Harapan Takkan Hilang
Sudah sekitar sebulan saya bekerja paruh waktu di perusahaan teman saya.
Pekerjaan 'part time' yang memungkinkan saya tetap mengurus anak, karena saya bekerja ketika mereka sedang di sekolah.
Seperti mimpi juga, saat saya mendapatkan pekerjaan yang kiranya saya butuhkan di saat ini.
Setelah 10 tahun menjadi Ibu Rumah Tangga sepenuh waktu, kini waktu untuk berkarya kembali Tuhan sediakan bagiku.
Puji syukur ke hadirat-Nya untuk kesempatan ini tentu saja.
Terbayang pula, saat aku berusaha mendaftar pekerjaan di masa lalu.
Entah berapa banyak surat lamaran yang kulayangkan dan berakhir sia-sia.
Rasanya butuh waktu untuk menerima bahwa aku yang dulunya memiliki karier yang cukup lumayan dan tengah menanjak di Jakarta, harus menerima kenyataan bahwa mencari kerja bukanlah pekerjaan mudah.
Di situ aku belajar, bahwa semua itu hanyalah titipan-Nya, tak ada yang abadi di dunia.
Lalu, aku berusaha berdamai dengan diri, berdamai dengan keadaan.
Tuhan tambahkan banyak hal baru semisal: membuat kue (baking), memasak, dan menulis yang dulu kulakukan iseng-iseng, ternyata menjadi hobby yang membuatku mampu bertahan dan sebagai terapi pula bagi jiwaku.
Semua hal baru ini menghidupkanku, membuatku tetap bertahan dan berusaha untuk bersukacita, meskipun itu tidak mudah.
Sekitar sebulan yang lalu, aku mendapat telepon dari temanku.
Lalu dia memintaku ke kantornya.
Seperti itu saja, lalu aku langsung kerja di hari itu, kerja di bagian Administrasi dan Akuntansi. Sesuatu yang kupelajari saat kuliah dulu.
Setelah 10 tahun, Tuhan bukakan pintu.
Setelah harapan yang pupus, ternyata Tuhan memberikan tepat pada waktu-Nya.
Terima kasih, Tuhan!
Aku percaya bahwa harapan itu takkan hilang dan masa depan di dalam-Mu sungguh ada!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
--- Amsal 23:18
No comments:
Post a Comment