkan kita untuk berbicara dengan bijaksana.
Untuk masa kini, itu juga berarti santun di sosial media.
Sesuatu yang semakin pudar karena dianggap bebas berkomentar, tanpa memikirkan apa yang ditulis, apa yang diucapkan akankah menyinggung orang lainnya?
Padahal, ketika keadaan berbalik, ketika kita yang 'diserang' sedemikian rupa, akankah kita bisa menerima dengan lapang dada?
Semoga kita bisa menjaga sopan-santun kita, menjaga tutur kata kita...
Dengan bijaksana, memilih dan memilah perkataan kita...
Sesuatu yang membangun sekitar kita, bukan yang menjatuhkan.
Jika hari ini kita masih belum mampu, mari berusaha untuk lebih baik lagi...
Semoga niat baik kita mendapat restu Yang Kuasa.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Orang baik berbicara dengan bijaksana, ia selalu lurus dalam tutur katanya.
--- Mazmur 37:30(BIS)
Monday, October 17, 2016
TODAY, 17 Oktober: Sandal Jepit Baru
TODAY, 17 Oktober
Sandal Jepit Baru
Sandal jepit lama saya yang berwarna hitam sudah retak pada beberapa bagiannya.
Berarti sudah harus diganti.
Beberapa hari lamanya saya belum sempat mencari yang baru, sampai akhirnya saya membeli sandal jepit baru warna 'pink.'
Perasaan bahagia langsung memenuhi diri saya.
Padahal itu 'hanya' sandal jepit saja.
Mungkin coraknya yang lucu, mungkin warnanya, entahlah: rasanya 'happy' saja.
Menarik saat mengetahui bahwa sesuatu yang sederhana dan terbilang murah bisa membawa kesukacitaan tersendiri.
Memang sebetulnya untuk bahagia, kita tidak perlu sesuatu yang serba 'wah' atau luar biasa...
Dengan menemukan kebahagiaan di dalam kesederhaan, kita semakin mampu mensyukuri segala karunia-Nya.
Mungkin bagi beberapa orang ini terkesan 'lebay', lha wong cuma sandal jepit koq...
Tapi dari lubuk hati yang terdalam, saya secara jujur menuliskan rasa syukur ini.
Teringat ayat Alkitab untuk tidak menjadi hamba uang dan mencukupkan diri dengan apa yang ada.
Tuhan akan cukupkan segala kebutuhan kita.
Ayat ini bukan berarti kita tidak perlu berjuang, terkadang berserah dianggap kita tak perlu memberikan yang terbaik.
Tentu saja kita harus berjuang dan memberikan yang terbaik dulu...
Terus berusaha, untuk kemudian berdoa dan berserah kepada Allah saja.
Mensyukuri tiap detik yang Dia beri...
Mensyukuri tiap hal, dari yang paling sederhana atau yang terkecil sekalipun.
God is good all the time!
Tuhan baik di setiap waktu!
Kupandangi lagi sandal jepit merah jambuku.
Terima kasih Tuhan untuk satu inspirasi yang singgah hari ini, meskipun hanya lewat sepasang sandal jepit.
Syukur kupanjatkan ke hadirat-Mu!
(-fon-)/Fonny Jodiki
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
--- Ibrani 13:5
Sandal Jepit Baru
Sandal jepit lama saya yang berwarna hitam sudah retak pada beberapa bagiannya.
Berarti sudah harus diganti.
Beberapa hari lamanya saya belum sempat mencari yang baru, sampai akhirnya saya membeli sandal jepit baru warna 'pink.'
Perasaan bahagia langsung memenuhi diri saya.
Padahal itu 'hanya' sandal jepit saja.
Mungkin coraknya yang lucu, mungkin warnanya, entahlah: rasanya 'happy' saja.
Menarik saat mengetahui bahwa sesuatu yang sederhana dan terbilang murah bisa membawa kesukacitaan tersendiri.
Memang sebetulnya untuk bahagia, kita tidak perlu sesuatu yang serba 'wah' atau luar biasa...
Dengan menemukan kebahagiaan di dalam kesederhaan, kita semakin mampu mensyukuri segala karunia-Nya.
Mungkin bagi beberapa orang ini terkesan 'lebay', lha wong cuma sandal jepit koq...
Tapi dari lubuk hati yang terdalam, saya secara jujur menuliskan rasa syukur ini.
Teringat ayat Alkitab untuk tidak menjadi hamba uang dan mencukupkan diri dengan apa yang ada.
Tuhan akan cukupkan segala kebutuhan kita.
Ayat ini bukan berarti kita tidak perlu berjuang, terkadang berserah dianggap kita tak perlu memberikan yang terbaik.
Tentu saja kita harus berjuang dan memberikan yang terbaik dulu...
Terus berusaha, untuk kemudian berdoa dan berserah kepada Allah saja.
Mensyukuri tiap detik yang Dia beri...
Mensyukuri tiap hal, dari yang paling sederhana atau yang terkecil sekalipun.
God is good all the time!
Tuhan baik di setiap waktu!
Kupandangi lagi sandal jepit merah jambuku.
Terima kasih Tuhan untuk satu inspirasi yang singgah hari ini, meskipun hanya lewat sepasang sandal jepit.
Syukur kupanjatkan ke hadirat-Mu!
(-fon-)/Fonny Jodiki
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
--- Ibrani 13:5
Sunday, October 16, 2016
TODAY, 16 Oktober : Kerinduan Akan Allah
TODAY, 16 Oktober
Kerinduan Akan Allah
Drama Korea Moonlight Drawn By Clouds yang judul lainnya adalah Love in the Moonlight tengah memberikan kesuksesan luar biasa terutama bagi pemeran prianya Park Bo Gum. Di drama tersebut Park Bo Gum berperan sebagai Putera Mahkota Hyomyeong (Lee Young). Di episode ke-12, Lee Young berkata kepada Ra-On yang diperankan oleh Kim You-Jung : "If you're happy, I'm happy."
Kebahagiaan orang yang dicintai, membawa kebahagiaan bagi diriya.
Ini sangat umum terhadap anak kita, pasangan kita, sahabat sejati kita tentunya.
Tidak malah berbahagia di atas penderitaan orang lain atau tertawa sinis atas keperihan yang dialami sesama kita.
Bahagia.
Berbicara mengenai kebahagiaan, rasanya itu seumur hidup senantiasa dicari oleh manusia.
Saat belum punya apa-apa, banyak orang kemudian berlomba-lomba untuk mencapai apa yang mereka pikir bisa membuat mereka bahagia.
Mungkin uang, kedudukan, kekayaan, ketenaran, kepandaian, keindahan ragawi sehingga mau melakukan apa saja untuk memperindah fisik- termasuk operasi plastik misalnya.
Namun selanjutnya: apakah itu semua membawa kebahagiaan pada akhirnya?
Ataukah setelah mencapainya kemudian perasaan itu hadir lagi: hampa, kosong, setelah mencapai segala sesuatunya malah ketidakpuasan semakin menjadi-jadi.
Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) no.27, kita bisa melihat bahwa pada akhirnya hanya di dalam Allah, manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus menerus. Lengkapnya sebagai berikut:
Kerinduan Akan Allah
Drama Korea Moonlight Drawn By Clouds yang judul lainnya adalah Love in the Moonlight tengah memberikan kesuksesan luar biasa terutama bagi pemeran prianya Park Bo Gum. Di drama tersebut Park Bo Gum berperan sebagai Putera Mahkota Hyomyeong (Lee Young). Di episode ke-12, Lee Young berkata kepada Ra-On yang diperankan oleh Kim You-Jung : "If you're happy, I'm happy."
Kebahagiaan orang yang dicintai, membawa kebahagiaan bagi diriya.
Ini sangat umum terhadap anak kita, pasangan kita, sahabat sejati kita tentunya.
Tidak malah berbahagia di atas penderitaan orang lain atau tertawa sinis atas keperihan yang dialami sesama kita.
Bahagia.
Berbicara mengenai kebahagiaan, rasanya itu seumur hidup senantiasa dicari oleh manusia.
Saat belum punya apa-apa, banyak orang kemudian berlomba-lomba untuk mencapai apa yang mereka pikir bisa membuat mereka bahagia.
Mungkin uang, kedudukan, kekayaan, ketenaran, kepandaian, keindahan ragawi sehingga mau melakukan apa saja untuk memperindah fisik- termasuk operasi plastik misalnya.
Namun selanjutnya: apakah itu semua membawa kebahagiaan pada akhirnya?
Ataukah setelah mencapainya kemudian perasaan itu hadir lagi: hampa, kosong, setelah mencapai segala sesuatunya malah ketidakpuasan semakin menjadi-jadi.
Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) no.27, kita bisa melihat bahwa pada akhirnya hanya di dalam Allah, manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus menerus. Lengkapnya sebagai berikut:
Kerinduan akan Allah sudah terukir
dalam hati manusia karena manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Allah
tidak henti-hentinya menarik dia kepada diri-Nya. Hanya dalam Allah manusia
dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus-menerus:
"Makna paling luhur martabat manusia terletak
pada panggilannya untuk memasuki persekutuan dengan Allah. Sudah sejak asal
mulanya manusia diundang untuk berwawancara dengan Allah. Sebab manusia
hanyalah hidup, karena ia diciptakan oleh Allah dalam cinta kasih-Nya, dan
lestari hidup berkat cinta kasih-Nya. Dan manusia tidak sepenuhnya hidup
menurut kebenaran, bila ia tidak dengan sukarela mengakui cinta kasih itu,
serta menyerahkan diri kepada Penciptanya" (GS 19,1). - Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 27.Kerinduan dan kehausan di jiwa hanya bisa dipenuhi dalam Allah.
Mari mencari wajah-Nya dan menemukan arti hidup ini.
Semoga bahagia dan sukacita di dalam Dia memenuhi hari-hari kita.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
--- Mazmur 63:1-3
Saturday, October 15, 2016
TODAY, 15 Oktober: Doa Santa Teresa dari Avila
TODAY, 15 Oktober
Doa Santa Teresa dari Avila
Hari ini - 15 Oktober - Gereja Katolik memperingati Santa Teresa dari Avila. Ia adalah salah seorang pujangga Gereja. Doanya yang cukup terkenal sebagai berikut:
Let nothing disturb you,
Let nothing frighten you,
All things are passing away:
God never changes.
Patience obtains all things
Whoever has God lacks nothing;
God alone suffices.
-- St. Teresa of Avila
Jangan biarkan apa pun mengganggumu,
Jangan biarkan apa pun membuatmu takut,
Segala sesuatu akan berlalu:
Tuhan tak pernah berubah
Kesabaran akan membuahkan segala sesuatunya
Siapa yang memiliki Tuhan takkan kekurangan apa pun
Allah saja cukup (bagiku)
-- Santa Teresa dari Avila
Sungguh, Allah saja cukup bagi kita!
Takkan dibiarkan-Nya kita kekurangan...
Asalkan kita berusaha mencukupkan diri dalam segala hal...
Dan menyerahkan segala kekuatiran di pikiran kita kepada-Nya...
God alone suffices. God alone is enough for us.
Allah saja cukup bagi kita.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
--- 2 Korintus 9:8
Doa Santa Teresa dari Avila
Hari ini - 15 Oktober - Gereja Katolik memperingati Santa Teresa dari Avila. Ia adalah salah seorang pujangga Gereja. Doanya yang cukup terkenal sebagai berikut:
Let nothing disturb you,
Let nothing frighten you,
All things are passing away:
God never changes.
Patience obtains all things
Whoever has God lacks nothing;
God alone suffices.
-- St. Teresa of Avila
Jangan biarkan apa pun mengganggumu,
Jangan biarkan apa pun membuatmu takut,
Segala sesuatu akan berlalu:
Tuhan tak pernah berubah
Kesabaran akan membuahkan segala sesuatunya
Siapa yang memiliki Tuhan takkan kekurangan apa pun
Allah saja cukup (bagiku)
-- Santa Teresa dari Avila
Sungguh, Allah saja cukup bagi kita!
Takkan dibiarkan-Nya kita kekurangan...
Asalkan kita berusaha mencukupkan diri dalam segala hal...
Dan menyerahkan segala kekuatiran di pikiran kita kepada-Nya...
God alone suffices. God alone is enough for us.
Allah saja cukup bagi kita.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
--- 2 Korintus 9:8
Wednesday, October 12, 2016
TODAY, 14 Oktober: Pertandingan Iman yang Benar
TODAY, 14 Oktober:
Pertandingan Iman yang Benar
Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, meninggal dunia,
hari Kamis (13/10), pada usia 88 tahun, setelah sakit dalam beberapa tahun
terakhir dan kondisinya memburuk dalam beberapa hari ini.
Raja yang sangat dihormati di Thailand ini jarang
tampil di depan umum dalam beberapa tahun terakhir karena buruknya
kesehatannya.
Rakyat Thailand menempatkannya sebagai bapak bangsa
yang berada di atas politik yang sering menjadi penengah dalam ketegangan
politik untuk menemukan solusi tanpa kekerasan.
Hingga akhir hayatnya, Raja Bhumibol Adulyadej
merupakan raja yang paling lama berkuasa di dunia. (Sumber: BBC Indonesia).
Isak tangis mengiringi kepergian Raja Bhumibol Adulyadej, seperti dimuat di The Straits Times hari ini, warga Thailand di Singapura tidak bisa menahan air mata saat mengetahui Rajanya sudah berpulang untuk selamanya.
Raja yang memenangkan hati rakyatnya, raja yang mementingkan kepentingan rakyatnya, itulah gambaran Raja Bhumibol Adulyadej.
Setiap mendengar berita berpulangnya seseorang, saya selalu diingatkan bahwa hidup ini adalah perjuangan untuk memenangkan pertandingan yang sudah disediakan Allah bagi kita. Senada dengan ini, saya teringat buletin Paroki Gereja St. Mary of the Angels (SMOTA) di kawasan Barat Singapura Hari Minggu kemarin, ditulis dengan sangat baik oleh Pastor Paroki SMOTA, yang sebagian isinya saya kutip sebagai berikut:
Ada beberapa medan perang yang tidak layak diperjuangkan. Tetapi, memang ada yang benar-benar sungguh harus diperjuangkan. Semoga Tuhan memberikan kita kebijaksanaan dalam menentukannya.
(Pastor Paroki Clifford Augustine, OFM)
Pastor Clifford juga mengemukakan bahwa seperti Yesus, Dia selalu memilih 'medan perang-Nya'.
Medan perang macam apa? Biasanya yang selalu berhubungan dengan Kerajaan Allah.
Di dalam hidup ini, kita punya medan perang sendiri-sendiri.
Aktivitas dan peranan kita di dalam kehidupan, hidup bermasyarakat, di dalam pelayanan, juga di dalam melaksanakan penggenapan seluruh rancangan-Nya yang sudah ditetapkan-Nya bagi kita.
Hendaknya kita senantiasa bijaksana.
Tulus dan cerdik, serta memberikan yang terbaik bagi kemuliaan Allah saja.
Bertanding dengan pertandingan iman yang benar untuk mencapai hidup yang kekal.
Sehingga hidup kita menjadi kesaksian yang bermakna bagi sekitar kita...
Suatu kesaksian yang indah karena melihat kasih dan kebaikan Allah di dalamnya.
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
--- 2 Timotius 6:12
Subscribe to:
Posts (Atom)