TODAY, 4 Februari 2020:
Santo Yohanes de Brito
Santo hari ini menurut Website Iman Katolik salah satunya adalah Santo Yohanes de Brito.
Riwayat hidup Santo ini, saya kutip sebagai berikut:
Pada hari raya natal tahun 1662, ia masuk novisiat Serikat
Yesus di Lisabon. Di hadapan kanak-kanak Yesus yang terbaring di kandang Natal
biaranya, ia berdoa dan memohon kiranya ia diutus ke Jepang sebagai misionaris.
Pada waktu itu, Jepang sudah menjadi sebuah wilayah misi di Asia. Tetapi Tuhan
mempunyai suatu rencana lain atas dirinya. Oleh pimpinannya, ia ditempatkan
sebagai misionaris di India, sebuah wilayah misi yang sangat sulit. Ketika
mendengar berita itu, ibunya segera menghubungi Duta Sri Paus dan pembesar
lainnya untuk membatalkan kembali keputusan atas diri anaknya. Bagi dia,
penempatan itu sangat berbahaya bagi anaknya.
Tetapi Yohanes dengan tenang menjelaskan segala sesuatu
kepada ibunya, Tuhanlah yang memanggil aku. Aku tak mampu berbuat sesuatu
selain menerima keputusan itu dengan iman sambil menyerahkan diri pada kebaikan
Allah. Tidak mendengarkan panggilan Tuhan sama saja dengan membangkitkan amarah
Tuhan atas kita. Dalam nama Tuhan, aku bersedia berangkat ke India untuk
mewartakan Injil Kristus, demikian katanya kepada ibunya. Karena keteguhan
imannya akan rencana Allah, ia sanggup mengatasi semua rintangan yang
menghadang. Ibunya sendiri akhirnya merelakan dia pergi ke India, demi Injil
Yesus Kristus. Wilayah misi India masa itu sangat rawan. Yohanes dengan penuh
semangat berkarya demi penyebaran Injil Kristus selama 20 tahun di
tengah-tengah aneka rintangan dan hadangan, penderitaan dan kekurangan.
Keberhasilannya mempertobatkan orang-orang India membawa dia kepada kematian
yang mengerikan. Ia ditangkap, dianiaya dan dipenjarakan, kemudian mati di
penggal kepalanya pada tanggal 4 Februari 1693. (Santo Yohanes de Brito. Dari
website: imankatolik.or.id)
Ada dua hal yang langsung menarik hatiku.
Pertama: Tuhan mempunyai rencana lain.
Ini kembali mengingatkan kita bahwa sebaik-baiknya kita berencana, Tuhan jualah yang empunya kehidupan...
Lalu, Yohanes menjelaskan kepada ibunya bahwa Tuhanlah yang memanggilnya.
Dia tak mampu berbuat sesuatu, selain menerima keputusan itu dengan iman, sambil menyerahkan diri pada kebaikan Allah.
Seperti Samuel yang dipanggil Tuhan dan menjawab: " Ya, Bapa."
Demikian pula Santo Yohanes de Brito yang menjawab, "Ya!"
Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan peranan yang dipercayakan kepada kita?
Apakah kita senantiasa menjawab, "Ya" ?
Apakah kita senantiasa menjawab, "Ya" ?
Semoga Yohanes de Brito dan Samuel menjadi contoh bagi kita bersama.
Akan kesetiaan terhadap panggilan kita.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa."
--- 1 Samuel 3:4
No comments:
Post a Comment