Come to Him
How do you feel if someone whom you considered a best friend betrays you? Or how do you feel if a close friend who shares many stories of life with you has forgotten you in her wedding day or birthday in which you’ve never invited? Maybe we’ll feel sad, betrayed, neglected, lonely, unwanted. As friend comes and go, in God I personally believe that He will give a new bunch of good friends anytime if He wants to. While those unhappy moments of our life will pass by whether we like it or not, but the main point is: we still need to forgive them anyway and learn something from that unpleasant experience.
God’s invitation is always there for each of us. For those who are weary and burdened, He will give a rest. Maybe we’re just too busy to listen. Maybe we’re too occupied by our activities to get near to Him. Until one point in our life, until we really come to Him with all we are – the sadness, the happiness, the worries, the joy, we’ll find peace deep within. The peace that will be influential in how we deal with others. Come to Him and He will give us rest. (-fon-)
“Come to me, all you who are weary and burdened, and I will give you rest.
--- Matthew 11:28
Datanglah Kepada-Nya
Bagaimana rasanya jika seseorang yang kauanggap sahabat baik mengkhianatimu? Atau bagaimana rasanya jika seseorang yang kauanggap sahabat dekat yang sudah berbagi begitu banyak kisah hidup denganmu melupakanmu saat hari pernikahan atau hari ulang tahunnya di mana kau tak pernah diundang? Mungkin, kita akan merasa sedih, dikhianati, tidak dipedulikan, kesepian, tidak diinginkan. Seperti halnya teman yang selalu datang dan pergi, dalam Tuhan saya percaya bahwa Dia akan memberikan sekelompok sahabat baik kapan saja Dia mau. Saat-saat yang kurang menyenangkan dalam hidup kita akan berlalu-suka atau tidak suka- tetapi intinya adalah: kita tetap harus memaafkan mereka dan belajar dari pengalaman yang kurang menyenangkan tadi.
Undangan Tuhan tetap sama di hidup kita. Untuk mereka yang lelah dan berbeban berat, Dia akan memberikan kelegaan. Mungkin kita terlalu sibuk untuk mendengarkan. Mungkin kita terlalu terpaku pada aktivitas kita untuk sebentar saja mendekat pada-Nya. Sampai di suatu titik dalam hidup kita, sampai kita betul-betul datang kepada-Nya dengan apa adanya kita – kesedihan, kebahagiaan, kekuatiran, kesukacitaan, kita akan menemukan kedamaian di dalam diri. Kedamaian yang akan berpengaruh dengan bagaimana kita berurusan dengan orang lain. Datanglah kepada-Nya dan Dia akan memberikan kelegaan. (-fon-)
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
--- Matius 11:28
No comments:
Post a Comment