Efek dari Perceraian
Di zaman sekarang ini, menjaga mahligai perkawinan mendapat tantangannya tersendiri.
Di saat begitu banyak orang yang kawin-cerai, entah itu di sekitar kita ataupun berita-berita tentang orang-orang terkenal semisal selebriti atau sosialita yang kita dengar.
Perkawinan yang seumur jagung, seolah dianggap biasa.
Belum lagi tantangan semakin banyaknya 'pelakor' - perebut laki orang, yang walaupun dihujat di masyarakat kita, masih juga sering kita baca atau mungkin kita lihat dengan kepala sendiri.
Seolah mudah memutuskan bercerai begitu saja, padahal Gereja Katolik mengingatkan bahwa perceraian itu dampaknya luar biasa. Di keluarga: dia pasti membawa luka yang tak mudah disembuhkan. Di masyarakat, ini bisa menjadi contoh yang kurang baik karena konon: bisa cenderung menular.
Perceraian adalah tidak susila juga dengan alasan bahwa ia membawa kekacauan di dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Kekacauan ini membawa akibat-akibat buruk: untuk pihak yang ditinggalkan; anak-anak, yang oleh perceraian orang-tuanya mengalami kejutan dan ditarik ke sana ke mari antara mereka berdua; masyarakat, yang untaknya ia menjadi suatu luka yang dalam, karena kebiasaan ini cenderung menular. (KGK- Katekismus Gereja Katolik no.2385)
Bagi yang sudah mengalami pernikahan dan mempertahankannya sekian tahun lamanya, pasti pula menyadari bahwa pernikahan yang sakral dan suci itu sungguh membutuhkan perjuangan untuk mempertahankannya.
Dia tidak seindah drama Korea, juga tak seindah film-film percintaan Hollywood.
Yang mengedepankan: " And they live happily ever after..."
Dan mereka berbahagia untuk selamanya...
Kebahagiaan itu harus diperjuangkan oleh kedua belah pihak dan dengan menyertakan Tuhan sebagai pusat dari pernikahan itu sendiri.
Karena tanpa diri-Nya, mustahil kita bisa menerima banyak kekurangan pasangan, sebagaimana pasangan pun harus menerima kekurangan diri kita yang tidak kalah banyaknya.
Mari terus berusaha menyebarkan aura positif pada kesetiaan dan pernikahan Kristiani.
Apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
Semoga pasangan-pasangan yang sudah dipersatukan lewat janji suci di Gereja-Nya tetap dipenuhi kasih dan pengampunan yang bersumber dari Allah Bapa.
Mari mendoakan hal itu, mari memperjuangkannya.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
--- Matius 19:6
No comments:
Post a Comment