Matahari dan Perisaiku
Matahari mengintip malu-malu dari balik awan...
Terangnya terkadang benderang, terkadang sedikit suram.
Hari yang mendung yang pernah kulalui, membutuhkan setidaknya sinar-Mu, ya Allah...
Yang perlahan hadir dan menerangi hatiku...
Memasuki lorong-lorong hati terdalam, yang aku sendiri pun pernah merasa ragu dan takut untuk membukanya.
Kehadiran-Mu di hidupku memberi setidaknya warna...
Aku takkan bilang bahwa hidupku selalu ceria...
Tidak!
Namun, di tengah kesuraman pun, aku berusaha berpegang di dalam iman...
Meyakini bahwa Engkau ada di sana, sinar-Mu takkan pernah padam apalagi pudar..
Jika ada yang harus diperbaiki adalah diriku...
Ketika aku tak mengerti rancangan-Mu...
Ketika aku terlalu memaksakan kehendakku...
Kusyukuri hadir-Mu...
Engkau adalah matahari dan perisaiku...
Kasih dan kemuliaan-Mu meliputiku...
Biarlah aku berdiam menikmati semuanya itu...
Untuk kemudian membagikannya kepada orang-orang di sekitarku.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
--- Mazmur 84:11
No comments:
Post a Comment