TODAY, 30 Maret 2020:
Awas Nyinyir!
Akhir-akhir ini, kata 'nyinyir' rasanya cukup sering kita dengar.
Sebetulnya, arti kata 'nyinyir' menurut KBBI online, tidaklah jelek.
Lebih ke arah cerewet atau mengulang-ulang perintah:
nyinyir/nyi·nyir/ a mengulang-ulang perintah atau permintaan; nyenyeh; cerewet.
Sebagaimana nenek tua, mungkin begitulah dia dikategorikan sebagai orang yang nyinyir.
Nyinyir yang belakangan kita kenal...
Rasanya lebih ke konotasi negatif.
Menjelek-jelekkan orang lain...
Yang-entah dikenal baik atau tidak- rasanya seru saja...
Tidak selalu keliru mengungkapkan pendapat.
Tetapi jika terus menjelek-jelekkan...
Tanpa adanya kritik yang membangun...
Ini lama-lama berujung kepada ujar kebencian...
Semacam 'hate speech' atau haters yang selalu membenci.
Tanpa melihat kebaikan dari orang tersebut.
Sebel aja. Titik.
Hari ini Alkitab mengingatkan saya pribadi:
Kalau ada seseorang yang merasa dirinya seorang yang patuh beragama, tetapi ia tidak menjaga lidahnya, maka ia menipu dirinya sendiri; ibadatnya tidak ada gunanya.
--- Yakobus 1:26 (BIS/Bahasa Indonesia Sehari-hari)
Semoga ini menjadi bahan permenungan kita bersama...
Jangan bilang diri patuh beragama...
Atau spiritualitasnya tinggi...
Kalau lidah saja tidak bisa dijaga...
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih melihat diri sendiri itu bagaimana.
Lalu introspeksi diri.
Ketimbang nyinyir dan nyindir orang lain...
Awas nyinyir!
Semoga kita menjauh dari kualitas kenyinyiran yang hakiki...
Jika tidak bisa memberikan komentar yang baik, mungkin lebih baik diam.
Semoga di tengah kondisi yang sudah melelahkan dan mengkhawatirkan, kita tidak menjadi pribadi yang memperburuk keadaan.
Ya, semoga.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment