TODAY, 8 Februari:
Kesetiaan Allah
Di Palembang dulu, keluarga kami punya seorang ART-Asisten Rumah Tangga yang bekerja pada Mama saya selama 30 tahun lamanya. Umi atau beberapa dari anggota keluarga kami memanggilnya Bik Umi, bekerja sampai akhirnya harus berpulang ke hadirat-Nya di tahun 2012 pada usia 60 tahun karena sakit jantung yang dideritanya. Umi meninggal di sebuah RS yang paling dekat dengan tempat tinggal kami.
Ketika menuliskan kisah ini tahun 2012, banyak yang berkomentar bahwa zaman sekarang sulit sekali punya ART yang loyal.
Boro-boro untuk kerja 30 tahun lamanya, untuk bertahan 3 bulan saja terkadang sulit.
Saya bersyukur atas pengalaman hidup ini.
Bahwa Umi mengajarkan saya sebuah kata: kesetiaan yang semakin langka di saat ini...
Mungkin kita pernah punya pengalaman dicampakkan...
Mungkin kita adalah korban dari ketidaksetiaan...
Entah itu pacar, pasangan hidup, sahabat, bahkan saudara atau orang tua kita sendiri...
Mungkin pengalaman itu begitu membekas di hati dan rasanya sulit pergi.
Kita terluka. Parah. Kesedihan melanda.
Tetapi yang harus kita ingat: jika ada di sekitar kita yang tidak setia, dapatkan ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
Jika ada contoh-contoh kesetiaan nyata semisal Umi di hidup saya...
Saya yakin, jika Anda teliti kehidupan Anda, pasti ada juga contoh tokoh-tokoh yang memegang teguh kesetiaan sampai akhir hidup mereka.
Semoga kita semua memandang kesetiaan Allah...
Tetap setia sebagaimana Dia sudah terlebih dahulu setia di hidup kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
--- Roma 3:3
No comments:
Post a Comment