TODAY, 4 Juni 2020:
Hana Kimura
Jakarta, CNBC
Indonesia - Penayangan serial
Terrace House di Netflix akhirnya dihentikan setelah sepeninggalan Hana Kimura
pemeran serial tersebut yang berdarah Indonesia. Hana Kimura yang merupakan
pegulat profesional di Jepang ini bunuh diri setelah kerapkali menjadi korban
cyber bullying akibat bermain dalam serial Terrace House.
(Berita dari Website: 29 Mei 2020)
Beberapa waktu yang lalu, kita kembali mendengar berita yang menyedihkan.
Adalah Hana Kimura, pemeran serial Terrace House di Netflix harus berpulang dengan cara yang tragis.
Dia mengakhiri hidupnya karena cyber bullying yang dia terima.
Padahal usianya baru 22 tahun.
Sungguh menyedihkan melihat penghakiman dunia atasnya.
Ini juga terjadi atas depresi yang diderita para selebriti Korea, yang kemudian tak jarang berakhir tragis juga.
Sampai saya berpikir: separah itukah?
Dunia akan terus menilai dan menghakimi manusia.
Entah seberapa baiknya Anda, masih ada juga orang yang tidak sejalan dengan pemikiran Anda.
Mau memuaskan semua orang?
Agaknya tidak memungkinkan.
Agaknya tidak memungkinkan.
Mau hidup menurut omongan orang?
Juga rasanya tidak perlu.
Juga rasanya tidak perlu.
Sungguh memang harus belajar berdamai dengan kehidupan.
Lalu belajar juga sedikit 'cuek' atas omongan orang.
Lalu belajar juga sedikit 'cuek' atas omongan orang.
Meskipun tidak mudah, semoga kita mau mencoba.
Belajar terus lebih baik lagi memperbaiki diri, tetapi tak perlu ikut arus omongan yang tidak sesuai dengan nurani kita.
Sebab
Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia
---
Yohanes 3:17
Sungguh berbeda kasih yang ditawarkan Tuhan.
Allah mengutus Yesus ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
Bukan untuk menghakimi dunia.
Sungguh melegakan!
Ternyata tetap ada kasih yang tanpa syarat.
Kasih-Nya yang sempurna.
Yang tak perlu harus begini-begitu dulu baru kita dapatkan.
Diterima dan dicintai apa adanya oleh Tuhan.
Sungguh luar biasa!
Sembari mendoakan Hana Kimura....
Saya berharap, kita yang masih diberi nafas kehidupan, tetap menyadari bahwa:
penghakiman terkadang sungguh keji.
Kebencian tanpa alasan juga sebetulnya kejam.
Semoga kita tetap ingat, apa pun yang terjadi, ada sebuah pribadi yang terus mengasihi kita.
Tak peduli apa yang terjadi!
Tak peduli seberapa banyak salah yang sudah kita lakukan, selama kita mau bertobat.
Tak peduli seberapa banyak salah yang sudah kita lakukan, selama kita mau bertobat.
Tuhan selalu membuka pintu maaf-Nya bagi setiap kita.
Terima kasih, Tuhan untuk kebaikan-Mu.
Amin!
(-fon-)/Fonny Jodikin
No comments:
Post a Comment