TODAY, 5 Agustus:
Belajar Mengendalikan Kemarahan
Tina, sebut saja demikian namanya, hari itu betul-betul marah.
Sakit hatinya dipermalukan, dihina, dan dijadikan obyek gosip yang belum tentu kebenarannya.
Tina mengetahui bahkan semua gosip itu adalah salah, namun untuk menjatuhkan dirinya, dia digosipkan demikian.
Siapa yang tidak kesal jika berada pada posisi Tina?
Siapa yang takkan sesak, jika menjadi korban atas nama kuasa (orang yang menggosipkan itu menginginkan posisi Tina di perusahaan)?
Sakit hati. Marah. Kesal.
Semua berpadu jadi satu di dalam hatinya.
Tangisan memenuhi malam-malamnya.
Tanpa mampu lagi dia berkata-kata.
Hati yang hancur dengan mudah menggiring kita memaki, marah-marah tak karuan kepada sekitar, bahkan kepada orang yang tidak salah sekali pun.
Tidak mudah memang seperti kata kitab Amsal: orang bijaksana dapat menahan kemarahannya.
Butuh kedewasaan dan pengendalian diri dalam tuntunan Roh Kudus untuk bisa melaksanakannya.
Dalam kebimbangan dan kehancuran, Tina pun datang kepada Allah.
Sujud di dalam doa.
Mencoba mengampuni, meskipun sangat tersakiti.
Tina yakin, Tuhan Maha Melihat.
Suatu saat, segala sesuatu akan terbuka.
Terutama jika dia jujur, dia yakin karena hatinya tenang.
Dia tak ingin membalas, karena Tina ingat: pembalasan bukanlah urusan manusia.
Tuhan akan memampukan Tina dan juga setiap kita untuk mengampuni.
Tak pernah mudah.
Tidak segampang teori-teori yang kita baca.
Namun mari berusaha mengendalikan kemarahan.
Jangan sampai ia berakibat buruk dan merugikan diri sendiri dan orang-orang terdekat kita.
Mari belajar untuk itu.
(-fon-)/Fonny Jodikin
Orang bijaksana dapat menahan kemarahannya. Ia terpuji karena tidak menghiraukan kesalahan orang terhadapnya.
--- Amsal 19:11 (BIS- Bahasa Indonesia Sehari-hari)
No comments:
Post a Comment