TODAY, 28 Februari:
Berbahagialah Orang-Orang yang Diam di Rumah-Mu
Kemarin sore, anak kedua kami, Lala diundang ke pesta ulang tahun temannya.
Berlokasi di Holland Village, kafe yang menjadi tempat pesta itu mungil, unik, dan menarik...
Di salah satu dinding di tempat pesta itu, tertera tulisan dari Mazmur 84.
Blessed are those who dwell in the house of the Lord...
--- Psalm 84
Tangan saya segera mengabadikan ayat tersebut, padahal selama pesta tidak banyak foto yang saya ambil...
Hanya ayat ini menarik perhatianku...
Tuhan bisa berbicara melalui apa saja, terkadang melalui siapa saja...
Saya kembali diingatkan bahwa berbahagialah kita yang diam di rumah-Nya...
Yang terus menerus memuji diri-Nya...
Takkan kita dikecewakan...
Walaupun mungkin pernah diliputi keraguan...
Walaupun banyak tanya yang menantikan jawaban...
Kita tak pernah tahu apa yang menjadi rancangan-Nya...
Kita hanya bisa menjalani setiap detik di hidup kita dengan berpegang kepada-Nya...
Semoga iman kita semakin dikuatkan, sehingga kita semakin betah berdiam di hadirat-Nya...
Mencari wajah-Nya di tiap keadaan di hidup kita...
Juga terus berusaha mensyukuri setiap detik yang dianugerahkan-Nya.
Semoga kita terus berusaha menjadi pribadi yang tahu diri...
Yang mampu berterima kasih kepada Sang Ilahi.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.
--- Mazmur 84:5
Tuesday, February 28, 2017
Sunday, February 26, 2017
TODAY, 27 Februari: Menyerahkan Kekuatiran Kepada Allah
TODAY, 27 Februari:
Menyerahkan Kekuatiran Kepada Allah
Ayat-ayat indah sepanjang Misa Hari Minggu masih terngiang di telingaku dan memenuhi benakku.
Luar biasa memang jika Tuhan bekerja, Dia menenangkan kita melalui banyak cara...
Di tengah banyak kebimbangan, keraguan, dan kekuatiran yang ada di hidup kita...
Tuhan selalu punya cara untuk mengingatkan kita akan kasih-Nya...
Janganlah kuatir akan hari esok...
Karena hari esok punya kesusahannya sendiri...
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari...
Hari ini...
Apa yang menjadi sumber kekhawatiran kita...
Semoga kita menyerahkan segalanya kepada Allah...
Biar Dia yang memimpin kita, melalui ini semua...
Dan setelah itu, kita bisa menoleh dengan sukacita...
Karena kita diteguhkan di dalam iman kita kepada-Nya...
Dengan tegar melalui ini semua bersama Allah.
Serahkanlah segala kekuatiran kita kepada-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
--- Matius 6:34
Menyerahkan Kekuatiran Kepada Allah
Ayat-ayat indah sepanjang Misa Hari Minggu masih terngiang di telingaku dan memenuhi benakku.
Luar biasa memang jika Tuhan bekerja, Dia menenangkan kita melalui banyak cara...
Di tengah banyak kebimbangan, keraguan, dan kekuatiran yang ada di hidup kita...
Tuhan selalu punya cara untuk mengingatkan kita akan kasih-Nya...
Janganlah kuatir akan hari esok...
Karena hari esok punya kesusahannya sendiri...
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari...
Hari ini...
Apa yang menjadi sumber kekhawatiran kita...
Semoga kita menyerahkan segalanya kepada Allah...
Biar Dia yang memimpin kita, melalui ini semua...
Dan setelah itu, kita bisa menoleh dengan sukacita...
Karena kita diteguhkan di dalam iman kita kepada-Nya...
Dengan tegar melalui ini semua bersama Allah.
Serahkanlah segala kekuatiran kita kepada-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
--- Matius 6:34
TODAY, 26 Februari: Aku Tidak Akan Melupakan Engkau...
TODAY, 26 Februari:
Aku Tidak Akan Melupakan Engkau...
Hari ini, di bangku Gereja pada saat Misa.
Aku duduk terdiam.
Saat Ayat ini dibacakan oleh Lektris dalam Bahasa Inggris.
Dengan berbagai masalah yang menumpuk...
Dengan banyak persoalan yang datang dan pergi...
Beban kehidupan seolah tidak mudah dipikul...
Namun, jangan sampai kita lupa...
Bahwa tidak sekali pun Tuhan akan melupakan kita...
Jika ada perasaan bahwa kita diabaikan...
Kita kurang dipedulikan...
Mungkin kita kurang penting di mata-Nya...
Sesungguhnya, itu adalah perasaan-perasaan kita saja...
Yang pasti dan selalu: Dia tetap setia...
Ya, Tuhan memang sungguh setia pada kita...
Walaupun mungkin kita belum mengerti rencana-Nya...
Satu kalimat ini jangan sampai kita lupa...
"Aku tidak akan melupakan Engkau!"
Syukur ke hadirat-Mu, Tuhan...
Kembali Kauingatkan diriku untuk datang kembali kepada-Mu...
Menyadari bahwa Engkau takkan melupakanku.
Terima kasih kupanjatkan kepada-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
--- Yesaya 49:15
Aku Tidak Akan Melupakan Engkau...
Hari ini, di bangku Gereja pada saat Misa.
Aku duduk terdiam.
Saat Ayat ini dibacakan oleh Lektris dalam Bahasa Inggris.
Dengan berbagai masalah yang menumpuk...
Dengan banyak persoalan yang datang dan pergi...
Beban kehidupan seolah tidak mudah dipikul...
Namun, jangan sampai kita lupa...
Bahwa tidak sekali pun Tuhan akan melupakan kita...
Jika ada perasaan bahwa kita diabaikan...
Kita kurang dipedulikan...
Mungkin kita kurang penting di mata-Nya...
Sesungguhnya, itu adalah perasaan-perasaan kita saja...
Yang pasti dan selalu: Dia tetap setia...
Ya, Tuhan memang sungguh setia pada kita...
Walaupun mungkin kita belum mengerti rencana-Nya...
Satu kalimat ini jangan sampai kita lupa...
"Aku tidak akan melupakan Engkau!"
Syukur ke hadirat-Mu, Tuhan...
Kembali Kauingatkan diriku untuk datang kembali kepada-Mu...
Menyadari bahwa Engkau takkan melupakanku.
Terima kasih kupanjatkan kepada-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
--- Yesaya 49:15
TODAY, 25 Februari: Ketenangan Hati
TODAY, 25 Februari:
Ketenangan Hati
Melihat kejadian di seputar kita...
Betapa sehari-harinya kita mudah terpengaruh untuk menjadi kacau.
Karena sedikit kejadian, kita lalu menjadi mudah terpancing emosinya...
Pengendalian diri seolah begitu jauh dari diri kita...
Padahal, itu semua tidak membawa kita kepada damai sejahtera...
Alkitab, terutama ayat di Mazmur ini mengingatkanku-mengingatkan kita semua...
Hanya dekat Allah saja rasa tenang di hati ini...
Ketenangan hati yang melampaui akal pikiran manusia...
Meskipun keadaan di luar tengah tidak mendukung...
Meskipun persoalan mengepung...
Namun, Tuhan Allah adalah kekuatan yang selalu menopang kita...
Dari Dialah keselamatan dan perlindungan kita...
Semoga di hari ini, juga di hari-hari selanjutnya...
Roh Kudus senantiasa menghembuskan damai sejahtera-Nya...
Sehingga ketenangan hati serta pengendalian diri senantiasa menyertai diri kita...
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
--- Mazmur 62:2
Ketenangan Hati
Melihat kejadian di seputar kita...
Betapa sehari-harinya kita mudah terpengaruh untuk menjadi kacau.
Karena sedikit kejadian, kita lalu menjadi mudah terpancing emosinya...
Pengendalian diri seolah begitu jauh dari diri kita...
Padahal, itu semua tidak membawa kita kepada damai sejahtera...
Alkitab, terutama ayat di Mazmur ini mengingatkanku-mengingatkan kita semua...
Hanya dekat Allah saja rasa tenang di hati ini...
Ketenangan hati yang melampaui akal pikiran manusia...
Meskipun keadaan di luar tengah tidak mendukung...
Meskipun persoalan mengepung...
Namun, Tuhan Allah adalah kekuatan yang selalu menopang kita...
Dari Dialah keselamatan dan perlindungan kita...
Semoga di hari ini, juga di hari-hari selanjutnya...
Roh Kudus senantiasa menghembuskan damai sejahtera-Nya...
Sehingga ketenangan hati serta pengendalian diri senantiasa menyertai diri kita...
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
--- Mazmur 62:2
Friday, February 24, 2017
TODAY, 24 Februari: Loving and Forgiving (Penuh Kasih dan Pengampun)
TODAY, 24 Februari:
Loving and Forgiving (Penuh Kasih dan Pengampun)
Lagu Loving dan Forgiving kembali dinyanyikan di Misa Minggu lalu di Paroki kami di St. Mary of the Angels, Bukit Batok.
Sebuah lagu yang mengingatkanku bahwa memang Tuhan itu penuh kasih dan Maha Pengampun...
Hari ini, kembali lagu itu hadir di benakku...
Mengingatkan kita untuk mengasihi sesama kita...
Terutama orang-orang yang pernah menyakiti kita...
Bukan untuk kembali bersedia disakiti, karena jika demikian kita tidak belajar dari pengalaman masa lalu...
Melainkan, kita harus berusaha mengampuni untuk kebaikan diri kita sendiri...
Betapa pun sulitnya itu, pengampunan selalu baik karena setidaknya kita belajar menerima kenyataan dengan ikhlas - meskipun itu menyakitkan...
Dan melihat bahwa Yesus ada di sana. Dia menopang kita.
Memeluk kita dengan kasih-Nya...
Menyadari bahwa kita takkan mampu jalan sendirian...
Marilah kita kembali kepada Sang Sumber Kasih itu sendiri...
Allah sendiri yang akan mempersatukan dan menyempurnakan setiap kekurangan kita dalam mengasihi sesama dan juga diri kita sendiri.
Mari kita mendekat kepada-Nya, biar kasih-Nya senantiasa menaungi kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
--- Kolose 3:14
Loving and Forgiving (Penuh Kasih dan Pengampun)
Lagu Loving dan Forgiving kembali dinyanyikan di Misa Minggu lalu di Paroki kami di St. Mary of the Angels, Bukit Batok.
Sebuah lagu yang mengingatkanku bahwa memang Tuhan itu penuh kasih dan Maha Pengampun...
Hari ini, kembali lagu itu hadir di benakku...
Mengingatkan kita untuk mengasihi sesama kita...
Terutama orang-orang yang pernah menyakiti kita...
Bukan untuk kembali bersedia disakiti, karena jika demikian kita tidak belajar dari pengalaman masa lalu...
Melainkan, kita harus berusaha mengampuni untuk kebaikan diri kita sendiri...
Betapa pun sulitnya itu, pengampunan selalu baik karena setidaknya kita belajar menerima kenyataan dengan ikhlas - meskipun itu menyakitkan...
Dan melihat bahwa Yesus ada di sana. Dia menopang kita.
Memeluk kita dengan kasih-Nya...
Menyadari bahwa kita takkan mampu jalan sendirian...
Marilah kita kembali kepada Sang Sumber Kasih itu sendiri...
Allah sendiri yang akan mempersatukan dan menyempurnakan setiap kekurangan kita dalam mengasihi sesama dan juga diri kita sendiri.
Mari kita mendekat kepada-Nya, biar kasih-Nya senantiasa menaungi kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
--- Kolose 3:14
Thursday, February 23, 2017
TODAY, 23 Februari: Kehendak Allah
TODAY, 23 Februari:
Kehendak Allah
Dengan perantaraan doa "kita dapat mengetahui ... manakah kehendak Allah" (Rm 12:2) Bdk. Ef 5:17., dan "memperoleh ketekunan" untuk "melakukannya" (Ibr 10:36). Yesus mengajarkan kita bahwa bukan setiap orang yang memakai banyak kata akan masuk ke dalam Kerajaan surga, "melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Mat 7:21)--- Katekismus Gereja Katolik (KGK) no.2826 Tidak mudah untuk mengetahui kehendak Allah... Untuk hal-hal buruk yang terjadi di hidup kita, dengan gampangnya kita berseru," Why me, God?" - "Mengapa hal ini terjadi padaku, Tuhan?" Untuk hal-hal baik yang terjadi pada orang lain dan bukan kepada kita, kita pun bertanya lagi, " Mengapa kebaikan, kesuksesan, kekayaan, kehormatan itu tidak terjadi pada diriku, Tuhan?" - "Why those things don't happen to me???" Kita maunya yang baik menurut kita, padahal Allah tahu yang terbaik. Belum tentu yang menurut kita baik, adalah yang terbaik juga di mata Allah bagi kita. Mari bergiat di dalam doa, sehingga kita mengetahui apa yang baik di mata-Nya bagi hidup kita... Apa yang berkenan di hadapan-Nya? Apa yang menjadi kehendak Allah? Tidak selalu mudah, memang. Tak jarang kita harus melalui 'kebodohan demi kebodohan' manusiawi kita... Barulah kita menyadari bahwa Allah memberikan yang terbaik, sekali lagi: YANG TERBAIK di hidup kita. Semoga kita setiap hari mau mengupayakan bahwa memang Dialah yang mengetahui segala rancangan terbaik-Nya di hidup kita.. Dia memegang gambaran sempurna seluruh kehidupan kita. Percayalah hanya kepada-Nya! (-fon-)/Fonny Jodikin |
--- Efesus 5:17
Tuesday, February 21, 2017
TODAY, 22 Februari: Jangan Memuji Diri
TODAY, 22 Februari:
Jangan Memuji Diri
Pada ajang kontes menyanyi, sering kita lihat banyak perserta yang tidak bisa menerima masukan dari Dewan Juri yang biasanya merupakan para profesional dan yang sungguh mengerti bidangnya...
Beberapa peserta bahkan marah, jika dianggap tidak bisa menyanyi.
Padahal sejujurnya bagi kita yang menonton, kita pun bisa mendengar bahwa suaranya sungguh sumbang.
Terkadang, kita sungguh menilai diri kita terlalu tinggi...
Kita anggap kita hebat, luar biasa, dan berbakat...
Padahal? Mungkin kenyataannya jauh dari itu...
Tentunya kita terus belajar untuk lebih baik lagi setiap hari...
Memaksimalkan setiap talenta yang Tuhan titipkan kepada kita...
Namun jangan lupa, menerima kenyataan juga...
Dan menjauhkan diri dari tindakan memuji-muji diri...
Menerima semuanya, jika memang talenta itu Tuhan titipkan bagi kita, sebagai karunia-Nya yang indah di hidup kita...
Dan mempergunakan talenta itu sebesar-besarnya bagi kemuliaan Allah...
Rendah hatilah dan jauhkanlah diri dari segala bentuk kesombongan...
Semoga kita bisa hidup di jalan-Nya...
Dan dengan setia menjadi saluran kasih-Nya melalui setiap kebaikan ataupun kelebihan yang Dia titipkan kepada kita.
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.
--- Amsal 27:1
Jangan Memuji Diri
Pada ajang kontes menyanyi, sering kita lihat banyak perserta yang tidak bisa menerima masukan dari Dewan Juri yang biasanya merupakan para profesional dan yang sungguh mengerti bidangnya...
Beberapa peserta bahkan marah, jika dianggap tidak bisa menyanyi.
Padahal sejujurnya bagi kita yang menonton, kita pun bisa mendengar bahwa suaranya sungguh sumbang.
Terkadang, kita sungguh menilai diri kita terlalu tinggi...
Kita anggap kita hebat, luar biasa, dan berbakat...
Padahal? Mungkin kenyataannya jauh dari itu...
Tentunya kita terus belajar untuk lebih baik lagi setiap hari...
Memaksimalkan setiap talenta yang Tuhan titipkan kepada kita...
Namun jangan lupa, menerima kenyataan juga...
Dan menjauhkan diri dari tindakan memuji-muji diri...
Menerima semuanya, jika memang talenta itu Tuhan titipkan bagi kita, sebagai karunia-Nya yang indah di hidup kita...
Dan mempergunakan talenta itu sebesar-besarnya bagi kemuliaan Allah...
Rendah hatilah dan jauhkanlah diri dari segala bentuk kesombongan...
Semoga kita bisa hidup di jalan-Nya...
Dan dengan setia menjadi saluran kasih-Nya melalui setiap kebaikan ataupun kelebihan yang Dia titipkan kepada kita.
Semoga!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.
--- Amsal 27:1
TODAY, 21 Februari: Kasih Menutupi Segala Pelanggaran
TODAY, 21 Februari:
Kasih Menutupi Segala Pelanggaran
Sebagai orangtua, tentunya ada kekesalan tersendiri jika anak-anak kita melakukan kesalahan yang itu-itu saja.
