TODAY, 7 November 2020:
MENCUKUPKAN DIRI DALAM SEGALA KEADAAN
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar
mencukupkan diri dalam segala keadaan. 4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa
itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu
yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal
kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal
kekurangan.
--- Filipi 4:11-12
Aku tahu apa itu kekurangan.
Tahu?
Bahkan sangat merasakannya.
Membaca ayat ini, saya teringat kejadian di kehidupanku sendiri.
Dan akan saya bagikan kepada Anda semua.
Dulu, waktu SMP, Papa saya sudah sakit-sakitan.
Dan sudah tidak lagi bisa bekerja seperti biasanya.
Di SMP, saya hidup dalam kekhawatiran, takut tidak bisa meneruskan
sekolah.
Saya tidak tahu harus bagaimana.
Atau masa depan saya akan seperti apa.
Saya juga belum menjadi pengikut Kristus kala itu (saya dibaptis
saat dewasa).
Saya berkutat dengan pikiran saya sendiri.
Dan mungkin: kecemasan yang tak pernah hilang dari hati.
Waktu berlalu.
Di masa SMA, saya bekerja keras.
Saya les bahasa asing dengan pikiran akan bisa terpakai nanti bila
harus sambil kerja ketika kuliah.
Sejujurnya, saya sendiri tidak ada bayangan akan bagaimana
nantinya.
Bisa kuliah atau tidak, saya tidak yakin juga.
Saya dibiayai kakak saya untuk les Bahasa Jepang (yang sayangnya
sudah tidak banyak saya pakai sekarang ini dan lama-lama terlupakan), selama
tiga tahun.
Di saat orang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah, ini
tidak saya rasakan.
Tidak ada penyesalan, karena tiap orang punya jalan hidup yang
berbeda.
Saya hanya bisa melihat, Tuhan tambahkan kebijaksanaan.
Karena saya ‘dipaksa’ untuk mengerti hidup yang keras dan
kenyataannya di usia belia.
Jika saya bisa hidup sampai hari ini.
Lulus kuliah, pernah bekerja sebagai Pialang Saham selama di
Indonesia.
Semua itu saya syukuri sebagai karunia Ilahi.
Karena tak sedikit pun bisa terbayang itu semua saat semua peristiwa
bertubi-tubi terjadi di hidupku.
Dan berpuncak pada meninggalnya Papa saat aku kuliah.
Tapi aku tidak menyerah, aku terus berusaha.
Termasuk kerja ‘part time’ semasa kuliah.
Mengajar les, kerja serabutan di ‘tours and travel’ milik seorang
teman.
Semuanya kulihat sebagai kebaikan Tuhan melalui orang di
sekitarku.
Aku belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Aku masih belajar.
Aku tetap belajar.
Semoga Tuhan membimbing kamu dan aku melewati ini semua.
Perlu pengharapan dan iman ekstra dalam keadaan pandemi ini.
Semoga Tuhan memberikan kekuatan bagi kita semua untuk melalui
semuanya ini.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment