Rainbow After the Rain
Selalu ada pelangi sesudah hujan badai sekalipun.
Meskipun harus menunggu. Meskipun harus menjalani badai itu dengan berjuta rasa.
Setelah kesedihan, akan ada derai tawa bahagia lagi.
( Dari Cerpenku tahun 2014 - Juli dan Julia)
Hari ini Facebook mengingatkan sebuah status yang saya buat 2 tahun yang lalu.
Saya bagikan kembali, karena cerpen yang saya tulis itu memberikan satu pengharapan dan kekuatan tersendiri saat saya baca kembali...
Selalu ada pelangi sesudah hujan badai (read: rainbow after the rain) sekalipun...
Mungkin tidak mudah meyakininya, terutama jika kita sudah sangat runtuh oleh kekecewaan...
Merasa putus asa. Sia-sia.
Diri terasa begitu lelah.
Masih mungkinkah asa di dada akan timbul dan menjelma nyata?
Saya selalu suka dengan pelangi.
Nuansa warna-warni yang muncul itu begitu indah
Dan kebanyakan kemunculannya sehabis hujan.
Entah mengapa: saya lagi-lagi diingatkan...
Hujan badai sekalipun adalah sementara.
This, too, shall pass.
Ini pun akan berlalu...
Tidak selamanya penderitaan itu terus kita rasakan...
Akan ada hari-hari ceria juga yang bakal kita temui...
Jika bukan sekarang, mungkin esok atau lusa...
Mungkin tahun depan, mungkin juga minggu depan...
Alkitab pun mengingatkan dalam kerangka yang lebih besar.
Penderitaan yang kita alami sekarang, mengerjakan kepada kita kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya yang pastinya jauh lebih besar dari penderitaan itu sendiri...
Mari memandang kepada kekekalan Ilahi yang indah dan abadi...
Percaya bahwa segala sesuatu adalah baik dalam pandangan-Nya.
Amin!
(-fon-)
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
--- 2 Kor 4:17-18
No comments:
Post a Comment