Verbal Abuse
Verbal Abuse bisa berupa makian, cacian, kata-kata tajam yang ditujukan untuk menusuk perasaan si korban atau sebagai senjata agar sang korban tunduk dan tak berdaya dihadapan si 'abuser'. Apakah kata-kata ini asing bagi saudara ? :
“Kamu tidak berguna!”
“Kamu bodoh”
“Ini semua salahmu!”
“Kamu jelek”
“Dia itu payah!”
“Seleranya rendah”
“Hai monyet! …..
(Sumber: www.sarapanpagi.org).
Verbal abuse bisa terjadi di mana saja.
Entah di keluarga, di sekolah, di lingkup pekerjaan, bahkan di organisasi pelayanan di Gereja.
Sungguh menyedihkan jika kita menjadi korban.
Atau, jika kita pun termasuk mereka yang sering melakukan verbal abuse bahkan terhadap pasangan hidup atau terhadap anak-anak kita.
Mungkin kita punya persoalan yang belum terselesaikan di dalam hati, mungkin kita marah, mungkin kita sakit hati...
Namun, keadaan tidak akan menjadi lebih baik dengan mengeluarkan perkataan kasar.
Betapa pentingnya sebagai pengikut Kristus, kita juga belajar mengendalikan lidah.
Lidah yang kecil ini punya potensi juga 'mematikan' orang lain.
Semoga kata-kata yang keluar dari mulut kita mengandung unsur kasih dan kebijaksanaan.
Bukan berarti kita tidak boleh marah, namun semoga semua pada tempatnya.
Jangan lalu ditunggangi amarah dan kemudian memperbolehkan diri menyerang orang lain untuk membuat perasaan kita lebih baik.
Mari belajar lebih bijaksana dalam segala hal, termasuk berkata-kata.
(-fon-)
Orang baik berbicara dengan bijaksana, ia selalu lurus dalam tutur katanya.
--- Mazmur 37:30
No comments:
Post a Comment