UUD (Ujung-ujungnya Duit)
Di dalam hidup kita sering mendengar UUD- Ujung-Ujungnya Duit.
Apa pun yang terjadi, uang seolah menjadi yang terpenting.
Ketulusan dan keikhlasan menjadi semakin jauh dan seolah di awang-awang.
Banyak hal dan bahkan ada yang berpikir uang bisa membeli segalanya.
Terutama di negara-negara dengan tingkat korupsi tinggi, seolah hanya uang yang punya kuasa.
Kaum miskin menjadi kaum yang terpinggirkan dan tak lagi didengar suaranya.
Itulah kenyataan yang memang mau tidak mau harus kita lihat di keseharian kehidupan.
Ketidakadilan semakin meraja-lela, karena uang, lagi-lagi: uang.
Pope Francis (Paus Fransiskus) menyerukan bahwa:
Money must serve, not rule!
Uang seharusnya melayani, bukan berkuasa!
(Pope Francis)
Uang seharusnya melayani dan bukan berkuasa.
Sebagai pengikut Kristus, semoga kita senantiasa diingatkan untuk itu.
Berbahagia juga bahwa saat ini sudah mulai bermunculan para pejabat yang pro pada kepentingan rakyat dan mereka yang miskin serta kekurangan.
Senantiasa kita ingat bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang.
Jangan sampai uang membawa kita kepada penyimpangan iman dan kemunduran mental.
Uang hendaknya menjadi saluran kebaikan dan kasih kita.
Jauhkanlah keserakahan dari dalam diri kami, Tuhan.
Amin.
(-fon-)
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka
--- 1 Timotius 6:10
Thursday, March 31, 2016
Tuesday, March 29, 2016
TODAY, 30 Maret: Bukan Kepada Kami...
Bukan Kepada Kami...
Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami...
Segala pujian dan kehormatan atas segala yang kami perbuat...
Atas segala talenta atau bakat...
Atas segala kepandaian yang terlihat hebat...
Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami...
Tetapi hanya kepada nama-Mulah segala kemuliaan dan segenap pujian...
Segala yang kami miliki hanyalah karunia Ilahi...
Tanpa-Mu, kami takkan bisa mengalami semuanya ini...
Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami...
Biarkan kami tetap menyadari...
Bahwa segala yang kami miliki...
Hanyalah karena kebaikan dan kasih setia-Mu kepada kami.
(-fon-)
Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!
--- Mazmur 115:1
Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami...
Segala pujian dan kehormatan atas segala yang kami perbuat...
Atas segala talenta atau bakat...
Atas segala kepandaian yang terlihat hebat...
Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami...
Tetapi hanya kepada nama-Mulah segala kemuliaan dan segenap pujian...
Segala yang kami miliki hanyalah karunia Ilahi...
Tanpa-Mu, kami takkan bisa mengalami semuanya ini...
Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami...
Biarkan kami tetap menyadari...
Bahwa segala yang kami miliki...
Hanyalah karena kebaikan dan kasih setia-Mu kepada kami.
(-fon-)
Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!
--- Mazmur 115:1
TODAY, 29 Maret: Dusta
Dusta Demi sebuah atau banyak kepentingan- entah itu uang, jabatan, kemudahan di dalam hidup berupa kenyamanan dsb- beberapa orang memilih berdusta. Mungkin pula di dalam suatu persidangan, para saksi yang dihadirkan juga mampu memberikan kesaksian palsu tentang orang lain, asalkan keluarga dan keuangan mereka terjamin. Sungguh tidak gampang untuk hidup jujur di dunia yang penuh kepalsuan ini. Namun, Alkitab mengingatkan kita untuk tidak memberikan kesaksian palsu tentang orang lain (jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesama). Sedapat mungkin, mari hidup jujur. Mungkin kita dijadikan bulan-bulanan oleh orang lain, mungkin pula kita dipersulit oleh orang lain yang lebih berkuasa... Namun, semoga kebenaran pada akhirnya akan menampakkan dirinya. Saya tetap yakin akan hal itu! Dan pada akhirnya, kebenaran sejati yang akan membawa kita melalui itu semua. Allah sendiri yang akan membawa kita dan memperlihatkan kepada dunia... Bahwa jika kita hidup jujur dan berkenan kepada-Nya, Dia akan bukakan jalan bagi kita. No matter what, jangan sampai berdusta hanya karena kepentingan demi kepentingan yang kita pikir akan menyelamatkan kita sementara. (-fon-) Jangan memberi kesaksian palsu tentang orang lain. (BIS) Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. |
Sunday, March 27, 2016
TODAY, 28 Maret: Rendah Hati
Rendah Hati
Pro dan kontra saat posting sesuatu di media sosial sering kali terjadi.
Saat melihat postingan berupa kitchen set dan ceret air di sebuah group masak dan baking, banyak yang mengemukakan bahwa yang posting pamer.
Karena dianggap tidak terlalu relevan, hanya posting memasak air dengan kitchen set yang mewah.
Namun ada sebagian pula yang mendukung dan bilang sah-sah saja bila yang bersangkutan ingin posting.
Namanya juga ingin berbagi.
Tempat memasak juga penting karena itulah tempat mengebulnya dapur dan menghasilkan kreasi-kreasi masakan dan juga kue-kue.
Dengan berkembangnya media sosial, orang pun dengan gampangnya posting apa saja.
Melalui Instagram, kita pun bisa follow artis-artis terkenal, selebriti, sosialita, atau mereka yang ngetop dan melihat gaya hidup seperti apa yang mereka jalani.
Pamerkah itu?
Tergantung cara melihatnya.
Namun, perlukah kita lalu menjadi panas dan marah-marah akibat pamer yang berlebihan?
Dan bagi kita pribadi, sebanyak apa kita perlu pamer di media sosial?
Apakah perlu jika sampai acara pamer-pameran itu menghasilkan pertikaian dan 'bullying'?
Sebelum posting segala sesuatunya, ada baikya kita pikir baik-baik terlebih dulu.
Tidak semua yang kita lakukan harus diposting, bukan?
Kita bisa memilih dan memilah setiap postingan dan jika sampai salah posting, masih ada kesempatan untuk tekan tombol 'delete' untuk menghapusnya.
Sebagai pengikut Kristus, apalagi masih dalam situasi sesudah Paskah dan kebangkitan-Nya...
Mari kita benahi diri...
Jauhkan diri dari segala keangkuhan...
Jadilah rendah hati, meskipun itu berarti tidak ikut arus dunia dengan segala postingannya.
Kesombongan tidak akan membawa kita ke mana-mana, hanya pada kejatuhan dan sesal pada akhirnya.
Rendah hatilah, karena menyadari ini semua dapat kita miliki hanya karena kebaikan dan anugerah-Nya!
(-fon-)
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.
--- Amsal 11:2
Pro dan kontra saat posting sesuatu di media sosial sering kali terjadi.
Saat melihat postingan berupa kitchen set dan ceret air di sebuah group masak dan baking, banyak yang mengemukakan bahwa yang posting pamer.
Karena dianggap tidak terlalu relevan, hanya posting memasak air dengan kitchen set yang mewah.
Namun ada sebagian pula yang mendukung dan bilang sah-sah saja bila yang bersangkutan ingin posting.
Namanya juga ingin berbagi.
Tempat memasak juga penting karena itulah tempat mengebulnya dapur dan menghasilkan kreasi-kreasi masakan dan juga kue-kue.
Dengan berkembangnya media sosial, orang pun dengan gampangnya posting apa saja.
Melalui Instagram, kita pun bisa follow artis-artis terkenal, selebriti, sosialita, atau mereka yang ngetop dan melihat gaya hidup seperti apa yang mereka jalani.
Pamerkah itu?
Tergantung cara melihatnya.
Namun, perlukah kita lalu menjadi panas dan marah-marah akibat pamer yang berlebihan?
Dan bagi kita pribadi, sebanyak apa kita perlu pamer di media sosial?
Apakah perlu jika sampai acara pamer-pameran itu menghasilkan pertikaian dan 'bullying'?
Sebelum posting segala sesuatunya, ada baikya kita pikir baik-baik terlebih dulu.
Tidak semua yang kita lakukan harus diposting, bukan?
Kita bisa memilih dan memilah setiap postingan dan jika sampai salah posting, masih ada kesempatan untuk tekan tombol 'delete' untuk menghapusnya.
Sebagai pengikut Kristus, apalagi masih dalam situasi sesudah Paskah dan kebangkitan-Nya...
Mari kita benahi diri...
Jauhkan diri dari segala keangkuhan...
Jadilah rendah hati, meskipun itu berarti tidak ikut arus dunia dengan segala postingannya.
Kesombongan tidak akan membawa kita ke mana-mana, hanya pada kejatuhan dan sesal pada akhirnya.
Rendah hatilah, karena menyadari ini semua dapat kita miliki hanya karena kebaikan dan anugerah-Nya!
(-fon-)
Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.
--- Amsal 11:2
TODAY, 27 Maret: Adonan Baru
Adonan Baru Sejak setahun lebih berkutat dengan hobby baru yaitu 'baking', yang namanya ragi tentu menjadi salah satu komponen yang penting yang sesekali juga saya gunakan. Entah itu untuk membuat roti, donat, pizza base, atau martabak manis... Ragi dibutuhkan untuk mengembangkan adonan, untuk kemudian adonan itu berkembang baik dan siap untuk digunakan. Membaca ayat ini, mau tidak mau membuat saya memikirkan ragi, adonan, dalam proses pembuatan makanan dan disandingkan dengan keimanan kita. Ayat 1 Korintus 5:7 ini berbunyi sbb: Buanglah dahulu ragi yang lama itu, yaitu ragi dosa, supaya kalian menjadi seperti adonan yang baru, bersih dari ragi dosa yang lama, dan saya tahu bahwa kalian memang demikian. Sebab, perayaan Paskah kita sudah siap, karena Kristus yang menjadi sebagai domba Paskah kita, sudah dikurbankan. (versi BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari) Setelah membuang ragi dosa, kita menjadi seperti adonan baru, yang bersih dari ragi dosa yang lama. Menyongsong Hari Raya Kebangkitan Tuhan dengan sikap dan tindakan juga hati yang bersih. Dan siap menjadi adonan yang baru, dengan memberikan yang terbaik bagi-Nya melalui sesama kita. Menjadi saluran kasih-Nya dan tegar di dalam iman kepada-Nya. Selamat Paskah! (-fon-) |
Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
--- 1 Korintus 5:7
TODAY, 26 Maret: Jangan Lagi Menghambakan Diri Kepada Dosa
Jangan Lagi Menghambakan Diri Kepada Dosa
Mari berefleksi sejenak akan dosa-dosa kita.
Yang tiap kali ketika Sakramen Pengakuan Dosa kita ulang-ulang lagi.
Ada yang bilang, " Gak kreatif. Dosa koq diulang-ulang?"
Namun pada kenyataannya, sering juga kita kembali jatuh ke dosa yang sama.
Yang itu-itu juga.
Maunya berubah, tapi ya koq balik lagi-balik lagi.
Sesudah Jumat Agung kemarin, mari berusaha sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang baru di dalam Kristus.
Sedapat mungkin berusaha meninggalkan dosa-dosa kita.
Berusaha untuk melawan kedagingan untuk kemudian menjadi manusia yang dituntun oleh Roh Allah yang meraja di dalam kita.
Kematian dan kebangkitan-Nya menjadi lebih bermakna, jika kita pun menyadari bahwa manusia lama kita telah disalibkan...
Agar jangan lagi kita menghambakan diri kepada dosa.
Jangan sia-siakan pengorbanan-Nya di kayu salib.
Mari menjadi manusia baru di dalam Dia!
(-fon-)
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Mari berefleksi sejenak akan dosa-dosa kita.
Yang tiap kali ketika Sakramen Pengakuan Dosa kita ulang-ulang lagi.
Ada yang bilang, " Gak kreatif. Dosa koq diulang-ulang?"
Namun pada kenyataannya, sering juga kita kembali jatuh ke dosa yang sama.
Yang itu-itu juga.
Maunya berubah, tapi ya koq balik lagi-balik lagi.
Sesudah Jumat Agung kemarin, mari berusaha sekuat tenaga untuk menjadi manusia yang baru di dalam Kristus.
Sedapat mungkin berusaha meninggalkan dosa-dosa kita.
Berusaha untuk melawan kedagingan untuk kemudian menjadi manusia yang dituntun oleh Roh Allah yang meraja di dalam kita.
Kematian dan kebangkitan-Nya menjadi lebih bermakna, jika kita pun menyadari bahwa manusia lama kita telah disalibkan...
Agar jangan lagi kita menghambakan diri kepada dosa.
Jangan sia-siakan pengorbanan-Nya di kayu salib.
Mari menjadi manusia baru di dalam Dia!
(-fon-)
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Friday, March 25, 2016
TODAY, 25 Maret: Jumat Agung
Jumat Agung
These are reconstructions to be respected when they have some literary or artistic value, but they have no historical basis whatsoever. The Gospels — the only reliable sources that we have about Judas’ character — speak of a more down-to-earth motive: money. Judas was entrusted with the group’s common purse; on the occasion of Jesus’ anointing in Bethany, Judas had protested against the waste of the precious perfumed ointment that Mary poured on Jesus’ feet, not because he was interested in the poor but, as John notes, “because he was a thief, and as he had the money box he used to take what was put into it” (Jn 12:6). His proposal to the chief priests is explicit: “‘What will you give me if I deliver him to you?’ And they paid him thirty pieces of silver” (Mt 26:15).
--- Homily of Father Raniero Cantalamessa, the preacher of the papal household, Good Friday 2014
Yudas berkata begitu bukan karena ia memperhatikan orang miskin, tetapi karena ia pencuri. Ia sering mengambil uang dari kas bersama yang disimpan padanya.
--- Yohanes 12:6
These are reconstructions to be respected when they have some literary or artistic value, but they have no historical basis whatsoever. The Gospels — the only reliable sources that we have about Judas’ character — speak of a more down-to-earth motive: money. Judas was entrusted with the group’s common purse; on the occasion of Jesus’ anointing in Bethany, Judas had protested against the waste of the precious perfumed ointment that Mary poured on Jesus’ feet, not because he was interested in the poor but, as John notes, “because he was a thief, and as he had the money box he used to take what was put into it” (Jn 12:6). His proposal to the chief priests is explicit: “‘What will you give me if I deliver him to you?’ And they paid him thirty pieces of silver” (Mt 26:15).
--- Homily of Father Raniero Cantalamessa, the preacher of the papal household, Good Friday 2014
Ketika membaca khotbah Pastor Raniero Cantalamessa-yang merupakan Pengkhotbah Rumah Tangga Kepausan- di tahun 2014 yang lalu, saya pribadi kembali diingatkan bahwa motif dasar ketika Yudas menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala adalah uang.
Yudas, sering 'nilep' atau diistilahkan sebagai pencuri pada Injil Yohanes 12:6.
Ia sering mengambil uang dari kas bersama yang disimpan padanya.
Dari motif itu, dia pun dengan tega menyerahkan Yesus.
Yudas berkata begitu bukan karena ia memperhatikan orang miskin, tetapi karena ia pencuri. Ia sering mengambil uang dari kas bersama yang disimpan padanya.
--- Yohanes 12:6
Mari berefleksi sejenak: apakah kita tega juga menyerahkan Yesus atas nama uang?
Pernahkah kita di dalam kehidupan kita sehari-hari ini, menentang atau berpaling dari Yesus (jika tidak dikatakan berkhianat kepada-Nya) hanya demi uang?
Sekali lagi, uang memang penting.
Dengan uang banyak hal bisa dilakukan.
Namun: uang bukanlah segala-galanya.
Tidak semua bisa dibeli dengan uang. Terbukti mereka yang punya banyak uang pun, ada yang tidak merasa bahagia.
Apa yang ditawarkan dunia memang takkan pernah sanggup menggantikan DIA.
Hanya Tuhan yang mampu mengisi kekosongan hati kita dan memenuhinya dengan sukacita.
Memandangi Yesus yang tersalib, satu janji dalam hati: semoga aku tetap setia pada-Mu sampai akhir nanti.
(-fon-)
TODAY, 24 Maret: DIA yang Mengasihi Kita
DIA yang Mengasihi Kita
Zaman sekarang, mudah bilang sayang, mudah pula untuk bilang cinta...
Tak jarang kaum wanita menjadi begitu terlarut akan rasa yang ada, lalu menurut saja apa yang diminta oleh kekasihnya...
Entah itu pinjaman uang dalam jumlah besar, entah itu kepercayaan saat Si Pacar minta dirinya melakukan sesuatu yang lebih sebagai pembuktian sayang dan cinta...
Sesal di kemudian hari: ketika cinta dan sayang berubah...
Menjadi sakit hati dan benci berkepanjangan karena dikhianati cintanya...
Hal yang klise dan sering kita dengar...
Namun tiap hari juga berulang dengan versi yang berbeda...
Hal ini sungguh sangat berbeda dengan Kristus Tuhan kita...
Kasih-Nya sungguh melampaui pikiran kita...
Jangan pernah samakan kasih-Nya dengan cinta atau sayang yang ditawarkan dunia...
Sungguh jelas: itu sangat sangat berbeda!
Dia yang mengasihi kita adalah saksi yang setia...
Dia yang mengasihi kita adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati...
Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya...
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah Bapa-Nya...
Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Amin!
(-fon-)
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya 1:6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
--- Wahyu 1:5-6
Zaman sekarang, mudah bilang sayang, mudah pula untuk bilang cinta...
Tak jarang kaum wanita menjadi begitu terlarut akan rasa yang ada, lalu menurut saja apa yang diminta oleh kekasihnya...
Entah itu pinjaman uang dalam jumlah besar, entah itu kepercayaan saat Si Pacar minta dirinya melakukan sesuatu yang lebih sebagai pembuktian sayang dan cinta...
Sesal di kemudian hari: ketika cinta dan sayang berubah...
Menjadi sakit hati dan benci berkepanjangan karena dikhianati cintanya...
Hal yang klise dan sering kita dengar...
Namun tiap hari juga berulang dengan versi yang berbeda...
Hal ini sungguh sangat berbeda dengan Kristus Tuhan kita...
Kasih-Nya sungguh melampaui pikiran kita...
Jangan pernah samakan kasih-Nya dengan cinta atau sayang yang ditawarkan dunia...
Sungguh jelas: itu sangat sangat berbeda!
Dia yang mengasihi kita adalah saksi yang setia...
Dia yang mengasihi kita adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati...
Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya...
dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah Bapa-Nya...
Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Amin!
(-fon-)
dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya 1:6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
--- Wahyu 1:5-6
TODAY, 23 Maret 2016: Penggerutu
Penggerutu
SINGAPORE - The two SMRT maintenance staff killed in an accident on Tuesday morning (March 22) were part of a group of 15 workers moving in single file on a walkway towards an oncoming train.
The investigation will focus on how Singaporeans Nasrulhudin Najumudin, 26, and Muhammad Asyraf Ahmad Buhari, 24, were hit by an oncoming train when there was a clear line of sight and a supervisor in charge.
SMRT chief executive Desmond Kuek said on Tuesday evening: "We are investigating exactly how they got hit by the train. What we know is that they were walking along in a single file, along the side, along the walkway, they (the deceased) were the second and third men in line, the supervisor was in front of them. ( Source: The Straits Times Online)
SINGAPORE - The two SMRT maintenance staff killed in an accident on Tuesday morning (March 22) were part of a group of 15 workers moving in single file on a walkway towards an oncoming train.
The investigation will focus on how Singaporeans Nasrulhudin Najumudin, 26, and Muhammad Asyraf Ahmad Buhari, 24, were hit by an oncoming train when there was a clear line of sight and a supervisor in charge.
SMRT chief executive Desmond Kuek said on Tuesday evening: "We are investigating exactly how they got hit by the train. What we know is that they were walking along in a single file, along the side, along the walkway, they (the deceased) were the second and third men in line, the supervisor was in front of them. ( Source: The Straits Times Online)
Tanggal 22 Maret kemarin, terjadi gangguan antara MRT dari Pasir Ris menuju Tanah Merah di Singapura.
Banyak orang yang ingin naik MRT harus memutar haluan, entah naik bus atau taksi.
Ketika mendengar berita gangguan MRT, tentunya banyak yang menggerutu dan 'complain'.
Namun, keadaan berubah setelah mereka mengetahui bahwa kejadian itu disebabkan oleh adanya kecelakaan yang mengakibatkan tewasnya 2 orang pekerja SMRT yang sedang dalam pelatihan.
Terlalu sering, ketika keadaan berubah menjadi tidak menyenangkan, kita langsung mengeluh.
'Complain', ngomel, dan seterusnya.
Alkitab menuliskan bahwa penggerutu adalah mereka yang tak pernah puas, yang berjalan menurut keinginan-keinginannya...
Mereka ini adalah para penggerutu yang tidak pernah puas, yang berjalan menurut keinginan-keinginannya, bahkan mulut mereka mengucapkan kata-kata congkak seraya mencari muka demi keuntungan.
--- Yudas 1:16
Marilah di Pekan Suci ini dan seterusnya, kita menjadi pribadi-pribadi yang lebih mau mengerti situasi dan kondisi...
Untuk kemudian belajar bersyukur, di dalam kondisi apa pun!
Yesus yang telah mati bagi kita, semoga menjadi pendorong terkuat di batin kita untuk tetap melihat segala sesuatu dari kaca mata syukur.
Karena itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita.
Semoga kita senantiasa dilimpahi kasih-Nya, sehingga kita mampu mengucap syukur di dalam setiap keadaan.
Amin.
(-fon-)
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
--- 1 Tesalonika 5:18
Monday, March 21, 2016
TODAY, 22 Maret : "Ya Allah, Kasihanilah Aku Orang Berdosa Ini."
"Ya Allah, Kasihanilah Aku Orang Berdosa Ini."
"Saya benar. Bahkan yang paling benar!
Kamu salah. Karena kamu tidak melakukan hal yang sama seperti saya.
Kamu salah, karena kamu berbeda dari saya.
Ini lho, SAYA.
Ini lho GUE.
Dengan segala kehebatan yang saya lakukan, kamu 'mah gak ada apa-apanya."
Mungkin kalimat-kalimat itu pernah tercetus dalam pikiran kita.
Mungkin juga terucap di bibir kita.
Saat kita menyakiti hati mereka yang berbeda, hanya karena merasa kita paling hebat dan paling benar.
Karenanya dengan mudah kita memandang rendah orang lain.
Padahal, saat keadaan dibalik, apa kita masih bisa bersombong diri saat kita yang dihina?
Terkadang kita tidak memikirkan secara jauh, tanpa pikir panjang pula kita melakukan tindakan merendahkan orang lain.
Perumpamaan ini sungguh layak dibaca:
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
--- Lukas 18:9-14
Jangan sampai kami merasa 'baik', 'benar', dan 'hebat', Tuhan...
Sehingga kami dengan mudahnya menghakimi orang lain dan merasa besar kepala dengan segala kehebatan kami.
Semoga kami menjadi pribadi-pribadi yang dengan rendah hati berucap:
" Ya, Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."
Karena kami hanyalah debu, namun Kauberikan kesempatan untuk mengecap hidup di dunia ini.
Ajar kami lebih bersyukur, lebih rendah hati, Tuhan...
Amin.
(-fon-)
"Saya benar. Bahkan yang paling benar!
Kamu salah. Karena kamu tidak melakukan hal yang sama seperti saya.
Kamu salah, karena kamu berbeda dari saya.
Ini lho, SAYA.
Ini lho GUE.
Dengan segala kehebatan yang saya lakukan, kamu 'mah gak ada apa-apanya."
Mungkin kalimat-kalimat itu pernah tercetus dalam pikiran kita.
Mungkin juga terucap di bibir kita.
Saat kita menyakiti hati mereka yang berbeda, hanya karena merasa kita paling hebat dan paling benar.
Karenanya dengan mudah kita memandang rendah orang lain.
Padahal, saat keadaan dibalik, apa kita masih bisa bersombong diri saat kita yang dihina?
Terkadang kita tidak memikirkan secara jauh, tanpa pikir panjang pula kita melakukan tindakan merendahkan orang lain.
Perumpamaan ini sungguh layak dibaca:
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
--- Lukas 18:9-14
Jangan sampai kami merasa 'baik', 'benar', dan 'hebat', Tuhan...
Sehingga kami dengan mudahnya menghakimi orang lain dan merasa besar kepala dengan segala kehebatan kami.
Semoga kami menjadi pribadi-pribadi yang dengan rendah hati berucap:
" Ya, Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."
Karena kami hanyalah debu, namun Kauberikan kesempatan untuk mengecap hidup di dunia ini.
Ajar kami lebih bersyukur, lebih rendah hati, Tuhan...
Amin.
(-fon-)
TODAY, 21 Maret 2016: Allah Yang Bekerja Di Dalam Diri
Allah Yang Bekerja Di Dalam Diri
Jika hanya mengandalkan 'mood' kita saja, betapa seringnya kita lupa berdoa, malas ke Gereja, dan senangnya bersantai melulu tanpa melakukan apa-apa...
Namun, sungguh bersyukur karena Allah sendiri yang bekerja di dalam diri tiap kita sehingga kita rela dan sanggup menyenangkan hati-Nya.
Keinginan daging versus keinginan yang dipimpin Roh Kudus, Roh Allah sendiri...
Betapa sering bertabrakan dan membuat kita harus memutuskan...
Saat hujan, malas ke Gereja karena cenderung macet, becek, dan sebagainya...
Tapi ada dorongan kuat dari dalam hati untuk melawan rasa malas dan bangkit berdiri.
Lalu mencari alternatif ke Gereja, entah naik taksi, entah bawa mobil sendiri, entah bersama teman...
Ada jalan untuk itu ketika kita memutuskan, " Ya, saya mau dekat dengan-Mu, Tuhan!"
Ada sejuta alasan untuk tidak berdoa (hiperbola-namun juga di realita bisa terjadi).
Film drama Korea yang sangat menarik, anak-anak yang harus diurus, dapur yang belum beres, game online yang lagi seru-serunya, pertandingan sepak bola yang sangat menarik, gosip di group BBM atau WA yang belum kelar...
Namun, ketika dorongan itu ada dari hati nurani: " Mari masuk dalam keheningan dan berdoa.."
Kita bisa memilih berdoa dan meninggalkan semua aktivitas lainnya...
Seusai mengurusi keluarga atau urusan-urusan lainnya yang memang menjadi tanggung jawab kita...
Selalu ada cara. Selalu ada jalan...
Karena Allah sendiri yang bekerja di dalam diri untuk membuat kita rela dan sanggup untuk menyenangkan hati-Nya.
Semoga kita tetap memilih Dia ketimbang kesenangan-kesenangan sesaat yang melenakan.
Dan jika kita sempat melupakan-Nya, mari kita kembali kepada-Nya terutama saat memasuki pekan suci ini.
Semoga Dia tetap jadi pusat hidup kita!
(-fon-)
karena Allah sendiri yang bekerja di dalam dirimu untuk membuat kalian rela dan sanggup menyenangkan hati Allah.
--- Filipi 2:13
Jika hanya mengandalkan 'mood' kita saja, betapa seringnya kita lupa berdoa, malas ke Gereja, dan senangnya bersantai melulu tanpa melakukan apa-apa...
Namun, sungguh bersyukur karena Allah sendiri yang bekerja di dalam diri tiap kita sehingga kita rela dan sanggup menyenangkan hati-Nya.
Keinginan daging versus keinginan yang dipimpin Roh Kudus, Roh Allah sendiri...
Betapa sering bertabrakan dan membuat kita harus memutuskan...
Saat hujan, malas ke Gereja karena cenderung macet, becek, dan sebagainya...
Tapi ada dorongan kuat dari dalam hati untuk melawan rasa malas dan bangkit berdiri.
Lalu mencari alternatif ke Gereja, entah naik taksi, entah bawa mobil sendiri, entah bersama teman...
Ada jalan untuk itu ketika kita memutuskan, " Ya, saya mau dekat dengan-Mu, Tuhan!"
Ada sejuta alasan untuk tidak berdoa (hiperbola-namun juga di realita bisa terjadi).
Film drama Korea yang sangat menarik, anak-anak yang harus diurus, dapur yang belum beres, game online yang lagi seru-serunya, pertandingan sepak bola yang sangat menarik, gosip di group BBM atau WA yang belum kelar...
Namun, ketika dorongan itu ada dari hati nurani: " Mari masuk dalam keheningan dan berdoa.."
Kita bisa memilih berdoa dan meninggalkan semua aktivitas lainnya...
Seusai mengurusi keluarga atau urusan-urusan lainnya yang memang menjadi tanggung jawab kita...
Selalu ada cara. Selalu ada jalan...
Karena Allah sendiri yang bekerja di dalam diri untuk membuat kita rela dan sanggup untuk menyenangkan hati-Nya.
Semoga kita tetap memilih Dia ketimbang kesenangan-kesenangan sesaat yang melenakan.
Dan jika kita sempat melupakan-Nya, mari kita kembali kepada-Nya terutama saat memasuki pekan suci ini.
Semoga Dia tetap jadi pusat hidup kita!
(-fon-)
karena Allah sendiri yang bekerja di dalam dirimu untuk membuat kalian rela dan sanggup menyenangkan hati Allah.
--- Filipi 2:13
TODAY, 20 Maret 2016: Minggu Palma
Minggu Palma
Dari pagi, kesibukan sangat-sangat berlimpah hari itu...
Saya pun tengah dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.
Batuk-pilek dan cukup kelelahan...
Namun, puji Tuhan: satu per satu kegiatan anak-anak yang dijadwalkan berlangsung baik.
Dan pada akhirnya saya punya waktu untuk ke Gereja di Misa terakhir pukul 19.15.
Bersyukur saat menghadiri Misa.
Saat di mana begitu banyak umat dengan daun Palem di tangan berdiri di depan Gereja, mengelilingi air mancur yang berada di Gereja Saint Mary of the Angels, Bukit Batok-Singapura.
Perlahan seluruh prosesi dimulai, lalu kami pun masuk ke Gereja.
Pesan yang kuat di Misa ini menurut Paus Fransiskus pada homili Minggu Palmanya, menunjukkan betapa tiada batasnya kasih Allah bagi kita...
Yesus tidak melekat kepada kemuliaan-Nya yaitu Putera Allah...
Melainkan Dia mengosongkan diri-Nya, bahkan merendahkan diri-Nya menjadi Putera Manusia agar tetap setia kawan kepada kita-- orang-orang berdosa, walaupun Dia sendiri tanpa dosa.
Ia hidup sebagai seorang Hamba dan menjadi sama dengan manusia.
Betapa mulianya Kristus Tuhan kita!
Betapa besar kebaikan-Nya...
Namun kita manusia terkadang begitu sering melupakan kebaikan-Nya di hidup kita...
Terutama saat keinginan kita tak terpenuhi, padahal itu semua belum tentu yang terbaik bagi kita.
Hari ini, janji di hati: melakukan yang lebih baik lagi untuk bersyukur dan menghargai setiap kebaikan yang Dia berikan di hidup kita.
Karya terbesar: pengorbanan diri-Nya di kayu salib bagi segenap umat manusia.
(-f0n-)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Dari pagi, kesibukan sangat-sangat berlimpah hari itu...
Saya pun tengah dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.
Batuk-pilek dan cukup kelelahan...
Namun, puji Tuhan: satu per satu kegiatan anak-anak yang dijadwalkan berlangsung baik.
Dan pada akhirnya saya punya waktu untuk ke Gereja di Misa terakhir pukul 19.15.
Bersyukur saat menghadiri Misa.
Saat di mana begitu banyak umat dengan daun Palem di tangan berdiri di depan Gereja, mengelilingi air mancur yang berada di Gereja Saint Mary of the Angels, Bukit Batok-Singapura.
Perlahan seluruh prosesi dimulai, lalu kami pun masuk ke Gereja.
Pesan yang kuat di Misa ini menurut Paus Fransiskus pada homili Minggu Palmanya, menunjukkan betapa tiada batasnya kasih Allah bagi kita...
Yesus tidak melekat kepada kemuliaan-Nya yaitu Putera Allah...
Melainkan Dia mengosongkan diri-Nya, bahkan merendahkan diri-Nya menjadi Putera Manusia agar tetap setia kawan kepada kita-- orang-orang berdosa, walaupun Dia sendiri tanpa dosa.
Ia hidup sebagai seorang Hamba dan menjadi sama dengan manusia.
Betapa mulianya Kristus Tuhan kita!
Betapa besar kebaikan-Nya...
Namun kita manusia terkadang begitu sering melupakan kebaikan-Nya di hidup kita...
Terutama saat keinginan kita tak terpenuhi, padahal itu semua belum tentu yang terbaik bagi kita.
Hari ini, janji di hati: melakukan yang lebih baik lagi untuk bersyukur dan menghargai setiap kebaikan yang Dia berikan di hidup kita.
Karya terbesar: pengorbanan diri-Nya di kayu salib bagi segenap umat manusia.
(-f0n-)
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
TODAY, 19 Maret 2016: St. Joseph's Day
St. Joseph's Day
Gereja St. Mary of the Angels (SMOTA), Sabtu 19 Maret pukul 10.30.
Sesudah mengantar anak pertama kami ke Jalan Salib yang dia ikuti bersama teman-temannya di aula Gereja, saya memilih mengikuti Misa Harian di Gereja SMOTA yang mana hari itu merupakan St. Joseph's Day atau Hari Raya Santo Yosef.
Misa berjalan lancar dan tidak terlalu padat orang yang datang...
Inilah hari Bapa asuh Yesus dan suami Santa Maria dirayakan.
St. Yosef adalah seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yosef memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Yosef seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayunya, tetapi ia tidak berkeberatan. Ia bahagia dapat bekerja bagi keluarga kecilnya. Ia amat mengasihi Yesus dan Maria.
Apa pun yang Tuhan ingin ia lakukan, St. Yosef segera melaksanakannya, tak peduli betapa sulit hal tersebut. Ia seorang yang rendah hati serta tulus hati, lemah lembut serta bijaksana. Yesus dan Maria mengasihinya serta taat kepadanya sebab Tuhan telah menjadikannya kepala rumah tangga mereka. Betapa bahagianya St. Yosef dapat hidup bersama dengan Putra Allah sendiri. Yesus taat kepadanya, membantunya serta mengasihinya. Kita biasa memohon bantuan doa St. Yosef sebagai pelindung mereka yang sedang menghadapi ajal, sebab kita percaya bahwa St. Yosef meninggal dunia dengan damai dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria.
(Sumber:http://www.indocell.net/yesaya/)
Menarik.
Itu kesimpulan yang timbul saat membaca beberapa referensi tentang Santo Yosef sebelum menuliskan hal ini.
Beliau adalah tukang kayu yang hidup sederhana, orang biasa saja.
Bukan seorang yang kaya-raya, bukan pula seorang pejabat yang penuh kuasa.
Namun, St. Yosef adalah seorang yang rendah hati dan tulus hati.
Ia juga lemah lembut dan bijaksana...
Begitu banyak kualitas dan hal-hal baik yang dimiliki Santo Yosef dan tentunya bukan kebetulan jika beliau dipilih menjadi Bapa asuh Yesus dan suami Bunda Maria.
Di saat begitu banyak orang berlomba-lomba untuk gaya hidup saat ini, menjadi pribadi seperti Santo Yosef agaknya menjadi sesuatu yang langka.
Namun, mari: segenap pengikut Kristus, jangan berhenti untuk membuat perbedaan di dunia ini...
Tuhan, kami berdoa agar pribadi dan kebaikan Santo Yosef menjadi inspirasi bagi kami...
Bimbinglah kami agar rendah hati, tulus hati, lemah-lembut dan bijaksana...
Santo Yosef, doakanlah kami.
Amin.
(-fon-)
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
--- Matius 13:55
Gereja St. Mary of the Angels (SMOTA), Sabtu 19 Maret pukul 10.30.
Sesudah mengantar anak pertama kami ke Jalan Salib yang dia ikuti bersama teman-temannya di aula Gereja, saya memilih mengikuti Misa Harian di Gereja SMOTA yang mana hari itu merupakan St. Joseph's Day atau Hari Raya Santo Yosef.
Misa berjalan lancar dan tidak terlalu padat orang yang datang...
Inilah hari Bapa asuh Yesus dan suami Santa Maria dirayakan.
St. Yosef adalah seorang santo besar. Ia adalah bapa asuh Yesus dan suami Santa Perawan Maria. Yosef memperoleh hak istimewa untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, serta BundaNya, Maria. Yosef seorang yang miskin sepanjang hidupnya. Ia harus bekerja keras dalam bengkel tukang kayunya, tetapi ia tidak berkeberatan. Ia bahagia dapat bekerja bagi keluarga kecilnya. Ia amat mengasihi Yesus dan Maria.
Apa pun yang Tuhan ingin ia lakukan, St. Yosef segera melaksanakannya, tak peduli betapa sulit hal tersebut. Ia seorang yang rendah hati serta tulus hati, lemah lembut serta bijaksana. Yesus dan Maria mengasihinya serta taat kepadanya sebab Tuhan telah menjadikannya kepala rumah tangga mereka. Betapa bahagianya St. Yosef dapat hidup bersama dengan Putra Allah sendiri. Yesus taat kepadanya, membantunya serta mengasihinya. Kita biasa memohon bantuan doa St. Yosef sebagai pelindung mereka yang sedang menghadapi ajal, sebab kita percaya bahwa St. Yosef meninggal dunia dengan damai dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria.
(Sumber:http://www.indocell.net/yesaya/)
Menarik.
Itu kesimpulan yang timbul saat membaca beberapa referensi tentang Santo Yosef sebelum menuliskan hal ini.
Beliau adalah tukang kayu yang hidup sederhana, orang biasa saja.
Bukan seorang yang kaya-raya, bukan pula seorang pejabat yang penuh kuasa.
Namun, St. Yosef adalah seorang yang rendah hati dan tulus hati.
Ia juga lemah lembut dan bijaksana...
Begitu banyak kualitas dan hal-hal baik yang dimiliki Santo Yosef dan tentunya bukan kebetulan jika beliau dipilih menjadi Bapa asuh Yesus dan suami Bunda Maria.
Di saat begitu banyak orang berlomba-lomba untuk gaya hidup saat ini, menjadi pribadi seperti Santo Yosef agaknya menjadi sesuatu yang langka.
Namun, mari: segenap pengikut Kristus, jangan berhenti untuk membuat perbedaan di dunia ini...
Tuhan, kami berdoa agar pribadi dan kebaikan Santo Yosef menjadi inspirasi bagi kami...
Bimbinglah kami agar rendah hati, tulus hati, lemah-lembut dan bijaksana...
Santo Yosef, doakanlah kami.
Amin.
(-fon-)
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
--- Matius 13:55
Friday, March 18, 2016
TODAY, 18 Maret 2016: Penguasaan Diri
Penguasaan Diri
Sesudah demam Hallyu (Korean Wave) melanda di musik dan juga di drama...Sesudah The Heirs dan My Love From Another Star...
Inilah salah satu drama yang mampu menggeser kedua judul di atas, bahkan hanya dengan 6 episode saja.
Descendants of the Sun...
Memasuki episode ke-8, alur cerita tambah seru...
Pasangan Song Joong Ki dan Song Hye Kyo mampu membuat banyak penonton 'jatuh hati'.
Sehingga tak heran jika sampai hal ini terjadi di Cina:
A new South Korean tele-drama is proving too hot for China to handle, forcing the country's Ministry of Public Security to warn of the social ills of too much viewing.
At the heart of the ministry's complaint is a 16-episode drama called "Descendants of the Sun", which premiered in South Korea and China in February, smashing ratings and dominating trending topics on Weibo, China's answer to Twitter.
"Watching Korean dramas could be dangerous, and may even lead to legal troubles," the ministry warned in a Weibo post at the weekend.
The department then cited some real-life cases of domestic violence, divorce and plastic surgery, all of which it related to an obsession with Korean dramas and accompanied with photos of similar incidents from various Korean television series. (Source: CNBC website)
Sebuah drama tetaplah sebuah drama...Apalagi ini bukan berdasarkan kisah nyata...
Sungguh jauh dari bijaksana, jika menyamakan atau membandingkannya dengan realita..
Perceraian, keinginan operasi plastik, atau kekerasan rumah tangga yang dikatakan sebagai efek samping dari tontonan mungkin saja terjadi...
Tetapi, alangkah baiknya juga: memiliki penguasaan diri...
Kemampuan untuk menilai bahwa ini semua hanyalah sebuah film yang walaupun melarutkan emosi pemirsanya, tetap sebuah fiksi yang indah-ciptaan para penulis skenarionya.
Mohonkan kebijaksanaan berdasarkan tuntunan Roh Kudus...
Mohonkan penguasaan diri bagi kami juga, ya Tuhan...
Sehingga mampu membedakan mana yang baik dan benar sesuai jalan-Mu...
Jangan sampai tontonan atau tren di dunia menggeserkan nilai-nilai kebenaran dan iman kami di dalam-Mu.
Amin.
(-fon-)
Orang yang tidak dapat menguasai dirinya seperti kota yang telah runtuh pertahanannya. --- Amsal 25:28
TODAY, 17 Maret 2016: Hidup Kudus dalam Kesederhanaan
Hidup Kudus dalam Kesederhanaan
Membaca judul kali ini, mungkin beberapa orang akan bilang:
" Apa?!?! Hidup Kudus??? Dalam kesederhanaan pula??? Oww, itu bukan gue banget."
Seolah kata-kata kudus dan sederhana begitu jauh di awang-awang...
Sungguh berbeda dengan apa yang didengung-dengungkan dunia...
Hidup harus selalu dan senantiasa sukses...
Hidup seadanya, ikut arus dan tren saja, gak perlu kudus-kudus amat...
Apa salah hidup sukses?
Yah, nggak juga sih...
Kalo' sukses dan menyadari itu dari-Nya dan terus melakukan yang terbaik untuk menolong orang-orang yang kekurangan dan penuh penderitaan dari kesuksesan itu, mengapa tidak?
Sukses dan berkenan di hadapan Allah juga bisa 'kan?
Masalahnya kalau sukses, lalu lupa daratan (ingetnya lautan doang hehehe).
Belum lagi kata-kata kasar kepada orang yang jauh di bawah kondisi keuangannya...
Wah, itu mah nggak banget deh, ya!
Oleh kepatuhan-Nya kepada Maria dan Yosef dan melalui pekerjaan-Nya yang sederhana bertahun-tahun di Nasaret, Yesus memberi kepada kita contoh kekudusan dalam kehidupan kekeluargaan sehari-hari dan dalam pekerjaan. (KGK- Katekismus Gereja Katolik 564)
Yesus pun menunjukkan kepatuhan-Nya dalam kesederhanaan di Nasaret...
Hidup kudus dalam kesederhanaan- di dalam keluarga kita sehari-hari dan pekerjaan kita.
Gak usah jauh-jauh, mulai dari apa yang sudah dianugerahkan pada kita...
Pekerjaan, keluarga, peranan kita...
Do our very best only for the Lord!
Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!
--- Mazmur 99:9
Membaca judul kali ini, mungkin beberapa orang akan bilang:
" Apa?!?! Hidup Kudus??? Dalam kesederhanaan pula??? Oww, itu bukan gue banget."
Seolah kata-kata kudus dan sederhana begitu jauh di awang-awang...
Sungguh berbeda dengan apa yang didengung-dengungkan dunia...
Hidup harus selalu dan senantiasa sukses...
Hidup seadanya, ikut arus dan tren saja, gak perlu kudus-kudus amat...
Apa salah hidup sukses?
Yah, nggak juga sih...
Kalo' sukses dan menyadari itu dari-Nya dan terus melakukan yang terbaik untuk menolong orang-orang yang kekurangan dan penuh penderitaan dari kesuksesan itu, mengapa tidak?
Sukses dan berkenan di hadapan Allah juga bisa 'kan?
Masalahnya kalau sukses, lalu lupa daratan (ingetnya lautan doang hehehe).
Belum lagi kata-kata kasar kepada orang yang jauh di bawah kondisi keuangannya...
Wah, itu mah nggak banget deh, ya!
Oleh kepatuhan-Nya kepada Maria dan Yosef dan melalui pekerjaan-Nya yang sederhana bertahun-tahun di Nasaret, Yesus memberi kepada kita contoh kekudusan dalam kehidupan kekeluargaan sehari-hari dan dalam pekerjaan. (KGK- Katekismus Gereja Katolik 564)
Yesus pun menunjukkan kepatuhan-Nya dalam kesederhanaan di Nasaret...
Hidup kudus dalam kesederhanaan- di dalam keluarga kita sehari-hari dan pekerjaan kita.
Gak usah jauh-jauh, mulai dari apa yang sudah dianugerahkan pada kita...
Pekerjaan, keluarga, peranan kita...
Do our very best only for the Lord!
Dia yang begitu layak kita tinggikan, mau merendahkan diri-Nya...
Mari mencontoh kekudusan-Nya...
Karena kuduslah Tuhan, selalu dan selamanya.
(-fon-)
Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!
--- Mazmur 99:9
Tuesday, March 15, 2016
TODAY, 16 Maret 2016:Hidup Saleh
Hidup Saleh
Kata 'Saleh' dalam KBBI online berarti - taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah; suci dan beriman.
Menjalani hidup kita di dunia ini dengan saleh, terkadang kita pun dituding: sok suci atau sok baik...
Namun, hendaknya kita tidak terlalu peduli dengan apa kata orang...
Kuasa Ilahi-Nya telah menganugerahkan kita kemampuan untuk hidup saleh...
Menurut tuntunan Roh Kudus yang terus membisikkan untuk hidup menurut roh dan mengendalikan keinginan daging.
Ya, kalau memang bisa hidup saleh, kenapa tidak?
Apakah salah jika hidup berkenan di hadapan Allah?
Tentunya tidak, bukan?
Pada akhirnya, bukan omongan orang yang jadi patokan...
Bukan pula melakukan sesuatu yang disukai orang banyak yang akan membawa kita kepada kekekalan di Surga...
Namun, melakukan kehendak Bapa di Surga dan terus hidup di dalam Dia...
Melakukan dengan segenap hati peran yang dipercayakan kepada kita...
Kuasa dan kasih-Nya cukup bagi kita untuk terus berjalan di jalan-Nya.
(-fon-)
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
--- 2 Petrus 1:3
Kata 'Saleh' dalam KBBI online berarti - taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah; suci dan beriman.
Menjalani hidup kita di dunia ini dengan saleh, terkadang kita pun dituding: sok suci atau sok baik...
Namun, hendaknya kita tidak terlalu peduli dengan apa kata orang...
Kuasa Ilahi-Nya telah menganugerahkan kita kemampuan untuk hidup saleh...
Menurut tuntunan Roh Kudus yang terus membisikkan untuk hidup menurut roh dan mengendalikan keinginan daging.
Ya, kalau memang bisa hidup saleh, kenapa tidak?
Apakah salah jika hidup berkenan di hadapan Allah?
Tentunya tidak, bukan?
Pada akhirnya, bukan omongan orang yang jadi patokan...
Bukan pula melakukan sesuatu yang disukai orang banyak yang akan membawa kita kepada kekekalan di Surga...
Namun, melakukan kehendak Bapa di Surga dan terus hidup di dalam Dia...
Melakukan dengan segenap hati peran yang dipercayakan kepada kita...
Kuasa dan kasih-Nya cukup bagi kita untuk terus berjalan di jalan-Nya.
(-fon-)
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
--- 2 Petrus 1:3
TODAY, 15 Maret 2016: Hidup Bersatu dengan Allah
Hidup Bersatu dengan Allah
Mari mengamati kembali hidup yang sedang kita jalani...
Bagaimana kita menjalani hidup kita?
Biasa-biasa sajakah? Seperti orang lain pada umumnya?
Atau penuh gossip karena kita termasuk orang yang sukses di pergaulan dengan cara yang demikian-dengan bergunjing dan mencari kesenangan di dalamnya?
Atau dengan sungguh menjalaninya dengan kesadaran sebagai pengikut Kristus?
Tuhan sudah menyatakan kepada kita apa yang baik...
Berlaku adil, mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan-Nya.
Sekali lagi: rendah hati.
Karena tidak banyak yang dicapai dari kesombongan, selain pada akhirnya: kehancuran dan rasa sesal di hati...
Semoga kita senantiasa ingat bahwa hidup ini adalah anugerah-Nya.
Dengan menjalani kehidupan ini bersama dengan-Nya, kita menjadi kuat menghadapi banyak persoalan yang bakal kita temui sepanjang perjalanan...
Hidup yang menyenangkan Dia dan berkenan bagi-Nya...
Semoga kita menjalani kehidupan yang demikian adanya.
(-fon-)
Tidak! TUHAN telah menyatakan kepada kita apa yang baik. Yang dituntut-Nya dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita.
--- Mikha 6:8
Mari mengamati kembali hidup yang sedang kita jalani...
Bagaimana kita menjalani hidup kita?
Biasa-biasa sajakah? Seperti orang lain pada umumnya?
Atau penuh gossip karena kita termasuk orang yang sukses di pergaulan dengan cara yang demikian-dengan bergunjing dan mencari kesenangan di dalamnya?
Atau dengan sungguh menjalaninya dengan kesadaran sebagai pengikut Kristus?
Tuhan sudah menyatakan kepada kita apa yang baik...
Berlaku adil, mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan-Nya.
Sekali lagi: rendah hati.
Karena tidak banyak yang dicapai dari kesombongan, selain pada akhirnya: kehancuran dan rasa sesal di hati...
Semoga kita senantiasa ingat bahwa hidup ini adalah anugerah-Nya.
Dengan menjalani kehidupan ini bersama dengan-Nya, kita menjadi kuat menghadapi banyak persoalan yang bakal kita temui sepanjang perjalanan...
Hidup yang menyenangkan Dia dan berkenan bagi-Nya...
Semoga kita menjalani kehidupan yang demikian adanya.
(-fon-)
Tidak! TUHAN telah menyatakan kepada kita apa yang baik. Yang dituntut-Nya dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Allah kita.
--- Mikha 6:8
Sunday, March 13, 2016
TODAY, 14 Maret 2016: Tegar di Masa Sukar
Tegar di Masa Sukar
Hidup dengan segala perjalanannya terkadang membawa kita kepada keadaan yang sama sekali tak pernah terbayangkan...
Kesulitan atau kesukaran itu sungguh di luar perkiraan dan sangat sulit untuk dilalui...
Siapa yang mau? Tidak ada...
Namun pada kenyataannya: permasalahan datang menyapa suka ataupun tidak.
Yang hendaknya tetap kita ingat: semua masalah itu adalah sementara...
Sekarang seolah masalah besar, besok-besok belum tentu...
Sekarang begitu tenang dan damai, mungkin detik selanjutnya: masalah baru timbul...
Namun sebagaimana kehidupan ini tidak abadi...
Tiada masalah yang abadi juga...
Ini semua akan berlalu...
Di dalam Tuhan, semoga kita masih bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian...
Pasti ada maksud-Nya.
Everything happens for a reason...
Tetap bersuka cita di dalam Dia...
Jangan sampai harapan itu hilang dan iman melemah...
Semoga kita tetap bisa tegar di masa sukar...
Karena percaya Allah selalu beserta kita.
Sekarang dan selama-lamanya.
(-fon-)
Karena itu hendaklah kalian bersuka hati, meskipun sekarang untuk sementara waktu kalian harus menjadi sedih karena kalian mengalami bermacam-macam cobaan.
--- 1 Petrus 1:6
Hidup dengan segala perjalanannya terkadang membawa kita kepada keadaan yang sama sekali tak pernah terbayangkan...
Kesulitan atau kesukaran itu sungguh di luar perkiraan dan sangat sulit untuk dilalui...
Siapa yang mau? Tidak ada...
Namun pada kenyataannya: permasalahan datang menyapa suka ataupun tidak.
Yang hendaknya tetap kita ingat: semua masalah itu adalah sementara...
Sekarang seolah masalah besar, besok-besok belum tentu...
Sekarang begitu tenang dan damai, mungkin detik selanjutnya: masalah baru timbul...
Namun sebagaimana kehidupan ini tidak abadi...
Tiada masalah yang abadi juga...
Ini semua akan berlalu...
Di dalam Tuhan, semoga kita masih bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian...
Pasti ada maksud-Nya.
Everything happens for a reason...
Tetap bersuka cita di dalam Dia...
Jangan sampai harapan itu hilang dan iman melemah...
Semoga kita tetap bisa tegar di masa sukar...
Karena percaya Allah selalu beserta kita.
Sekarang dan selama-lamanya.
(-fon-)
Karena itu hendaklah kalian bersuka hati, meskipun sekarang untuk sementara waktu kalian harus menjadi sedih karena kalian mengalami bermacam-macam cobaan.
--- 1 Petrus 1:6
TODAY, 13 Maret 2016: Berbuat Baik
Berbuat Baik
Beberapa dari kita atau mungkin banyak dari kita menjadi ragu untuk berbuat baik di saat balasan yang kita terima tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan kita.
Kita juga hendaknya melakukan manajemen ekspektasi, sehingga ketika kita kecewa, tidak terlalu berlebihan reaksinya.
Perbuatan baik kita, mungkin tidak dibalas dengan kebaikan...
Malah ada yang keterlaluan, memanfaatkan-bahkan menghancurkan kebaikan itu dengan fitnah atau tipu muslihat...
Namun, Tuhan senantiasa melihat...
Dia tidak tidur saat semua itu terjadi...
Keadilan memang milik-Nya dan terkadang tidak selalu sesuai dengan pikiran manusia...
Sembari menata kembali hati kita, juga melakukan manajemen ekspektasi, semoga kita tidak lelah melakukan hal-hal yang baik...
Dan saat kita mempertanggungjawabkan tindakan kita semasa hidup nanti kepada-Nya, kita pun bisa dengan bangga menyatakan diri kepada-Nya.
" Ini Tuhan, saya sudah lakukan yang terbaik yang saya bisa..."
(-fon-)
Sebab itu, janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai hasilnya.
--- Galatia 6:9
Beberapa dari kita atau mungkin banyak dari kita menjadi ragu untuk berbuat baik di saat balasan yang kita terima tidak sesuai dengan ekspektasi atau harapan kita.
Kita juga hendaknya melakukan manajemen ekspektasi, sehingga ketika kita kecewa, tidak terlalu berlebihan reaksinya.
Perbuatan baik kita, mungkin tidak dibalas dengan kebaikan...
Malah ada yang keterlaluan, memanfaatkan-bahkan menghancurkan kebaikan itu dengan fitnah atau tipu muslihat...
Namun, Tuhan senantiasa melihat...
Dia tidak tidur saat semua itu terjadi...
Keadilan memang milik-Nya dan terkadang tidak selalu sesuai dengan pikiran manusia...
Sembari menata kembali hati kita, juga melakukan manajemen ekspektasi, semoga kita tidak lelah melakukan hal-hal yang baik...
Dan saat kita mempertanggungjawabkan tindakan kita semasa hidup nanti kepada-Nya, kita pun bisa dengan bangga menyatakan diri kepada-Nya.
" Ini Tuhan, saya sudah lakukan yang terbaik yang saya bisa..."
(-fon-)
Sebab itu, janganlah kita menjadi bosan melakukan hal-hal yang baik; sebab kalau kita tidak berhenti melakukan hal-hal itu sekali kelak kita akan menuai hasilnya.
--- Galatia 6:9
Friday, March 11, 2016
TODAY, 12 Maret 2016: Menjaga Mulut Kami
Menjaga Mulut Kami
Tuhan Yesus, semoga kami bisa menjaga mulut kami...
Mulut, lidah, dan bibir yang Kauanugerahkan kepada kami...
Yang seolah kecil, namun bisa mematikan...
Dengan perkataan yang menghina, mengecilkan, atau memfitnah orang lain...
Padahal segala yang kami punyai hanyalah titipan...
Semua hanyalah anugerah-Mu yang suatu saat harus kami kembalikan...
Saat kami kembali pulang ke rumah-Mu...
Semoga kami bisa mengawasi mulut kami...
Bibir dan lidah kami...
Sehingga membawa berkat dan kebaikan bagi orang-orang di sekitar kami...
Tanpa kompromi tetap menyebarkan kebenaran dan tetap tegas di dalam iman kami...
Namun juga tetap mengupayakan yang terbaik untuk menjaga mulut dan lidah kami.
Amin.
(-fon-)
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
--- Mazmur 141:3
Tuhan Yesus, semoga kami bisa menjaga mulut kami...
Mulut, lidah, dan bibir yang Kauanugerahkan kepada kami...
Yang seolah kecil, namun bisa mematikan...
Dengan perkataan yang menghina, mengecilkan, atau memfitnah orang lain...
Padahal segala yang kami punyai hanyalah titipan...
Semua hanyalah anugerah-Mu yang suatu saat harus kami kembalikan...
Saat kami kembali pulang ke rumah-Mu...
Semoga kami bisa mengawasi mulut kami...
Bibir dan lidah kami...
Sehingga membawa berkat dan kebaikan bagi orang-orang di sekitar kami...
Tanpa kompromi tetap menyebarkan kebenaran dan tetap tegas di dalam iman kami...
Namun juga tetap mengupayakan yang terbaik untuk menjaga mulut dan lidah kami.
Amin.
(-fon-)
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!
--- Mazmur 141:3
TODAY, 11 Maret 2016: Dari Dalam Gelap Terbitlah Terang
Dari Dalam Gelap Terbitlah Terang
Memprihatinkan.
Mungkin itu kata-kata yang timbul di pikiran kita, saat membaca atau mendengar tindakan bunuh diri yang dilakukan orang-orang di sekitar kita...
Juga sangat kasihan...
Karena: sementara banyak orang berlomba-lomba untuk tetap hidup, melawan sakit parah yang dideritanya, masih ada yang malahan mengakhiri hidupnya...
Tentunya, kita juga tak hendak menghakimi apa yang sebetulnya terjadi.
Karena kita tak pernah berada pada posisi mereka, tak seharusnya pula kita sok tahu...
Mereka pastinya mengalami kegelapan yang luar biasa dan merasa gelap itu menuntun mereka sampai akhir nanti...
Di dalam Allah, hendaknya dari kegelapan itu timbullah terang...
Allah yang menerbitkan terang itu di dalam hati kita...
Dengan demikian, pikiran kita pun terang...
Dan kita bisa memahami kecemerlangan Allah dan rancangan-Nya di hidup kita...
Mari berdoa untuk kita semua...
Juga orang-orang yang menderita di sekitar kita...
Jika mungkin, menjadi saluran kasih dan kebaikan bagi mereka yang putus harapan...
Tingkatkan iman kita, jangan berhenti berharap...
Yakinlah suatu saat terang-Nya kembali menaungi kita.
(-fon-)
Allah yang berkata, "Hendaklah dari dalam gelap terbit terang," Allah itulah juga yang menerbitkan terang itu di dalam hati kita, supaya pikiran kita menjadi terang untuk memahami kecemerlangan Allah yang bersinar pada wajah Kristus.
--- 2 Korintus 4:6
Memprihatinkan.
Mungkin itu kata-kata yang timbul di pikiran kita, saat membaca atau mendengar tindakan bunuh diri yang dilakukan orang-orang di sekitar kita...
Juga sangat kasihan...
Karena: sementara banyak orang berlomba-lomba untuk tetap hidup, melawan sakit parah yang dideritanya, masih ada yang malahan mengakhiri hidupnya...
Tentunya, kita juga tak hendak menghakimi apa yang sebetulnya terjadi.
Karena kita tak pernah berada pada posisi mereka, tak seharusnya pula kita sok tahu...
Mereka pastinya mengalami kegelapan yang luar biasa dan merasa gelap itu menuntun mereka sampai akhir nanti...
Di dalam Allah, hendaknya dari kegelapan itu timbullah terang...
Allah yang menerbitkan terang itu di dalam hati kita...
Dengan demikian, pikiran kita pun terang...
Dan kita bisa memahami kecemerlangan Allah dan rancangan-Nya di hidup kita...
Mari berdoa untuk kita semua...
Juga orang-orang yang menderita di sekitar kita...
Jika mungkin, menjadi saluran kasih dan kebaikan bagi mereka yang putus harapan...
Tingkatkan iman kita, jangan berhenti berharap...
Yakinlah suatu saat terang-Nya kembali menaungi kita.
(-fon-)
Allah yang berkata, "Hendaklah dari dalam gelap terbit terang," Allah itulah juga yang menerbitkan terang itu di dalam hati kita, supaya pikiran kita menjadi terang untuk memahami kecemerlangan Allah yang bersinar pada wajah Kristus.
--- 2 Korintus 4:6
Thursday, March 10, 2016
TODAY, 10 Maret 2016: Hidup Jujur
Hidup Jujur
Banyak orang menjadi kaya dengan jalan yang kurang jujur.
Entah korupsi, entah kolusi, dan sebagainya...
Mereka mencapai suatu level kekayaan dan menjadi terpandang di masyarakat, lagi-lagi dengan cara yang kurang terpuji.
Banyak orang tak peduli...
"Biarin aja, yang penting tokh kami hidup enak..."
Begitu kata mereka...
"Daripada kamu? Jujur tapi tetap saja miskin."
Begitu pula kata mereka...
Apakah salah untuk hidup jujur?
Banyak orang pula, sampai akhir hayatnya memang hidup sederhana namun itu semua dari kejujuran semasa hidupnya...
Mungkin dibilang naif, bodoh, atau hinaan lainnya...
Tetapi, dalam hati tetap menyuarakan kedamaian: karena sudah hidup dengan benar di hadapan Allah.
Semua orang boleh tertipu, namun Allah tak pernah mampu kita kelabui...
Jauhilah yang jahat, hiduplah dengan jujur.
Jangan menyimpang dari jalan yang benar.
Semoga kita senantiasa menapakkan kaki di jalan Tuhan...
Walaupun kita berbeda dengan dunia...
Karena Tuhan yang Maha Tahu itu tidak pernah tertidur...
Dia melihat segala-galanya...
Kejujuran yang kita perjuangkan semasa hidup, akan menjadi sesuatu yang berharga dan menjadi mahkota kehidupan yang kita persembahkan kepada-Nya.
(-fon-)
Jauhilah yang jahat, dan hiduplah dengan jujur. Janganlah sekali-kali menyimpang dari jalan yang benar.
--- Amsal 4:27
Banyak orang menjadi kaya dengan jalan yang kurang jujur.
Entah korupsi, entah kolusi, dan sebagainya...
Mereka mencapai suatu level kekayaan dan menjadi terpandang di masyarakat, lagi-lagi dengan cara yang kurang terpuji.
Banyak orang tak peduli...
"Biarin aja, yang penting tokh kami hidup enak..."
Begitu kata mereka...
"Daripada kamu? Jujur tapi tetap saja miskin."
Begitu pula kata mereka...
Apakah salah untuk hidup jujur?
Banyak orang pula, sampai akhir hayatnya memang hidup sederhana namun itu semua dari kejujuran semasa hidupnya...
Mungkin dibilang naif, bodoh, atau hinaan lainnya...
Tetapi, dalam hati tetap menyuarakan kedamaian: karena sudah hidup dengan benar di hadapan Allah.
Semua orang boleh tertipu, namun Allah tak pernah mampu kita kelabui...
Jauhilah yang jahat, hiduplah dengan jujur.
Jangan menyimpang dari jalan yang benar.
Semoga kita senantiasa menapakkan kaki di jalan Tuhan...
Walaupun kita berbeda dengan dunia...
Karena Tuhan yang Maha Tahu itu tidak pernah tertidur...
Dia melihat segala-galanya...
Kejujuran yang kita perjuangkan semasa hidup, akan menjadi sesuatu yang berharga dan menjadi mahkota kehidupan yang kita persembahkan kepada-Nya.
(-fon-)
Jauhilah yang jahat, dan hiduplah dengan jujur. Janganlah sekali-kali menyimpang dari jalan yang benar.
--- Amsal 4:27
Wednesday, March 9, 2016
TODAY, 9 Maret 2016: Mengapa Begini, Mengapa Begitu?
Mengapa Begini, Mengapa Begitu?
Waktu kecil dulu ada satu serial untuk menjawab rasa ingin tahu anak-anak...
Bertajuk "Mengapa Begini, Mengapa Begitu," buku ini menjadi jawaban atas rasa ingin tahu sebatas pemikiran anak-anak.
Sebagai manusia: tak jarang kita bertanya-tanya sepanjang perjalanan hidup kita...
Terkadang kita pun membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain...
Entah di dalam pekerjaan, di dalam tugas pelayanan, ataupun di dalam banyak aspek di kehidupan ini.
Kita pun bertanya: " Mengapa aku begini, mengapa dia begitu, Tuhan?"
Mengapa satu orang seolah begitu dianugerahi banyak, sementara aku sulit sekali mencari satu talenta saja yang Tuhan titipkan kepadaku?
Ayat dari Efesus 4:7 ini semoga menjadi jawaban atas kebingungan-kebingungan kita...
Mungkin tidak bisa menjawab keseluruhannya, karena tentunya masalah tiap orang begitu kompleksnya...
Mungkin juga waktu-Nya belum tiba untuk menjawab pertanyaan dari lubuk hati terdalam kita...
Namun: kepada kita masing-masing sudah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus...
Tuhanlah yang tahu: Si A cocok diberikan ini, Si B diberikan itu, Si C diberikan hal-hal lainnya, dan seterusnya.
Daripada mempertanyakan sepanjang perjalanan dan menjadi gusar karenanya...
Mengapa kita tidak mencari tahu apa yang dititipkan-Nya kepada kita?
Lalu, menggali talenta itu sebaik-baiknya dan mempergunakan untuk sebesar-besarnya kemuliaan-Nya?
Semoga kita tetap hidup dan memberikan yang terbaik di dalam Dia!
(-fon-)
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
--- Efesus 4:7
Waktu kecil dulu ada satu serial untuk menjawab rasa ingin tahu anak-anak...
Bertajuk "Mengapa Begini, Mengapa Begitu," buku ini menjadi jawaban atas rasa ingin tahu sebatas pemikiran anak-anak.
Sebagai manusia: tak jarang kita bertanya-tanya sepanjang perjalanan hidup kita...
Terkadang kita pun membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain...
Entah di dalam pekerjaan, di dalam tugas pelayanan, ataupun di dalam banyak aspek di kehidupan ini.
Kita pun bertanya: " Mengapa aku begini, mengapa dia begitu, Tuhan?"
Mengapa satu orang seolah begitu dianugerahi banyak, sementara aku sulit sekali mencari satu talenta saja yang Tuhan titipkan kepadaku?
Ayat dari Efesus 4:7 ini semoga menjadi jawaban atas kebingungan-kebingungan kita...
Mungkin tidak bisa menjawab keseluruhannya, karena tentunya masalah tiap orang begitu kompleksnya...
Mungkin juga waktu-Nya belum tiba untuk menjawab pertanyaan dari lubuk hati terdalam kita...
Namun: kepada kita masing-masing sudah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus...
Tuhanlah yang tahu: Si A cocok diberikan ini, Si B diberikan itu, Si C diberikan hal-hal lainnya, dan seterusnya.
Daripada mempertanyakan sepanjang perjalanan dan menjadi gusar karenanya...
Mengapa kita tidak mencari tahu apa yang dititipkan-Nya kepada kita?
Lalu, menggali talenta itu sebaik-baiknya dan mempergunakan untuk sebesar-besarnya kemuliaan-Nya?
Semoga kita tetap hidup dan memberikan yang terbaik di dalam Dia!
(-fon-)
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
--- Efesus 4:7
Tuesday, March 8, 2016
TODAY, 8 Maret 2016: Tabiat Manusia
Tabiat Manusia
Orang-orang yang hidup menurut tabiat manusia, terus memikirkan apa yang diinginkan oleh tabiat manusia. Tetapi orang-orang yang hidup menurut Roh Allah, terus memikirkan apa yang diinginkan oleh Roh Allah.
(Roma 8:5, Edisi BIS: Bahasa Indonesia Sehari-Hari)
Kata 'Tabiat' dalam Kamus online Bahasa Indonesia berarti perangai, watak, budi pekerti. Juga memiliki arti perbuatan yang selalu dilakukan, kelakuan; tingkah laku.
Tingkah laku manusia seringnya yaaa seturut kehendak mereka sendiri...
Maunya senang, gak usah kerja keras, cepat bosan, malas, egois, dan sebagainya...
Lho, koq demikian adanya?
Apa gak ada tingkah laku manusia yang baik-baik, yang penuh motivasi, yang penuh kebaikan?
Mungkin yaaa: ada...
Tapi, jujur saja: mungkin gak banyak yang pada dasarnya demikian.
Hidup menurut tabiat manusia, menurut daging, hanya memikirkan hal-hal kedagingan...
Hal-hal yang diinginkan oleh diri sendiri...
Namun, setelah ikut Yesus, tentunya dan seharusnya kita membuat perbedaan dengan hidup menurut Roh Allah...
Terus memikirkan apa yang diingkan oleh Roh Allah yang membisikkan kita lewat hati nurani untuk tetap memilih jalan yang paling jarang dilalui oleh banyak orang bersama-Nya...
Gak ikut-ikutan apa yang lagi tren, apa yang terlalu mainstream...
Namun: berani membuat perbedaan...
Semoga kita senantiasa hidup di dalam Dia...
Semoga Roh Allah senantiasa menaungi kita dan memberikan damai sejahtera di hati kita.
Amin.
(-fon-)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
--- Roma 8:5
Orang-orang yang hidup menurut tabiat manusia, terus memikirkan apa yang diinginkan oleh tabiat manusia. Tetapi orang-orang yang hidup menurut Roh Allah, terus memikirkan apa yang diinginkan oleh Roh Allah.
(Roma 8:5, Edisi BIS: Bahasa Indonesia Sehari-Hari)
Tingkah laku manusia seringnya yaaa seturut kehendak mereka sendiri...
Maunya senang, gak usah kerja keras, cepat bosan, malas, egois, dan sebagainya...
Lho, koq demikian adanya?
Apa gak ada tingkah laku manusia yang baik-baik, yang penuh motivasi, yang penuh kebaikan?
Mungkin yaaa: ada...
Tapi, jujur saja: mungkin gak banyak yang pada dasarnya demikian.
Hidup menurut tabiat manusia, menurut daging, hanya memikirkan hal-hal kedagingan...
Hal-hal yang diinginkan oleh diri sendiri...
Namun, setelah ikut Yesus, tentunya dan seharusnya kita membuat perbedaan dengan hidup menurut Roh Allah...
Terus memikirkan apa yang diingkan oleh Roh Allah yang membisikkan kita lewat hati nurani untuk tetap memilih jalan yang paling jarang dilalui oleh banyak orang bersama-Nya...
Gak ikut-ikutan apa yang lagi tren, apa yang terlalu mainstream...
Namun: berani membuat perbedaan...
Semoga kita senantiasa hidup di dalam Dia...
Semoga Roh Allah senantiasa menaungi kita dan memberikan damai sejahtera di hati kita.
Amin.
(-fon-)
Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
--- Roma 8:5
Subscribe to:
Posts (Atom)