Monday, September 30, 2019
TODAY, 30 September 2019: Kemurahan-Mu Di Hidup Kami...
TODAY, 30 September 2019:
Kemurahan-Mu Di Hidup Kami...
Selamat malam, Bapa...
Kami bersyukur dan berterima kasih untuk kehidupan yang sudah kami jalani sampai hari ini.
Semua tentunya karena kebaikan dan kemurahan-Mu belaka...
Yang akan senantiasa kami ingat sepanjang masa...
Kami bersyukur untuk makanan yang terhidang hari ini.
Semuanya cukup dan memberikan kekuatan bagi kami untuk melangkah di kehidupan ini.
Kami bersyukur untuk anak-anak yang tidur lelap hari ini...
Karena penjagaan-Mu yang sempurna atas mereka...
Mereka bisa tidur nyenyak hari ini...
Kami bersyukur untuk setiap hal yang Kauizinkan terjadi di diri kami...
Karena pada akhirnya, ketika melakukan kilas balik...
Kami bersyukur...
Bahwa itu semua memberikan kami pelajaran berharga dalam kehidupan ini...
Bersyukur untuk setiap orang yang Kauizinkan hadir di hidup kami...
Karena segala sesuatu terjadi pasti ada maksud dari-Mu...
Banyak kemurahan-Mu di hidup kami, Tuhan.
Terima kasih.
Dan kami juga berdoa untuk negeri kami, keluarga kami, orang-orang yang dekat di hati kami.
Termasuk mendoakan orang-orang yang memusuhi kami...
Terkadang tanpa kami tahu sebabnya...
Dan mendoakan mereka yang tidak bersahabat kepada kami...
Ajarilah kami untuk semakin mengasihi seperti Engkau...
Bukan hanya pamrih, baik kepada orang yang baik terhadap kami...
Kemurahan-Mu di hidup kami, semoga juga mengalir di hati kami...
Sehingga memampukan kami murah hati kepada orang-orang di sekitar kami.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
--- Roma 2:4
Sunday, September 29, 2019
TODAY, 29 September 2019 : Tiap Orang Akan Memikul Tanggungannya Sendiri
TODAY, 29 September 2019 :
Tiap Orang Akan Memikul Tanggungannya Sendiri
Tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
Tidak perlu sebetulnya terlalu iri dengan keadaan yang seolah begitu baik di pandangan kita.
Karena sekali lagi, kita tak pernah tahu beban orang tersebut...
Sama, ketika kita terlihat baik di mata orang lain...
Mereka tak pernah tahu, apa yang kita hadapi...
Kecuali kita bercerita dan mempercayakan sebagian kisah hidup kita...
Tentunya itu bukan seluruhnya...
Hanya satu, dua bagian saja...
Manusia seringnya menilai dari apa yang terlihat...
Lalu di pikiran terbentuk juga...
Oh mungkin begini, mungkin begitu...
Apakah itu pasti benar?
Belum tentu.
Jadi, jalani saja hidup kita masing-masing...
Dengan sebaik-baiknya...
Tiap orang memikul tanggungannya.
Punya bebannya masing-masing...
Jadi, tak perlu iri hati ataupun dengki...
Semoga kita dimampukan untuk lebih bijaksana dalam hidup.
Memohon pimpinan hikmat yang dari atas...
Hikmat Tuhan...
Semoga senantiasa diturunkan atas kita dan memenuhi hati kita.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
--- Galatia 6:5
Tiap Orang Akan Memikul Tanggungannya Sendiri
Tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
Tidak perlu sebetulnya terlalu iri dengan keadaan yang seolah begitu baik di pandangan kita.
Karena sekali lagi, kita tak pernah tahu beban orang tersebut...
Sama, ketika kita terlihat baik di mata orang lain...
Mereka tak pernah tahu, apa yang kita hadapi...
Kecuali kita bercerita dan mempercayakan sebagian kisah hidup kita...
Tentunya itu bukan seluruhnya...
Hanya satu, dua bagian saja...
Manusia seringnya menilai dari apa yang terlihat...
Lalu di pikiran terbentuk juga...
Oh mungkin begini, mungkin begitu...
Apakah itu pasti benar?
Belum tentu.
Jadi, jalani saja hidup kita masing-masing...
Dengan sebaik-baiknya...
Tiap orang memikul tanggungannya.
Punya bebannya masing-masing...
Jadi, tak perlu iri hati ataupun dengki...
Semoga kita dimampukan untuk lebih bijaksana dalam hidup.
Memohon pimpinan hikmat yang dari atas...
Hikmat Tuhan...
Semoga senantiasa diturunkan atas kita dan memenuhi hati kita.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
--- Galatia 6:5
Saturday, September 28, 2019
TODAY, 28 September 2019: Apel Emas Di Pinggan Perak
TODAY, 28 September 2019:
Apel Emas Di Pinggan Perak
Perkataan yang diucapkan tepat waktu adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
Wah, ketika membaca hal ini...
Langsung membayangkan...
Apel emas di pinggan perak.
Mungkin itulah yang dikatakan dengan 'Pas banget!'
Tetapi memang untuk mencapai perkataan yang tepat waktu...
Tepat guna dan bermanfaat...
Tentunya tidak mudah...
Banyak kali, justru perkataan-perkataan kita malah menyudutkan...
Menghancurkan orang lain...
Sinis, jika tidak dikatakan menghina orang...
Tidak selalu mudah memang...
Untuk itu marilah memohon Tuhan untuk Roh Pengendalian Diri...
Terutama untuk mengendalikan perkataan kita...
Agar jika kita tidak bisa memberikan manfaat atau faedah...
Lebih baik diam...
Hanya untuk mencapai hal ini...
Butuh latihan dan disiplin...
Terutama kepada orang-orang dekat yang terbiasa mengecewakan...
Dan kita pun tanpa sungkan langsung bicara apa adanya.
Tanpa basa-basi.
Semoga dengan membayangkan ayat apel emas di pinggan perak ini...
Kita semakin dimampukan untuk berucap hal-hal baik...
Tepat waktu...
Dan menjadi saluran kasih-Nya bagi sekitar kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
--- Amsal 25:11
Apel Emas Di Pinggan Perak
Perkataan yang diucapkan tepat waktu adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
Wah, ketika membaca hal ini...
Langsung membayangkan...
Apel emas di pinggan perak.
Mungkin itulah yang dikatakan dengan 'Pas banget!'
Tetapi memang untuk mencapai perkataan yang tepat waktu...
Tepat guna dan bermanfaat...
Tentunya tidak mudah...
Banyak kali, justru perkataan-perkataan kita malah menyudutkan...
Menghancurkan orang lain...
Sinis, jika tidak dikatakan menghina orang...
Tidak selalu mudah memang...
Untuk itu marilah memohon Tuhan untuk Roh Pengendalian Diri...
Terutama untuk mengendalikan perkataan kita...
Agar jika kita tidak bisa memberikan manfaat atau faedah...
Lebih baik diam...
Hanya untuk mencapai hal ini...
Butuh latihan dan disiplin...
Terutama kepada orang-orang dekat yang terbiasa mengecewakan...
Dan kita pun tanpa sungkan langsung bicara apa adanya.
Tanpa basa-basi.
Semoga dengan membayangkan ayat apel emas di pinggan perak ini...
Kita semakin dimampukan untuk berucap hal-hal baik...
Tepat waktu...
Dan menjadi saluran kasih-Nya bagi sekitar kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
--- Amsal 25:11
Friday, September 27, 2019
TODAY, 27 September 2019: Bandel
TODAY, 27 September 2019:
Bandel
Walaupun 'labeling' tidak pernah dibenarkan...
Tetapi ada kalanya, orang tua menyebut anaknya 'bandel', saat tak lagi mau dengar kata mereka.
Apa yang mereka sarankan, dianggap salah.
Karena anak muda itu mau ikut jalannya sendiri.
Tidak mau taat kepada orang tuanya.
Karena dipikir dia cukup pintar untuk mengambil keputusan.
Apalagi ini sehubungan dengan dirinya sendiri.
Sementara sebagai orang tua berpikir, bahwa karena lebih berpengalaman dalam hidup...
Mereka pun punya preferensi pilihan.
Biasanya ini menjadi permasalahan...
Dan kalau tidak diselesaikan dengan baik...
Bisa jadi cekcok yang lumayan mengganggu hubungan di dalam keluarga.
'Parenting' atau bagaimana hendaknya kita mengasuh anak...
Selalu sedikit banyak menjadi acuan bagi saya pribadi.
Meskipun tidak 100% sama...
Tetapi ini menjadi bahan refleksi bagi saya pribadi.
Menjadi anak semacam apa saya bagi Allah?
Apakah saya hamba-Nya yang tidak mau mendengar kata-kata-Nya...?
Enggan mendengar suara-Nya?
Tidak mau taat terhadap firman-Nya???
Mungkin Tuhan selalu mengingatkan kita dengan rajin...
Tak jemu-jemu ia berbicara...
Tetapi kita dengan angkuhnya membangun sebuah dinding...
Menempatkan Tuhan di satu sudut...
Biar DIA tidak bisa melewati dinding keangkuhan yang kita bangun.
Kita menjadi anak-anak yang 'bandel' dan seperti biasa:
penyesalan akan datang terlambat...
Sesudah semuanya berlalu...
Sesudah kejadian demi kejadian terlewati...
Baru merasa, baru tahu...
Ah, seandainya saya mendengar suara-Nya...
Mengucapkan 'Ya' pada rencana-Nya...
Mungkin keadaan tidak seperti ini...
Ampuni kami ketika kami 'bandel' dan kurang taat pada-Mu, Tuhan...
Semoga mulai saat ini, kami bisa lebih membuka diri dan lebih taat...
Untuk masuk ke rancangan keselamatan-Mu.
Amin.
(-fon-)
Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: "Aku tidak mau mendengarkan!" Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!
--- Yeremia 22:21
Aku telah berbicara kepadamu ketika keadaanmu baik, tapi kamu tak mau mendengarkan. Memang begitulah tingkah lakumu dari dulu sampai sekarang; tak pernah kamu mau taat kepada-Ku.
--- Yeremia 22:21 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Thursday, September 26, 2019
TODAY, 26 September 2019: Maksud Hati...
TODAY, 26 September 2019:
Maksud Hati...
Membaca Amsal 21 ini, tentang maksud hati...
Langsung teringat peribahasa di kala masih duduk di bangku sekolah dulu...
"Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai..."
Tetapi saya tidak berniat menjelaskan titik-koma mengenai peribahasa ini...
Karena mayoritas dari Anda pasti sudah hafal di luar kepala...
Setiap perbuatan orang mungkin baik dalam pandangannya sendiri, tapi Tuhanlah yang menilai maksud hatinya.
--- Amsal 21:2 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Setiap orang bisa berbangga akan perbuatan baiknya...
Menurut pandangannya dia sudah melakukan yang terbaik...
Semisal saya dengar pada Kursus Alkitab siang ini...
Banyak orang yang ingin melayani, tetapi hanya ingin terlihat baik...
Terlihat 'wah' berada di jajaran pengurus...
Tetapi di sana, tidak melakukan apa-apa...
Atau hanya ingin melakukan kerja 'volunteer'...
Sesuatu yang sukarela...
Jadi bisa sesuka hatinya...
Padahal...
Untuk hati yang melayani...
Maksud hati itu sangat penting...
Ketika Tuhan melihat maksud hati kita...
DIA pun tahu, setiap orang punya niatan baik atau tidak...
Motivasi murni untuk Tuhan atau kepentingan pribadi...
DIA tahu semuanya...
Untuk itu...
Jangan pernah menilai dari pandangan diri...
Baik tidaknya kita, bukan kita yang menilai...
Tetapi Tuhan sendiri...
DIALAH yang mengetahui semuanya...
Maksud hati dari tiap insan dan umat-Nya...
Malam ini, kami mohon kepada-Mu, Tuhan...
Mohon perbaharuilah diri kami...
Jika ada maksud hati yang kurang baik, mohon Engkau murnikan kembali...
Semoga Roh Kudus-Mu memimpin kami.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Maksud Hati...
Membaca Amsal 21 ini, tentang maksud hati...
Langsung teringat peribahasa di kala masih duduk di bangku sekolah dulu...
"Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai..."
Tetapi saya tidak berniat menjelaskan titik-koma mengenai peribahasa ini...
Karena mayoritas dari Anda pasti sudah hafal di luar kepala...
Setiap perbuatan orang mungkin baik dalam pandangannya sendiri, tapi Tuhanlah yang menilai maksud hatinya.
--- Amsal 21:2 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Setiap orang bisa berbangga akan perbuatan baiknya...
Menurut pandangannya dia sudah melakukan yang terbaik...
Semisal saya dengar pada Kursus Alkitab siang ini...
Banyak orang yang ingin melayani, tetapi hanya ingin terlihat baik...
Terlihat 'wah' berada di jajaran pengurus...
Tetapi di sana, tidak melakukan apa-apa...
Atau hanya ingin melakukan kerja 'volunteer'...
Sesuatu yang sukarela...
Jadi bisa sesuka hatinya...
Padahal...
Untuk hati yang melayani...
Maksud hati itu sangat penting...
Ketika Tuhan melihat maksud hati kita...
DIA pun tahu, setiap orang punya niatan baik atau tidak...
Motivasi murni untuk Tuhan atau kepentingan pribadi...
DIA tahu semuanya...
Untuk itu...
Jangan pernah menilai dari pandangan diri...
Baik tidaknya kita, bukan kita yang menilai...
Tetapi Tuhan sendiri...
DIALAH yang mengetahui semuanya...
Maksud hati dari tiap insan dan umat-Nya...
Malam ini, kami mohon kepada-Mu, Tuhan...
Mohon perbaharuilah diri kami...
Jika ada maksud hati yang kurang baik, mohon Engkau murnikan kembali...
Semoga Roh Kudus-Mu memimpin kami.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Wednesday, September 25, 2019
TODAY, 25 September 2019 : Berbalik Kepada Tuhan
TODAY, 25 September 2019 :
Berbalik Kepada Tuhan
" Saya bekerja keras. Empat belas jam sehari. "
Demikian dia bertutur.
Seorang Ibu sekitar usia 60-an bersaksi tentang imannya.
"Demi bisnis keluarga, saya jalani. Anak-anak tidak terlalu saya urus, malah suami saya yang lebih dekat ke mereka."
Dia berhenti sebentar. Sebelum melanjutkan...
" Saya tidak pernah berdoa. Sampai satu saat, anak saya berniat bunuh diri."
Lalu tangisnya pecah.
Saya terdiam.
Lalu dia pun melanjutkan lagi...
"Itulah yang menjadi titik balik di kehidupan saya. Sebelum saya dengan sunguh-sungguh berdoa dan melayani Tuhan."
Sebuah kesaksian yang nyata.
Yang bukan sekadar manis didengar namun terasa di awang-awang.
Dunia butuh kisah-kisah perjuangan bangkit dari masa lalu yang menyesakkan...
Untuk kemudian membawa Tuhan kembali ke hidup mereka...
Berbalik dari jalan yang keliru...
Mereka itu mungkin adalah saya.
Mereka itu mungkin adalah Anda...
Kita punya bagian dari diri yang begitu rapuh.
Fragile.
Begitu gampangnya kita pecah, retak...
Di tengah arus dunia yang kita tinggali saat ini...
Seperti Si Ibu tadi...
Marilah kita kembali kepada jalan-Nya...
Berbalik kepada Tuhan...
Mencari wajah-Nya dengan sungguh...
Semoga bukan hanya pada waktu kesesakan...
Melainkan di dalam sukacita pun...
Jangan sampai kita lupa...
Jalan Tuhan adalah jalan yang terbaik...
Meskipun banyak kali kita dilanda keraguan...
Pada akhirnya: berbaliklah hanya kepada-Nya...
Semoga tuntunan tangan kasih-Nya senantiasa melindungi kita.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Tetapi dalam kesesakan mereka berbalik kepada TUHAN, Allah orang Israel. Mereka mencari-Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka.
--- 2 Tawarikh 15:4
Berbalik Kepada Tuhan
" Saya bekerja keras. Empat belas jam sehari. "
Demikian dia bertutur.
Seorang Ibu sekitar usia 60-an bersaksi tentang imannya.
"Demi bisnis keluarga, saya jalani. Anak-anak tidak terlalu saya urus, malah suami saya yang lebih dekat ke mereka."
Dia berhenti sebentar. Sebelum melanjutkan...
" Saya tidak pernah berdoa. Sampai satu saat, anak saya berniat bunuh diri."
Lalu tangisnya pecah.
Saya terdiam.
Lalu dia pun melanjutkan lagi...
"Itulah yang menjadi titik balik di kehidupan saya. Sebelum saya dengan sunguh-sungguh berdoa dan melayani Tuhan."
Sebuah kesaksian yang nyata.
Yang bukan sekadar manis didengar namun terasa di awang-awang.
Dunia butuh kisah-kisah perjuangan bangkit dari masa lalu yang menyesakkan...
Untuk kemudian membawa Tuhan kembali ke hidup mereka...
Berbalik dari jalan yang keliru...
Mereka itu mungkin adalah saya.
Mereka itu mungkin adalah Anda...
Kita punya bagian dari diri yang begitu rapuh.
Fragile.
Begitu gampangnya kita pecah, retak...
Di tengah arus dunia yang kita tinggali saat ini...
Seperti Si Ibu tadi...
Marilah kita kembali kepada jalan-Nya...
Berbalik kepada Tuhan...
Mencari wajah-Nya dengan sungguh...
Semoga bukan hanya pada waktu kesesakan...
Melainkan di dalam sukacita pun...
Jangan sampai kita lupa...
Jalan Tuhan adalah jalan yang terbaik...
Meskipun banyak kali kita dilanda keraguan...
Pada akhirnya: berbaliklah hanya kepada-Nya...
Semoga tuntunan tangan kasih-Nya senantiasa melindungi kita.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Tetapi dalam kesesakan mereka berbalik kepada TUHAN, Allah orang Israel. Mereka mencari-Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka.
--- 2 Tawarikh 15:4
Tuesday, September 24, 2019
TODAY, 24 September 2019: Kekuatan Batin
TODAY, 24 September 2019:
Kekuatan Batin
Terpujilah Allah Bapa...
Terpujilah Yesus Kristus...
Terpujilah Roh Kudus...
Allah Bapa...
Engkaulah Allah yang baik...
Sungguh baik, teramat baik...
Engkaulah Allah yang memberikan kekuatan batin kepada manusia...
Kehidupan bisa membawa kami ke lembah kekelaman...
Yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya...
Tetapi...
Dengan berpegang kepada-Mu...
Dengan mengandalkan-Mu...
Kami dimampukan melewati itu semua...
Kami dimampukan karena kasih-Mu...
Karena tangan-Mu membimbing kami...
Terpujilah Bapa-Putra-dan Roh Kudus...
Untuk setiap kekuatan di tengah segala permasalahan...
Saat kami berpikir kami tak sanggup lagi, bahkan hendak menyerah...
Tetapi Engkau menopang kami...
Saat kami jatuh, tak sampai tergeletak...
Karena uluran tangan-Mu cukup panjang bagi kami...
Menjaga kami agar tidak terperosok lebih dalam...
Memberikan kami sepercik harapan...
Di tengah keadaan yang menyesakkan.
Terima kasih Tuhan untuk perlindungan-Mu.
Untuk kasih-Mu...
Untuk setiap kekuatan batin yang Kauperbaharui hari lepas hari...
Just wanna say thank YOU, God...
Terima kasih.
Dari lubuk hati yang terdalam.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Terpujilah Allah, Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus. Ia Bapa yang sangat baik hati, dan Ia Allah yang memberikan kekuatan batin kepada manusia.
--- 2 Korintus 1:3 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Kekuatan Batin
Terpujilah Allah Bapa...
Terpujilah Yesus Kristus...
Terpujilah Roh Kudus...
Allah Bapa...
Engkaulah Allah yang baik...
Sungguh baik, teramat baik...
Engkaulah Allah yang memberikan kekuatan batin kepada manusia...
Kehidupan bisa membawa kami ke lembah kekelaman...
Yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya...
Tetapi...
Dengan berpegang kepada-Mu...
Dengan mengandalkan-Mu...
Kami dimampukan melewati itu semua...
Kami dimampukan karena kasih-Mu...
Karena tangan-Mu membimbing kami...
Terpujilah Bapa-Putra-dan Roh Kudus...
Untuk setiap kekuatan di tengah segala permasalahan...
Saat kami berpikir kami tak sanggup lagi, bahkan hendak menyerah...
Tetapi Engkau menopang kami...
Saat kami jatuh, tak sampai tergeletak...
Karena uluran tangan-Mu cukup panjang bagi kami...
Menjaga kami agar tidak terperosok lebih dalam...
Memberikan kami sepercik harapan...
Di tengah keadaan yang menyesakkan.
Terima kasih Tuhan untuk perlindungan-Mu.
Untuk kasih-Mu...
Untuk setiap kekuatan batin yang Kauperbaharui hari lepas hari...
Just wanna say thank YOU, God...
Terima kasih.
Dari lubuk hati yang terdalam.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Terpujilah Allah, Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus. Ia Bapa yang sangat baik hati, dan Ia Allah yang memberikan kekuatan batin kepada manusia.
--- 2 Korintus 1:3 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Monday, September 23, 2019
TODAY, 23 September 2019: Hujan Di Siang Ini...
TODAY, 23 September 2019:
Hujan Di Siang Ini...
Sesudah dilanda kabut asap kembali...
Hari ini Singapura diguyur hujan yang cukup deras.
Meskipun durasinya singkat, tetapi sudah setidaknya melegakan...
Saya pun berdoa agar kondisi Indonesia semakin hari semakin ada perkembangan...
Sehubungan dengan kabut asap ini...
Terutama pelaku-pelakunya tentunya harus mempertanggungjawabkan hal ini juga, sesuai dengan hukum yang berlaku...
Ayub dalam Bab 29 ayat 23 mengungkapkan hal ini dengan baik...
Ketika dengan sungguh mencari Allah dan dengan demikian juga mencari hikmat-Nya...
Sesudah itu membagikan hikmat dari-Nya kepada sekitarnya...
Orang menyambut perkataannya dengan gembira...
Seperti petani menyambut hujan di musim bunga...
Saya tertarik dengan perkataan ini...
Seperti petani menyambut hujan di musim bunga...
Tentu sungguh dinanti-nantikan dengan sukacita...
Ah, kembali Tuhan memberi pencerahan yang tak biasa...
Tetapi kali ini sungguh mendatangkan damai dan sukacita...
Hujan di luar membuat cuaca lebih 'adem'...
Sementara, marilah kita menantikan hikmat Allah seperti petani...
Yang menantikan hujan di musim bunga...
Dengan penuh pengharapan...
Dengan iman...
Dan dengan sukacita.
Hujan di siang ini sudah memberikan suatu pencerahan di dalam diri...
Semoga kita dengan tak kenal lelah, tetap mencari hadirat-Nya...
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Semua orang menyambut kata-kataku dengan gembira, seperti petani menyambut hujan di musim bunga.
--- Ayub 29:23 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Hujan Di Siang Ini...
Sesudah dilanda kabut asap kembali...
Hari ini Singapura diguyur hujan yang cukup deras.
Meskipun durasinya singkat, tetapi sudah setidaknya melegakan...
Saya pun berdoa agar kondisi Indonesia semakin hari semakin ada perkembangan...
Sehubungan dengan kabut asap ini...
Terutama pelaku-pelakunya tentunya harus mempertanggungjawabkan hal ini juga, sesuai dengan hukum yang berlaku...
Ayub dalam Bab 29 ayat 23 mengungkapkan hal ini dengan baik...
Ketika dengan sungguh mencari Allah dan dengan demikian juga mencari hikmat-Nya...
Sesudah itu membagikan hikmat dari-Nya kepada sekitarnya...
Orang menyambut perkataannya dengan gembira...
Seperti petani menyambut hujan di musim bunga...
Saya tertarik dengan perkataan ini...
Seperti petani menyambut hujan di musim bunga...
Tentu sungguh dinanti-nantikan dengan sukacita...
Ah, kembali Tuhan memberi pencerahan yang tak biasa...
Tetapi kali ini sungguh mendatangkan damai dan sukacita...
Hujan di luar membuat cuaca lebih 'adem'...
Sementara, marilah kita menantikan hikmat Allah seperti petani...
Yang menantikan hujan di musim bunga...
Dengan penuh pengharapan...
Dengan iman...
Dan dengan sukacita.
Hujan di siang ini sudah memberikan suatu pencerahan di dalam diri...
Semoga kita dengan tak kenal lelah, tetap mencari hadirat-Nya...
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Semua orang menyambut kata-kataku dengan gembira, seperti petani menyambut hujan di musim bunga.
--- Ayub 29:23 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Sunday, September 22, 2019
TODAY, 22 September 2019: Pencobaan
TODAY, 22 September 2019:
Pencobaan
Ketika pencobaan menghampiri...
Banyak kali, manusia berkata bahwa, "Pencobaan ini datang dari Allah!"
Namun Yakobus 1:13 mengingatkan kita bahwa...
Jangan sampai kita berkata demikian.
Karena Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat.
Dan DIA sendiri tidak mencobai siapa pun juga...
Melainkan...
Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri...
Karena ia diseret dan dipikat olehnya...
(Bahasanya sungguh luar biasa...)
Diseret dan dipikat...
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi...
Ia melahirkan dosa...
Dan apabila dosa itu sudah matang...
Ia melahirkan maut...
Pencobaan pasti akan datang di kehidupan kita...
Entah di episode yang mana...
Tiba-tiba saja, mungkin hanya dalam hitungan detik...
Itu bisa berubah.
Untuk itu marilah kita tetap waspada...
Dan semoga tidak terlintas dalam pikiran kita...
Untuk menyalahkan Tuhan...
Karena banyak kali, itu adalah jalan termudah...
Agar DIA yang tanggung jawab...
Sementara kenyataannya, kita yang tak bisa mengendalikan keinginan kita.
Marilah belajar menyikapi pencobaan dengan lebih bijaksana.
Introspeksi diri lebih baik...
Dan belajar dari pengalaman hidup yang mungkin kurang mengenakkan ini...
Untuk lebih baik di masa mendatang.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri,karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
--- Yakobus 1:13-15
Pencobaan
Ketika pencobaan menghampiri...
Banyak kali, manusia berkata bahwa, "Pencobaan ini datang dari Allah!"
Namun Yakobus 1:13 mengingatkan kita bahwa...
Jangan sampai kita berkata demikian.
Karena Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat.
Dan DIA sendiri tidak mencobai siapa pun juga...
Melainkan...
Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri...
Karena ia diseret dan dipikat olehnya...
(Bahasanya sungguh luar biasa...)
Diseret dan dipikat...
Dan apabila keinginan itu telah dibuahi...
Ia melahirkan dosa...
Dan apabila dosa itu sudah matang...
Ia melahirkan maut...
Pencobaan pasti akan datang di kehidupan kita...
Entah di episode yang mana...
Tiba-tiba saja, mungkin hanya dalam hitungan detik...
Itu bisa berubah.
Untuk itu marilah kita tetap waspada...
Dan semoga tidak terlintas dalam pikiran kita...
Untuk menyalahkan Tuhan...
Karena banyak kali, itu adalah jalan termudah...
Agar DIA yang tanggung jawab...
Sementara kenyataannya, kita yang tak bisa mengendalikan keinginan kita.
Marilah belajar menyikapi pencobaan dengan lebih bijaksana.
Introspeksi diri lebih baik...
Dan belajar dari pengalaman hidup yang mungkin kurang mengenakkan ini...
Untuk lebih baik di masa mendatang.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri,karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
--- Yakobus 1:13-15
Saturday, September 21, 2019
TODAY, 21 September 2019: Vonis
TODAY, 21 September 2019:
Vonis
Kata 'Vonis' searti dengan hukuman.
Juga sering digunakan bila para ahli kesehatan 'bersabda' mengenai kondisi seseorang.
Ada beberapa kali, saya mendengar...
Bahwa seseorang divonis umurnya tinggal enam bulan...
Kali lainnya, umurnya tinggal satu tahun...
Mungkin karena sakit yang dideritanya belum ada obatnya...
Membaca Ayat Alkitab ini, membuat saya teringat akan 'vonis dokter'.
Namun yang datang kepada Hizkia adalah seorang Nabi, yaitu Yesaya...
Bagaimana setelah menerima vonis itu?
Hizkia lalu berdoa dan mohon Tuhan agar ingat kesetiaannya.
Dengan tulus hati, dia telah melakukan yang baik di mata-Nya...
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." 38:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. 38:3 Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu. " Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. 38:4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: 38:5 "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, 38:6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. 38:7 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya.
--- Yesaya 38:1-7
Lalu, Tuhan pun mendengar doanya dan telah dilihat-Nya air matanya...
Dan Tuhan memperpanjang umur Hizkia 15 tahun lagi.
Ketika keadaan memburuk...
Ketika vonis datang...
Terkadang yang kita bisa lakukan hanyalah berdoa kepada Tuhan...
Mempersembahkan itu semua...
Karena umur, di tangan Tuhan...
Tak peduli vonis yang sudah diberikan...
Jika Tuhan berkenan, pasti ada jalan.
Namun memang jika sudah waktunya tiba untuk pulang ke rumah-Nya...
Tidak banyak juga yang bisa kita lakukan.
Selain mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk pertanggungan jawab di hadapan-Nya.
Serahkanlah semuanya kepada Tuhan, percayalah kepada-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Vonis
Kata 'Vonis' searti dengan hukuman.
Juga sering digunakan bila para ahli kesehatan 'bersabda' mengenai kondisi seseorang.
Ada beberapa kali, saya mendengar...
Bahwa seseorang divonis umurnya tinggal enam bulan...
Kali lainnya, umurnya tinggal satu tahun...
Mungkin karena sakit yang dideritanya belum ada obatnya...
Membaca Ayat Alkitab ini, membuat saya teringat akan 'vonis dokter'.
Namun yang datang kepada Hizkia adalah seorang Nabi, yaitu Yesaya...
Bagaimana setelah menerima vonis itu?
Hizkia lalu berdoa dan mohon Tuhan agar ingat kesetiaannya.
Dengan tulus hati, dia telah melakukan yang baik di mata-Nya...
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." 38:2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. 38:3 Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu. " Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. 38:4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: 38:5 "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, 38:6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. 38:7 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya.
--- Yesaya 38:1-7
Lalu, Tuhan pun mendengar doanya dan telah dilihat-Nya air matanya...
Dan Tuhan memperpanjang umur Hizkia 15 tahun lagi.
Ketika keadaan memburuk...
Ketika vonis datang...
Terkadang yang kita bisa lakukan hanyalah berdoa kepada Tuhan...
Mempersembahkan itu semua...
Karena umur, di tangan Tuhan...
Tak peduli vonis yang sudah diberikan...
Jika Tuhan berkenan, pasti ada jalan.
Namun memang jika sudah waktunya tiba untuk pulang ke rumah-Nya...
Tidak banyak juga yang bisa kita lakukan.
Selain mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk pertanggungan jawab di hadapan-Nya.
Serahkanlah semuanya kepada Tuhan, percayalah kepada-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Friday, September 20, 2019
TODAY, 20 September 2019: Kodi Lee
TODAY, 20 September 2019:
Kodi Lee
Kodi Lee is an American singer-songwriter and
pianist. He rose to fame after competing in and winning the 14th season of
the reality competition show America's Got Talent. Lee has autism and
is blind. In 2019, Lee auditioned for the
fourteenth season of America's Got Talent and within two weeks, the video had
over 30 million views on the internet. At the end of the season, he was
declared the winner. (Wikipedia)
Kodi Lee adalah penyanyi-penulis lagu dan pianis asal Amerika
Serikat. Dia menjadi terkenal setelah berlomba dan memenangkan Season ke-14 kompetisi
America’s Got Talent (AGT). Lee terkena autisme dan dia buta. Di tahun 2019, Lee
mengikuti Audisi AGT ke-14 dan dalam 2 minggu videonya sudah mencapai 30 juta
penonton di Internet. Di akhir acara, dia keluar sebagai pemenangnya. (Wikipedia)
Menyaksikan perjalanan Kodi Lee dari Audisi sampai menang via YouTube...
Saya merasakan suatu kekaguman...
Bahwa betapa orang sering mencibir karena seseorang tidak lengkap atau sempurna secara fisik.
Tetapi, sesungguhnya Tuhan Maha Adil.
Keadilan Tuhan sungguh berbeda dengan pikiran manusi...
Kodi Lee dikaruniai talenta yang luar biasa...
Dan dia membuktikan dirinya layak keluar sebagai pemenang kontes bergengsi AGT ini...
Beberapa tahun lalu, saya pernah menuliskan tentang pemenang MasterChef di tahun 2012 (Season 3) yang buta.
Sekali lagi Kodi Lee membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mengejar impian...
Terkadang saya sering merasa malu...
Meskipun tidak selalu berbuat banyak...
Seharusnya memang saya lebih terpacu...
Melihat mereka yang gigih, meskipun dalam keterbatasan...
Di dalam Tuhan, tiada yang mustahil...
Maafkan kami, Tuhan, terkadang kami mengecilkan kuasa-Mu...
Ampuni kami...
Kodi Lee, Christine Ha, juga orang-orang di sekitar kita yang selalu berusaha bergerak maju meskipun keadaan tidak mudah...
Adalah inspirasi di hidup kita...
Juga sebagai keindahan bentuk karya Tuhan di bumi...
Sungguh, tiada yang mustahil bagi DIA!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; iadakah sesuatu apapun yang
mustahil untuk-Ku ?
--- Yeremia 32:27
Thursday, September 19, 2019
TODAY, 19 September 2019: Awan dan Angin Tanpa Hujan
TODAY, 19 September 2019:
Awan dan Angin Tanpa Hujan
Sore hari.
Sesudah sekian hari diliputi kabut asap...
Sore ini saat berjalan keluar, saya melihat ada awan dan langit yang lumayan cerah...
Hati pun bersyukur atas karunia-Nya.
Sungguh terima kasih kepada Tuhan atas langit yang lumayan cerah sore ini...
Pulang ke rumah di malam ini...
Saya kemudian mencari ayat yang sehubungan dengan awan dan syukur.
Tetapi, malah terpana dengan ayat dari Amsal 25 ini...
Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.
--- Amsal 25:14
Janji-janji yang tidak diwujudkan, bagaikan awan dan angin yang tidak menurunkan hujan.
--- Amsal 25:14 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Awan dan angin tanpa hujan...
Seperti janji-janji palsu...
Yang tak pernah terwujud...
Wah, kenapa jadi berat begini, ya?
Tetapi saya pikir lagi...
Ayat ini sungguh penting...
Agar kita tidak sombong atau membanggakan bisa begini atau begitu...
Karena pada akhirnya...
Seperti awan dan angin tanpa hujan...
Seperti istilah yang sering kita dengar - PHP...
Pemberi Harapan Palsu.
Semoga kita tidak jadi orang-orang yang demikian...
Kali ini, saya kembali diingatkan dari memandang awan...
Dengan cara yang berbeda Tuhan memberi pencerahan...
Selamat malam, semoga ini menjadi bahan perenungan kita.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Awan dan Angin Tanpa Hujan
Sore hari.
Sesudah sekian hari diliputi kabut asap...
Sore ini saat berjalan keluar, saya melihat ada awan dan langit yang lumayan cerah...
Hati pun bersyukur atas karunia-Nya.
Sungguh terima kasih kepada Tuhan atas langit yang lumayan cerah sore ini...
Pulang ke rumah di malam ini...
Saya kemudian mencari ayat yang sehubungan dengan awan dan syukur.
Tetapi, malah terpana dengan ayat dari Amsal 25 ini...
Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.
--- Amsal 25:14
Janji-janji yang tidak diwujudkan, bagaikan awan dan angin yang tidak menurunkan hujan.
--- Amsal 25:14 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Awan dan angin tanpa hujan...
Seperti janji-janji palsu...
Yang tak pernah terwujud...
Wah, kenapa jadi berat begini, ya?
Tetapi saya pikir lagi...
Ayat ini sungguh penting...
Agar kita tidak sombong atau membanggakan bisa begini atau begitu...
Karena pada akhirnya...
Seperti awan dan angin tanpa hujan...
Seperti istilah yang sering kita dengar - PHP...
Pemberi Harapan Palsu.
Semoga kita tidak jadi orang-orang yang demikian...
Kali ini, saya kembali diingatkan dari memandang awan...
Dengan cara yang berbeda Tuhan memberi pencerahan...
Selamat malam, semoga ini menjadi bahan perenungan kita.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Wednesday, September 18, 2019
TODAY, 18 September 2019: Semakin Belajar Alkitab....
TODAY, 18 September 2019:
Semakin Belajar Alkitab....
Tahun ini setidaknya menjadi sebuah tahun yang sedikit berbeda bagi saya...
Tahun ini kembali, Tuhan izinkan saya untuk belajar Alkitab...
Dan ternyata, perasaan itu hadir lagi...
Semakin belajar Alkitab, semakin sadar: bahwa saya belum banyak tahu...
Juga:
Standar yang diukurkan kepada diri, seharusnya lebih tinggi lagi...
Semakin merasa bahwa kemarahan, kepedihan, atau dendam yang pernah ada...
Seharusnya bisa perlahan-lahan dikurangi...
Dan semakin ingin dekat ke Tuhan...
Semakin ingin lebih banyak ke Sakramen Pengakuan Dosa...
Karena ternyata, bukan orang lain yang salah...
Banyak kali, saya kurang introspeksi diri...
Bacaan Alkitab malam ini dari Kitab Efesus mengingatkan saya untuk menjaga lisan saya lagi...
Tak perlu berteriak atau memaki...
Berusaha mengurangi jika belum bisa menghilangkan secara total rasa benci, sakit hati, dendam, maupun amarah...
Karena itu semua tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah...
Dan yang semakin terluka parah adalah saya sendiri.
Bukan yang lainnya...
Yang tidak bisa tidur, saya...
Sementara orang yang bikin saya sakit hati tidur nyenyak...
Hal-hal semacam itu kembali saya diingatkan...
Untuk lebih mendekat lagi kepada-Nya...
Semakin banyak menekuni firman-Nya...
Semakin bersyukur atas semua anugerah-Nya...
God, thank you.
Terima kasih, Tuhan.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Hilangkanlah segala perasaan sakit hati, dendam dan marah. Jangan lagi berteriak-teriak dan memaki-maki. Jangan lagi ada perasaan benci atau perasaan lain semacam itu.
--- Efesus 4:31 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
--- Efesus 4:31
Semakin Belajar Alkitab....
Tahun ini setidaknya menjadi sebuah tahun yang sedikit berbeda bagi saya...
Tahun ini kembali, Tuhan izinkan saya untuk belajar Alkitab...
Dan ternyata, perasaan itu hadir lagi...
Semakin belajar Alkitab, semakin sadar: bahwa saya belum banyak tahu...
Juga:
Standar yang diukurkan kepada diri, seharusnya lebih tinggi lagi...
Semakin merasa bahwa kemarahan, kepedihan, atau dendam yang pernah ada...
Seharusnya bisa perlahan-lahan dikurangi...
Dan semakin ingin dekat ke Tuhan...
Semakin ingin lebih banyak ke Sakramen Pengakuan Dosa...
Karena ternyata, bukan orang lain yang salah...
Banyak kali, saya kurang introspeksi diri...
Bacaan Alkitab malam ini dari Kitab Efesus mengingatkan saya untuk menjaga lisan saya lagi...
Tak perlu berteriak atau memaki...
Berusaha mengurangi jika belum bisa menghilangkan secara total rasa benci, sakit hati, dendam, maupun amarah...
Karena itu semua tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah...
Dan yang semakin terluka parah adalah saya sendiri.
Bukan yang lainnya...
Yang tidak bisa tidur, saya...
Sementara orang yang bikin saya sakit hati tidur nyenyak...
Hal-hal semacam itu kembali saya diingatkan...
Untuk lebih mendekat lagi kepada-Nya...
Semakin banyak menekuni firman-Nya...
Semakin bersyukur atas semua anugerah-Nya...
God, thank you.
Terima kasih, Tuhan.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Hilangkanlah segala perasaan sakit hati, dendam dan marah. Jangan lagi berteriak-teriak dan memaki-maki. Jangan lagi ada perasaan benci atau perasaan lain semacam itu.
--- Efesus 4:31 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
--- Efesus 4:31
Tuesday, September 17, 2019
TODAY, 17 September 2019: Kemurahan Hati
TODAY, 17 September 2019:
Kemurahan Hati
Malam ini saya memikirkan kembali kemurah-hatian yang pernah saya alami.
Mungkin itu hanya seulas senyum...
Mungkin itu hanya sebuah sapaan...
Tetapi jika dilakukan dengan tulus...
Kita yang menerimanya pun akan merasakan...
Kali lainnya, kemurahan hati orang bisa membuat kita sampai merasa tidak enak hati...
Karena mungkin yang diberikan adalah sesuatu yang mahal harganya...
Sesuatu yang kita pikir tidak bakal bisa kita dapatkan dari orang lain...
Tetapi, ketika kita mendapatkan atau menerima kebaikan itu...
Kembali kita syukuri...
Murah hatinya...
Juga kemurahan Allah dan penyelenggaraan-Nya.
Saya kira, kemurahan hati Allah tidak perlu diragukan lagi...
Untuk kehidupan yang masih DIA beri sampai hari ini...
Itulah salah satu bukti penyelenggaraan kasih-Nya kepada kita.
Mari juga mendoakan agar kita diliputi murah hati dari Allah...
Sehingga dengan menimba kekuatan dari kasih-Nya...
Kita akan dimampukan untuk menyebarkannya kepada sesama yang membutuhkan.
Amin.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti
untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih
bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; 9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
--- 2 Korintus 9:10-11
--- 2 Korintus 9:10-11 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Monday, September 16, 2019
TODAY, 16 September 2019: Ketekunan (Perseverance)
TODAY, 16 September 2019:
Ketekunan (Perseverance)
Jadwal Sakramen Rekonsiliasi di Paroki saya di Singapura adalah 20 menit sebelum Misa.
Memang di Jadwal Sabtu yang 2 kali Misa, Minggu 5 kali Misa...
Umat yang hadir tersebar di jam-jam yang berbeda.
Saya hadir sekitar 15 menit sebelum Misa, sementara antrian Pengakuan Dosa cukup panjang.
Menghitung sebentar.
Saya orang ke-13 dalam antrian.
Hampir memutuskan untuk membatalkan saja.
Tetapi seorang wanita di dalam antrian mengucapkan sebuah kata pada saya.
"Perseverance".
Yang searti dengan ketekunan atau kegigihan untuk tetap menunggu.
Menoleh ke belakang, masuk satu Romo dan memulai pengakuan dosa.
Tak lama, dengan agak tergesa, seorang Pastor hadir lagi.
Pengakuan dosa berlangsung cepat...
Dan saya pun dapat giliran tepat sebelum Misa.
Jika saya berhenti tadi, memutuskan untuk menyerah...
Pastinya saya tidak sempat mengalami Sakramen ini dan kedamaian yang menyertainya.
Kata 'ketekunan' cukup membekas pada saya kemarin, ketika Misa Minggu.
Dalam antrian itu saya diingatkan kembali untuk gigih.
Tidak gampang menyerah.
Meskipun banyak kali, itu tidak mudah.
Alkitab pun mengingatkan kita...
Ketekunan menimbulkan tahan uji ...
Tahan uji akan menimbulkan pengharapan...
Semoga untuk banyak kali dalam hal yang baik dan seharusnya...
Kita memilih untuk tekun, gigih, demi kebaikan kita.
Terutama dalam memperjuangkan iman kita kepada-Nya, tetaplah berusaha untuk tekun.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
--- Roma 5:3-4
Ketekunan (Perseverance)
Jadwal Sakramen Rekonsiliasi di Paroki saya di Singapura adalah 20 menit sebelum Misa.
Memang di Jadwal Sabtu yang 2 kali Misa, Minggu 5 kali Misa...
Umat yang hadir tersebar di jam-jam yang berbeda.
Saya hadir sekitar 15 menit sebelum Misa, sementara antrian Pengakuan Dosa cukup panjang.
Menghitung sebentar.
Saya orang ke-13 dalam antrian.
Hampir memutuskan untuk membatalkan saja.
Tetapi seorang wanita di dalam antrian mengucapkan sebuah kata pada saya.
"Perseverance".
Yang searti dengan ketekunan atau kegigihan untuk tetap menunggu.
Menoleh ke belakang, masuk satu Romo dan memulai pengakuan dosa.
Tak lama, dengan agak tergesa, seorang Pastor hadir lagi.
Pengakuan dosa berlangsung cepat...
