TODAY, 14 Oktober :
Kesal Hati
Hidup tidak selalu berjalan mulus.
Pada satu ketika atau mungkin pada banyak kali, kita pernah merasa kesal.
Kesal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 'online' searti dengan: dongkol, sebal, kecewa bercampur jengkel.
Kira-kira seperti itu.
Kita sendiri mungkin sering merasa demikian.
Apalagi jika dikecewakan oleh orang-orang terdekat, yang kita anggap bisa mengerti perasaan kita.
Jika itu dilakukan orang yang kita kenal sambil lalu, mungkin efeknya tidak terlalu mendalam.
Kekesalan akan lebih memuncak, bila itu terjadi terus-menerus dari orang yang dulunya kita sangat kagumi atau sayangi.
Tak jarang suami-istri yang sudah menikah puluhan tahun, bisa memiliki kekesalan dan luka yang ternyata sangat mendalam dikarenakan kesalahan yang dilakukan itu-itu saja.
Yang lagi dan lagi melukai pasangannya.
Seperti Ayub dalam Kitab Ayub bab 6:1-3 sebagai berikut:
Lalu Ayub menjawab: 6:2 "Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca! 6:3 Maka beratnya akan melebihi pasir di laut; oleh sebab itu tergesa-gesalah perkataanku.
--- Ayub 6:1-3
Kekesalan hati dan kemalangannya ditimbang dan ditaruh di atas neraca...
Beratnya akan melebihi pasir di laut!
Demikian kata Ayub...
Mungkin karena terlalu 'sebel', 'kesel', super kecewa dan dongkol berat dengan kehidupannya, muak juga dengan semuanya.
Ini sangat mungkin terjadi, jika kita tak pandai mengelola perasaan dan mengendalikan diri.
Banyak belajar untuk mengampuni.
Karena yang akan menerima kebaikan dari pengampunan itu adalah diri sendiri.
Tak ada gunanya memendam kedongkolan terlalu lama, jika itu berakibat kurang baik bagi diri kita sendiri nantinya.
Semoga kita dimampukan untuk melibatkan Tuhan dan menempatkan DIA di atas segalanya.
Sehingga seluruh persoalan di kehidupan, bisa terselesaikan dengan baik atas bantuan-Nya.
Jangan simpan kekesalan terlalu lama...
Karena orang yang kesal belum tentu tahu, tetapi kita yang jadi korban rasa benci di dalam diri sendiri.
Insomnia dan sakit lainnya bisa bermunculan.
Mari mohon pengendalian diri yang lebih baik lagi.
Dalam tuntunan Roh Kudus-Nya, semoga kita berusaha terus lebih baik lagi.
(-fon-)/ Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment