TODAY, 4 Maret:
Tinggalkan Panas Hati
Desi terdiam.
Tangannya yang tengah melayang di udara terhenti seketika.
Namun agaknya itu sudah setengah terlambat.
Darah sudah terlanjur mengucur di bibir anaknya, Frita.
Dan dari bibir mungilnya, Frita hanya bisa berseru pelan:
" Ampun, Ma..."
Tetes air mata ada di kedua belah pelupuk matanya.
Seketika Desi berhenti.
Dia memeluk Frita.
"Maafkan Mama, Nak. Maafkan Mama..."
Tangisan pun terdengar memenuhi ruangan itu.
Desi meraung dan berteriak, " Mengapa Mama lakukan hal ini, Nak? Mengapa?"
Desi memang tengah mengalami depresi.
Dia tengah bergumul dengan kemungkinan kehilangan pekerjaannya...
Sementara Pak Suami sedang berada di luar kota untuk jangka waktu panjang karena tugas.
Dalam kesendirian dan kelelahannya, dia tak sanggup juga mengendalikan emosinya.
Frita, gadis kecil berusia 5 tahun yang merupakan buah hatinya menjadi korbannya.
Desi - di dalam penyesalannya- teringat akan ayat ini:
Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
--- Mazmur 37:8
Ya Tuhan, hampir saja darah dagingnya menjadi korban kemarahannya.
Hampir tak mampu dia mengendalikan dirinya.
Kemarahan sudah berada pada puncaknya, panas hati bukan kepalang...
Hampir saja dia melakukan kejahatan...
Bibir Frita masih berdarah.
Amarah mereda dan sesal memenuhi rongga dada.
"Maafkan Mama, Nak... Mama janji untuk mengendalikan diri lebih baik lagi...
Tuhan, bantulah aku. Kasihanilah hamba-Mu. Amin."
(-fon-)/ Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment