TODAY, 3 April :
Beata Chiara Bandano
Suatu hari, pada 1987, Chiara Badano bermain tenis bersama temannya. Olah raga itu merupakan kegemarannya, selain renang, lari, dan bersepeda. Ketika mereka asyik bermain tenis, tiba-tiba pundak Chiara seperti tersengat listrik. Serangan mendadak membuat tubuh gadis kelahiran Sasselo, Savona, Italia, 29 Oktober 1971 itu limbung. Ia ambruk, raket terlepas.Usai menjalani serangkaian pemeriksaan, dokter memvonis gadis berusia 16 tahun itu mengidap osteosarcoma atau kanker tulang.Sepanjang 1988, Chiara dua kali menjalani kemoterapi untuk mematikan perkembangan sel kanker. Usaha medis itu mengakibatkan rambutnya yang panjang dan berwarna coklat keemasan rontok. Meski demikian, kesehatannya tak kunjung pulih. Ia harus tetap menjalani perawatan intensif di rumah sakit. “Yesus, jika Engkau menghendaki hal ini terjadi, saya pun hanya bisa menuruti keinginan-Mu,” ungkapnya.
Chiara meninggal di usia 18 tahun, pada tanggal 7 Oktober 1990. Keimanannya yang luar biasa membuat dia sedang dalam proses menjadi Santa. Dialah Beata Chiara Bandano yang dalam sakitnya selalu memberikan harapan dan kekuatan bagi orang-orang sekitarnya.
(sumber: website Hidup Katolik)
Sebuah buku kecil tengah saya baca saat ini.
Buku kecil, tipis, yang saya pinjam dari National Library of Singapore (NLB). Walaupun tipis, namun buku ini sungguh sarat makna.
Buku ini berjudul STEPS TO FACING SUFFERING karya Geraldine Guadagno.
Dari buku ini, saya mengeal nama Chiara Luce Bandano, yang tidak pernah mempertanyakan, " WHY?" Mengapa penyakit kanker itu terjadi pada dirinya. Melainkan Chiara dengan luar biasa memeluk penderitaan itu dengan berkata, "Jika Engkau menghendaki hal ini terjadi, saya pun haya bisa menuruti keinginan-Mu."
Sering kita mempertanyakan mengapa derita ini menjadi bagian hidupku?
Sementara saat kita dilimpahi banyak kebaikan, tak pernah satu pun pertanyaan timbul untuk hal yang seolah menguntungkan diri kita.
Seolah hidup hanya dihitung berdasarkan untung-rugi saja...
Apa yang menyenangkan, kita terima dengan tangan terbuka...
Saat mengecewakan, kita lalu marah kepada Allah.
Alkitab mengingatkan bahwa hendaknya kita bersukacita karena kita dapat ambil bagian dalam penderitaan Kristus, agar pada waktu-Nya nanti kita boleh bersukacita saat Dia menyatakan kemuliaan-Nya.
Beata Chiara Bandano adalah bukti nyata akan hal ini, semoga kita senantiasa belajar secara berproses untuk lebih baik.
Tetap bersukacita, meskipun mungkin hidup kita dipenuhi beban.
Namun percayalah, beban itu takkan melebihi kekuatan kita selama kita senantiasa bergantung kepada Allah yang selalu merupakan andalan kita di hidup ini.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
--- 1 Petrus 4:13
No comments:
Post a Comment