Dan saya pun dapat giliran tepat sebelum Misa.
Jika saya berhenti tadi, memutuskan untuk menyerah...
Pastinya saya tidak sempat mengalami Sakramen ini dan kedamaian yang menyertainya.
Kata 'ketekunan' cukup membekas pada saya kemarin, ketika Misa Minggu.
Dalam antrian itu saya diingatkan kembali untuk gigih.
Tidak gampang menyerah.
Meskipun banyak kali, itu tidak mudah.
Alkitab pun mengingatkan kita...
Ketekunan menimbulkan tahan uji ...
Tahan uji akan menimbulkan pengharapan...
Semoga untuk banyak kali dalam hal yang baik dan seharusnya...
Kita memilih untuk tekun, gigih, demi kebaikan kita.
Terutama dalam memperjuangkan iman kita kepada-Nya, tetaplah berusaha untuk tekun.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
--- Roma 5:3-4
Sunday, September 15, 2019
TODAY, 15 September 2019: Kabut Asap (Haze)
TODAY, 15 September 2019:
Kabut Asap (Haze)
Sejak kemarin pagi, Singapura kembali dilanda 'haze' atau yang juga dikenal sebagai kabut asap.
Meskipun belum sampai level terlalu parah, namun sudah cukup terasa...
Saat langit seperti mendung...
Dan ada sedikit-banyak bau yang khas saat kabut asap menyerang...
Beberapa orang menjadi panik...
Lalu cepat-cepat membeli masker...
Kegiatan luar rumah pun dikurangi...
Tetapi syukurlah, hari ini kegiatan berangsur normal...
Gereja masih penuh siang ini, saat saya menghadiri misa...
Kabut asap bisa membuat khawatir.
Bagaimana dengan 'kabut' dalam kehidupan kita?
Mata-Nya mengawasi jalan hidup manusia...
DIA melihat setiap langkah...
Jangan kita menjadi ragu...
Karena tidak ada kegelapan ataupun kelamnya kabut...
Yang tersembunyi dari-Nya...
Tuhan melihat segala sesuatu...
Tuhan mengerti segala sesuatu...
Semoga 'haze' cepat berlalu...
Dan semoga kita pun tetap berpegang di dalam Tuhan...
Percaya sepenuh iman...
Bahwa 'kabut kehidupan' kita akan berlalu.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya; 34:22 tidak ada kegelapan ataupun kelam kabut, di mana orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi.
--- Ayub 34:21-22
Kabut Asap (Haze)
Sejak kemarin pagi, Singapura kembali dilanda 'haze' atau yang juga dikenal sebagai kabut asap.
Meskipun belum sampai level terlalu parah, namun sudah cukup terasa...
Saat langit seperti mendung...
Dan ada sedikit-banyak bau yang khas saat kabut asap menyerang...
Beberapa orang menjadi panik...
Lalu cepat-cepat membeli masker...
Kegiatan luar rumah pun dikurangi...
Tetapi syukurlah, hari ini kegiatan berangsur normal...
Gereja masih penuh siang ini, saat saya menghadiri misa...
Kabut asap bisa membuat khawatir.
Bagaimana dengan 'kabut' dalam kehidupan kita?
Mata-Nya mengawasi jalan hidup manusia...
DIA melihat setiap langkah...
Jangan kita menjadi ragu...
Karena tidak ada kegelapan ataupun kelamnya kabut...
Yang tersembunyi dari-Nya...
Tuhan melihat segala sesuatu...
Tuhan mengerti segala sesuatu...
Semoga 'haze' cepat berlalu...
Dan semoga kita pun tetap berpegang di dalam Tuhan...
Percaya sepenuh iman...
Bahwa 'kabut kehidupan' kita akan berlalu.
Semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya; 34:22 tidak ada kegelapan ataupun kelam kabut, di mana orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi.
--- Ayub 34:21-22
Saturday, September 14, 2019
TODAY, 14 September 2019: Kebaikan Adalah Hasil Benih Damai
TODAY, 14 September 2019:
Kebaikan Adalah Hasil Benih Damai
Memang kebaikan adalah hasil dari benih damai yang ditabur oleh orang yang cinta damai!
--- Yakobus 3:18 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
--- Yakobus 3:18
Kebaikan adalah hasil dari benih damai...
Yang ditabur oleh orang yang cinta damai ...
Kepada sekitarnya...
Saya pribadi sangat sadar...
Bahwa kebaikan yang disebarkan...
Yang terbaik adalah yang berasal dari Tuhan...
Karena manusia sangat terbatas...
Manusia cenderung serakah...
Manusia cenderung mementingkan diri...
Manusia sering lupa diri...
Sombong...
Sering merendahkan orang lain...
Bahkan dari tatapan mata menyelidik dan penuh penghakiman...
Untuk itulah...
Agar dipenuhi kedamaian...
Kita harus mencari Sumber Kebaikan dan Kasih Sejati...
Selama kita dipenuhi kasih-Nya...
Perdamaian tidak terlalu jadi soal...
Yang menjadi masalah...
Jika kedagingan dan egoisme meraja-lela...
Dan kita melupakan Sang Sumber Segala...
Semoga damai meliputi hati kita...
Dan semoga bisa kita sebarkan kepada sekitar kita.
Selamat malam, Tuhan memberkati.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Kebaikan Adalah Hasil Benih Damai
Memang kebaikan adalah hasil dari benih damai yang ditabur oleh orang yang cinta damai!
--- Yakobus 3:18 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
--- Yakobus 3:18
Kebaikan adalah hasil dari benih damai...
Yang ditabur oleh orang yang cinta damai ...
Kepada sekitarnya...
Saya pribadi sangat sadar...
Bahwa kebaikan yang disebarkan...
Yang terbaik adalah yang berasal dari Tuhan...
Karena manusia sangat terbatas...
Manusia cenderung serakah...
Manusia cenderung mementingkan diri...
Manusia sering lupa diri...
Sombong...
Sering merendahkan orang lain...
Bahkan dari tatapan mata menyelidik dan penuh penghakiman...
Untuk itulah...
Agar dipenuhi kedamaian...
Kita harus mencari Sumber Kebaikan dan Kasih Sejati...
Selama kita dipenuhi kasih-Nya...
Perdamaian tidak terlalu jadi soal...
Yang menjadi masalah...
Jika kedagingan dan egoisme meraja-lela...
Dan kita melupakan Sang Sumber Segala...
Semoga damai meliputi hati kita...
Dan semoga bisa kita sebarkan kepada sekitar kita.
Selamat malam, Tuhan memberkati.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Subscribe to:
Posts (Atom)