Sudah diingatkan, tetapi terus dilakukan.
Dari dongkol, kesal, 'keki' mungkin...
Berubah kemudian menjadi sedikit cuek dan bisa menerima, " Ya, memang anakku seperti itu adanya."
Sambil tentunya membimbing mereka ke arah yang lebih baik selalu, semoga kita diberi kesabaran untuk menerima kelemahan mereka.
Sebagai suami atau istri, kita pun melihat kekurangan pasangan kita dengan mudahnya.
Selalu hal yang sama diulang-ulang lagi.
Sudah tahu tidak suka, tapi koq dilakukan lagi dan lagi...
Jika tidak adanya kasih, pastinya seperti yang kita lihat: banyak perkawinan berakhir dengan perceraian....
Yang mungkin diawali dengan mencari sesuatu yang baru melalui perselingkuhan...
Padahal, perselingkuhan yang sepertinya 'seru' itu, bisa membawa derita tiada akhir...
Banyak pihak yang akan terluka dan dikecewakan...
Pasangan dan terutama anak-anak...
Sebagai hamba Allah...
Jika kita refleksikan kembali: kita pun membuat dosa-dosa yang itu-itu saja..
Sehingga saat pengakuan dosa, sepertinya tidak kreatif karena mengulang-ulang dosa yang sama...
Bagaimana jika Tuhan bosan dengan kita?
Bagaimana jika Tuhan dongkol, kesal, 'keki' seperti kita dengan dengan anak-anak kita?
Bagaimana jika Tuhan melihat kekurangan kita dengan mudahnya seperti kita melihat kekurangan pasangan kita?
Syukurlah bahwa Dia adalah Maha Pengasih...
Sehingga selalu ada ruang maaf bagi kita...
Maukah kita belajar untuk lebih baik di dalam mengasihi dan mengampuni?
Karena tidak ada satu pun dari kita yang sempurna-tanpa cacat cela.
Semoga kasih itu masih ada dan berakar kuat di dalam hati kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
--- Amsal 10:12
Kasih Menutupi Segala Pelanggaran
Sebagai orangtua, tentunya ada kekesalan tersendiri jika anak-anak kita melakukan kesalahan yang itu-itu saja.
Sudah diingatkan, tetapi terus dilakukan.
Dari dongkol, kesal, 'keki' mungkin...
Berubah kemudian menjadi sedikit cuek dan bisa menerima, " Ya, memang anakku seperti itu adanya."
Sambil tentunya membimbing mereka ke arah yang lebih baik selalu, semoga kita diberi kesabaran untuk menerima kelemahan mereka.
Sebagai suami atau istri, kita pun melihat kekurangan pasangan kita dengan mudahnya.
Selalu hal yang sama diulang-ulang lagi.
Sudah tahu tidak suka, tapi koq dilakukan lagi dan lagi...
Jika tidak adanya kasih, pastinya seperti yang kita lihat: banyak perkawinan berakhir dengan perceraian....
Yang mungkin diawali dengan mencari sesuatu yang baru melalui perselingkuhan...
Padahal, perselingkuhan yang sepertinya 'seru' itu, bisa membawa derita tiada akhir...
Banyak pihak yang akan terluka dan dikecewakan...
Pasangan dan terutama anak-anak...
Sebagai hamba Allah...
Jika kita refleksikan kembali: kita pun membuat dosa-dosa yang itu-itu saja..
Sehingga saat pengakuan dosa, sepertinya tidak kreatif karena mengulang-ulang dosa yang sama...
Bagaimana jika Tuhan bosan dengan kita?
Bagaimana jika Tuhan dongkol, kesal, 'keki' seperti kita dengan dengan anak-anak kita?
Bagaimana jika Tuhan melihat kekurangan kita dengan mudahnya seperti kita melihat kekurangan pasangan kita?
Syukurlah bahwa Dia adalah Maha Pengasih...
Sehingga selalu ada ruang maaf bagi kita...
Maukah kita belajar untuk lebih baik di dalam mengasihi dan mengampuni?
Karena tidak ada satu pun dari kita yang sempurna-tanpa cacat cela.
Semoga kasih itu masih ada dan berakar kuat di dalam hati kita.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
--- Amsal 10:12
Sunday, February 19, 2017
TODAY, 20 Februari: Melebihi Akal Pikiran Manusia
TODAY, 20 Februari:
Melebihi Akal Pikiran Manusia
Selalu suka rasanya membaca ayat-ayat Alkitab dari 1 Raja-raja 3 ini...
Dan saat membacanya, tak jarang, saya pun mengimajinasikannya...
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi di waktu malam...
Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." (1 Raj 3:5)
Bagaimana dengan kita?
Jika kita diminta memohonkan sesuatu kepada Allah, apa yang akan kita pilih?
Kekayaankah? Atau kemuliaan?
Mampukah kita seperti Salomo di kala itu yang memilih KEBIJAKSANAAN?
Salomo memohon agar ia dibekali pengertian untuk memutuskan hukum...
Sebuah hati yang penuh hikmat dan pengertian...
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, 3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.
--- 1 Raja-raja 3:11-12
Lalu, Tuhan pun berkenan atas Salomo.
DIA memberikan semuanya - kekayaan, kemuliaan, dan kebijaksanaan...
Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. (1 Raj 3:13)
Bacaan di atas menjadi suatu sumber kekuatan baru...
Ketika kita memilih sesuatu yang baik, sesuatu yang bijak...
Tuhan menganugerahkan segala sesuatunya melebihi akal pikiran manusia.
Senantiasa ingat, bahwa pikiran kita sungguh terbatas.
Namun, Dia Mahakuasa dan tanpa batas...
Tak jarang, kita mendikte Dia harus begini, harus begitu...
Padahal: siapa yang merupakan Tuhan?
Mengapa kita terkadang lebih sok tahu melebihi Tuhan sendiri?
Dia sanggup melakukan segalanya.
Tiada yang mustahil bagi Dia!
Semoga kita hidup berkenan di mata-Nya!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Melebihi Akal Pikiran Manusia
Selalu suka rasanya membaca ayat-ayat Alkitab dari 1 Raja-raja 3 ini...
Dan saat membacanya, tak jarang, saya pun mengimajinasikannya...
Ketika Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi di waktu malam...
Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." (1 Raj 3:5)
Bagaimana dengan kita?
Jika kita diminta memohonkan sesuatu kepada Allah, apa yang akan kita pilih?
Kekayaankah? Atau kemuliaan?
Mampukah kita seperti Salomo di kala itu yang memilih KEBIJAKSANAAN?
Salomo memohon agar ia dibekali pengertian untuk memutuskan hukum...
Sebuah hati yang penuh hikmat dan pengertian...
Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, 3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.
--- 1 Raja-raja 3:11-12
Lalu, Tuhan pun berkenan atas Salomo.
DIA memberikan semuanya - kekayaan, kemuliaan, dan kebijaksanaan...
Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. (1 Raj 3:13)
Bacaan di atas menjadi suatu sumber kekuatan baru...
Ketika kita memilih sesuatu yang baik, sesuatu yang bijak...
Tuhan menganugerahkan segala sesuatunya melebihi akal pikiran manusia.
Senantiasa ingat, bahwa pikiran kita sungguh terbatas.
Namun, Dia Mahakuasa dan tanpa batas...
Tak jarang, kita mendikte Dia harus begini, harus begitu...
Padahal: siapa yang merupakan Tuhan?
Mengapa kita terkadang lebih sok tahu melebihi Tuhan sendiri?
Dia sanggup melakukan segalanya.
Tiada yang mustahil bagi Dia!
Semoga kita hidup berkenan di mata-Nya!
(-fon-)/Fonny Jodikin
TODAY, 19 Februari: Teguhkanlah Iman Kami
TODAY, 19 Februari:
Teguhkanlah Iman Kami
Ketika keadaan baik-baik saja...
Mungkin mudah bagi kita untuk bicara tentang iman kita kepada-Nya...
Yang teguh...
Yang takkan terguncang...
Walaupun badai menghadang...
Namun, ketika keadaan berubah haluan...
Jauh dari baik-baik saja...
Kekacauan melanda...
Banyak perkara yang tak pernah terbayangkan sebelumnya...
Muncul secara tiba-tiba...
Masihkah kita tetap memegang teguh iman kita?
Meskipun segala sesuatunya seolah kabur...
Masa depan seolah tak tentu?
Alkitab mengingatkan bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan...
Dan bukit dari segala sesuatu yang tidak kita lihat...
Tak peduli betapa sukarnya keadaan saat ini...
Harapan itu takkan pudar...
Selama kita mengandalkan Tuhan...
Mungkin tidak seperti keinginan dan rencana kita...
Tetapi Tuhan-Sang Maha Tahu itu akan membimbing kita untuk masuk rencana-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
--- Ibrani 11:1
Teguhkanlah Iman Kami
Ketika keadaan baik-baik saja...
Mungkin mudah bagi kita untuk bicara tentang iman kita kepada-Nya...
Yang teguh...
Yang takkan terguncang...
Walaupun badai menghadang...
Namun, ketika keadaan berubah haluan...
Jauh dari baik-baik saja...
Kekacauan melanda...
Banyak perkara yang tak pernah terbayangkan sebelumnya...
Muncul secara tiba-tiba...
Masihkah kita tetap memegang teguh iman kita?
Meskipun segala sesuatunya seolah kabur...
Masa depan seolah tak tentu?
Alkitab mengingatkan bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan...
Dan bukit dari segala sesuatu yang tidak kita lihat...
Tak peduli betapa sukarnya keadaan saat ini...
Harapan itu takkan pudar...
Selama kita mengandalkan Tuhan...
Mungkin tidak seperti keinginan dan rencana kita...
Tetapi Tuhan-Sang Maha Tahu itu akan membimbing kita untuk masuk rencana-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
--- Ibrani 11:1
Friday, February 17, 2017
TODAY, 18 Februari : Hidup Sebagai Orang Benar
TODAY, 18 Februari :
Hidup Sebagai Orang Benar
Tiada sesal, hidup sebagai orang benar...
Meskipun mungkin tidak seindah bayangan...
Perjuangan untuk hidup benar, membutuhkan konsistensi di dalam iman...
Pikiran, perkataan, dan perbuatan yang terus mengarah kepada Tuhan...
Meskipun memang, sebagai manusia, kita pun punya kelemahan...
Dan sesekali keluar dari hal yang penuh kasih ...
Namun, jangan lupa untuk terus kembali...
Lagi dan lagi...
Kepada Allah, Sang Sumber Kebaikan dan Kasih Sejati...
Dialah yang sanggup menuntun setiap kita...
Untuk hidup seturut kehendak-Nya...
Sesuai rencana-Nya...
Dengan mengikuti jalan kebenaran-Nya...
Mari berjuang tanpa henti untuk hidup sebagai orang benar...
Tuhan akan memberi kekuatan bagi setiap insan yang membuka hati untuk-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.
--- Amsal 10:3
TODAY, 17 Februari: Kejujuran Akan Menyelamatkan
TODAY, 17 Februari:
Kejujuran Akan Menyelamatkan
Mungkin ketika kita menengok ke sekitar kita, kita melihat bahwa ada orang-orang yang beberapa kita kenal pula, mendapatkan kekayaan dari jalan yang tidak jujur.
Mereka terus maju, namun dari kecurangan-kecurangan yang dilakukan...
Kekayaan didapat dari korupsi misalnya, atau dari merugikan pihak-pihak yang lemah.
Demi keuntungan pribadi, segala sesuatu dihalalkan.
Segala cara dilakukan demi uang.
Mungkin kita bertanya-tanya, sampai sekarang orang-orang itu masih berjaya...
Apa memang nasib mereka sungguh baik sedemikian rupa?
Sementara...
Ironisnya...
Bagi orang-orang yang jujur, pekerja keras, uang sepertinya tidak lancar mengalirnya.
Mereka yang ditimpa kesusahan, namun tidak cukup dari sisi finansial...
Kembali hati kecil kita bertanya: mengapa jujur pun masih sulit juga?
Mari kita kembali ke hati nurani masing-masing dulu...
Jika kekayaan didapat dari kecurangan, apakah kita bisa hidup damai?
Apakah di malam hari kita bisa tidur nyenyak selama hidup ini?
Akankah rasa bersalah itu malah menghiasi dan begitu menuding kita?
Mungkin beberapa telah tidak lagi memedulikan hati nuraninya...
Tetapi, marilah para pengikut Kristus, tetap setia di jalan-Nya...
Kekayaan yang didapat dengan curang, tidak akan berkah di mata-Nya..
Kejujuranlah yang akan menyelamatkan...
Meskipun tidak mudah, meskipun harus melewati jalan berliku...
Tetaplah mengikut jalan kesetiaan-Nya.
Semoga kita tetap setia sampai akhir masa.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Kekayaan yang didapat dengan curang tidak memberi keuntungan; sebaliknya, kejujuran akan menyelamatkan.
--- Amsal 10:2 (BIS)
Kejujuran Akan Menyelamatkan
Mungkin ketika kita menengok ke sekitar kita, kita melihat bahwa ada orang-orang yang beberapa kita kenal pula, mendapatkan kekayaan dari jalan yang tidak jujur.
Mereka terus maju, namun dari kecurangan-kecurangan yang dilakukan...
Kekayaan didapat dari korupsi misalnya, atau dari merugikan pihak-pihak yang lemah.
Demi keuntungan pribadi, segala sesuatu dihalalkan.
Segala cara dilakukan demi uang.
Mungkin kita bertanya-tanya, sampai sekarang orang-orang itu masih berjaya...
Apa memang nasib mereka sungguh baik sedemikian rupa?
Sementara...
Ironisnya...
Bagi orang-orang yang jujur, pekerja keras, uang sepertinya tidak lancar mengalirnya.
Mereka yang ditimpa kesusahan, namun tidak cukup dari sisi finansial...
Kembali hati kecil kita bertanya: mengapa jujur pun masih sulit juga?
Mari kita kembali ke hati nurani masing-masing dulu...
Jika kekayaan didapat dari kecurangan, apakah kita bisa hidup damai?
Apakah di malam hari kita bisa tidur nyenyak selama hidup ini?
Akankah rasa bersalah itu malah menghiasi dan begitu menuding kita?
Mungkin beberapa telah tidak lagi memedulikan hati nuraninya...
Tetapi, marilah para pengikut Kristus, tetap setia di jalan-Nya...
Kekayaan yang didapat dengan curang, tidak akan berkah di mata-Nya..
Kejujuranlah yang akan menyelamatkan...
Meskipun tidak mudah, meskipun harus melewati jalan berliku...
Tetaplah mengikut jalan kesetiaan-Nya.
Semoga kita tetap setia sampai akhir masa.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Kekayaan yang didapat dengan curang tidak memberi keuntungan; sebaliknya, kejujuran akan menyelamatkan.
--- Amsal 10:2 (BIS)
Thursday, February 16, 2017
TODAY, 16 Februari: Tertuju Kepada Yesus
TODAY, 16 Februari:
Tertuju Kepada Yesus
Dunia yang mengecewakan...
Mungkin kita pernah berpikiran demikian...
Bahkan yang terkasih sekali pun bisa menyakiti...
Janji-janji manis, terasa basi...
Yang ada hanya kata-kata yang saling menyakiti...
Dunia yang memuakkan...
Ketika kejujuran bisa dibeli...
Ketika uang yang meraja, sehingga dia menjadi penguasa...
Ketika orang yang kemarinnya idealis dan dipenuhi semangat juang tinggi...
Hari ini, ucapannya dipelintir demi menebalnya dompet dan rekening di bank...
Ketika segalanya seolah begitu mengecewakan...
Ketika mungkin harapan kita begitu tinggi dan tidak sesuai dengan kenyataan...
Itulah saatnya untuk kembali....
Lagi dan lagi...
Mengarahkan pandangan kita kepada Yesus...
Sebab Dialah yang membangkitkan iman kita dan awal sampai akhir...
Mengikuti jejak-Nya, bahwa Dia tidak melihat kematiannya di kayu salib sebagai sesuatu yang memalukan...
Sekarang Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa...
Dengan pandangan yang tertuju pada Yesus, mari melangkahkan kaki...
Dalam sukacita dan damai sejahtera yang melampaui akal manusia...
Dia sanggup!
Dia mampu melakukan segala perkara.
Maukah kita membuka hati untuk-Nya?
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hendaklah pandangan kita tertuju kepada Yesus, sebab Dialah yang membangkitkan iman kita dan memeliharanya dari permulaan sampai akhir. Yesus tahan menderita di kayu salib! Ia tidak peduli bahwa mati di kayu salib itu adalah suatu hal yang memalukan. Ia hanya ingat akan kegembiraan yang akan dirasakan-Nya kemudian. Sekarang Ia duduk di sebelah kanan takhta Allah dan memerintah bersama dengan Dia.
