TODAY, 3 Maret 2021:
18 Again
Ada beberapa teman yang
bilang, K-drama ini bisa membuat banjir airmata.
Saya jadinya menonton juga.
Banyak memang momen yang mengharukan.
Oleh kerasnya hidup, sepasang remaja harus menikah muda di usia mereka
ke-18 dan punya anak kembar.
Pernikahan dini ternyata tak seindah yang dibayangkan, saat harus
berhadapan dengan realita.
Saat cinta saja, tak juga cukup.
Begitu banyak permasalahan yang harus mereka hadapi.
Dan ini membuat rasa cinta yang ada di awal, perlahan mulai
memudar.
Bahkan mereka memutuskan untuk bercerai.
Untungnya, semua berakhir manis, dan mereka bersatu lagi.
Singkat ceritanya demikian.
Saya hanya terhanyut dalam perasaan, tetapi tidak sampai menangis.
Tetapi ada satu episode, di mana Sang Ayah yang dikisahkan kembali
muda ke usia 18 (padahal usia sesungguhnya 38 tahun), memberikan buku tabungan
kepada anak perempuannya.
Di buku tabungan itu tertulis keterangan di sampingnya.
Mereka menabung saat anak itu lahir, saat anak itu berulang tahun,
dan momen-momen penting lainnya di hidupnya.
Tak terasa air mata menetes, mengalir di kedua belah pipi.
Saya ingat anak-anak kami.
Anak yang Tuhan titipkan kepada kami.
Tidak mudah memang membesarkan anak.
Tetapi, anak yang adalah titipan Tuhan ini, yang dipercayakan kepada setiap
orangtua, semoga bisa kita bimbing sebaik yang kita bisa.
Tidak saya pungkiri, adanya kendala juga.
Saat Anda sudah menjadi orangtua, barulah Anda mengerti.
Bukan sekadar teori-teori yang ada di kepala, melainkan apa yang
harus dilakukan saat ada permasalahan dan harus mencari solusinya.
Apalagi saat mereka beranjak remaja dan dewasa.
Tidak mudah, tetapi dengan bimbingan Tuhan semoga kita yang
mendapat rahmat sebagai orangtua….
Dimampukan untuk membimbing anak-anak kita ke jalan kebenaran dan
dalam terang Tuhan.
Amin.
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar,
bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
--- 3 Yohanes 1:4
(-fon-)/Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment