TODAY, 4 November 2020:
Pada Misa Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Senin, 2 November 2020. Gereja St. Mary of The Angels.
Pukul 07.45 pagi.
Waktu masih cukup, saat aku memasuki tempat duduk di Gereja untuk
Misa jam 8 pagi.
Memang diharapkan umat datang 20 menit sebelumnya.
Karena sekarang dengan ‘scan’ ini dan itu. f\
Formulir online yang harus diisi.
Suhu tubuh yang harus diambil.
Pencocokan kartu identitas dengan ‘booking’ yang ada di Gereja.
Ya, beberapa hal yang memang menjadi protokol resmi saat ini.
Sesudah Gereja dibuka kembali dengan kapasitas terkini di
Singapura-100 orang.
2 November.
Misa Peringatan Arwah Semua Orang Beriman.
Sengaja saya pilih slot di Misa hari ini untuk mendoakan Papaku.
Juga orang-orang yang sudah berpulang.
Terutama mereka yang dekat di hati.
Saudara, Sahabat, dan kerabat.
Yang pernah menyentuh hidupku dalam pertemuan semasa di dunia ini.
Ada selintas haru yang hadir mengisi relung hati.
Mengenang kembali, mereka yang dulu sempat bersama-sama denganku.
Melalui satu-dua atau mungkin banyak episode kehidupan bersamaku.
Pertemuan demi pertemuan yang pasti bukanlah kebetulan.
Saat Tuhan menyatukan kami dalam perjalanan hidup ini.
Dengan
pengenangan ini, kita berkesempatan untuk kembali ingat bahwa kematian
merupakan titian pasti menuju gerbang abadi. Suka atau tidak suka, rela atau
tidak rela, siap atau tidak siap; kematian merupakan titian yang mesti dilalui
oleh siapa pun. Mau dia itu sehat atau sakit, gemuk atau kurus, dokter atau
pasien, pengusaha atau buruh; kematian tetap suatu titian yang tak
terhindarkan. Wilhelm Mueller, "Saya harus melewati jalan ini, dan tak
mungkin kembali lagi".
(Renungan
Harian Katolik, Senin 2 November 2020
Oleh: Pastor Steph Tupeng Witin SVD – Kupang Tribunnews)
Renungan
harian di atas, cukup cocok dengan keadaan yang ada.
Kita
mengenang kembali.
Kita
mengingat.
Bahwa
kematian merupakan titian pasti menuju gerbang abadi.
Suka atau tidak.
Rela
atau tidak.
Siap
atau tidak.
Kematian
merupakan titian yang mesti dilalui oleh siapa pun.
Mengingat
kembali betapa fananya hidup ini.
Juga,
mengenang kembali mereka yang berpulang.
Mendoakan
mereka satu per satu.
Sambil
bersyukur atas kesempatan dipertemukan di masa lalu.
Tuhan,
terimalah mereka dalam genggaman tangan kasih-Mu.
Dan
ajarlah kami untuk menghargai setiap detik yang Kaukaruniakan bagi kami.
Sampai
waktunya kami harus kembali dalam persatuan abadi dengan-Mu.
Amin.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku , yaitu supaya setiap orang,
yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup
yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir
zaman.
---
Yohanes 6:40
No comments:
Post a Comment