--- Ibrani 12:2 (BIS)
Tertuju Kepada Yesus
Dunia yang mengecewakan...
Mungkin kita pernah berpikiran demikian...
Bahkan yang terkasih sekali pun bisa menyakiti...
Janji-janji manis, terasa basi...
Yang ada hanya kata-kata yang saling menyakiti...
Dunia yang memuakkan...
Ketika kejujuran bisa dibeli...
Ketika uang yang meraja, sehingga dia menjadi penguasa...
Ketika orang yang kemarinnya idealis dan dipenuhi semangat juang tinggi...
Hari ini, ucapannya dipelintir demi menebalnya dompet dan rekening di bank...
Ketika segalanya seolah begitu mengecewakan...
Ketika mungkin harapan kita begitu tinggi dan tidak sesuai dengan kenyataan...
Itulah saatnya untuk kembali....
Lagi dan lagi...
Mengarahkan pandangan kita kepada Yesus...
Sebab Dialah yang membangkitkan iman kita dan awal sampai akhir...
Mengikuti jejak-Nya, bahwa Dia tidak melihat kematiannya di kayu salib sebagai sesuatu yang memalukan...
Sekarang Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa...
Dengan pandangan yang tertuju pada Yesus, mari melangkahkan kaki...
Dalam sukacita dan damai sejahtera yang melampaui akal manusia...
Dia sanggup!
Dia mampu melakukan segala perkara.
Maukah kita membuka hati untuk-Nya?
(-fon-)/Fonny Jodikin
Hendaklah pandangan kita tertuju kepada Yesus, sebab Dialah yang membangkitkan iman kita dan memeliharanya dari permulaan sampai akhir. Yesus tahan menderita di kayu salib! Ia tidak peduli bahwa mati di kayu salib itu adalah suatu hal yang memalukan. Ia hanya ingat akan kegembiraan yang akan dirasakan-Nya kemudian. Sekarang Ia duduk di sebelah kanan takhta Allah dan memerintah bersama dengan Dia.
--- Ibrani 12:2 (BIS)
TODAY, 15 Februari: Berlomba Dengan Tekun
TODAY, 15 Februari
Berlomba Dengan Tekun
Setiap dari kita punya perlombaan tersendiri...
Kita punya suatu jalur yang berbeda dengan orang lain.
Perjuangan hidup yang harus kita lalui, tidak sama persis dengan orang terdekat kita sekali pun.
Saudara kembar saja bisa punya kisah hidup yang sungguh sangat berbeda.
Marilah bertekun di dalam perjuangan kehidupan yang sudah ditetapkan bagi kita.
Berlomba ke garis 'finish' dengan semangat juang penuh.
Saling menyemangati satu sama lain...
Jika ada kerikil-kerikil ataupun batu besar yang menghadang di perjalanan...
Terus berupaya yang terbaik, sampai memang kita harus memutar haluan...
Atau mencari jalan-jalan baru yang sudah Dia sediakan bagi kita...
Hidup adalah perjuangan.
Bagi kita, itu adalah perjuangan di dalam iman kita kepada Allah.
Tidak selalu mudah, bahkan terkadang jalan yang ditempuh sungguh berliku.
Namun menyadari bahwa Allah selalu beserta kita, menimbulkan suatu kedamaian yang luar biasa.
Maju terus, pantang menyerah!
Tuhan beserta kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Nah, mengenai kita sendiri, di sekeliling kita ada banyak sekali saksi! Sebab itu, marilah kita membuang semua yang memberatkan kita dan dosa yang terus melekat pada kita. Dan marilah kita dengan tekun menempuh perlombaan yang ada di depan kita.
--- Ibrani 12:1
Berlomba Dengan Tekun
Setiap dari kita punya perlombaan tersendiri...
Kita punya suatu jalur yang berbeda dengan orang lain.
Perjuangan hidup yang harus kita lalui, tidak sama persis dengan orang terdekat kita sekali pun.
Saudara kembar saja bisa punya kisah hidup yang sungguh sangat berbeda.
Marilah bertekun di dalam perjuangan kehidupan yang sudah ditetapkan bagi kita.
Berlomba ke garis 'finish' dengan semangat juang penuh.
Saling menyemangati satu sama lain...
Jika ada kerikil-kerikil ataupun batu besar yang menghadang di perjalanan...
Terus berupaya yang terbaik, sampai memang kita harus memutar haluan...
Atau mencari jalan-jalan baru yang sudah Dia sediakan bagi kita...
Hidup adalah perjuangan.
Bagi kita, itu adalah perjuangan di dalam iman kita kepada Allah.
Tidak selalu mudah, bahkan terkadang jalan yang ditempuh sungguh berliku.
Namun menyadari bahwa Allah selalu beserta kita, menimbulkan suatu kedamaian yang luar biasa.
Maju terus, pantang menyerah!
Tuhan beserta kita.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Nah, mengenai kita sendiri, di sekeliling kita ada banyak sekali saksi! Sebab itu, marilah kita membuang semua yang memberatkan kita dan dosa yang terus melekat pada kita. Dan marilah kita dengan tekun menempuh perlombaan yang ada di depan kita.
--- Ibrani 12:1
Tuesday, February 14, 2017
TODAY, 14 Februari: On A Valentine's Day...
TODAY, 14 Februari:
On A Valentine's Day...
Pada sebuah hari Valentine...
Di saat banyak orang berlomba-lomba untuk menampilkan romantisme di hari ini...
Coklat, bunga, cake, boneka yang lucu-lucu...
Tiba-tiba hatiku teringat akan mereka yang terkoyak karena kurangnya kasih di hidup mereka...
Ada yang harus mengalami perpisahan dengan orangtuanya, ada yang harus putus pacaran, ada yang harus kehilangan orang terkasih dengan tragis...
Banyak yang merasa kesepian dan sendirian...
Di tengah gelombang kegembiraan, tak jarang kita melupakan mereka...
Tetapi sebetulnya, kasih Tuhan senantiasa mengiringi...
Walaupun mungkin kita tak menyadari...
Malam ini, mari berdoa agar kasih Allah mengisi setiap relung hati...
Yang terluka...
Yang merasa kesepian...
Yang terkhianati...
Yang merasa ditinggalkan sendiri...
Doa tulus bagi mereka atau mungkin juga bagi setiap kita yang pernah mengalami...
Semoga setiap hati yang merasa hampa, diisi kembali oleh kepenuhan kasih-Nya...
Tuhan senantiasa peduli pada setiap umat-Nya, meskipun mungkin saat ini kita tak mengerti rencana-Nya.
Ia mampu menyembuhkan patah hati dan membalut semua luka dengan cinta-Nya!
Selamat Hari Kasih Sayang...
Semoga kita menyadari bahwa Allah Sang Penyembuh mampu melakukan segala sesuatu!
(-fon-)/Fonny Jodikin
On A Valentine's Day...
Pada sebuah hari Valentine...
Di saat banyak orang berlomba-lomba untuk menampilkan romantisme di hari ini...
Coklat, bunga, cake, boneka yang lucu-lucu...
Tiba-tiba hatiku teringat akan mereka yang terkoyak karena kurangnya kasih di hidup mereka...
Ada yang harus mengalami perpisahan dengan orangtuanya, ada yang harus putus pacaran, ada yang harus kehilangan orang terkasih dengan tragis...
Banyak yang merasa kesepian dan sendirian...
Di tengah gelombang kegembiraan, tak jarang kita melupakan mereka...
Tetapi sebetulnya, kasih Tuhan senantiasa mengiringi...
Walaupun mungkin kita tak menyadari...
Malam ini, mari berdoa agar kasih Allah mengisi setiap relung hati...
Yang terluka...
Yang merasa kesepian...
Yang terkhianati...
Yang merasa ditinggalkan sendiri...
Doa tulus bagi mereka atau mungkin juga bagi setiap kita yang pernah mengalami...
Semoga setiap hati yang merasa hampa, diisi kembali oleh kepenuhan kasih-Nya...
Tuhan senantiasa peduli pada setiap umat-Nya, meskipun mungkin saat ini kita tak mengerti rencana-Nya.
Ia mampu menyembuhkan patah hati dan membalut semua luka dengan cinta-Nya!
Selamat Hari Kasih Sayang...
Semoga kita menyadari bahwa Allah Sang Penyembuh mampu melakukan segala sesuatu!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Ia menyembuhkan orang yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka. --- Mazmur 147:3 (BIS-Bahasa Indonesia Sehari-hari) |
Sunday, February 12, 2017
TODAY, 13 Februari : Yesus Andalanku
TODAY, 13 Februari :
Yesus Andalanku
Hari Kamis yang lalu, ketika selesai Misa di Gereja Our Lady of Lourdes di Ophir Road, Singapura, saya berjalan ke arah pintu keluar dan mendapati poster Yesus Andalanku terpampang di dinding.
Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata, tetapi saya mempunyai beberapa pengalaman personal dengan gambar ini.
Dulu sewaktu belajar di KPKS (Kursus Pendidikan Kitab Suci) di Jakarta sekitar tahun 2002-2005, Bapak Stefan Leks sempat menjadi dosen kami selama 3 tahun.
Dari beliau pula, saya mengenal Santa Faustina dan devosi Kerahiman Ilahinya.
Yesus Andalanku adalah bagian yang erat dengan Santa Faustina dan devosi tersebut.
Di Vietnam tahun 2009, saat pertama kali melangkahkan kaki ke Saigon (Ho Chi Minh City), saya juga mendapati gambar ini di Nha Tho Thi Nghe(nha tho berarti Gereja).
Seolah poster itu mengingatkanku untuk tetap mengandalkan Tuhan, meskipun saya baru melangkahkah kaki di negeri yang bahasanya tidak saya mengerti.
Jesus, I Trust in YOU. Jezu Ufam Tobie (dalam bahasa aslinya yaitu Polandia tempat asal Santa Faustina).
Yesus, Engkaulah andalanku!
Di saat keadaan tak menentu...
Yesus, Engkau andalanku...
Di saat banyak persoalan yang bertubi-tubi...
Yesus, Engkaulah andalan kami...
Di saat kami merasa lemah dan tak berdaya...
Yesus, Engkaulah sumber kekuatan kami.
Mari percaya kepada Allah sepenuh hati...
Jangan mengandalkan pengertian kita sendiri.
Semoga Tuhan memberikan kekuatan-Nya...
Karena Dialah Sang Maha Kuasa!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri.
--- Amsal 3:5 (BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Yesus Andalanku
Hari Kamis yang lalu, ketika selesai Misa di Gereja Our Lady of Lourdes di Ophir Road, Singapura, saya berjalan ke arah pintu keluar dan mendapati poster Yesus Andalanku terpampang di dinding.
Sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata, tetapi saya mempunyai beberapa pengalaman personal dengan gambar ini.
Dulu sewaktu belajar di KPKS (Kursus Pendidikan Kitab Suci) di Jakarta sekitar tahun 2002-2005, Bapak Stefan Leks sempat menjadi dosen kami selama 3 tahun.
Dari beliau pula, saya mengenal Santa Faustina dan devosi Kerahiman Ilahinya.
Yesus Andalanku adalah bagian yang erat dengan Santa Faustina dan devosi tersebut.
Di Vietnam tahun 2009, saat pertama kali melangkahkan kaki ke Saigon (Ho Chi Minh City), saya juga mendapati gambar ini di Nha Tho Thi Nghe(nha tho berarti Gereja).
Seolah poster itu mengingatkanku untuk tetap mengandalkan Tuhan, meskipun saya baru melangkahkah kaki di negeri yang bahasanya tidak saya mengerti.
Jesus, I Trust in YOU. Jezu Ufam Tobie (dalam bahasa aslinya yaitu Polandia tempat asal Santa Faustina).
Yesus, Engkaulah andalanku!
Di saat keadaan tak menentu...
Yesus, Engkau andalanku...
Di saat banyak persoalan yang bertubi-tubi...
Yesus, Engkaulah andalan kami...
Di saat kami merasa lemah dan tak berdaya...
Yesus, Engkaulah sumber kekuatan kami.
Mari percaya kepada Allah sepenuh hati...
Jangan mengandalkan pengertian kita sendiri.
Semoga Tuhan memberikan kekuatan-Nya...
Karena Dialah Sang Maha Kuasa!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri.
--- Amsal 3:5 (BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari)
TODAY, 12 Februari: Bless the Lord oh My Soul
TODAY, 12 Februari:
Bless the Lord oh My Soul
Bless the Lord oh my soul
Oh my soulWorship His Holy nameSing like never beforeOh my soulI'll worship Your Holy name
(Reffrain lagu 10,000 Reasons - Matt Redman)
Di akhir Misa Minggu hari ini, lagu ini dinyanyikan.
Kami semua diminta menyanyi oleh Pastor Paroki di Gereja di kawasan Bukit Batok Singapura hari ini.
Dan kami menyanyikan bersama sampai selesai.
Sesampainya di rumah, lagu ini terus bergema di telinga.
Anak-anak kami pun ingin menyanyikan lagu ini lagi dan lagi...
Luar biasa memang, lagunya menarik dan mudah dinyanyikan.
Sehingga berkesan untuk anak-anak kami, juga diri saya pribadi.
Malam ini, biarlah ini menjadi doaku...
Menjadi doa bagi kita bersama...
Di saat keadaan sangat sulit...
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Di saat kita tak mampu lagi berdoa...
Mari memohon bimbingan Roh Kudus-Nya...
Dan tetaplah memuji Dia hai jiwaku!
Apa pun yang terjadi...
Kumau memuji-Mu...
Kumau menyenangkan-Mu...
Memuji-Mu seumur hidupku...
Itulah kerinduanku!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Bless the Lord, O my soul: and all that is within me, bless his holy name.
--- Psalm 103:1
Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
--- Mazmur 103:1
Bless the Lord oh My Soul
Bless the Lord oh my soul
Oh my soulWorship His Holy nameSing like never beforeOh my soulI'll worship Your Holy name
(Reffrain lagu 10,000 Reasons - Matt Redman)
Di akhir Misa Minggu hari ini, lagu ini dinyanyikan.
Kami semua diminta menyanyi oleh Pastor Paroki di Gereja di kawasan Bukit Batok Singapura hari ini.
Dan kami menyanyikan bersama sampai selesai.
Sesampainya di rumah, lagu ini terus bergema di telinga.
Anak-anak kami pun ingin menyanyikan lagu ini lagi dan lagi...
Luar biasa memang, lagunya menarik dan mudah dinyanyikan.
Sehingga berkesan untuk anak-anak kami, juga diri saya pribadi.
Malam ini, biarlah ini menjadi doaku...
Menjadi doa bagi kita bersama...
Di saat keadaan sangat sulit...
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Di saat kita tak mampu lagi berdoa...
Mari memohon bimbingan Roh Kudus-Nya...
Dan tetaplah memuji Dia hai jiwaku!
Apa pun yang terjadi...
Kumau memuji-Mu...
Kumau menyenangkan-Mu...
Memuji-Mu seumur hidupku...
Itulah kerinduanku!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Bless the Lord, O my soul: and all that is within me, bless his holy name.
--- Psalm 103:1
Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
--- Mazmur 103:1
Friday, February 10, 2017
TODAY, 11 Februari: Hidup Menurut Ketetapan-Nya
TODAY, 11 Februari:
Hidup Menurut Ketetapan-Nya
Banyak godaan.
Banyak tawaran yang memikat.
Semakin canggih, seiring zaman yang semakin maju.
Sekali klik di internet ataupun sekali swipe di ujung jari di Handphone...
Pintu dosa bisa terbuka.
Semisal pornografi, yang semakin mudah diakses belakangan ini.
Dan banyak hal lainnya.
Namun demikian, Sahabatku di dalam Kristus...
Jangan menyerah...
Karena aku mempercayai bahwa kita yang sudah dipanggil untuk hidup menurut ketetapan-Nya...
Selama kita berpegang kepada perintah-Nya...
Akan memiliki Roh Kudus yang melindungi kita...
Asalkan kita cukup peka akan kehadiran-Nya...
Sehingga pada akhirnya, Roh Kudus akan membimbing kita untuk melangkah di jalan-Nya...
Tidak mengikuti kedagingan kita yang lemah...
Bersandar kepada Allah yang merupakan Sumber Kekuatan kita...
Tetap setia melangkah di jalan-Nya.
Sampai nanti menutup mata...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, 26:4 maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya.
--- Imamat 26:3-4
Hidup Menurut Ketetapan-Nya
Banyak godaan.
Banyak tawaran yang memikat.
Semakin canggih, seiring zaman yang semakin maju.
Sekali klik di internet ataupun sekali swipe di ujung jari di Handphone...
Pintu dosa bisa terbuka.
Semisal pornografi, yang semakin mudah diakses belakangan ini.
Dan banyak hal lainnya.
Namun demikian, Sahabatku di dalam Kristus...
Jangan menyerah...
Karena aku mempercayai bahwa kita yang sudah dipanggil untuk hidup menurut ketetapan-Nya...
Selama kita berpegang kepada perintah-Nya...
Akan memiliki Roh Kudus yang melindungi kita...
Asalkan kita cukup peka akan kehadiran-Nya...
Sehingga pada akhirnya, Roh Kudus akan membimbing kita untuk melangkah di jalan-Nya...
Tidak mengikuti kedagingan kita yang lemah...
Bersandar kepada Allah yang merupakan Sumber Kekuatan kita...
Tetap setia melangkah di jalan-Nya.
Sampai nanti menutup mata...
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jikalau kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada perintah-Ku serta melakukannya, 26:4 maka Aku akan memberi kamu hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di ladangmu akan memberi buahnya.
--- Imamat 26:3-4
TODAY, 10 Februari: Lumpuh
TODAY, 10 Februari:
Lumpuh
Beberapa hari yang lalu, di sebuah mal di kawasan barat Singapura...
Saat hendak menuju ke Perpustakaan (NLB-National Library of Singapore), saya naik lift.
Di lift yang sama, ada seorang lumpuh di kursi roda yang masuk juga ke lift di lantai 1.
Di lantai 2, lift berhenti lagi. Pintu terbuka dan masuk juga seorang lumpuh lagi.
Saya berada di lift dengan dua orang yang harus mengandalkan kursi roda mereka.
Setiap kali berhadapan dengan mereka yang kurang beruntung dari segi fisik-mereka yang menyandang disabilitas, selalu ada perasaan kasihan.
Satu sisi perasaan lain yang timbul: saya tidak selalu bisa mensyukuri fisik yang bisa berfungsi sebagaimana mestinya...
Lalu, kata LUMPUH mendominasi pikiranku dari beberapa hari ini.
Biarpun banyak dari kita mungkin sempurna secara fisik (dalam artian tidak cacat), tetapi pada banyak hal di kehidupan kita lumpuh.
Lumpuh di dalam mengasihi, lumpuh di dalam mengampuni, lumpuh di dalam kubangan dosa yang itu-itu saja...
Diri kita tidak berfungsi maksimal karena kelumpuhan di beberapa bagian di hidup kita.
Yesus mampu menyembuhkan semuanya.
Orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lainnya saja mampu Dia sembuhkan...
Marilah datang kepadanya membawa kelumpuhan di diri kita...
Membawa kebutaan di diri kita...
Untuk kemudian mohon agar kita secara berproses disembuhkan dalam kasih-Nya!
Sehingga kita bisa melangkahkan kaki di kehidupan ini dengan lebih baik lagi.
Bersama-Nya pasti bisa!
Amin!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. 15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
--- Matius 15:29-30
Lumpuh
Beberapa hari yang lalu, di sebuah mal di kawasan barat Singapura...
Saat hendak menuju ke Perpustakaan (NLB-National Library of Singapore), saya naik lift.
Di lift yang sama, ada seorang lumpuh di kursi roda yang masuk juga ke lift di lantai 1.
Di lantai 2, lift berhenti lagi. Pintu terbuka dan masuk juga seorang lumpuh lagi.
Saya berada di lift dengan dua orang yang harus mengandalkan kursi roda mereka.
Setiap kali berhadapan dengan mereka yang kurang beruntung dari segi fisik-mereka yang menyandang disabilitas, selalu ada perasaan kasihan.
Satu sisi perasaan lain yang timbul: saya tidak selalu bisa mensyukuri fisik yang bisa berfungsi sebagaimana mestinya...
Lalu, kata LUMPUH mendominasi pikiranku dari beberapa hari ini.
Biarpun banyak dari kita mungkin sempurna secara fisik (dalam artian tidak cacat), tetapi pada banyak hal di kehidupan kita lumpuh.
Lumpuh di dalam mengasihi, lumpuh di dalam mengampuni, lumpuh di dalam kubangan dosa yang itu-itu saja...
Diri kita tidak berfungsi maksimal karena kelumpuhan di beberapa bagian di hidup kita.
Yesus mampu menyembuhkan semuanya.
Orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lainnya saja mampu Dia sembuhkan...
Marilah datang kepadanya membawa kelumpuhan di diri kita...
Membawa kebutaan di diri kita...
Untuk kemudian mohon agar kita secara berproses disembuhkan dalam kasih-Nya!
Sehingga kita bisa melangkahkan kaki di kehidupan ini dengan lebih baik lagi.
Bersama-Nya pasti bisa!
Amin!
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. 15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
--- Matius 15:29-30
Thursday, February 9, 2017
TODAY, 9 Februari: Pengalaman Pahit
TODAY, 9 Februari:
Pengalaman Pahit
Setiap dari kita punya pengalaman pahit yang mungkin sangat sulit kita lupakan.
Bahkan beberapa dari kita terus berkubang pada pengalaman yang menyakitkan di masa lalu itu, tanpa bisa 'move on'.
Padahal waktu berlalu, orang-orang yang kita rasa melukai kita pun (mungkin) tidak lagi ingat akan apa yang mereka lakukan...
Namun kita tak mampu melangkah maju dan berada terus di pusaran masa lalu.
Pengalaman adalah pembelajaran hidup terbesar.
Jadi, hendaknya ketika kita mengalami pengalaman pahit, jangan sampai kita menyimpan kepahitan terlalu lama di dalam diri.
Karena efeknya akan buruk pada diri kita sendiri.
Luka batin yang kita kira tak terobati itu kita serahkan kepada Sumber Kasih Sejati yaitu Allah sendiri.
Sambil terus mengingat bahwa pencobaan yang kita alami, takkan melebihi kekuatan kita.
Allah selalu beserta kita, bahkan di momen-momen paling berat yang harus kita lalui.
Di malam tergelap yang harus kita jalani, Dia ada.
Semoga kita tidak melupakan kehadiran-Nya.
Mempersembahkan segala pengalaman pahit yang kita alami kepada-Nya.
Lalu berjalan bersama Tuhan dalam genggaman tangan kasih-Nya.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
--- 1 Korintus 10:13
Wednesday, February 8, 2017
TODAY, 8 Februari: Kesetiaan Allah
TODAY, 8 Februari:
Kesetiaan Allah
Di Palembang dulu, keluarga kami punya seorang ART-Asisten Rumah Tangga yang bekerja pada Mama saya selama 30 tahun lamanya. Umi atau beberapa dari anggota keluarga kami memanggilnya Bik Umi, bekerja sampai akhirnya harus berpulang ke hadirat-Nya di tahun 2012 pada usia 60 tahun karena sakit jantung yang dideritanya. Umi meninggal di sebuah RS yang paling dekat dengan tempat tinggal kami.
Ketika menuliskan kisah ini tahun 2012, banyak yang berkomentar bahwa zaman sekarang sulit sekali punya ART yang loyal.
Boro-boro untuk kerja 30 tahun lamanya, untuk bertahan 3 bulan saja terkadang sulit.
Saya bersyukur atas pengalaman hidup ini.
Bahwa Umi mengajarkan saya sebuah kata: kesetiaan yang semakin langka di saat ini...
Mungkin kita pernah punya pengalaman dicampakkan...
Mungkin kita adalah korban dari ketidaksetiaan...
Entah itu pacar, pasangan hidup, sahabat, bahkan saudara atau orang tua kita sendiri...
Mungkin pengalaman itu begitu membekas di hati dan rasanya sulit pergi.
Kita terluka. Parah. Kesedihan melanda.
Tetapi yang harus kita ingat: jika ada di sekitar kita yang tidak setia, dapatkan ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
Jika ada contoh-contoh kesetiaan nyata semisal Umi di hidup saya...
Saya yakin, jika Anda teliti kehidupan Anda, pasti ada juga contoh tokoh-tokoh yang memegang teguh kesetiaan sampai akhir hidup mereka.
Semoga kita semua memandang kesetiaan Allah...
Tetap setia sebagaimana Dia sudah terlebih dahulu setia di hidup kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
--- Roma 3:3
Kesetiaan Allah
Di Palembang dulu, keluarga kami punya seorang ART-Asisten Rumah Tangga yang bekerja pada Mama saya selama 30 tahun lamanya. Umi atau beberapa dari anggota keluarga kami memanggilnya Bik Umi, bekerja sampai akhirnya harus berpulang ke hadirat-Nya di tahun 2012 pada usia 60 tahun karena sakit jantung yang dideritanya. Umi meninggal di sebuah RS yang paling dekat dengan tempat tinggal kami.
Ketika menuliskan kisah ini tahun 2012, banyak yang berkomentar bahwa zaman sekarang sulit sekali punya ART yang loyal.
Boro-boro untuk kerja 30 tahun lamanya, untuk bertahan 3 bulan saja terkadang sulit.
Saya bersyukur atas pengalaman hidup ini.
Bahwa Umi mengajarkan saya sebuah kata: kesetiaan yang semakin langka di saat ini...
Mungkin kita pernah punya pengalaman dicampakkan...
Mungkin kita adalah korban dari ketidaksetiaan...
Entah itu pacar, pasangan hidup, sahabat, bahkan saudara atau orang tua kita sendiri...
Mungkin pengalaman itu begitu membekas di hati dan rasanya sulit pergi.
Kita terluka. Parah. Kesedihan melanda.
Tetapi yang harus kita ingat: jika ada di sekitar kita yang tidak setia, dapatkan ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
Jika ada contoh-contoh kesetiaan nyata semisal Umi di hidup saya...
Saya yakin, jika Anda teliti kehidupan Anda, pasti ada juga contoh tokoh-tokoh yang memegang teguh kesetiaan sampai akhir hidup mereka.
Semoga kita semua memandang kesetiaan Allah...
Tetap setia sebagaimana Dia sudah terlebih dahulu setia di hidup kita!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
--- Roma 3:3
Tuesday, February 7, 2017
TODAY, 7 Februari: Mataku Tertuju Pada-Mu
TODAY, 7 Februari:
Mataku Tertuju Pada-Mu
Satu per satu kejadian melintasi pikiranku...
Satu per satu peristiwa kembali berputar di benakku...
Begitu banyak jalinan perkara yang tak pernah terbayangkan sebelumnya...
Hidup tak selalu bisa ditebak perjalanannya...
Namun, setiap hari menjadi satu percikan semangat baru...
Yang timbul dalam hati karena imanku pada-Mu...
Mataku tertuju pada-Mu...
Engkaulah Allahku...
Engkaulah Tuhanku...
Lintasan peristiwa, kejadian suka-duka, kupersembahkan kepada-Mu...
Segala yang kulalui ini adalah dalam rencana-Mu.
Asalkan mataku tertuju pada-Mu...
Kupercaya ada perlindungan dari-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!
--- Mazmur 141:8
Mataku Tertuju Pada-Mu
Satu per satu kejadian melintasi pikiranku...
Satu per satu peristiwa kembali berputar di benakku...
Begitu banyak jalinan perkara yang tak pernah terbayangkan sebelumnya...
Hidup tak selalu bisa ditebak perjalanannya...
Namun, setiap hari menjadi satu percikan semangat baru...
Yang timbul dalam hati karena imanku pada-Mu...
Mataku tertuju pada-Mu...
Engkaulah Allahku...
Engkaulah Tuhanku...
Lintasan peristiwa, kejadian suka-duka, kupersembahkan kepada-Mu...
Segala yang kulalui ini adalah dalam rencana-Mu.
Asalkan mataku tertuju pada-Mu...
Kupercaya ada perlindungan dari-Mu.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!
--- Mazmur 141:8
Monday, February 6, 2017
TODAY, 6 Februari: Jangan Berhenti Berharap
TODAY, 6 Februari:
Jangan Berhenti Berharap
Pada satu titik kehidupan (atau mungkin banyak kali), kita merasa putus asa.
Tak jarang kita merasa hidup ini tidak ada artinya.
Seolah apa yang sudah kita bangun selama ini berujung pada sia-sia.
Tetapi: itu mungkin hanya pada satu episode hidup kita.
Dan itu bukanlah selamanya.
Di dalam Tuhan, jangan sampai kita berhenti berharap.
Harapan itu harus terus ada di dalam hati kita...
Karena menurut Alkitab, harapan itu seperti jangkar yang tertanam sangan dalam.
Ia merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita.
Bahkan harapan yang kita pegang erat itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga.
Ketika membaca versi BIS - Bahasa Indonesia Sehari-hari ini, saya cukup tersentak.
Isn't it amazing?
Mungkin saat ini kita tengah mengalami permasalahan yang superberat.
Sangat beratnya, sampai kita tak lagi bisa melihat titik terang...
Namun semoga kita tidak menyerah begitu saja.
Terus berharap hanya kepada Allah.
Semoga hidup ini menjadi lebih bermakna, ketika kita memandang keagungan-Nya.
Dia yang memberikan kita kesempatan menghirup nafas kehidupan sampai hari ini, pasti akan membimbing kita melalui ini semua.
Keep the faith, keep the hope in God!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Harapan kita itu seperti jangkar yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga.
--- Ibrani 6:19 (BIS- Bahasa Indonesia Sehari-Hari)
Jangan Berhenti Berharap
Pada satu titik kehidupan (atau mungkin banyak kali), kita merasa putus asa.
Tak jarang kita merasa hidup ini tidak ada artinya.
Seolah apa yang sudah kita bangun selama ini berujung pada sia-sia.
Tetapi: itu mungkin hanya pada satu episode hidup kita.
Dan itu bukanlah selamanya.
Di dalam Tuhan, jangan sampai kita berhenti berharap.
Harapan itu harus terus ada di dalam hati kita...
Karena menurut Alkitab, harapan itu seperti jangkar yang tertanam sangan dalam.
Ia merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita.
Bahkan harapan yang kita pegang erat itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga.
Ketika membaca versi BIS - Bahasa Indonesia Sehari-hari ini, saya cukup tersentak.
Isn't it amazing?
Mungkin saat ini kita tengah mengalami permasalahan yang superberat.
Sangat beratnya, sampai kita tak lagi bisa melihat titik terang...
Namun semoga kita tidak menyerah begitu saja.
Terus berharap hanya kepada Allah.
Semoga hidup ini menjadi lebih bermakna, ketika kita memandang keagungan-Nya.
Dia yang memberikan kita kesempatan menghirup nafas kehidupan sampai hari ini, pasti akan membimbing kita melalui ini semua.
Keep the faith, keep the hope in God!
(-fon-)/Fonny Jodikin
Harapan kita itu seperti jangkar yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga.
--- Ibrani 6:19 (BIS- Bahasa Indonesia Sehari-Hari)
Sunday, February 5, 2017
TODAY, 5 Februari: Jalan Terus Bersama Yesus
Jalan Terus Bersama Yesus
Kita jalan terus
Entah apa nanti
Jangan berhenti percaya cinta
Jangan berlari dari cinta
(Reffrain lagu Jalan Terus oleh Afgan)
Inspirasi bisa datang dari mana saja.
Bagi saya, seringkali inspirasi itu singgah dari lirik lagu.
Sudah dua harian ini, lagu ini menemani saya.
Salah satu lagu terbaru dari Afgan yang lirik reffrainnya terasa mengena.
Hidup membawa kita kepada keadaan yang terkadang sulit untuk dipahami.
Kita harus menerima hal-hal yang terkadang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tentunya tidak mudah.
Namun kita mengandalkan Allah senantiasa...
Kita berjalan terus bersama Yesus...
Jangan berhenti percaya bahwa kasih-Nya senantiasa mengiringi...
Jangan berlari dari sumber cinta itu sendiri yaitu Allah kita!
Jalan terus serta Yesus.
Hari ini dan selamanya...
Kupersembahkan hidup ini hanya kepada Yang Ilahi...
Setia sampai akhir nanti.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
--- Kolose 2:6
Kita jalan terus
Entah apa nanti
Jangan berhenti percaya cinta
Jangan berlari dari cinta
(Reffrain lagu Jalan Terus oleh Afgan)
Inspirasi bisa datang dari mana saja.
Bagi saya, seringkali inspirasi itu singgah dari lirik lagu.
Sudah dua harian ini, lagu ini menemani saya.
Salah satu lagu terbaru dari Afgan yang lirik reffrainnya terasa mengena.
Hidup membawa kita kepada keadaan yang terkadang sulit untuk dipahami.
Kita harus menerima hal-hal yang terkadang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri, tentunya tidak mudah.
Namun kita mengandalkan Allah senantiasa...
Kita berjalan terus bersama Yesus...
Jangan berhenti percaya bahwa kasih-Nya senantiasa mengiringi...
Jangan berlari dari sumber cinta itu sendiri yaitu Allah kita!
Jalan terus serta Yesus.
Hari ini dan selamanya...
Kupersembahkan hidup ini hanya kepada Yang Ilahi...
Setia sampai akhir nanti.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
--- Kolose 2:6
Subscribe to:
Posts (Atom)