Wednesday, July 4, 2018

TODAY, 4 Juli: Menaklukkan 'Dinosaurus' Di Dalam Diri Kita

TODAY, 4 Juli: 

Menaklukkan 'Dinosaurus' Di Dalam Diri Kita

Tulisan ini terinspirasi oleh tulisan Friar Clifford Augustine, OFM - Pastor Paroki St. Mary of the Angels (Bt. Batok, Singapura).
Saat membaca tulisan beliau dalam warta mingguan dengan judul  'Ther Jurrasic World In Us' tertanggal 30 Juni - 1 Juli yang lalu, saya sangat terinspirasi...
Mengisahkan inspirasi yang timbul di diri beliau ketika menonton Jurassic World, meskipun beliau mengaku bukanlah fan atau pemuja film ini.
Tetapi ada bagian yang beliau sukai dan mendapatkan pelajaran berharga juga.

During the movie, my mind wandered and I thought about the dinosaurs within me. It is probable and possible that these dinosaurs often run amok and like in the movie, may create chaos and a mess. When we fail to truly understand our 'dinosaurs', we will handle them wrongly....

Selama menonton film, pikiran saya mengembara dan saya berpikir tentang dinosaurus-dinosaurus di dalam diri saya. Adalah sangat mungkin bahwa dinosaurus-dinosaurus ini sering mengamuk dan seperti di dalam film, bisa mengakibatkan kekacauan. 
Ketika kita gagal untuk mengerti dinosaurus kita, kita akan keliru menanganinya.

Pada paragraf lainnya, beliau menuliskan:

Coming back to the dinosaurs within us. Those monsters pride, greed, anger, lust, fear, jealousy and dishonesty. Can these be tamed? Or are we supposed to just learn to live with them? Perhaps understanding these dinosaurs within us will help us 'tame' them. We get to know them and do not let them to control us.

Kembali kepada dinosaurus di dalam diri kita. Monster yang berwujud kesombongan, keserakahan, kemarahan, nafsu, ketakutan, kecemburuan dan ketidakjujuran. Bisakah ini semua ditaklukkan? Atau apakah kita seharusnya hanya belajar untuk hidup bersama mereka. Mungkin mencoba mengerti dinosaurus dalam diri kita akan menolong kita untuk 'menaklukkan' mereka. Kita mengenali mereka dan tidak membiarkan mereka mengendalikan kita.

Melegakan membaca ini semua.
Bahwa kita tak perlu lari dari semua kelemahan kita.
Melainkan menyadarinya, untuk kemudian belajar mengendalikannya.
Mohon bimbingan Roh Kudus untuk penguasaan diri yang lebih baik lagi.
Naik-turun, gagal pun adalah hal yang biasa...
Sabar terhadap diri sendiri, semoga kita bisa berdamai dengan sisi-sisi yang kurang baik di diri kita, untuk kemudian berusaha untuk lebih baik lagi ke depannya.
Bersama Yesus, pasti bisa lebih baik...
Amin!
(-fon-)/ Fonny Jodikin

Tetapi buah Roh  ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,  kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum  yang menentang hal-hal itu.
--- Galatia 5:22-23


No comments: