TODAY, 13 MEI:
HATI NURANI YANG MURNI
Domestic workers in Hong Kong are being
forced to sleep in toilets, tiny cubbyholes, and on balconies, activists found
in an investigation that uncovered the "appalling" living conditions
of maids in the wealthy financial hub.
In the city that employs 350,000 maids,
mostly from the Philippines and Indonesia, three out of five domestic workers
are made to live in unsuitable accommodation that sometimes threatens their
health and safety, said rights group Mission for Migrant Workers (MFMW).
In a survey of 3,000 maids, MFMW found 43
per cent of the respondents said they do not have their own room and were asked
to sleep in places including storage rooms, kitchens, toilets, basements,
closets and on balconies. (Source: Channel News Asia)
Para pekerja domestik di Hong Kong dipaksa
untuk tidur di toilet, tempat-tempat sempit dan di balkon, para aktivis
menemukan hal ini dalam investigasi mereka yang menemukan temuan yang
mengejutkan ini atas kondisi kehidupan para Asisten Rumah Tangga di kawasan
keuangan yang makmur.
Di kota yang mempekerjakan 350 ribu
pembantu, terutama berasal dari Filipina dan Indonesia, tiga dari lima pekerja domestik ini dipaksa untuk tinggal di tempat yang kurang memadai yang mungkin mengancam
kesehatan dan keamanan mereka, inilah yang dikatakan oleh kelompok Mission for
Migrant Workers (Misi bagi Para Pekerja Migran)
Di dalam survei yang melibatkan 3.000 ART,
MFMW menemukan 43 persen dari responden mengatakan bahwa mereka tidak punya
kamar sendiri dan disuruh tidur di tempat-tempat semisal gudang, dapur, toilet,
basemen, lemari dan balkon.
(Sumber: Channel News Asia)
Mungkin kita pernah mengalami punya ART yang menyebalkan, yang gayanya selangit, yang begitu mengesalkan.
Mungkin juga ART itu bahkan sampai mencuri barang berharga di rumah kita.
Namun memang tidak semua kisah dengan ART berakhir duka.
Masih ada juga ART yang berhati mulia dan berdedikasi penuh terhadap pekerjaan mereka...
Setidaknya itu yang pernah saya jumpai di rumah Mamaku, sampai 30 tahun Bik Umik ikut keluargaku sampai beliau menghembuskan nafas terakhirnya.
Kita tidak bisa menyamaratakan semuanya...
Namun...
Sebagaimana mengesalkannya sekalipun...
Mereka tetaplah manusia..
Mereka tetaplah manusia..
Yang berhak bahagia dan diperlakukan sebagaimana mestinya.
Jangan sampai karena kita sebagai majikan, lalu memperlakukan mereka semena-mena.
Semoga para majikan dikaruniai hati nurani yang murni, sehingga memperlakukan para ART dengan baik...
Dan juga berdoa agar para ART hendaknya juga dengan hati nurani yang murni berusaha bekerja sebaik-baiknya, meskipun tidak mudah.
Berada di rantau untuk bekerja, sementara meninggalkan keluarga di negara asalnya, tentunya bukan sesuatu yang mudah.
Mari mendoakan para Asisten Rumah Tangga, juga para majikan di saat ini, agar sama-sama mengupayakan yang terbaik yang mereka bisa dengan hati nurani yang murni.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab itu aku senantiasa berusaha
untuk hidup dengan hati nurani yang murni di
hadapan Allah dan manusia.
--- Kis 24:16
No comments:
Post a Comment