Dealing with Loneliness
Munich prosecutor Thomas
Steinkraus-Koch said the 18-year-old German-Iranian student - named as David
Ali Sonboly - had suffered depression, while media reports said he had
undergone psychiatric treatment. (Lone Teen Killer Behind Munich Shooting-
Artikel dari The Straits Times Singapura).
Berita penembakan di Munich, sempat menjadi perhatian dunia. Yang cukup mencengangkan, penembaknya baru berusia 18 tahun. Konon Ali Sonboly merupakan remaja yang kesepian, cenderung menyendiri, juga sering menjadi korban 'bullying' dari teman-temannya. Dari laporan Jaksa, terlihat juga bahwa Ali menderita depresi dan media pun menyatakan bahwa Ali tengah menjalani terapi kejiwaan.
Loneliness
and the feeling of being unwanted is the most terrible poverty. (Mother Teresa)
Bahwa kesepian dan perasaan tidak diinginkan adalah kemiskinan yang terburuk, yang mungkin tanpa kita sadari telah jadi bagian hidup kita di tengah zaman yang semakin modern ini. Betapa orang lebih sibuk dengan gadget-nya, ketimbang memperhatikan orang-orang terdekat di sekitarnya. Sebuah kenyataan yang menyedihkan, namun sungguh telah menjadi realita di hidup kita.
Semoga kita, para pengikut Kristus menyadari bahwa Allah senantiasa beserta kita.
Ketika perasaan begitu kesepian, begitu memilukan, marilah datang kepada-Nya...
Menghampiri takhta kudus-Nya.
Membina hubungan doa yang begitu akrab dengan-Nya...
Dan dengan kasih-Nya, semoga kita pun dimampukan untuk menyebarkan kebaikan-Nya kepada orang-orang di sekitar kita.
Syukur-syukur bisa dalam skala yang lebih luas...
Namun, jika tidak: keluarga terdekat atau orang-orang di sekitar kita adalah yang terutama terlebih dahulu.
Kesepian hanya bisa diobati dengan menyerahkan rasa hampa itu kepada Allah, untuk mengisinya dengan kepenuhan kasih-Nya.
(-fon-)
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman.
--- Matius 28:20
No comments:
Post a Comment