TODAY, 15 November:
Pedih
Hidup dan siklus kehidupan, pada suatu saat akan membawa kita pada rasa pedih.
Suatu kesedihan yang tak terperi...
Suatu kepahitan.
Sebuah luka yang menganga lebar...
Yang tanpa pernah kita sadari telah meninggalkan bekas yang teramat dalam.
Ya, memang itu pernah terjadi...
Seperti Ayub yang mengalami cobaan bertubi-tubi...
Dia pun merasakan kepedihan dan juga kepahitan...
Yang tak dapat lagi dia pendam...
Sebab itu aku tak dapat tinggal diam! Rasa pedih dan pahitku tak dapat kupendam. Aku harus membuka mulutku, dan mencurahkan isi hatiku.
--- Ayub 7:11
Seperti Ayub, mungkin kita harus mencurahkan isi hati.
Jika tidak, kepedihan yang disimpan sendiri, juga bisa mengakibatkan banyak tekanan pada jiwa.
Namun saat mencurahkan isi hati ini, tentunya harus berhati-hati...
Tak jarang, orang yang kita kira 'aman' untuk menampung curhat kita, ternyata kemudian malah berbalik menyebarkan gosip tentang kita.
Curhat dengan orang yang terpercaya, tentunya akan membawa kelegaan tersendiri.
Perasaan dimengerti, kita butuh didengarkan...
Dan dalam doa, ungkapkan semua keluh kesah kita kepada Allah.
Allah yang selalu mengerti dan mau mendengarkan...
Meskipun mungkin di tengah seluruh badai kehidupan kita mempertanyakan kepedulian dan kasih-Nya pada kita...
Tetapi sesungguhnya, Dia memahami setiap kepedihan yang kita rasakan.
Pedih, perih, kubawa berlari menuju kepada Allah Bapa saja.
Hanya Dia yang mengerti segala sesuatunya...
Mari kita mencari wajah-Nya.
(-fon-)/Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment